Jumat, 16 Agustus 2024

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia terus melakukan berbagai perubahan sebagai bentuk penyesuaian terhadap perkembangan jaman, Perubahan dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 diketahui bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Pencapaian tujuan ini dilakukan oleh keseluruhan komponen pendidikan yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan merupakan bagian dari komponen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. (Rusmini, 2023:101).

Keberhasilan suatu lembaga sangat tergantung pada kemampuan pemimpin untuk mengatur dan mengorganisasikan lembaga dengan baik. Kepemimpinan seorang pemimpin merupakan faktor kunci yang memungkinkan lembaga pendidikan untuk terus bersaing dan mengungguli lernbaga-lernbaga lain, Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dibidang pendidikan, kepernimpinan yang efektif dan efisien berdampak besar pada perkembangan lembaga, dan ini akan mempengaruhi input dan output lembaga dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin adalah orang yang paling berpengaruh dalam suatu lembaga pendidikan, karena pemimpinlah yang dapat mempengaruhi tenaga pendidik dan tenaga Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. (Samsu, 2022:304).

1

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 10 tahun sampai 24 tahun. Dalam perkembangan individu selalu terdapat masa muda di mana seorang individu merasa tidak mantap dan cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pengertian masa muda adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap serta menjadi masa rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif. Namun harus disadari pula bahwa masa muda adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki seperti bakat, minat maupun potensi (Willis, 2019:13).

Kenakalan remaja adalah masalah yang sering ditemui di masyarakat. Kenakalan remaja dapat menyebabkan dampak negative terhadap remaja itu sendiri, keluarga, seklah dan masyarakat sekitarnya. Masalah kenakalan remaja yang tidak di atasi dengan baik dapat berdampak pada penurunan kualitas pendidikan, Kesehatan mental kecanduan narkoba, tindak kriminal dan masalah sosial lainya.

Kenakalan remaja kenakalan remaja atau disebut juga juvnile delinquency merupakan suatu bentuk gejala patologis pada remaja yang biasanya diakibatkan karena mengabaikan norma sosial, sehingga menimbulkan suatu bentuk prilaku yang menyimpang. Masalah yang menonjol dikalangan remaja yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza). TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas, HIV/ AIDS dan Napza. KRR merupakan kepanjangan dari Kesehatan Reproduksi Remaja.

Kenakalan remaja adalah masalah yang sering ditemui di masyarakat. Kenakalan remaja dapat menyebabkan dampak negatif terhadap remaja itu sendiri, keluarga, sekolah dan masyarakat sekitarnya. Masalah kenakalan remaja yang tidak di atasi dengan baik dapat berdampak pada penurunan kualitas pendidikan, Kesehatan mental kecanduan narkoba, tindak kriminal dan masalah sosial lainya. Kenakalan remaja di sekolah merupakan fenomena yang telah lama terjadi di indonesia. Kenakalan remaja di sekolah dapat diartikan sebagai perilaku yang melanggar norma, aturan, atau hukum yang dapat berlaku di sekolah. Perilaku tersebut dapat berupa Tindakan yang bersifat fisik, verbal maupun non-verbal. (Kartini, 2016:27).

Menurut Zakiah Daradjat mengungkapkan, jika kenakalan remaja itu ditinjau dari segi agama jelas apa yang disuruh dan apa yang dilarang. Maka segala kelakuan dan tindakan yang terlarang dalam agama, jika dilakukan oleh orang yang sudah dewasa, ia akan berdosa (Zakiah Daradjat, 2015:112)

Keadaan remaja yang dalam keadaan tidak stabil membuat remaja rentan terhadap segala macam hal perilaku nakal, seperti kenakalan remaja. Istilah kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan sebuah gejala patalogis sosial pada remaja yang disebabkan beberapa bentuk pengabaian sosial mendorong perilaku menyimpang yang dilihat dari nilai, norma yang ada di masyarakat sosial, jadi itu mungkin bisa menjadi masalah bagi dirirnya sendiri dan orang-orang di sekitarnya (Kartini, 2016:28).  

Adapun bentuk tingkah perilaku penyimpangan yang dapat dikategorikan kenakalan remaja secara umum menurut (Sarwirini, 2017:83) adalah pertama, kenakalan biasa yang terjadi di sekolah, suka berkelahi, suka keluyuran, membolos di jam belajar sekolah, dan pergi dari rumah tanpa izin tua. Kedua, kenakalan remaja yang menjerumus pada pelaanggaran dan kejahatan yang terjadi seperti, mengendarai mobil Tanpa Surat Izin Mengemudibdan mengambil barang orang tua tanpa izin. Ketiga khusus remaja penyalahgunaan narkoba, melakukan hubungan seks di luar nikah, pergaulan yang bebas, pemerkosaan, kenakalan remaja merupakan fenomena yang semakin umum terjaadi dalam masyarakat.

Kenakalan remaja memiliki dampak yang cukup besar, baik bagi remaja itu sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Dampak negatifnya dapat berupa kegagalan di sekolah, terlibat dalam tindakan kriminal, kerusakan moral dan sosial hingga kehilangan nyawa. Adapun kenakalan remaja di sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas merupakan fenomena yang sering terjadi dan menjadi perhatian utama bagi orang tua, guru bimbingan konseling, PIK-R, dan masyarakat pada umumnya. Tindakan kenakalan remaja dapat berupa tindakan yang merugikan diri sendiri, teman sebaya, bahkan merugikan lingkungan sekitar

Beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di sekolah yang menjadi penyebab kenakalan remaja di Sekolah Menengah Atas antara lain, kurangnya pengawasan dari orang tua, keluarga yang tidak harmonis, teman sebaya yang mempengaruhi lingkungan yang tidak kondusif, dan kurangnya pemahaman serta pengenalan terhadap moralitas.

Dalam mengatasi kenakalan remaja di sekolah pada tingkat sekolah menengah atas, perlu adanya peran serta dari orang tua, guru, dan masyarakat secara aktif. Orang tua harus memberikan pengawasan yang ketat terhadap perilaku anak di rumah dan lingkungan sekitar. Guru harus memberikan pengajaran dan pembinaan yang baik di sekolah, serta masyarakat harus turut serta menjaga lingkungan sekitar dari Tindakan kenakalan remaja. Dengan adanaya peran serta serta dari dari semua pihak, diharapkan dapat mengurangi Tindakan kenakalan remaja di sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk tumbuh kembangnya generasi muda.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah masalah sosial yang berdampak luas, mempengaruhi individu, keluarga, sekolah dan masyarakat secara keseluruhan. Dampaknya bisa sangat serius mulai dari penurunan kualitas Pendidikan hingga masalah kesehatan mental dan tindakan kriminal. Kenakan remaja dapat berupa berbagai perilaku yang melanggar norma, aturan, atau hukum baik di sekolah maupun luar sekolah.

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) adalah adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya (Wirdhana Indra, 2016:57). Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) ini merupakan wujud dari Gerakan Generasi Berencana (GenRe) yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengatasi gaya hidup remaja dan tingkah laku remaja yang tidak sehat sehingga menimbulkan masalah di kalangan remaja.

Program PIK-R merupakan salah satu program yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan masalah kenakalan remaja. program ini berfokus pada memberikan pendididikan, informasi dan komunikasi pada remaja sehingga mereka dapat lebih memahami dan mengatasi masalah yang dihadapi dengan cara yang lebih positif dan efektif.

 

Selain itu program PIK-R juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan remaja dalam berpikir kritis, mengambil keputusan yang tepat, dan mengembangkan potensi diri sehingga dapat menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Dengan demikian, program PIK-R diharapkan dapat membantu mengurangi kasus kenakalan remaja dan memberikan kontribusi positif pada perkembangan sosial ekonomi dimasa depan.

Adapun Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah satu Sekolah Menengah Atas yang terletak di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Adapun Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari mempunyai visi untuk menjadi sekolah yang unggul dalam prestasi akademik dan non academik, serta berbudaya lingkungan sekolah ini juga memiliki misi untuk:

1.     Menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat

2.     Mengembangkan potensi siswa secara optimal

3.     Menciptakan lingkungan sekolah yang berbudaya lingkungan.

 

Adapun kegiatan yang ada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yaitu Pramuka, Osis, PMR (Palang Merah Remaja), PLS (Polisi Lingkungan Sekolah) dan termasuk salah satu PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja). PIK-R itu sendiri yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yang dibentuk pada tahun 2008 atas dasar kerja sama antara BKBN Kabupaten Batanghari dengan kepala sekolah dan Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari. Pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) di Sekolah Menengah Atas 2 Batanghari yang di berinama benteng bangsa yang merupakan tempat sarana untuk memberikan informasi yang tepat terkait tentang masalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR) yaitu Seksualitas, Napza, HIV/AIDS serta mampu untuk menunda usia perkawinan dini. Dan juga sebagai tempat remaja/siswa mendengar cerita atau teman curhat jika seseorang ada yang ingin menceritakan sesuatu bisa nanti akan diberikan solui dari konselor.

Sementara anggota PIK-R di Benteng Bangsa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari pada setiap tahun tidak menetap atau berubah-ubah dikarenakan besarnya animo siswa Menengah Atas Negeri 2 Batanghari untuk bergabung baik dalam kepengurusan maupun dalam kegiatan-kegiatan. Oleh karena itu, banyak sekolah yang menyadari pentingnya mengatasi masalah kenakalan remaja dan memilih untuk program PIK-R di sekolah. Untuk mengetahui layanan program TRIAD KRR yang ada di PIK-R di sekolah. Program PIK-R bertujuan untuk memberikan Pendidikan, informasi, dan komunikasi kepada remaja untuk membantu mereka mengatasi masalah yang dihadaapi termasuk masalah kenakalan remaja.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari, peneliti menemukan beberapa jenis kenakalan remaja yang sering terjadi di sekolah tersebut, pertama siswa kurang mengetahui tentang pengetahuan permasalahan di kalangan remaja seperti pengetahuan kesehatan reproduksi, yaitu masalah apa saja yang sering terjadi pada siswa tersebut seperti masalah kesehatan reproduksi, kedua kenakalan remaja yang sering terjadi di sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah bolos dari sekolah dan merokok (Observasi, 12 Desember 2023).

 Bolos sekolah merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang paling sering terjadi, seringnya bolos sekolah tentunya mengurangi motivasi belajar dan menghasilkan nilai belajar yang rendah. Sedangkan merokok merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan remaja itu sendiri. Remaja yang merokok memiliki resiko lebih tinnggi mengalami penyakit jantung stroke, kanker dan gangguan kesehatan lainya.

No

Jenis Pelanggaran

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1

Seks Bebas

-

 

 

2

HIV/AIDS.

-

 

 

3

Narkoba

-

 

 

4

Bolos Sekolah

13

5

18

5

Tawuran

7

-

7

6

Merokok

18

-

18

 

(Sumber data : Dokumentasi Pelanggaran di SMA Negeri 2 Batanghari)

   Permasalahan di atas tentunya perlu ada sebuah program dalam mengatasi kenalan remaja dalam upaya mencegah lebih jauh sehingga siswa lebih terarah ke arah yang positif. Salah satu program mengatasi kenalan remaja adalah adanya  Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di sekolah. Keberadaan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yang sekarang ini menggunakan mengedukasinya dengan melakuan sosialisasi pertemuan sebulan sekali, poskes, genpen (genre play and education) memberikan edukasi kepada siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas itu melalui game yang dilaksanakan sebulan sekali  kemudian ada kotak curhat  masalah jadi ketika siswa itu ingin melakukan konseling bisa juga dengan melalui secara langsung dengan ketua PIK-R atau pengurusnya, di PIK-R tersebut juga ada yang dinamakan konselor sebaya, pendidik sebaya. Dengan adanya PIK-R ini bisa mencegah siswa di Sekolah Menengah Atas dari narkoba, kriminal dan yang lainya

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai permasalah yang terjadi di sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari, dengan judul Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari”.

 

B. Fokus Permasalahan

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang di atas maka penelitian memfokus permasalahan yaitu pada  siswa yang sering bolos sekolah pada saat proses belajar-mengajar dan siswa yang tawuran baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

 

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 

1.    Bagaimana Peran Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari?

2.    Apa saja bentuk Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari?  

3.    Apa saja faktor pendukung dan penghambat Pusat Informasi Dan Konseling Remaja dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari?

 

D. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Adapu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketua PIK-R dalam mengatasi kenakalan remaja. Selain itu di sekolah tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.       Untuk mengetahui Peran Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari

b.      Untuk mengetahui bentuk Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari

c.       Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pusat Informasi Dan Konseling Remaja dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini  adalah sebagai berikut:

a.       Untuk sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kebijakan khususnya berkaitan dengan untuk meningkatkan tentang peran kepala sekolah dalam mengahadapi konflik pada peserta didik

b.      Bagi peneliti untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidiksn strata satu (S1) dalam ilmu Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

c.       Agar lebih bisa meningkatkan lagi anggota PIK-R benteng bangsa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

 

 

A.  Deskripsi Teori

1. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

a.    Pengetian PIK-R

         Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja adalah suatu wadah kegiatan PKBR(Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari,oleh dan untuk remaja guna melakukan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan - kegiatan penunjang lainya (Anonim, 2013:4).

   Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) adalah suatu wadah atau organisasi yang ditujukan untuk remaja yang ada di desa. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) merupakan suatu organisasi yang banyak melakukan kegiatan yang positif seperti sosialisasi tentang edukasi kesehatan alat reproduksi, pergaulan bebas, seks bebas, dampak pergaulan bebas, dan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja (Iin Maryana, 2016;73)

        PIK-R adalah suatu wadah kegiatan program Generasi Berencana (GENRE) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK-R mulai dikenalkan pada tahun 2016 dan 2017 setelah penyusunan dari tahun 2016 atas respon Undang-Undang Dasar 1945 pasal 48 UU No. 52 Tahun 2009 tentang kebijakan pembangunan keluarga dengan usaha mempersiapkan para remaja karena remaja adalah calon orangtua supaya membangun keluarga yang menghasilkan generasi yang baik dan membangun remaja menjadi penduduk usia produktif agar mampu membangun bangsa menjadi lebih baik.

9

Allah telah mengisyaratkan agar setiap aktivitas perlu membuat perencanaan, baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek harus menunjang pencapaian perencanaan jangka menengah, dan kemudian harus menuju tercapainya rencana jangka panjang. Dalam Q.S Al-Hasyr ayat 18 Allah berfirman.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (Q.S Al-Hasyr : 18)

Pentingnya saling menghormati dan mengingatkan antara satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan tugas agar terlaksana secara efektif dan efisien. Peran semua komponen sangat berpengaruh dan saling mempengaruhi dalam pencapian tujuan. Sebagaimana yang sabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits Riwayat Muslim :

مَثَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ اْلجَسَدِ إِذاَ اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَاْلحُمَى

 

Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam (HR. Bukhori Muslim)

 

Dari pengertian teori di atas Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) tersebut dapat disimpulkan bahwa Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) adalah bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh remaja dan untuk remaja guna mendapatkan informasi melalui sosialisasi atau bimbingan konseling berupa kesehatan alat reproduksi, penyiapan kehidupan berkeluarga, dan pemecahan permasalahan pemuda seperti seks bebas, NAPZA, dan HIV/AIDS. Adanya Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dapat mencegah pemuda terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang dapat menghancurkan masa depan pemuda.

Bimbingan konselingpun diberikan kepada remaja/pemuda yang bersedia menyampaikan permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan yang disampaikan oleh pemuda yang melakukan bimbingan konseling rahasianya apapun dapat terjaga. Hanya pemuda dan konselornya saja yang mengetahui. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pemuda yang bersangkutan diharapakan dapat bercerita seleluasa mungkin sesuai kenyataannya. Agar konselor dapat memahami permasalahannya, serta dapat memberikan pemecahan masalah yang tepat dan sesuai dengan permasalahan pemuda yang bersangkutan.

 

b. Program Kegiatan PIK-R

Program penguatan integrasi kegiatan rohani di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai keagamaan dan kepedulian sosial siswa di sekolah. berikut adalah program PIK-R Menurut para ahli:

1). Menurut Kementrian agama Pendidikan dan kebudayaan republi Indonesia Program PIK-R adalah program yang di rancang untuk mengimplementasikan kegiataan rohani kedalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. (Kemendibud, 2018:3)

2). Program PIK-R adalah yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa tang berakhlak mulia

3). Program PIK-R adalah program yang di rancang untuk memperkuat integrasi kegiataan rohani dengan kegiataan akademik di sekolah agar siswa memiliki kualitas keagamaan dan kepedulian sosial yang baik (Rofiq, 2019:29)

 

Adapun Program Kegiatan Pusat Informasi Dan Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi PIK-R Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari maka dirumuskanlah program kegiatan sebagai berikut:

1)   Penyusun program kerja PIK-R

2)   Sosialisi PIK-R

3)   Pembekalan Pengurus PIK-R

4)   Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya

5)   Poskes

6)   Genpen (Genre Play And Education)

7)   Senam Sehat

8)   Gotong royong rutin

9)   Kegiatan keagamaan (Remaja Mushollah)

10)    Sosialisasi ke remaja masjid atau masyarakat

11)  Kegiatan KEPO STARS 1M (Koin Genre, Pojok, Kependudukan Kelas, Genre Stars, Mengadakan Mitra Kerja di Sekolah dan Luar Sekolah)

12)  Modul tentang kita

13)  Mengikuti kegiatan lomba dan seminar tingkat kabupaten dan provinsi. (Dokumentasi SMA Negeri 2 Batanghari)

 

c. Peran PIK-R

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di bentuk karena semakin tingginya kasus permasalahan yang timbul karena kurangnya informasi dan tempat pemuda/ remaja untuk sharing yang membuat pemuda/remaja nyaman. Dari nyaman tersebut pemuda/remaja dapat berkeluh kesah tentang kehidupannya dengan jujur dan terbuka sehinggah dapat memperoleh titik terang bagi pemuda yang memiliki masalah. Pusat Informas Konseling Remaja (PIK-R) diharapkan dapat berperan seperti yang banyak diharapkan oleh kita semua terutama bagi pemuda yang memiliki masalah dengan kehidupanya.

Peran remaja sangat penting dalam pencegahan stunting dari dulu. Pembinaan ketahanan Remaja Generasi Berencana (Remaja Genre) diharapkan terhindar dari hubungan seksual di luar pernikahan , pernikahan usia dini, dan penyalagunaan NAPZA yang berawal dari minimnya bergama resiko fisik maupu psikis. Resiko tersebut disebabkan karena matangnya alat reproduksi, labilnya kondisi psikis, dan belum mantapnya kondisi ekonomi. Oleh karena itu, perlu dimaksimalkan peran remaja melalui wadah Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) guna mecegah hal tersebut. PIK-Remaja merupakan suatau wadah kegiatan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari oleh dan untuk remaja guna memberikan penyalanan informasi dan konseling Kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga (Publik, 2022)

 Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pusat informasi konseling remaja memiliki sebagai tempat remaja memcari informasi serta memberikan pelayanan konseling tentang Kesehatan alat reproduksi, sehingga remaja/pemuda terhindar dari bahay seks bebas, NAPZA, dan penyakit menular HIV/AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) juga berperan mengarahkan pemuda/remaja yang mengikuti program ataupun bimbingan konseling yang dilakukan Pusat Informasi Konseling Remja (PIK-R) menjadi pemuda yang peka terhadap permasalaahan yang timbul di lingkungan masyarakat dan pergaluannya, serta dapat menjadi pemuda tersebut sebagai konselor bagi teman-teman terdekatnya apabila pemuda tersebut dapat memberikan kemasukan beserta mengarahkan teman terdekatnya kearah yang positif maka permasalahan yang timbul di kalangan pemuda cenderung berkurang

 

d. Tujuan dan sasaran PIK-R

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh BKKBN yang berperan untuk meningkatkan informasi tentang masalah remaja. masa remaja in adalah sebuah masa yang membutuhkan perhatian baik dari segi pengetahuan, perilaku, dan psikologis, mereka. PIK-R ini dibentuk atas dasar tujuan untuk membangun remaja dan meningkatkan Kesehatan dan mencegah penyakit khususnya di kalangan remaja sehingga penyimpangan-penyimpangan perilaku pada remaja bisa teratasi. Sedangkan tujuan dari PIK-Remaja itu sendiri adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas, sesuai dengan minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. (Anonim, 2013:32).

Tujuan dan sasaran pembentukan PIK-R menurut Bambang Sumatri dalam kutitipan (Iin Maryana, 2016) sebagai berikut:

1)   Memberikan informasi Kesehatan tentang reproduksi remaja

2)   Keterampilan kecakapan hidup (life sikill)

3)   Pelayanan knseling

4)   Rujukan Kesehatan reproduksi remaja untuk mewujudkan tegar remaja dalam rangka tercapainya Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (KKBS).  Tegar remaja merupakan, remaja yang berperilaku hidup sehat yang terhindar dari tiga resiko yaitu TRIAD KRR (Seksualtas, NAPZA, HIV dan Aids) yang mempunyai perencanaan tentang kehidupan berkeluarga untuk keluarga kecil yang bahagia serta cukup 2 anak, menjadi contoh idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

      Sedangkan sasaran pembentukan PIK-R adalah sebagai berikut :

1)   Sasaran utama yaitu: kelompok-kelompok remaja

2)   Sasaran Pengaruh: aktivitas remaja/institusi, pendidik sebaya, atau konselor sebaya

3)   Sasaran penentu: bisa ke kepala desa, camat, Bupati/Walikota, Rektor, tokoh masyakat, tokoh agama, pimpinan sekolah/kepala sekolah, pimpinan pesantren pimpinan instansi/perusahaan. (BKBKN 2013:33).

 

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) adalah organisasi yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan remaja melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang berbagai isu penting. Organisasi ini berusaha untuk mmembantu remaja menghadapi tantangan unik yang mereka hadapi, baik itu dari segi fisik emosional atau psikologis. Organisasi ini berusaha untuk mencegah penyakit dan penyimpangan perilaku di kalangan remaja dengan menyediakan berbagai layanan dan informasi.

Adapun tujuan dari pusat informasi dan konselig remaja itu sendiri di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah diadakanya sebagai tempat remaja bergabung, bercerita, mendapat pengetahuan dari materi tentang remaja dan sebaginya, tujuannya untuk membantu remaja dalam menghadapi masalahnya.

 

2. Kenakalan Siswa

a. Pengertian Kenakalan

Kenakalan berasal dari kata “nakal” yang berarti kurang baik (tidak menurut, mengganggu dan sebagainya). Istilah kenakalan dalam bahasa asingnya disebut ”deliquency” yang artinya kejahatan. Sedangkan menurut terminologi, kenakalan berarti suatu penyimpangan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang sehigga menganggu ketentraman diri sendiri dan orang lain (Hasan Basri, 2015:13).

Menurut Zakiah Derajat kenakalan siswa adalah istilah yang dipakai oleh warga Negara Indonesia sebagai sebutan suatu perbuatan siswa yang kurang baik atau bertentangan dengan hukum, agama, dan masyarakat. (Zakiyah Daradjat, 2015:8). Sehubungan dengan itu, Sudarsono mengatakan bahwa kenakalan siswa adalah ”perbuatan atau kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh siswa yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama”. Sedangkan menurut Kartini Kartono dalam buku “Patologis Sosial Kenakalan Remaja”, kenakalan siswa merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada siswa yang disebabkan oleh bentuk tingkah laku yang menentang (Kartini, 2016:7).

Kenakalan siswa Juvenile Delinquency ialah kejahatan/kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak muda dan merupakan gejala sakit (patalogis), Secara sosial pada remaja yang disebabkan oleh salah satu betuk pencegahan sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tangka laku yang menyimpang. Kenakalan yang dilakukan oleh remaja tentunya mempunyai alasan-alasan yang menyebabkan kenakalan itu terhadi. Mungkintimbulnya kenakalan remaja, bukan karena murni dari dalam diri remaja itu sendiri, tetapi merupaakan efek samping dari hal-hal yang tidak dapat ditanggulangi oleh remaja dalam keluarga dan lingkungannya. Bahkan orang tua sendiri tak mampu mengatasinya. Akibatnya remaja yang menjadi korban dari keadaan keluarga. Remaja yang masih muda energik dan potensial yang menjadi harapan keluarga dan bangsa terjerumus dalam perilaku yang menyimpang dan merusak masa depannya.

Bahkan orang tua sendiri tak mampu mengatasinya, akibatnya remaja menjadi korban dari keadaan keluarga. Remaja yang masih muda, energik dan potensial yang menjadi harapan keluarga dan bangsa terjerumus dalam perilaku yang menyimpang dan merusak masa depannya. Permasalahan remaja ibarat gunung es yang tanpa kita sadari banyak remaja terlibat dengan narkoba dan miras, perilaku seks bebas (kehamilan diluar nikah,aborsi, prostitusi dan pernikahan usia dini), tawuran dan kenakalan remaja lainnya.

Berdasarkan beberapa keterangan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kenakalan siswa adalah tindakan pelanggaran oleh siswa terhadap peraturan atau tata tertib sekolah dan nilai-nilai sosial di masyarakat sehingga dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.

b. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua (Asrori.M, 2016:13).

 Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosi, dan sosial. Masa remaja berlangsung antara 12 hngga 21 tahun. (Sarwono, 2018:79). Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. (Papalia, 2018:7).

Menurut Hurlock, remaja adalah yang beranjak mulai usia 11 dan 13 tahun sampai 21 tahunyang terbagi atas tiga masa yaitu:

1)   Fase Pre Adolescence: mulai usia 11-13 tahun untuk Wanita dan sekitar setahun kemudian bagi pria

2)   Fae Early Adolescence: mulai 13-14 sampai 16-17 tahun

3)   Fase Late Adolescence: masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hempir bersamaan dengan masa etika seseorang tengah menempu perguruan tinggi (Suryandari, 2020:52).

Masa remaja merupakan fase yang penting dalam hidup seseorang dimana mereka memulai menemukan jati diri, mencari identitas, dan belajar berinteraksi dengan dunia disekitar mereka selama masa ini, remaja juga mementuk dasar bagi perkembangan mereka ke masa dewasa. Dalam kesimpulanya juga remaja adalah periode yang penuh dengan eksplorasi dan pertumbuhan, dimana individu mengalami perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang yang tepat kepada masa remaja selama masa ini agar mereka dapat berkembang menjadi individu yang mandiri dan sukses dimasa yang akan datang.

Remaja adalah fase yang penuh dengan pemuan dan pertumbuhan. Ini adalah waktu dimana seseorang menemukan diri mereka sendiri, mencari identitas mereka, dan belajar bagaimana berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Remaja juga merupakan periode penting untuk pembentukan nilai dan keyakinan pribadi.

Adapun kesimpulan dari remaja berdasarkan pendapat di atas adalah masa remaja adalah fase yang penting dalam kehidupan seseorang, yang dimana mereka mengalami penuan diri, mencari identitas, dan belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka selama masa ini, remaja juga membentuk nilai dan keyakinan pribadi yang akan membentuk dasar bagi perkembangan mereka di masa dewasa.

3. Penyebab Kenakalan Siswa

Terjadinya kenakalan remaja biasanya  disebabkan oleh factor internal (faktor yang berasal dari remaja itu sendiri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar)

1.    Faktor Internal

a.       Krisis Identitas; perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja yang memugkinkan terjadinya dua bagian integrasi. Pertama terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupanya. Kedua tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

b.      Kontrol diri yang lemah; remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tinggkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuanya (Karlina, 2020:230).

2.    Faktor Eksternal

a.       Lingkungan Keluarga; keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keuarga yang broken home, rumah tangga yang berantakan dapat disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua ini merupakan sumber yang memicu terjadinya kenakalan remaja.

b.      Pengaruh Dari Lingkungan Sekitar; bergaul dengan teman sebaya yang kurang baik dapat mempengaruhi perilaku dan watak remaja ke dalam hal yang negatif.

c.       Tempat Pendidikan;  kenakalan remaja yang sering terjadi di sekolah, sering membolos pada saat jam pelajaran sering melanggar peraturan sekolah (Karlina, 2020:231).

Menurut Kartini Kartono, berpendapat bahwasanya faktor penyebab terjadiya kenakalan remaja antara lain:

1.    Anak kurang mendapatkan perhatian kasih saying dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin.

2.     Kebutuhan fisik maupun psikis; anak-anak yang tidak terpenuhi keinginan dan harapan anak-anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya

3.    Anak tidak pernah mendapatkan Latihan fisik dan mental yang sangat di perlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seseorang remaja dalam membentuk kepribadian sikap remaja sehari-hari jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan factor penyebab terjadinya kenakalan remaja. (Kartini Kartono, 2017:53)

 

Dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupkan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan factor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku kenakalan pada remaja adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri terhadap keseleruhan diri, baik yang yang menyangkut kelebihan maupun kekuranagan diri, sehingga mempuyai pengaruh yang besar terhadap keseluruan perilaku yang ditampilkan.

4. Cara Mengatasi Kenakalan Siswa

Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:

a. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:

1). Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

2). Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

       Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:

1). Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.

2). Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.

3). Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.

4). Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

5). Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.

6). Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.

7). Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja. (Dadan Sumara, 2017:350).

Upaya untuk menanggulangi kenakalan remaja tidak bisa dilaksanakan oleh tenaga ahli seperti psikomotor, konselor dan pendidik, melainkan dengan kerja sama semua pihak antara lain orang tua, guru, PIK-R, pemerintah dan masyarakat. Selain itu persoalan mengenai kenakalan remaja tidak dapat diselesaikan hanya melalui ceramah dan pidato akan tetapi lebih baik dilakukan dengan perbuatan nyata.

Menurut pendapat Maulana menyatakan bahwa cara mengatasi kenakalan remaja perlu adanya kolaborasi, peran keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keluarga menciptakan kondisi harmonis antara anggota keluarga dan orang tua menjadi figure model bagi anaknya. Sekolah memberikan ruang kepada anak untuk belajar disiplin dan bertanggungjawab atas perilaku yang dilakukan. Lingkungan masyarakat memberikan kontrol bagi perilaku remaja agar perilakunya tidak menyimpang dari nilai normal yang diyakini masyarakat. Sekolah juga menjadi tempat bagi remaja untuk mengembangkan diri secara kognitif dan sosial. (Maulana, 2019:28)

Pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dapat berperan dalam mengatasi kenalan remaja di sekolah berupa bolos sekolah, merokok dan berupa melanggar peraturan sekolah melalui beberapa cara, yaitu:

1.      Meningkatkan kesadaran siiswa tentang pentingnya disiplin

2.      Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

3.      Membantu siswa dalam mengembangkan kontrol diri

4.      Membantu siswa dalam membangun hubungan yang positif dengan teman, keluarga, dan masyarakat.

 

B. Studi Relevan

1.    Iin Maryana 2016, mengemukan penelitian yang berjudul “Peran dan Strategi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dalam Upaya Mensosialisasikan Pengetahuan dan Pelayanan Reproduksi Remaja, Skripsi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas lampung.

     Adapun persamaan dalam penelitia ini dimana terletak pada sama-sama membahas tentang PIK-R. Adanya berbagai permasalahan remaja yang semakin hari semakin kompleks, diantaranya dalam aspek kesehatan reproduksi berkaitan dengan 3 resiko yang dihadapi oleh remaja yaitu TRIAD KRR (Seksualitas, HIV & AIDS, Napza), disertai dengan kurang sosialisasi penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja. Dengan permasalahan tersebut di harapkan PIK-Remaja dapat menjalankan perannya dalam melakukan sosialisai dan pelayanan tentang kesehatan reproduksi remaja.

    Sedangkan perberdaan dalam penelitian ini dimana saudari Iin Maryana lebih memfokus penelitian pada peran dan strategi PIK-Remaja dalam mensosialisaikan pengetahuan dan pelayanan yang berkaitan dengan materi genre yaitu kesehatan reproduksi remaja. Sementara penulis lebih memfokus penelitian pada mengatasi kenakalan remaja di sekolah.

2.    Windy Octania 2020, mengemukan penelitian yang berjudul “Peran Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di SMA Negeri 22 Palembang”. Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.

     Persamaan dalam penelitian penulis dengan penelitian Windy Octnia yaitu samam-sama memfokus penelitian pada Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di SMA.

      Sementara perbedaan dalam penelitian ini adalah dimana dalam skrip Windy Octania mengemukan bahwa pada umumhnya masalah yang dialami oleh siswa SMA Negeri 22 palembang yaitu perilaku pacaran yang tidak jarang menjurus ke arah perilaku seksual, hamil sebelum menikah, pernikahan dini, perkelahian, membolos sekolah, merokok, tindakan bullying, dan sebagainya. Sedangkan penelitian yang penulis kemukakan mengarah pada bagaimana peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari

3.    Muhammad Azinar 2022, jurnal yang berjudul “Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah dalam Mewujudkan Generasi Berencana di Daerah Tinggi Perkawinan Anak”.

        Perbedaan antara jurnal yang dikemukana oleh Muhammad Azinar dengan penelitian yang penulis kemukan adalah dimana dalam jurnalnya mengemukan bahwa PIK-R yang salah satu kegiatannya adalah memberikan edukasi sebaya telah mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja sasaran di desa mitra. Sementara penulis memfokus penelitian pada peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.

    Adapun persamaanya antara penelitian penulis dengan Muhammad Azinar yaitu terletak pada sama-sama membahas permasalahan pada Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah

4.   Rofiq 2019, jurnal yang berjudul “Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Upaya Perwujudan Pendidikan Nonformal”.

     Perbedaan antara jurnal yang dikemukana oleh Rofiq adalah dimana dalam jurnalnya mengemukan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Forum Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) sebagai perwujudan pendidikan nonformal di masyarakat. Sementara penulis memfokus penelitian pada peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.

     Sementara persamaan dalam penelitian yang penulis kemukakan terletak pada Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Berkaca pada maraknya perilaku menyimpang di masa remaja saat ini, berbagai kegiatan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk remaja, Forum PIK Remaja memberikan kesempatan bagi remaja untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan dan bekal guna menghadapi tantangan kehidupan saat ini.

5.      Mutiara Jasmisari, 2021, dalam penelitianya yang berjudul “Kenakalan Remaja di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kalangan remaja. Adapun persamaa antara penelitian penulis dengan Mutiara Jasmisari adalah terletak pada sama-sama Kenakalan Remaja di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas. Adapun berberdaannya, dimana penulis memfokus pembahasan pada bagaimana peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari. Sementara penelitian saudari Mutiara Jasmisari lebih memfukus pada hasil penelitianya dan pembahasanya kenakalan remaja pada siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung.

6.      Sri Sutami 2018, mengemukan penelitian yang berjudul “Kenakalan Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YP Gajah Mada Palembang”. Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.

       Persamaan dalam penlitian ini juga terletak pada fokus pembahasan mengenai Kenakalan Siswa Di Sekolah Menengah dimana saudari Sri Utami mengemukan penelitiannya pada Kenakalan Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YP Gajah Mada Palembang.

       Sementara perbedaan dalam penelitian adalah dimana penulis memfokus penelitian pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari, sedangkan saudari Sri Utami memfokus pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YP Gajah Mada Palembang.

7.      Dadan Sumara 2017, jurnalnya yang berjudul “Kenakalan Remaja dan Penanganannya.

       Adapun perbedaan dalam jurnal saudara Dadan Sumara dengan penelitian penulis adalah dimana saudara Dadan Sumara mengemukan bahwa remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Sementara penulis sendiri memfokus penelitian ini pada aspek bagaimana peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan remaja di Sekolah dan apa saja kegiatan program pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan remaja di Sekolah serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.

   Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah terletak pada sama-sama kenakalan remaja yang meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.

8. Mutiara Jasmisari 2022, jurnalnya yang berjudul “Kenakalan Remaja di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas di Bandung.

      Dalam jurnal Mutiara Jasmisari terdapat kesamaan antara penelitian penulis dengan jurnal Mutiara Jasmisari, dimana terdapat sama-sama mengemukan bahwa kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kalanganremaja.

Sementara perbedaan antara penulis degan jurnal Mutiara Jasmisari adalah dimana berdasarkan penelitian yang dikemukakanya bahwa kenakalan remaja sering dikaitkan dengan status sosiaekonomi keluarga. Tulisan ini mendeskripsikan fenomena kenakalan remaja pada siswa SMA di Kota Bandung.  Sedangkan penulis sendiri memfokus penelitian ini  bagaimana peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari dan apa saja kegiatan program pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.  Pendekatan dan Metode Penelitian

1.    Pendekatan

      Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif itu sendiri adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang sesuatu yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,  tindakan  dan lain-lain.  Secara  holistik,  dan  dengan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moelong, 2016:201).

Pendekatan penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Pendekatan penelitian menentukan bagaimana peneliti akan mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan penelitian adalah cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Ada tiga jenis pendekatan penelitian: metode kualitatif, metode kuantitatif, dan metode campuran/gabungan (Sukandarrumidi, 2016:39).

2.  Metode Penelitian

26

    Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara dan kata “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam mencari sesuatu hal dengan menggunakan logika berpikir, sehingga diperoleh suatu hasil yang diinginkan. metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. (Sugiyono, 2016:39).

 

B.  Setting dan Subjek Penelitian

1.    Setting Penelitian

Setting penelitian adalah lingkungan, tempat atau wilayah yang direncankan oleh peneliti untuk dijadikan objek penelitian. Setting penelitian dalam penelitian ini juga diperlukan untuk memperoleh data, informasi, dan keterangan yang diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian. (Amir Hamzah, 2019:35)

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yang terletak di Jalan Jambi-Muaro Bungo Desa Sukaramai Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah dimana terdapatnya kecendrungan siswa dalam melakukan hal-hal yang negatif seperti bolos sekolah, merokok dan tawuran yang dapat merugikan mereka sendiri dan mencoreng nama baik sekolah.

2.      Subjek Penelitian

Penentuan subjek berdasarkan tujuan yang dilakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi yang didapatkan dari subjek yang kecil. Informan dalam penelitian ini di wawancarai lalu di amati dan di observasi secara langsung.

Menurut (Moleong, 2016:25) mengatakan tokoh formal berkaitan dengan individu yang mampu mengelola Lembaga misalnya pimpinan atau kepala bagian, sedangkan tokoh informal adalah sekelompok masyarakat baik secara langsng maupun tidak langsung terkena dampak dari aktivitas lembaga tersebut.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian di sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah

1.      Kepala sekolah

2.      Pembina atau ketua PIK-R

3.      Siswa-siswi SMA 2 Batanghari

 Adapun alasan peneliti memilih subjek di atas  adalah karena merekalah yang nanti akan dipinta keterangan melalui wawancara serta mendapatkan informasi terkait tentang permasalahan remaja yang ada di sekolah tersebut bagaima peran PIK-R di sekolah tersebut ketika mengatasi kenakalan remaja seperti bolos sekolah, merokok  dan mencegah kenakalan remaja yang ada di sekolah dengan cara mengadakan penyuluhan tentang tiga resiko yang dihadapi remaja seperti Seksualitas, Alat Reproduksi, Hiv/Aids Dan Napzah.

 

C.  Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

       Adapun jenis data dalam penelitian ini terbagi dua jenis yaitu :

a. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukanya (M. Iqbal Hasan, 2016).

Sumber data primer yaitu sumber pokok yang di dapatkan untuk kepentingan penelitian. Sumber data primer di dapatkan secara langsung dari sumber data aslinya berupa wawancara, pendapat individua tau kelompok maupun hasil observasi dari suatu objek kejadian atau hasil pengujian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan secara langsung dari objek penelitian. Data sekunder yang diperoleh adalah sebuah situs internet, ataupun dari sebuah referensi yang sama dengan apa yang sedang di teliti oleh peneliti (Sugiyono, 2017:209).

Data skunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data atau data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulanya oleh peneliti, misalnya lewat orang lain, dokumen, koran, keterangan-keterangan atau publikasin lainya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah sesuai Undang-Undang ketenagakerjaan, buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan topik penelitian mengenai sistem pengadilan internal atas sistem dan prosedur penggajian dalam usaha mendukung efisiensi biaya tenaga kerja.

2. Sumber Data

 Sumber data adalah subjek dari mana data yang dapat diperoleh. Dalam penelitian ini sumber data merupakaan merupakan hal yang penting karena menentukan jenis data yang akan di kumpulkan dan metode pengumpulan data yang akan gunakan (Sugiyono, 2017:211).

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dapat berupa manusia, benda peristiwa atau kondisi. Sedangkan Menurut (Nur Indrianto, 2018:29). Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru konseling dan siswa sekolah menengah atas negeri 2 Bataghari.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data menurut Sugiyono dan menurut Nur Indrianto dan Bambang Supono memiliki kesamaan, pada pengertian sumber data adalah subjek atau objek yang memiliki informasi yang memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Berdasarakan yang di atas jadi disimpulkan bahwa sumber data adalah subjek atau objek yang memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sumber data dapat berupa manusia, benda, peristiwa, atau kondisi. Sumber data merupakan hal yang penting dalam penelitian karena menentukan jenis yang akan dikumpulkan dan metode pengumpulan data yang akan digunakan.

 

D.  Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling startegis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan (Sugiyono, 2017:192).

Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang peneliti perlukan. Dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1.    Observasi

Observasi merupakan suatu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang terjadi pada objek penelitian. observasi merupakan Teknik yang sangat penting dalam penelitian kualitatif karena dapat digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat alamiah dan kompleks. (S.Nasution, 2018:123).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan  data  dengan  observasi  disebut  metode observasi. Alat pengumpulan datanya adalah panduan observasi, sedangkan sumber data bisa berupa benda tertentu, atau situasi tertentu, atau proses tertentu, atau perilaku orang tertentu.  Metode  pengumpulan  data  dengan  observasi  ini dapat digunakan dalam penelitian filosofis, penelitian historis, penelitian eksperimen, dan penelitian deskriptif (Jusuf Soewadji, 2019:157)

Observasi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan Adapun metode observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan program PIK-R yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari, siswa dan siswi yang ikut pik-r itu sangat aktif dalam kegiatan pusat informasi

2.    Wawancara

Wawancara  adalah  cara atau teknik untuk mendapatkan informasi atau data dari interviewee   atau   responden   dengan   wawancara   secara langsung face to face, antara interviewer dengan interviewee. Dalam teknik wawancara interviewer bertatap muka langsung dengan responden atau yang diwawancarai atau interviewee (Jusuf Soewadji, 2019:152-153).

Wawancara digunakan sebagai Teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang haru diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan dari pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.

3.    Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono, 2016:69). Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan seharian, sejarah kegidupan (life historis), beografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, sketsa dan lain-lain. Dokemen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung dan flim dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

 

E.  Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan bahan-bahan lain sehimgga dapat mudah dipahami dengan cara mengorganisasi data kedalam kategori, menjabarkan kedalam bagian-bagian tersebu, untuk melakukan sistesis, memilih mana yang mana yang penting dan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehinggah mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexi J. Moleong, 2017:330)

2. Penyajian Data

Penyajian data yang bisa dilakukan dalam bentuk uraikan singkat bagian hubungan antar kategori dan sejenisnya. Melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasi tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami,

3. Penarikan Kesimpulan

       Penarikan kesimpulan yaitu penarikan kesimpulan dan vertivikasi. Kesimpulan dalam penelitian mengungkap temuan berupa hasil deskripsi yang sebelumnya masi kurang jelas dan diambil kesimpulan (Komariah, 2016:93).

 

F.   Teknik Keabsahan Data

Teknik ini menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik yang dilakukan untuk menguji keyakinan data dengan memanfaatkan hal-hal lain diluar data tersebut untuk kepentingan mengadakabn pengecekan atau perbandingan terhadap data yang dikumpulkan, sedangkan teknik diperlukan agar menghasilkan data-data valid dan akurat tentang objek yang diteliti yang berasal dari observasi dan wawancara.

Untuk meyakinkan kepercayaan data, maka di perlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan, dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.   Uji Kredibilitas

Kredibilitas adalah validitas internal dalam penilaian kualitatif. Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan enam teknik yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketentuan dalam penelitian, triangulasi data, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi dan member chek (Sugiyono, 2016)

a. Peningkatan Ketekunan

Dalam peningkatan ketekunan dilaksanakan secara lebih cermat dan berkesinambungan agar kepastian data daan urutan peristiwa dapat di rekam secara pasti dan sistematis. Juga dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melaksanakan pengecekan kembali apakah data yang didapatkan itu salah atau tidak dan juga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat daan sistematis tentang apa yang diamati.

b. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang bersifat menggabungkan dari berbagai Teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, dengan teknik ini berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observaasi partisifatif wawancara mendalam dan melakukan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan. Triangulasi bersumber dalam artian untuk mendapatkan sumber data yang bereda-beda tetapi dengan Teknik yang sama (Sugiyono, 2016:48)

Triangulasi dalam penguji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan sebagai itu terdapat trangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.

1). Triangulasi Sumber

 Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas suatu data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan pada data yang telah diperoleh dari berbagai sumber data seperti hasil wawancara, arsip, maupun dokumen lainnya.

2). Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas suatu data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan pada data yang telah diperoleh dari sumber yang sama menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil observasi, kemudian dicek dengan wawancara.

3). Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu dapat mempengaruhi kredibilitas suatu data. Data yang diperoleh dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar biasanya akan menghasilkan data yang lebih valid. Untuk itu pengujian kredibilitas suatu data harus dilakukan pengecekan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi pada waktu atau situasi yang berbeda sampai mendapatkan data yang kredibel.

Triangulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kreabilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dengan teknik observasi atau dokumentasi

c. Menggunakan bahan referensi

Penggunaan bahan referensi dalam penilaian ini adalah sebagai pendukung untuk memastikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Adapun bahan referensi yang digunakaan peneliti berupa wawancara, observasi/pengamatan melalui indera penglihatan dan pendengar, serta catatan hasil wawancara dan lain sebagainya (Sugiyono, 2016:133).

2.   Uji Dependality

Uji dependality adalah uji keabsahan data dengan melaksanakan audit tentang keseluruhan proses penelitian oleh auditor indenpenden, dalam penelitian ini peneliti melaksanakan uji dependality dengan audit secara langsung oleh pembimbing mulai menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis, melakukan uji keabsahan data sampai membuat kesimpulan (Sugiyono, 2016:178).

Uji dependality merupakan suatu penelitian apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji ini dilakukan karena banyaknya peluang seorang peneliti mempunyai data tanpa turun ke lapangan secara langsung, maka penelitian ini tidak reliable atau dependable. Penelitian ini uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan pembimbing untuk dapat menerangkan seluruh kegiatan data sampai analisisnya dan pengambilan keputusan

G. Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama (enam) bulan, mulai dari bulan Januari sampai bulan Juni 2024. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun 2024

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Persiapan penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Menyusun atau menulis konsep proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Mengajukan judul ke Fakultas untuk persetujuan judul

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Konsultasi dengan dosen pembimbing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Seminar proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Izin atau perintah riset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Pelaksanaan riset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Analisis Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Konsultasi kepada dosen pembimbing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

Penggandaan skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11

Munaqasah dan perbaikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

12

Penggandaan skripsi dan penyampaian skripsi kepada tim Penguji dan Fakultas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



0 $type={blogger}:

Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Arsip Blog

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT