Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 September 2025

 



Meneladani Akhlak Rasulullah

 

Khutbah I

 

الحَمْدُ للهِ الّذِي لَهُ مَا فِي السمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَلَهُ الحَمْدُ فِي الآخرَة الْحَكِيمُ. الْخَبِيرُ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وهو الرّحِيم الغَفُوْر. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم ترحمون. اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ صدق الله العظيم.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan kehidupan di muka bumi ini sekaligus memberikan nikmat rezeki kepada makhluk-Nya.

Sholawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, pembawa risalah, dari alam kezoliman ke alam ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan mulia ini, khotib mengajak kepada semua jamaah Jumat termasuk kepada diri sendiri untuk terus berusaha dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah azza wa jall. Karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan keadilan-Nya.

 

Hadirin Jamaat sholat jumat yang dimuliakan Allah

Ketika kita berbicara mengenai akhlak Rasulullah saw, Nabi adalah manusia paling mulia. Setiap tutur kata dan perilaku mencerminkan keindahan budi pekerti yang menjadi teladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi.

 

Akhlak Nabi Muhammad saw tercantum dalam Al-Quran, hadist-hadist nabi, serta kitab-kitab tentang maulid Nabi. Rasulullah digambarkan sebagai pribadi agung dengan akhlak yang luhur.

Sejak kecil, Rasulullah saw dikenal dengan sifat ash-shadiq al amin yaitu jujur dan terpercaya. Julukan Al-Amin melekat pada dirinya karena masyarakat Quraisy mengakui kejujuran dan ketulusan hatinya, hingga mereka menitipkan barang dagangan dan harta mereka kepada Rasulullah.

 

Dalam berdakwah, Rasulullah saw menggunakan sifat ini untuk menyampaikan wahyu Allah Swt. dengan sebenar-benarnya, tanpa ada tambahan atau menguranginya sedikitpun. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah, Qs At-Takwir ayat 22-25:

 

وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُوْنٍ  وَلَقَدْ رَاٰهُ بِالْاُفُقِ الْمُبِيْنِ  وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِيْنٍ وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطٰنٍ رَّجِيْمٍ

 

“Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah seorang gila. Dan sungguh, dia telah melihatnya (jibril) di ufuk yang terang. Dia (Nabi Muhammad) bukanlah seorang yang kikir (enggan) untuk menerangkan yang gaib. (Al-Qur’an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk”.

 

Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah saw benar-benar menyampaikan wahyu dari Allah tanpa kebohongan maupun rekayasa, serta senantiasa menjaga kejujuran dalam kehidupannya.

Selain itu, Rasulullah saw memiliki sifat amanah, yakni dapat dipercaya. Nabi Muhammad saw tidak pernah berkhianat dalam kecil maupun besar. Segala sesuatu yang diturunkan Allah kepada beliau merupakan amanat yang wajib disampaikan kepada manusia. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam QS Al-Araf ayat 62:

اُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّيْ وَاَنْصَحُ لَكُمْ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui,”.

 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.....

Dalam QS Al-Maidah ayat 67 turut menjelaskan bahwa Rasulullah memiliki sifat tabligh yang berarti “menyampaikan”.

Sebagai seorang Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad saw memiliki kewajiban untuk menyampaikan risalah Allah Swt. kepada umat manusia, keluarga, serta penyampaian wahyu dengan amat sempurna.

يٰاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۗ وَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَه وَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

 

Artinya : “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (QS Al-Mai’dah: 67)

Ayat ini menegaskan bahwa Rasul diperintahkan untuk menyampaikan seluruh risalah dengan sempurna tanpa takut tentangan manusia. Dari sifat ini kita dapat belajar bahwa menyampaikan kebenaran adalah kewajiban mulia yang harus terus dijalankan.

 

Sifat lain yang melekat pada diri Rasulullah saw adalah fathonah yang memiliki arti cerdas. Kecerdasan itu terlihat ketika menghadapi berbagai macam persoalan yang muncul, seperti dalam peristiwa peletakan Hajar Aswad.

 

Pada saat suku Quraisy berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan batu suci tersebut, Rasulullah dengan bijaksana dan kecerdasannya mengusulkan agar Hajar Aswad diletakkan di atas kain, kemudian diangkat bersama-sama. Dengan cara ini perselisihan dapat diakhiri dengan damai.

 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah......

Mari kita jadikan bulan Rabiul Awal sebagai momentum untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad saw. Kita hidupkan sunah-sunahnya, kita jalankan pesan-pesannya, dan kita aplikasikan sifat-sifat mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga kita termasuk golongan yang mengikuti jejak Rasulullah saw dan mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

 

Demikian khutbah singkat ini yang dapat khotib sampaikan. Semoga ada mandaatnya bagi kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia ini, amin ya robbal alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ القرآن الْعظيم، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأيات والذكر الحكيم، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تلاوته إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كثيرا كَمَا أَمَرَ وانتهوا عما نهى عنه وجزر. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فقال تعالى إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى القُربَى وَيَنْهَى عَنِ الفَخْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكبَرُ. والله يعلم ما تصنعون. أقيموا االصلاة.



Jumat, 18 Oktober 2024

 

Kisah Si Penggali Kubur

 الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ : قَالَ اللَّهُ تَعَالىَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وَقَالَ فىِ آيَةٍ أُخْرَى : يَآأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. صدق الله العظيم.

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Alhamdulillah kita bersyukur kehadirat Allah, atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul bersama-sama dalam rangka berhimpun dalam majelis Jumat yang mulia ini, guna melaksanakan salah satu rangkaian dari ibadah Jumat.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rasulullah beserta keluarga beliau, para sahabat, tabiin, tabiut-tabiin, dan orang-orang yang senantiasa menghidupkan sunah-sunah beliau hingga hari Kiamat kelak.

Khatib berwasiat khususnya untuk diri sendiri dan umumnya untuk jamaah sekalian, marilah kita bertakwa kepada Allah ta’ala, taqwa dalam arti melaksanakan segala perintah dan mencegah segala larangan-Nya.

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Marilah pada kesempatan Jum’at ini kita menyimak satu kisah yang unik dan langka. Kisah yang diceritakan oleh Syaikh Muhammad Hisyam Burhani dalam suatu Muhadharahnya. Yaitu kisah seorang penggali kubur di wilayah Damaskus.

Di wilayah Damaskus ada sebuah kuburan yang bernama Ad-Dahdah, suatu komplek kuburan terkenal yang di dalamnya bersemayam para waliyullah, ulama, syuhada, dan mujahid. Kuburan tersebut bukanlah kuburan yang asing di Damaskus.

Suatu pagi yang cerah datanglah seorang wanita dan meminta kepada Si Penggali kubur ini untuk membuatkannya liang lahat. Setelah kuburan telah digali, maka selang beberapa jam datanglah jenazah beserta beberapa orang yang mengiringinya.

Hanya segelintir orang yang ikut dalam prosesi pemakaman tersebut, lalu si penggali kubur membuka keranda dan mengambil jenazah. Ketika hendak memasukan jenazah tersebut ke dalam liang lahat dengan beberapa orang lainnya, dia melihat suatu kejadian yang menakjubkan.

Pada saat itu Allah menganugerahkan kemampuan kepadanya untuk dapat melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh kawannya. Si Penggali kubur tersebut melihat dengan matanya sendiri bahwa kuburan tersebut diluaskan seluas-luasnya dan dia melihat raudhah atau taman dari taman-taman surga. Tak hanya itu, ia juga melihat kedatangan dua sosok penunggang kuda yang mengambil mayat tersebut lalu pergi.

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Sontak si penggali kubur tersebut pingsan karena pemandangan yang aneh, ngeri, dan langka. Singkat cerita dia siuman dari pingsan karena percikan air yang membasahi wajahnya. Dia terbangun dan orang-orang telah berkumpul serta bertanya perihal keadaannya? Apa yang terjadi?

Lalu Si Penggali kubur tersebut bercerita apa yang dilihatnya tadi. Namun justru orang di sekitar memandangnya dengan aneh, seolah tidak percaya dengan ceritanya. Orang-orang menyangka bahwa dia sedang berkhayal saja.

Kemudian, Si Penggali kubur tersebut segera mencari sosok wanita yang memintanya membuat liang lahat. Akan tetapi wanita tersebut telah beranjak pergi. Setelah berlalu beberapa bulan, datanglah wanita yang pernah dicarinya itu dan meminta digalikan liang lahat untuk kedua kalinya.

Setelah beberapa jam, datanglah rombongan manusia dengan membawa jenazah dan Si Penggali kubur tersebut segera mengambil bersama beberapa orang lalu memasukan jenazah tersebut ke dalam liang lahat. Ketika hendak memasukkan jenazah tersebut, tiba-tiba Si Penggali kubur mengalami kejadian sama seperti yang pernah dialami. Dia melihat kuburan tersebut diluaskan dan menjadi taman dari taman-taman surga, kemudian datanglah dua sosok malaikat yang mengambil jenazah itu lalu pergi.

Sontak Si Penggali kubur tersebut berusaha tenang walaupun dia takut dan gemetar. Pada saat itu dia tidak pingsan karena sebelumnya pernah mengalami kejadian yang sama dan ini untuk yang kedua kalinya. Maka dia segera mencari wanita tersebut dan bertanya kepadanya.

Siapa sebenarnya wanita itu? Dari mana asalnya? Kemudian setelah dia bertemu dengan wanita tersebut, dia menjawab, “Pergilah! Aku sedang ditimpa musibah.” Penggali kubur bertanya. “Apa musibahmu?” Wanita itu menjawab, “Aku telah ditinggal oleh anakku dan pada hari ini aku tinggal kembali oleh anakku yang lainnya.” Penggali kubur berkata, “Berarti engkaulah ibunya, dulu aku mencarimu.” Wanita itu berkata, “Mengapa kau mencariku?”

Penggali kubur itu bertutur, “Demi Allah saya melihat mayat pertama ketika hendak dimasukkan ke liang lahat, tiba-tiba kuburannya menjadi luas dan berubah menjadi taman surga. Begitupun dengan mayit yang kedua ini, lantas amalan apa yang dilakukan kedua mayit ini? Sampai-sampai Allah memuliakan keduanya dengan karamah yang mulia.

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Lantas ibu dari mayat tersebut menjawab, “Adapun mayit pertama itu adalah si Adik dan dia adalah seorang penuntut ilmu dan yang mayit kedua ini adalah kakaknya. Dia adalah seorang tukang kayu yang mencukupi kebutuhan adiknya yang sedang menuntut ilmu.”

Setelah peristiwa tersebut, Si Penggali kubur berniat untuk meninggalkan pekerjaan gali kubur, kemudian datang ke masjid Jami’ di wilayah tersebut dan menemui Syekh Said Al-Burhani, lalu berkata, “Wahai Syekh. Aku ingin menuntut ilmu, ajarilah aku ilmu agama.” Lalu syekh tersebut menjawab, “ Wahai Fulan, sekarang engkau berumur 50 tahun, kemana saja engkau selama ini? Kau sia-siakan masa mudamu lalu kau datang ingin menuntut ilmu di sisa umurmu ini? Ceritakanlah kisahmu wahai Fulan?”

Kemudian diceritakan peristiwa langka tersebut kepada syekh, lalu syekhnya mengizinkan belajar bersamanya. Setelah beberapa masa, maka tiba di masanya penggali kubur tersebut menjadi salah satu ulama besar, terkenal, dan rujukan di wilayah Damaskus. Beliau adalah Syekh Abdurrahman Al-Haffar. Bahkan setelahnya anak serta keturunannya semua menjadi thalibul ilmi penuntut ilmu agama.

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Kisah di atas adalah kisah yang menginspirasi dan memotivasi tentang tolong menolong serta kerjasama yang baik dalam kebaikan. Yaitu antara seorang adik yang menuntut ilmu syar’i dan seorang kakak yang menjadi tukang kayu.

 

Ketika Si Adik yang berjuang keras belajar ilmu syar'i, menghabiskan waktu mudanya untuk menuntut ilmu, dan merelakan berpisah dari ibu yang tercinta demi menggapai ridha-Nya.

Ternyata, dibalik usaha si adik tersebut ada seorang kakak yang memeras keringat, membanting tulang, dan berkerja siang malam demi memenuhi kebutuhan adiknya yang sedang menuntut ilmu. Allahu Akbar!

Ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Melihat! Maka Allah memuliakan keduanya, Allah jadikan kuburan keduanya menjadi taman-dari taman surga, dan Allah perlihatkan kepada tukang gali kubur tersebut sebuah karamah yang perantara hidayah baginya.

Maka hendaknya kita bisa mengambil pelajaran serta berusaha meneladani dan mencontoh dari kisah diatas. Yaitu berusaha menjadi salah satu dari kedua orang mulia tersebut, menjadi penuntut ilmu atau orang cinta dan membantu penuntut ilmu.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari sahabat Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu

كُنْ عَالِمًا أَوْ متَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا لَهُمْ، وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلَكَ

Jadilah engkau orang berilmu atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu, dan jangan menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka.” (Waratsatul Al-Anbiya, Ibnu Rajab, 31)

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

      Al-Qusthulani dalam kitab “Irsyâd As-Sâri” menjelaskan bahwa seorang yang membantu orang yang berperang atau menuntut ilmu maka dia mendapatkan pahala orang yang berperang tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun, walaupun dia tidak terjun langsung dalam peperangan. (Irsyad As-Sari, Al-Qusthulani, 5/66)

Maka dari penjelasan hadits diatas bisa kita tarik kesimpulan bahwa pada amal-amal shalih lainnya. Yaitu ketika seseorang membantu kebaikan orang lain, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang mengerjakan kebaikan tersebut.

Sebagaimana keterangan Ath-Thabari yang dikutip oleh Ibnu Bathal dalam “Syarah Shahih Al-Bukhari” , beliau berkata:

كُلُّ مَنْ أَعَانَ مُؤْمِنًا عَلَى عَمَل بِرّ فَلِلْمُعِيْنِ عَلَيْهِ أَجْر مِثْل العَامِل

Bahwa siapapun yang membantu mukmin lain dalam amal kebaikan, maka orang yang orang yang membantu tersebut akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan kebaikan itu secara langsung.” (Syarah Shahih Al-Bukhari, Ibnu Bathal, 5/51)

 Lalu beliau memberikan beberapa contoh seperti orang yang memberikan iftar (berbuka puasa) kepada orang yang puasa, membantu orang yang umrah atau haji, dan amal kebaikan lainnya, membantu baik dengan tenaga maupun finansial, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut.

Ma’asirol Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

     Demikianlah khutbah singkat ini yang dapat khotib sampaikan, muda-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua amin ya robbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 اَلحمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْراً كَمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ. أَشْهدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنَا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ  الْإِنْسِ والْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.  أَمَّا بَعْدُ: فيَآ أَيُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَاَلى وَذَرُوْا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ، فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمً. اَللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا محمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ والْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ انك سميع قريب مجيب الدعوات وياقاضي الحاجات. اَللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ، وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ والله يعلم ما تصنعون. اقيموا الصلاة



Kamis, 19 September 2024

 


Khutbah Jumat: 

Antara Kualitas dan Kuantitas Rezeki

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 

Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah..

Sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat yang tak bisa kita hitung satu persatu. Perlu kita sadari bahwa nikmat dari Allah ini bukan hanya dalam bentuk materi saja. Nikmat kesehatan, kesempatan, Islam dan iman lebih berharga dari sekedar nikmat materi yang kita miliki.

     Bayangkan, bagaimana rasanya jika harta banyak namun tidak bisa menikmatinya karena sakit-sakitan. Bagaimana rasanya jika jabatan tinggi namun hati tidak merasa tenang. Oleh karenanya, sebagai seorang makhluk, kita harus menyadari bahwa ada yang memiliki segalanya dari kita dan berhak atas segala perjalanan kehidupan kita di dunia ini yakni sang khalik, sang Pencipta, Allah SWT.

Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah..

Di era modern saat ini banyak manusia semakin menunjukkan sikap hedonis. Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia jika bisa mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup.

 

Pandangan ini mengakibatkan manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai daya upaya. Cara-cara mendapatkan harta pun tidak mempedulikan norma-norma agama dan aturan yang ada. Halal haram tabrak saja yang penting harta banyak dan kebahagiaan bisa dirasa.

 Saat ini juga kita rasakan banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas harta. Manusia modern mementingkan jumlah daripada berkah harta yang dimiliki. Ini terlihat dari orientasi hidup dan prinsip manusia saat ini yang beranggapan bahwa hidup dan rezeki adalah matematika yakni satu tambah satu sama dengan dua.

 Padahal rezeki dalam kehidupan ini tidak bisa dihitung dengan ilmu matematika. Dalam hidup terkadang 1+1 memang 2, namun bisa saja 1+1=11 atau 1+1 bisa jadi 0. Banyak yang bermodal besar tapi tidak mendapat untung besar dalam usaha. Sementara banyak yang usaha kecil tapi rezeki terus mengalir. Itu adalah rahasia Allah SWT.

 Banyak kita lihat orang bekerja, pergi pagi pulang sore, peras keringat, banting tulang, sampai-sampai berani meninggalkan shalat dan ibadah wajib lainnya namun kehidupan ekonominya begitu-begitu saja. Sementara ada yang bekerja dengan biasa-biasa saja, bisa menjalankan ibadah dengan tenang, namun rezeki yang didapatnya terus mengalir dan berlipat ganda.

     Ini menjadi renungan kita bersama bahwa Allah SWT telah memberikan rizki berupa harta kepada masing-masing manusia. Rezeki manusia tak akan tertukar dengan rezeki orang lain. Yang terpenting dari kita adalah harus terus berusaha dengan baik seraya berdoa dan menyadari bahwa Allah telah membagi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Ali ‘Imran ayat 37:

إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

 “Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”

 Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah

Segala hal terkait dengan rezeki yang sudah didapatkan haruslah kita syukuri. Dengan syukur, kita tidak lagi selalu menghitung-hitung jumlah harta yang kita miliki. Harta adalah washilah (lantaran) saja untuk kita bisa beribadah dengan tenang kepada Allah. Karena perlu dicatat dan diingat bahwa tugas utama kita hidup di dunia ini adalah memang untuk beribadah menyembah Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

 Syukur ini akan membawa kita tenang dalam menghadapi kerasnya kehidupan dunia. Walau sedikit harta yang dimiliki, jika kita bersyukur, kita akan hidup dengan tenang bersama keluarga. Sebaliknya, biar pun bergelimang harta, tapi rasa syukur tak ada, maka kegersangan hidup dan ketidaknyamanan akan selalu terasa dalam langkah kehidupan kita.

Syukur akan membuahkan hasil yang manis karena dengan bersyukur Allah akan menambahkan nikmat yang telah diberikan kepada kita. Allah berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh¬nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

         Banyak di zaman sekarang ini orang yang hanya memikirkan jumlah gaji pekerjaan yang ia lakukan. Jika kita renungkan sebenarnya gaji atau pendapatan itu tidak ada apa-apanya dibanding gaji yang telah diberikan Allah kepada kita semua. Logika matematis dalam menyikapi harta ini lambat laun akan melupakan esensi dari status harta itu sendiri. Perlu kita sadari bahwa harta hanya titipan dari Allah yang suatu waktu akan hilang dari kita dan diambil oleh yang paling berhak memilikinya.

 Kesadaran bahwa harta hanya sebuah titipan ini akan memunculkan sikap senang berbagi, bersedekah dan berzakat. Kita tak perlu khawatir jika kita memberikan harta kita kepada orang lain, harta kita akan jadi berkurang. Sekali lagi hidup bukanlah matematika. Sesuatu yang kita berikan kepada sesama, pada suatu hari pasti akan kita dapatkan kembali karena hakikat memberi adalah menerima.

 Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah

Di akhir khutbah ini mari kita renungkan Al-Qur’an Surat Ath-Tholaq ayat 2-3:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (3)

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2). Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (3)”

     Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa jika kita ingin hidup dalam ketenangan maka hiduplah dalam ketakwaan dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Selain akan diberikan ketenangan hidup dan jalan keluar dari segala permasalahan di dunia, jika kita bertakwa, kita juga akan diberi rezeki dari arah yang tidak kita duga-duga.

 Jika kita betul-betul percaya (tawakal) kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kita rezeki seperti burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore harinya dalam keadaan kenyang. Yakinlah, Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 



Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Label

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT