Kisah Si Penggali Kubur
الْحَمْدُ لِلّٰهِ
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَنْبِيَآءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ : قَالَ اللَّهُ تَعَالىَ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وَقَالَ
فىِ آيَةٍ أُخْرَى : يَآأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا فَأِنّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله
عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ
ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. صدق الله العظيم.
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Alhamdulillah kita bersyukur
kehadirat Allah, atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul
bersama-sama dalam rangka berhimpun dalam majelis Jumat yang mulia ini, guna
melaksanakan salah satu rangkaian dari ibadah Jumat.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Rasulullah beserta
keluarga beliau, para sahabat, tabiin,
tabiut-tabiin, dan orang-orang yang senantiasa menghidupkan sunah-sunah beliau hingga
hari Kiamat kelak.
Khatib berwasiat khususnya untuk diri sendiri dan umumnya untuk
jamaah sekalian, marilah
kita bertakwa kepada Allah ta’ala,
taqwa dalam arti melaksanakan
segala perintah dan mencegah segala larangan-Nya.
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Marilah pada kesempatan Jum’at ini kita menyimak satu kisah yang
unik dan langka. Kisah yang
diceritakan oleh Syaikh Muhammad Hisyam Burhani dalam suatu Muhadharahnya. Yaitu kisah seorang penggali kubur di
wilayah Damaskus.
Di wilayah Damaskus ada sebuah kuburan yang bernama Ad-Dahdah, suatu komplek kuburan terkenal yang di
dalamnya bersemayam para waliyullah, ulama, syuhada, dan mujahid. Kuburan
tersebut bukanlah kuburan
yang asing di Damaskus.
Suatu pagi yang cerah datanglah seorang wanita dan meminta kepada
Si Penggali kubur ini untuk membuatkannya
liang lahat. Setelah kuburan telah digali,
maka selang beberapa jam datanglah jenazah beserta beberapa orang yang mengiringinya.
Hanya segelintir orang yang ikut dalam prosesi pemakaman tersebut,
lalu si penggali kubur membuka
keranda dan mengambil jenazah. Ketika hendak
memasukan jenazah tersebut
ke dalam liang lahat dengan beberapa
orang lainnya, dia melihat
suatu kejadian yang menakjubkan.
Pada saat itu Allah menganugerahkan kemampuan kepadanya untuk dapat melihat
sesuatu yang tidak dilihat oleh kawannya. Si Penggali kubur tersebut melihat
dengan matanya sendiri
bahwa kuburan tersebut diluaskan seluas-luasnya dan dia melihat raudhah atau taman dari taman-taman surga. Tak hanya
itu, ia juga melihat kedatangan dua sosok penunggang kuda yang mengambil
mayat tersebut lalu pergi.
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Sontak si penggali kubur tersebut pingsan karena pemandangan yang aneh, ngeri, dan langka. Singkat cerita
dia siuman dari pingsan karena percikan air
yang membasahi wajahnya. Dia terbangun dan orang-orang telah berkumpul serta bertanya perihal
keadaannya? Apa yang terjadi?
Lalu Si Penggali kubur tersebut bercerita apa yang dilihatnya tadi.
Namun justru orang di sekitar
memandangnya dengan aneh, seolah tidak percaya dengan
ceritanya. Orang-orang menyangka
bahwa dia sedang
berkhayal saja.
Kemudian, Si Penggali kubur tersebut segera mencari sosok wanita
yang memintanya membuat liang lahat.
Akan tetapi wanita tersebut telah beranjak pergi. Setelah
berlalu beberapa bulan,
datanglah wanita yang pernah dicarinya
itu dan meminta
digalikan liang lahat untuk kedua
kalinya.
Setelah beberapa jam, datanglah rombongan manusia dengan membawa jenazah dan Si Penggali kubur tersebut
segera mengambil bersama beberapa orang
lalu memasukan jenazah tersebut ke dalam liang lahat. Ketika hendak memasukkan jenazah tersebut, tiba-tiba Si
Penggali kubur mengalami kejadian sama
seperti yang pernah dialami. Dia melihat kuburan tersebut diluaskan dan menjadi taman dari taman-taman surga,
kemudian datanglah dua sosok malaikat yang mengambil
jenazah itu lalu pergi.
Sontak Si Penggali kubur tersebut berusaha tenang walaupun dia
takut dan gemetar. Pada saat itu dia tidak pingsan
karena sebelumnya pernah mengalami
kejadian yang sama dan ini untuk yang kedua kalinya. Maka dia segera mencari wanita tersebut dan bertanya kepadanya.
Siapa sebenarnya wanita itu? Dari mana asalnya? Kemudian setelah
dia bertemu dengan wanita tersebut,
dia menjawab, “Pergilah! Aku sedang ditimpa musibah.”
Penggali kubur bertanya. “Apa musibahmu?” Wanita itu menjawab, “Aku telah ditinggal
oleh anakku dan pada hari ini aku tinggal kembali
oleh anakku yang lainnya.” Penggali kubur berkata,
“Berarti engkaulah ibunya,
dulu aku mencarimu.” Wanita itu berkata, “Mengapa kau mencariku?”
Penggali kubur itu bertutur, “Demi Allah saya melihat mayat pertama ketika hendak dimasukkan ke liang lahat,
tiba-tiba kuburannya menjadi luas dan berubah
menjadi taman surga. Begitupun dengan mayit yang kedua ini, lantas amalan apa yang dilakukan kedua mayit ini?
Sampai-sampai Allah memuliakan keduanya dengan karamah yang mulia.
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Lantas ibu dari mayat
tersebut menjawab, “Adapun mayit pertama itu
adalah si Adik dan dia adalah seorang penuntut ilmu dan yang mayit kedua
ini adalah kakaknya. Dia adalah
seorang tukang kayu yang mencukupi kebutuhan
adiknya yang sedang menuntut ilmu.”
Setelah peristiwa tersebut,
Si Penggali kubur berniat
untuk meninggalkan pekerjaan gali
kubur, kemudian datang ke masjid Jami’ di wilayah tersebut dan menemui Syekh Said Al-Burhani, lalu berkata, “Wahai
Syekh. Aku ingin menuntut ilmu,
ajarilah aku ilmu agama.” Lalu syekh tersebut menjawab, “ Wahai Fulan, sekarang engkau berumur 50
tahun, kemana saja engkau selama ini?
Kau sia-siakan masa mudamu lalu kau datang ingin menuntut ilmu di sisa umurmu ini? Ceritakanlah kisahmu wahai Fulan?”
Kemudian diceritakan peristiwa
langka tersebut kepada syekh, lalu syekhnya mengizinkan belajar bersamanya. Setelah
beberapa masa, maka tiba di masanya penggali kubur tersebut menjadi
salah satu ulama besar, terkenal, dan
rujukan di wilayah Damaskus. Beliau adalah Syekh Abdurrahman Al-Haffar. Bahkan setelahnya anak serta keturunannya semua menjadi thalibul
ilmi penuntut ilmu agama.
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Kisah di atas adalah kisah yang menginspirasi dan memotivasi
tentang tolong menolong serta kerjasama
yang baik dalam kebaikan. Yaitu antara seorang adik yang menuntut ilmu syar’i dan
seorang kakak yang menjadi tukang kayu.
Ketika Si Adik yang
berjuang keras belajar ilmu syar'i, menghabiskan waktu mudanya untuk menuntut ilmu, dan merelakan berpisah dari
ibu yang tercinta demi menggapai ridha-Nya.
Ternyata, dibalik usaha si adik tersebut ada seorang kakak yang
memeras keringat, membanting tulang, dan berkerja
siang malam demi memenuhi kebutuhan adiknya yang sedang menuntut ilmu. Allahu Akbar!
Ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Melihat! Maka Allah memuliakan keduanya, Allah jadikan kuburan keduanya
menjadi taman-dari taman surga, dan Allah perlihatkan kepada tukang gali kubur tersebut
sebuah karamah yang perantara hidayah baginya.
Maka hendaknya kita bisa mengambil
pelajaran serta berusaha
meneladani dan mencontoh dari kisah diatas. Yaitu berusaha menjadi salah
satu dari kedua orang mulia tersebut,
menjadi penuntut ilmu atau orang cinta dan membantu penuntut
ilmu.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari sahabat Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu
كُنْ عَالِمًا
أَوْ متَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا لَهُمْ،
وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلَكَ
Jadilah
engkau orang berilmu atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mendengarkan ilmu, atau orang yang
menyukai ilmu, dan jangan menjadi orang
yang kelima, maka kamu akan celaka.” (Waratsatul Al-Anbiya, Ibnu Rajab, 31)
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Al-Qusthulani dalam
kitab “Irsyâd As-Sâri” menjelaskan
bahwa seorang yang membantu orang
yang berperang atau menuntut ilmu maka dia mendapatkan pahala orang yang berperang tanpa mengurangi pahalanya
sedikit pun, walaupun dia tidak terjun langsung
dalam peperangan. (Irsyad As-Sari, Al-Qusthulani, 5/66)
Maka dari penjelasan hadits diatas bisa kita tarik kesimpulan bahwa
pada amal-amal shalih lainnya. Yaitu
ketika seseorang membantu kebaikan orang lain,
maka dia akan mendapatkan pahala orang yang mengerjakan kebaikan
tersebut.
Sebagaimana keterangan Ath-Thabari yang dikutip oleh Ibnu Bathal
dalam “Syarah Shahih Al-Bukhari” , beliau berkata:
كُلُّ مَنْ أَعَانَ مُؤْمِنًا عَلَى عَمَل بِرّ فَلِلْمُعِيْنِ عَلَيْهِ
أَجْر مِثْل العَامِل
Bahwa siapapun yang membantu mukmin lain dalam
amal kebaikan, maka orang yang orang
yang membantu tersebut akan mendapatkan pahala
seperti orang yang melakukan kebaikan itu secara langsung.” (Syarah Shahih Al-Bukhari, Ibnu Bathal, 5/51)
Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
عِبادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ
الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ،
وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ والله يعلم ما تصنعون.
اقيموا الصلاة
0 $type={blogger}:
Posting Komentar