PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
di Indonesia terus melakukan berbagai perubahan sebagai bentuk penyesuaian
terhadap perkembangan jaman, Perubahan dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 diketahui bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.
Pencapaian tujuan ini dilakukan oleh keseluruhan komponen pendidikan yang ada
di Indonesia. Lembaga pendidikan merupakan bagian dari komponen pendidikan yang
memiliki peranan penting dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. (Rusmini,
2023:101).
Keberhasilan
suatu lembaga sangat tergantung pada kemampuan pemimpin untuk mengatur dan
mengorganisasikan lembaga dengan baik. Kepemimpinan seorang pemimpin merupakan
faktor kunci yang memungkinkan lembaga pendidikan untuk terus bersaing dan
mengungguli lernbaga-lernbaga lain, Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
kegiatan suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dibidang
pendidikan, kepernimpinan yang efektif dan efisien berdampak besar pada
perkembangan lembaga, dan ini akan mempengaruhi input dan output lembaga dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin adalah orang yang paling
berpengaruh dalam suatu lembaga pendidikan, karena pemimpinlah yang dapat
mempengaruhi tenaga pendidik dan tenaga Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja
adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. (Samsu, 2022:304).
1
Kenakalan
remaja adalah masalah yang sering ditemui di masyarakat. Kenakalan remaja dapat
menyebabkan dampak negative terhadap remaja itu sendiri, keluarga, seklah dan
masyarakat sekitarnya. Masalah kenakalan remaja yang tidak di atasi dengan baik
dapat berdampak pada penurunan kualitas pendidikan, Kesehatan mental kecanduan
narkoba, tindak kriminal dan masalah sosial lainya.
Kenakalan
remaja kenakalan remaja atau disebut juga juvnile delinquency merupakan suatu
bentuk gejala patologis pada remaja yang biasanya diakibatkan karena
mengabaikan norma sosial, sehingga menimbulkan suatu bentuk prilaku yang
menyimpang. Masalah yang menonjol dikalangan remaja yaitu permasalahan seputar
TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza). TRIAD KRR adalah tiga resiko yang
dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas, HIV/ AIDS dan Napza. KRR
merupakan kepanjangan dari Kesehatan Reproduksi Remaja.
Kenakalan
remaja adalah masalah yang sering ditemui di masyarakat. Kenakalan remaja dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap remaja itu sendiri, keluarga, sekolah dan
masyarakat sekitarnya. Masalah kenakalan remaja yang tidak di atasi dengan baik
dapat berdampak pada penurunan kualitas pendidikan, Kesehatan mental kecanduan
narkoba, tindak kriminal dan masalah sosial lainya. Kenakalan remaja di sekolah merupakan fenomena yang telah lama terjadi di
indonesia. Kenakalan remaja di sekolah dapat diartikan sebagai perilaku yang
melanggar norma, aturan, atau hukum yang dapat berlaku di sekolah. Perilaku
tersebut dapat berupa Tindakan yang bersifat fisik, verbal maupun non-verbal. (Kartini, 2016:27).
Menurut Zakiah Daradjat
mengungkapkan, jika kenakalan remaja itu ditinjau dari segi agama jelas
apa yang disuruh dan apa yang dilarang. Maka segala kelakuan dan tindakan yang
terlarang dalam agama, jika dilakukan oleh orang yang sudah dewasa, ia akan
berdosa
(Zakiah Daradjat, 2015:112)
Keadaan
remaja yang dalam keadaan tidak stabil membuat remaja rentan terhadap segala
macam hal perilaku nakal, seperti kenakalan remaja. Istilah kenakalan remaja (juvenile
delinquency) merupakan sebuah gejala patalogis sosial pada remaja yang
disebabkan beberapa bentuk pengabaian sosial mendorong perilaku menyimpang yang
dilihat dari nilai, norma yang ada di masyarakat sosial, jadi itu mungkin bisa
menjadi masalah bagi dirirnya sendiri dan orang-orang di sekitarnya (Kartini, 2016:28).
Adapun
bentuk tingkah perilaku penyimpangan yang dapat dikategorikan kenakalan remaja
secara umum menurut (Sarwirini, 2017:83) adalah pertama, kenakalan biasa yang terjadi di sekolah,
suka berkelahi, suka keluyuran, membolos di jam belajar sekolah, dan pergi dari
rumah tanpa izin tua. Kedua, kenakalan remaja yang menjerumus pada pelaanggaran
dan kejahatan yang terjadi seperti, mengendarai mobil Tanpa Surat Izin
Mengemudibdan mengambil barang orang tua tanpa izin. Ketiga khusus remaja
penyalahgunaan narkoba, melakukan hubungan seks di luar nikah, pergaulan yang
bebas, pemerkosaan, kenakalan remaja merupakan fenomena yang semakin umum
terjaadi dalam masyarakat.
Kenakalan
remaja memiliki dampak yang cukup besar, baik bagi remaja itu sendiri,
keluarga, maupun masyarakat. Dampak negatifnya dapat berupa kegagalan di
sekolah, terlibat dalam tindakan kriminal, kerusakan moral dan sosial hingga
kehilangan nyawa. Adapun kenakalan remaja di sekolah tingkat Sekolah
Menengah Atas merupakan fenomena yang sering terjadi dan menjadi perhatian
utama bagi orang tua, guru bimbingan konseling, PIK-R, dan masyarakat pada
umumnya. Tindakan kenakalan remaja dapat berupa tindakan yang merugikan diri
sendiri, teman sebaya, bahkan merugikan lingkungan sekitar
Beberapa
faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di sekolah yang menjadi penyebab
kenakalan remaja di Sekolah Menengah Atas antara lain, kurangnya pengawasan
dari orang tua, keluarga yang tidak harmonis, teman sebaya yang mempengaruhi
lingkungan yang tidak kondusif, dan kurangnya pemahaman serta pengenalan
terhadap moralitas.
Dalam mengatasi kenakalan remaja di sekolah pada tingkat sekolah
menengah atas, perlu adanya peran serta dari orang tua, guru, dan masyarakat
secara aktif. Orang tua harus memberikan pengawasan yang ketat terhadap
perilaku anak di rumah dan lingkungan sekitar. Guru harus memberikan pengajaran
dan pembinaan yang baik di sekolah, serta masyarakat harus turut serta menjaga
lingkungan sekitar dari Tindakan kenakalan remaja. Dengan adanaya peran serta
serta dari dari semua pihak, diharapkan dapat mengurangi Tindakan kenakalan
remaja di sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas dan menciptakan lingkungan yang
aman dan kondusif untuk tumbuh kembangnya generasi muda.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan
remaja adalah masalah sosial yang berdampak luas, mempengaruhi individu,
keluarga, sekolah dan masyarakat secara keseluruhan. Dampaknya bisa sangat
serius mulai dari penurunan kualitas Pendidikan hingga masalah kesehatan mental
dan tindakan kriminal. Kenakan remaja dapat berupa berbagai perilaku yang
melanggar norma, aturan, atau hukum baik di sekolah maupun luar sekolah.
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) adalah adalah
suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga
bagi remaja yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan
informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja
serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya (Wirdhana Indra, 2016:57).
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) ini merupakan wujud dari Gerakan
Generasi Berencana (GenRe) yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengatasi gaya
hidup remaja dan tingkah laku remaja yang tidak sehat sehingga menimbulkan
masalah di kalangan remaja.
Program
PIK-R merupakan salah satu program yang dapat dilakukan sebagai upaya
pencegahan dan penanganan masalah kenakalan remaja. program ini berfokus pada
memberikan pendididikan, informasi dan komunikasi pada remaja sehingga mereka
dapat lebih memahami dan mengatasi masalah yang dihadapi dengan cara yang lebih
positif dan efektif.
Adapun
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah satu Sekolah Menengah Atas
yang terletak di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Adapun Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Batanghari mempunyai visi untuk menjadi sekolah yang unggul dalam
prestasi akademik dan non academik, serta berbudaya lingkungan sekolah ini juga
memiliki misi untuk:
1. Menyelenggarakan
Pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
2. Mengembangkan potensi
siswa secara optimal
3. Menciptakan
lingkungan sekolah yang berbudaya lingkungan.
Adapun kegiatan yang
ada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yaitu Pramuka, Osis, PMR (Palang
Merah Remaja), PLS (Polisi Lingkungan Sekolah) dan termasuk salah satu PIK-R
(Pusat Informasi dan Konseling Remaja). PIK-R itu sendiri yang ada di Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Batanghari yang dibentuk pada tahun 2008 atas dasar kerja sama
antara BKBN Kabupaten Batanghari dengan kepala sekolah dan Guru Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari. Pusat informasi dan
konseling remaja (PIK-R) di Sekolah Menengah Atas 2 Batanghari yang di berinama
benteng bangsa yang merupakan tempat sarana untuk memberikan informasi yang
tepat terkait tentang masalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR)
yaitu Seksualitas, Napza, HIV/AIDS serta mampu untuk menunda usia perkawinan
dini. Dan juga sebagai tempat remaja/siswa mendengar cerita atau teman curhat
jika seseorang ada yang ingin menceritakan sesuatu bisa nanti akan diberikan
solui dari konselor.
Sementara anggota PIK-R di Benteng Bangsa Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Batanghari pada setiap tahun tidak menetap atau
berubah-ubah dikarenakan besarnya animo siswa Menengah Atas Negeri 2 Batanghari
untuk bergabung baik dalam kepengurusan maupun dalam kegiatan-kegiatan. Oleh
karena itu, banyak sekolah yang menyadari pentingnya mengatasi masalah
kenakalan remaja dan memilih untuk program PIK-R di sekolah. Untuk mengetahui
layanan program TRIAD KRR yang ada di PIK-R di sekolah. Program PIK-R bertujuan
untuk memberikan Pendidikan, informasi, dan komunikasi kepada remaja untuk
membantu mereka mengatasi masalah yang dihadaapi termasuk masalah kenakalan
remaja.
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah Menengah Atas Negeri 2
Batanghari, peneliti menemukan beberapa jenis kenakalan remaja yang sering
terjadi di sekolah tersebut, pertama siswa kurang mengetahui tentang
pengetahuan permasalahan di kalangan remaja seperti pengetahuan kesehatan
reproduksi, yaitu masalah apa saja yang sering terjadi pada siswa tersebut
seperti masalah kesehatan reproduksi, kedua kenakalan remaja yang sering
terjadi di sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari adalah bolos dari sekolah
dan merokok (Observasi, 12 Desember 2023).
Bolos sekolah merupakan salah satu bentuk
kenakalan remaja yang paling sering terjadi, seringnya bolos sekolah tentunya mengurangi
motivasi belajar dan menghasilkan nilai belajar yang rendah. Sedangkan merokok
merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang dapat berdampak negatif bagi
kesehatan remaja itu sendiri. Remaja yang merokok memiliki resiko lebih tinnggi
mengalami penyakit jantung stroke, kanker dan gangguan kesehatan lainya.
No |
Jenis
Pelanggaran |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
1 |
Seks Bebas |
- |
|
|
2 |
HIV/AIDS. |
- |
|
|
3 |
Narkoba |
- |
|
|
4 |
Bolos
Sekolah |
13 |
5 |
18 |
5 |
Tawuran |
7 |
- |
7 |
6 |
Merokok |
18 |
- |
18 |
(Sumber
data : Dokumentasi Pelanggaran di SMA Negeri 2 Batanghari)
Permasalahan di atas tentunya perlu ada
sebuah program dalam mengatasi kenalan remaja dalam upaya mencegah lebih jauh
sehingga siswa lebih terarah ke arah yang positif. Salah satu program mengatasi
kenalan remaja adalah adanya Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di sekolah. Keberadaan Pusat Informasi
Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yang
sekarang ini menggunakan mengedukasinya dengan melakuan sosialisasi pertemuan
sebulan sekali, poskes, genpen (genre play and education) memberikan
edukasi kepada siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas itu melalui game yang
dilaksanakan sebulan sekali kemudian ada
kotak curhat masalah jadi ketika siswa
itu ingin melakukan konseling bisa juga dengan melalui secara langsung dengan
ketua PIK-R atau pengurusnya, di PIK-R tersebut juga ada yang dinamakan
konselor sebaya, pendidik sebaya. Dengan adanya PIK-R ini bisa mencegah siswa
di Sekolah Menengah Atas dari narkoba, kriminal dan yang lainya
Berdasarkan uraian di
atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai permasalah
yang terjadi di sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari, dengan judul “Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari”.
B.
Fokus Permasalahan
C. Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Peran
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Batanghari?
2.
Apa saja bentuk
Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari?
3.
Apa saja faktor
pendukung dan penghambat Pusat Informasi Dan Konseling Remaja
dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari?
D.
Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Adapu
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketua PIK-R dalam mengatasi
kenakalan remaja. Selain itu di sekolah tujuan khusus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Peran
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari
b. Untuk mengetahui bentuk Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pusat Informasi Dan
Konseling Remaja dalam mengatasi kenakalan siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Untuk sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai informasi kebijakan khususnya berkaitan dengan untuk meningkatkan
tentang peran kepala sekolah dalam mengahadapi konflik pada peserta didik
b.
Bagi peneliti untuk melengkapi salah satu syarat
menyelesaikan pendidiksn strata satu (S1)
dalam ilmu Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
c.
Agar lebih bisa meningkatkan lagi anggota PIK-R benteng
bangsa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari
KAJIAN
TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)
a.
Pengetian PIK-R
Pusat
Informasi dan Konseling (PIK) Remaja adalah suatu wadah kegiatan PKBR(Pusat
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari,oleh dan untuk
remaja guna melakukan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan - kegiatan penunjang lainya (Anonim,
2013:4).
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
adalah suatu wadah atau organisasi yang ditujukan untuk remaja yang ada di
desa. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) merupakan suatu organisasi yang
banyak melakukan kegiatan yang positif seperti sosialisasi tentang edukasi
kesehatan alat reproduksi, pergaulan bebas, seks bebas, dampak pergaulan bebas,
dan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja (Iin Maryana, 2016;73)
PIK-R
adalah suatu wadah kegiatan program Generasi Berencana (GENRE) yang dikelola
dari, oleh, dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling
tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan
penunjang lainnya. PIK-R mulai dikenalkan pada tahun 2016 dan 2017 setelah
penyusunan dari tahun 2016 atas respon Undang-Undang Dasar 1945 pasal 48 UU No.
52 Tahun 2009 tentang kebijakan pembangunan keluarga dengan usaha mempersiapkan
para remaja karena remaja adalah calon orangtua supaya membangun keluarga yang
menghasilkan generasi yang baik dan membangun remaja menjadi penduduk usia
produktif agar mampu membangun bangsa menjadi lebih baik.
9
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
Artinya: Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan (Q.S Al-Hasyr : 18)
Pentingnya saling menghormati dan
mengingatkan antara satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan tugas agar
terlaksana secara efektif dan efisien. Peran semua komponen sangat berpengaruh
dan saling mempengaruhi dalam pencapian tujuan. Sebagaimana yang sabdakan oleh
Rasulullah SAW dalam hadits Riwayat Muslim :
مَثَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ
فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ اْلجَسَدِ إِذاَ
اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَاْلحُمَى
Artinya: “Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta
adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka
anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam (HR.
Bukhori Muslim)
Dari
pengertian teori di atas Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) adalah bentuk
kegiatan yang diselenggarakan oleh remaja dan untuk remaja guna mendapatkan
informasi melalui sosialisasi atau bimbingan konseling berupa kesehatan alat
reproduksi, penyiapan kehidupan berkeluarga, dan pemecahan permasalahan pemuda
seperti seks bebas, NAPZA, dan HIV/AIDS. Adanya Pusat Informasi Konseling
Remaja (PIK-R) dapat mencegah pemuda terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang
dapat menghancurkan masa depan pemuda.
Bimbingan
konselingpun diberikan kepada remaja/pemuda yang bersedia menyampaikan
permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan yang disampaikan oleh pemuda yang
melakukan bimbingan konseling rahasianya apapun dapat terjaga. Hanya pemuda dan
konselornya saja yang mengetahui. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi pemuda yang bersangkutan diharapakan dapat bercerita seleluasa mungkin
sesuai kenyataannya. Agar konselor dapat memahami permasalahannya, serta dapat
memberikan pemecahan masalah yang tepat dan sesuai dengan permasalahan pemuda
yang bersangkutan.
b. Program
Kegiatan PIK-R
Program
penguatan integrasi kegiatan rohani di sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai-nilai keagamaan dan kepedulian sosial siswa di sekolah.
berikut adalah program PIK-R Menurut para ahli:
1). Menurut Kementrian agama
Pendidikan dan kebudayaan republi Indonesia Program PIK-R adalah program yang
di rancang untuk mengimplementasikan kegiataan rohani kedalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. (Kemendibud, 2018:3)
2). Program
PIK-R adalah yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa tang berakhlak mulia
3).
Program PIK-R adalah program yang di rancang untuk memperkuat integrasi
kegiataan rohani dengan kegiataan akademik di sekolah agar siswa memiliki
kualitas keagamaan dan kepedulian sosial yang baik (Rofiq, 2019:29)
Adapun Program Kegiatan Pusat Informasi Dan Konseling
Remaja (PIK-R) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari. Dalam rangka
mewujudkan Visi dan Misi PIK-R Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari
maka dirumuskanlah program kegiatan sebagai berikut:
1)
Penyusun program kerja PIK-R
2)
Sosialisi PIK-R
3)
Pembekalan Pengurus PIK-R
4)
Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya
5)
Poskes
6)
Genpen (Genre Play And Education)
7)
Senam Sehat
8)
Gotong royong rutin
9)
Kegiatan keagamaan (Remaja Mushollah)
10)
Sosialisasi ke remaja masjid atau masyarakat
11) Kegiatan KEPO STARS
1M (Koin Genre, Pojok, Kependudukan Kelas, Genre Stars, Mengadakan Mitra Kerja
di Sekolah dan Luar Sekolah)
12) Modul tentang kita
13) Mengikuti kegiatan
lomba dan seminar tingkat kabupaten dan provinsi. (Dokumentasi SMA Negeri 2
Batanghari)
Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di bentuk karena semakin tingginya kasus
permasalahan yang timbul karena kurangnya informasi dan tempat pemuda/ remaja
untuk sharing yang membuat pemuda/remaja nyaman. Dari nyaman tersebut
pemuda/remaja dapat berkeluh kesah tentang kehidupannya dengan jujur dan
terbuka sehinggah dapat memperoleh titik terang bagi pemuda yang memiliki
masalah. Pusat Informas Konseling Remaja (PIK-R) diharapkan dapat berperan seperti
yang banyak diharapkan oleh kita semua terutama bagi pemuda yang memiliki
masalah dengan kehidupanya.
Peran
remaja sangat penting dalam pencegahan stunting dari dulu. Pembinaan ketahanan
Remaja Generasi Berencana (Remaja Genre) diharapkan terhindar dari hubungan
seksual di luar pernikahan , pernikahan usia dini, dan penyalagunaan NAPZA yang
berawal dari minimnya bergama resiko fisik maupu psikis. Resiko tersebut
disebabkan karena matangnya alat reproduksi, labilnya kondisi psikis, dan belum
mantapnya kondisi ekonomi. Oleh karena itu, perlu dimaksimalkan peran remaja
melalui wadah Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) guna mecegah hal
tersebut. PIK-Remaja merupakan suatau wadah kegiatan program Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari oleh dan untuk
remaja guna memberikan penyalanan informasi dan konseling Kesehatan reproduksi
serta penyiapan kehidupan berkeluarga (Publik, 2022)
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa pusat informasi konseling remaja memiliki sebagai tempat remaja memcari
informasi serta memberikan pelayanan konseling tentang Kesehatan alat
reproduksi, sehingga remaja/pemuda terhindar dari bahay seks bebas, NAPZA, dan
penyakit menular HIV/AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) juga
berperan mengarahkan pemuda/remaja yang mengikuti program ataupun bimbingan
konseling yang dilakukan Pusat Informasi Konseling Remja (PIK-R) menjadi pemuda
yang peka terhadap permasalaahan yang timbul di lingkungan masyarakat dan
pergaluannya, serta dapat menjadi pemuda tersebut sebagai konselor bagi
teman-teman terdekatnya apabila pemuda tersebut dapat memberikan kemasukan
beserta mengarahkan teman terdekatnya kearah yang positif maka permasalahan
yang timbul di kalangan pemuda cenderung berkurang
d. Tujuan dan sasaran
PIK-R
Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK-R) merupakan sebuah organisasi yang dibentuk
oleh BKKBN yang berperan untuk meningkatkan informasi tentang masalah remaja.
masa remaja in adalah sebuah masa yang membutuhkan perhatian baik dari segi
pengetahuan, perilaku, dan psikologis, mereka. PIK-R ini dibentuk atas dasar
tujuan untuk membangun remaja dan meningkatkan Kesehatan dan mencegah penyakit
khususnya di kalangan remaja sehingga penyimpangan-penyimpangan perilaku pada
remaja bisa teratasi. Sedangkan tujuan dari PIK-Remaja itu sendiri adalah untuk
memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life
Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas, sesuai dengan minat dan
kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga guna
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. (Anonim, 2013:32).
Tujuan
dan sasaran pembentukan PIK-R menurut Bambang Sumatri dalam kutitipan (Iin Maryana, 2016) sebagai berikut:
1)
Memberikan informasi Kesehatan tentang reproduksi remaja
2)
Keterampilan kecakapan hidup (life sikill)
3)
Pelayanan knseling
4)
Rujukan Kesehatan reproduksi remaja untuk mewujudkan
tegar remaja dalam rangka tercapainya Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(KKBS). Tegar remaja merupakan, remaja
yang berperilaku hidup sehat yang terhindar dari tiga resiko yaitu TRIAD KRR (Seksualtas,
NAPZA, HIV dan Aids) yang mempunyai perencanaan tentang kehidupan berkeluarga
untuk keluarga kecil yang bahagia serta cukup 2 anak, menjadi contoh idola dan
sumber informasi bagi teman sebayanya.
Sedangkan sasaran
pembentukan PIK-R adalah
sebagai berikut :
1)
Sasaran utama yaitu: kelompok-kelompok remaja
2)
Sasaran Pengaruh: aktivitas remaja/institusi, pendidik
sebaya, atau konselor sebaya
3)
Sasaran penentu: bisa ke kepala desa, camat,
Bupati/Walikota, Rektor, tokoh masyakat, tokoh agama, pimpinan sekolah/kepala
sekolah, pimpinan pesantren pimpinan instansi/perusahaan. (BKBKN 2013:33).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pusat
informasi dan konseling remaja (PIK-R) adalah organisasi yang berfokus pada
peningkatan kesejahteraan remaja melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman
mereka tentang berbagai isu penting. Organisasi ini berusaha untuk mmembantu
remaja menghadapi tantangan unik yang mereka hadapi, baik itu dari segi fisik
emosional atau psikologis. Organisasi ini berusaha untuk mencegah penyakit dan
penyimpangan perilaku di kalangan remaja dengan menyediakan berbagai layanan
dan informasi.
Adapun
tujuan dari pusat informasi dan konselig remaja itu sendiri di Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Batanghari adalah diadakanya sebagai tempat remaja bergabung,
bercerita, mendapat pengetahuan dari materi tentang remaja dan sebaginya,
tujuannya untuk membantu remaja dalam menghadapi masalahnya.
2. Kenakalan Siswa
a. Pengertian
Kenakalan
Kenakalan berasal dari kata “nakal” yang berarti kurang baik (tidak
menurut, mengganggu dan sebagainya). Istilah kenakalan dalam bahasa asingnya
disebut ”deliquency” yang artinya kejahatan. Sedangkan menurut
terminologi, kenakalan berarti suatu penyimpangan tingkah laku yang dilakukan
oleh seseorang sehigga menganggu ketentraman diri sendiri dan orang lain (Hasan
Basri, 2015:13).
Menurut Zakiah Derajat kenakalan
siswa adalah istilah yang dipakai oleh warga Negara Indonesia sebagai sebutan
suatu perbuatan siswa yang kurang baik atau bertentangan dengan hukum, agama,
dan masyarakat. (Zakiyah Daradjat, 2015:8). Sehubungan dengan itu,
Sudarsono mengatakan bahwa kenakalan siswa adalah ”perbuatan atau kejahatan
atau pelanggaran yang dilakukan oleh siswa yang bersifat melawan hukum, anti
sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama”. Sedangkan menurut Kartini
Kartono dalam buku “Patologis Sosial Kenakalan Remaja”, kenakalan siswa
merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada siswa yang
disebabkan oleh bentuk tingkah laku yang menentang (Kartini, 2016:7).
Kenakalan
siswa Juvenile Delinquency ialah kejahatan/kenakalan yang dilakukan oleh
anak-anak muda dan merupakan gejala sakit (patalogis), Secara sosial
pada remaja yang disebabkan oleh salah satu betuk pencegahan sosial, sehingga
mereka itu mengembangkan bentuk tangka laku yang menyimpang. Kenakalan yang
dilakukan oleh remaja tentunya mempunyai alasan-alasan yang menyebabkan
kenakalan itu terhadi. Mungkintimbulnya kenakalan remaja, bukan karena murni
dari dalam diri remaja itu sendiri, tetapi merupaakan efek samping dari hal-hal
yang tidak dapat ditanggulangi oleh remaja dalam keluarga dan lingkungannya.
Bahkan orang tua sendiri tak mampu mengatasinya. Akibatnya remaja yang menjadi
korban dari keadaan keluarga. Remaja yang masih muda energik dan potensial yang
menjadi harapan keluarga dan bangsa terjerumus dalam perilaku yang menyimpang
dan merusak masa depannya.
Bahkan
orang tua sendiri tak mampu mengatasinya, akibatnya remaja menjadi korban dari
keadaan keluarga. Remaja yang masih muda, energik dan potensial yang menjadi
harapan keluarga dan bangsa terjerumus dalam perilaku yang menyimpang dan
merusak masa depannya. Permasalahan remaja ibarat gunung es yang tanpa kita
sadari banyak remaja terlibat dengan narkoba dan miras, perilaku seks bebas
(kehamilan diluar nikah,aborsi, prostitusi dan pernikahan usia dini), tawuran
dan kenakalan remaja lainnya.
Berdasarkan
beberapa keterangan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kenakalan siswa adalah tindakan pelanggaran oleh siswa terhadap
peraturan atau tata tertib sekolah dan nilai-nilai sosial di masyarakat
sehingga dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
b. Pengertian
Remaja
Remaja
berasal
dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua (Asrori.M, 2016:13).
Remaja adalah masa peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental,
emosi, dan sosial. Masa remaja berlangsung antara 12 hngga 21 tahun. (Sarwono, 2018:79). Masa remaja adalah masa transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12
atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan
tahun. (Papalia, 2018:7).
Menurut
Hurlock, remaja adalah yang beranjak mulai usia 11 dan 13 tahun sampai 21
tahunyang terbagi atas tiga masa yaitu:
1)
Fase Pre Adolescence: mulai usia 11-13 tahun untuk Wanita dan sekitar setahun
kemudian bagi pria
2)
Fae Early Adolescence: mulai 13-14 sampai 16-17 tahun
3)
Fase Late Adolescence: masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hempir
bersamaan dengan masa etika seseorang tengah menempu perguruan tinggi (Suryandari, 2020:52).
Masa remaja merupakan fase yang penting dalam hidup
seseorang dimana mereka memulai menemukan jati diri, mencari identitas, dan
belajar berinteraksi dengan dunia disekitar mereka selama masa ini, remaja juga
mementuk dasar bagi perkembangan mereka ke masa dewasa. Dalam kesimpulanya juga
remaja adalah periode yang penuh dengan eksplorasi dan pertumbuhan, dimana
individu mengalami perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan
mereka. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memberikan dukungan dan
bimbingan yang yang tepat kepada masa remaja selama masa ini agar mereka dapat
berkembang menjadi individu yang mandiri dan sukses dimasa yang akan datang.
Remaja
adalah fase yang penuh dengan pemuan dan pertumbuhan. Ini adalah waktu dimana
seseorang menemukan diri mereka sendiri, mencari identitas mereka, dan belajar
bagaimana berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Remaja juga merupakan
periode penting untuk pembentukan nilai dan keyakinan pribadi.
Adapun
kesimpulan dari remaja berdasarkan pendapat di atas adalah masa remaja adalah
fase yang penting dalam kehidupan seseorang, yang dimana mereka mengalami
penuan diri, mencari identitas, dan belajar berinteraksi dengan dunia di
sekitar mereka selama masa ini, remaja juga membentuk nilai dan keyakinan
pribadi yang akan membentuk dasar bagi perkembangan mereka di masa dewasa.
3. Penyebab
Kenakalan Siswa
Terjadinya kenakalan remaja biasanya disebabkan oleh factor internal (faktor yang
berasal dari remaja itu sendiri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari
luar)
1.
Faktor Internal
a.
Krisis Identitas; perubahan biologis dan sosiologis pada
diri remaja yang memugkinkan terjadinya dua bagian integrasi. Pertama
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupanya. Kedua tercapainya
identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua.
b.
Kontrol diri yang lemah; remaja yang tidak bisa
mempelajari dan membedakan tinggkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak
dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuanya (Karlina, 2020:230).
2.
Faktor Eksternal
a.
Lingkungan Keluarga; keadaan lingkungan keluarga yang
menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keuarga yang broken home,
rumah tangga yang berantakan dapat disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya,
keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua ini
merupakan sumber yang memicu terjadinya kenakalan remaja.
b.
Pengaruh Dari Lingkungan Sekitar; bergaul dengan teman
sebaya yang kurang baik dapat mempengaruhi perilaku dan watak remaja ke dalam
hal yang negatif.
c.
Tempat Pendidikan;
kenakalan remaja yang sering terjadi di sekolah, sering membolos pada
saat jam pelajaran sering melanggar peraturan sekolah (Karlina, 2020:231).
Menurut
Kartini Kartono, berpendapat bahwasanya faktor penyebab terjadiya
kenakalan remaja antara lain:
1.
Anak kurang mendapatkan perhatian kasih saying dan
tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya
masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin.
2.
Kebutuhan fisik
maupun psikis; anak-anak yang tidak terpenuhi keinginan dan harapan anak-anak
tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya
3.
Anak tidak pernah mendapatkan Latihan fisik dan mental
yang sangat di perlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan
disiplin dan kontrol diri yang baik. Maka dengan demikian perhatian dan kasih
sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan
seseorang remaja dalam membentuk kepribadian sikap remaja sehari-hari jadi
perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan factor penyebab terjadinya
kenakalan remaja. (Kartini Kartono, 2017:53)
Dengan
demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupkan suatu dorongan yang
berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta
sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan factor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Faktor
lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku kenakalan pada remaja adalah konsep
diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri terhadap keseleruhan diri,
baik yang yang menyangkut kelebihan maupun kekuranagan diri, sehingga mempuyai
pengaruh yang besar terhadap keseluruan perilaku yang ditampilkan.
4. Cara Mengatasi Kenakalan Siswa
Dari
berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini
sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang
tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan
remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan
remaja dapat dibagi dalam:
a. Tindakan Preventif
Usaha
pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara
berikut:
1).
Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
2).
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan
mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk
kenakalan.
Usaha pembinaan remaja
dapat dilakukan melalui:
1). Menguatkan
sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
2). Memberikan
pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan
pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan
etiket.
3).
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
4). Memberikan
wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
5). Memperkuat
motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan
sosial yang baik.
6).
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan
dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
7). Memperbaiki
keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana
banyak terjadi kenakalan remaja. (Dadan Sumara, 2017:350).
Upaya
untuk menanggulangi kenakalan remaja tidak bisa dilaksanakan oleh tenaga ahli
seperti psikomotor, konselor dan pendidik, melainkan dengan kerja sama semua
pihak antara lain orang tua, guru, PIK-R, pemerintah dan masyarakat. Selain itu
persoalan mengenai kenakalan remaja tidak dapat diselesaikan hanya melalui
ceramah dan pidato akan tetapi lebih baik dilakukan dengan perbuatan nyata.
Menurut
pendapat Maulana menyatakan bahwa cara mengatasi kenakalan remaja perlu adanya
kolaborasi, peran keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keluarga
menciptakan kondisi harmonis antara anggota keluarga dan orang tua menjadi
figure model bagi anaknya. Sekolah memberikan ruang kepada anak untuk belajar
disiplin dan bertanggungjawab atas perilaku yang dilakukan. Lingkungan
masyarakat memberikan kontrol bagi perilaku remaja agar perilakunya tidak
menyimpang dari nilai normal yang diyakini masyarakat. Sekolah juga menjadi
tempat bagi remaja untuk mengembangkan diri secara kognitif dan sosial. (Maulana, 2019:28)
Pusat
informasi dan konseling remaja (PIK-R) dapat berperan dalam mengatasi kenalan
remaja di sekolah berupa bolos sekolah, merokok dan berupa melanggar peraturan
sekolah melalui beberapa cara, yaitu:
1. Meningkatkan
kesadaran siiswa tentang pentingnya disiplin
2. Meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar
3. Membantu siswa dalam
mengembangkan kontrol diri
4. Membantu siswa dalam
membangun hubungan yang positif dengan teman, keluarga, dan masyarakat.
B. Studi
Relevan
1.
Iin Maryana 2016, mengemukan penelitian yang berjudul “Peran
dan Strategi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dalam Upaya
Mensosialisasikan Pengetahuan dan Pelayanan Reproduksi Remaja, Skripsi Fakultas
ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas lampung.
Adapun persamaan dalam penelitia ini
dimana terletak pada sama-sama membahas tentang PIK-R. Adanya berbagai
permasalahan remaja yang semakin hari semakin kompleks, diantaranya dalam aspek
kesehatan reproduksi berkaitan dengan 3 resiko yang dihadapi oleh remaja yaitu
TRIAD KRR (Seksualitas, HIV & AIDS, Napza), disertai dengan kurang
sosialisasi penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja. Dengan permasalahan
tersebut di harapkan PIK-Remaja dapat menjalankan perannya dalam melakukan
sosialisai dan pelayanan tentang kesehatan reproduksi remaja.
Sedangkan perberdaan dalam penelitian ini
dimana saudari Iin Maryana lebih memfokus penelitian pada peran dan strategi PIK-Remaja
dalam mensosialisaikan pengetahuan dan pelayanan yang berkaitan dengan materi genre
yaitu kesehatan reproduksi remaja. Sementara penulis lebih memfokus penelitian
pada mengatasi kenakalan remaja di sekolah.
2.
Windy Octania 2020, mengemukan penelitian yang berjudul “Peran Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
di SMA Negeri 22 Palembang”. Skripsi Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
Persamaan dalam penelitian
penulis dengan penelitian Windy Octnia yaitu samam-sama memfokus penelitian
pada Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di SMA.
Sementara perbedaan dalam penelitian ini
adalah dimana dalam skrip Windy Octania mengemukan bahwa pada umumhnya masalah
yang dialami oleh siswa SMA Negeri 22 palembang yaitu perilaku pacaran yang
tidak jarang menjurus ke arah perilaku seksual, hamil sebelum menikah,
pernikahan dini, perkelahian, membolos sekolah, merokok, tindakan bullying,
dan sebagainya. Sedangkan penelitian yang penulis kemukakan mengarah pada bagaimana peran pusat informasi dan konseling remaja
(PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari
3.
Muhammad Azinar 2022, jurnal yang berjudul “Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah dalam Mewujudkan Generasi
Berencana di Daerah Tinggi Perkawinan Anak”.
Perbedaan antara jurnal yang dikemukana
oleh Muhammad Azinar dengan penelitian yang penulis kemukan adalah dimana dalam
jurnalnya mengemukan bahwa PIK-R yang salah satu kegiatannya adalah memberikan
edukasi sebaya telah mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
sasaran di desa mitra. Sementara penulis memfokus penelitian pada peran pusat
informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.
Adapun persamaanya antara penelitian
penulis dengan Muhammad Azinar yaitu terletak pada sama-sama membahas
permasalahan pada Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Sekolah
Perbedaan
antara jurnal yang dikemukana oleh Rofiq adalah dimana dalam jurnalnya
mengemukan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Forum Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK Remaja) sebagai perwujudan pendidikan nonformal di
masyarakat. Sementara penulis memfokus penelitian pada peran pusat informasi dan
konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.
Sementara persamaan dalam
penelitian yang penulis kemukakan terletak pada Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Berkaca pada maraknya perilaku
menyimpang di masa remaja saat ini, berbagai kegiatan yang dilaksanakan dari,
oleh dan untuk remaja, Forum PIK Remaja memberikan kesempatan bagi remaja untuk
memperoleh pengetahuan, kemampuan dan bekal guna menghadapi tantangan kehidupan
saat ini.
5.
Mutiara Jasmisari, 2021, dalam penelitianya yang berjudul “Kenakalan Remaja di
Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung”. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh kalangan remaja. Adapun persamaa antara
penelitian penulis dengan Mutiara Jasmisari adalah terletak pada sama-sama
Kenakalan Remaja di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas. Adapun berberdaannya,
dimana penulis memfokus pembahasan pada bagaimana peran
pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari. Sementara penelitian saudari Mutiara Jasmisari lebih memfukus pada hasil
penelitianya dan pembahasanya kenakalan remaja pada siswa Sekolah Menengah Atas
di Kota Bandung.
6. Sri Sutami 2018, mengemukan penelitian
yang berjudul “Kenakalan Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YP Gajah Mada Palembang”. Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
Persamaan dalam penlitian ini
juga terletak pada fokus pembahasan mengenai Kenakalan Siswa Di Sekolah Menengah dimana saudari Sri Utami mengemukan
penelitiannya pada Kenakalan Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YP Gajah
Mada Palembang.
Sementara perbedaan dalam penelitian adalah dimana penulis memfokus
penelitian pada siswa Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Batanghari, sedangkan saudari Sri Utami memfokus pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YP Gajah Mada
Palembang.
7.
Dadan Sumara 2017, jurnalnya yang berjudul “Kenakalan
Remaja dan Penanganannya.
Adapun perbedaan dalam jurnal saudara
Dadan Sumara dengan penelitian penulis adalah dimana saudara Dadan Sumara mengemukan
bahwa remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Sementara penulis sendiri
memfokus penelitian ini pada aspek bagaimana peran pusat informasi
dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan remaja di Sekolah dan
apa saja kegiatan program pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam
mengatasi kenakalan remaja di Sekolah serta faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan program peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam
mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari.
Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah
terletak pada sama-sama kenakalan remaja yang meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
8.
Mutiara Jasmisari 2022, jurnalnya yang berjudul “Kenakalan Remaja di Kalangan
Siswa Sekolah Menengah Atas di Bandung.
Dalam jurnal Mutiara Jasmisari terdapat
kesamaan antara penelitian penulis dengan jurnal Mutiara Jasmisari, dimana
terdapat sama-sama mengemukan bahwa kenakalan remaja merupakan salah satu
bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kalanganremaja.
Sementara
perbedaan antara penulis degan jurnal Mutiara Jasmisari adalah dimana berdasarkan
penelitian yang dikemukakanya bahwa kenakalan remaja sering dikaitkan dengan
status sosiaekonomi keluarga. Tulisan ini mendeskripsikan fenomena kenakalan
remaja pada siswa SMA di Kota Bandung. Sedangkan penulis sendiri memfokus penelitian
ini bagaimana
peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan
siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari dan apa saja kegiatan
program pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dalam mengatasi kenakalan
remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari serta faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan program peran pusat informasi dan konseling remaja
(PIK-R) dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Batanghari.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode
Penelitian
1.
Pendekatan
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif itu sendiri adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang sesuatu yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain. Secara holistik,
dan dengan mendeskripsikan dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Lexy J. Moelong, 2016:201).
Pendekatan
penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Pendekatan penelitian menentukan
bagaimana peneliti akan mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan
penelitian adalah cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan
menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Ada tiga jenis pendekatan
penelitian: metode kualitatif, metode kuantitatif, dan metode campuran/gabungan
(Sukandarrumidi, 2016:39).
2. Metode Penelitian
26
B. Setting dan Subjek Penelitian
1.
Setting Penelitian
Setting
penelitian adalah lingkungan, tempat atau wilayah yang direncankan oleh
peneliti untuk dijadikan objek penelitian. Setting penelitian dalam penelitian
ini juga diperlukan untuk memperoleh data, informasi, dan keterangan yang
diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian. (Amir Hamzah, 2019:35)
Penelitian
ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari yang terletak di
Jalan Jambi-Muaro Bungo Desa Sukaramai Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari
Provinsi Jambi. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi di Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Batanghari adalah dimana terdapatnya kecendrungan siswa dalam
melakukan hal-hal yang negatif seperti bolos sekolah, merokok dan tawuran yang
dapat merugikan mereka sendiri dan mencoreng nama baik sekolah.
2. Subjek Penelitian
Menurut (Moleong, 2016:25)
mengatakan tokoh formal berkaitan dengan individu yang mampu mengelola Lembaga
misalnya pimpinan atau kepala bagian, sedangkan tokoh informal adalah
sekelompok masyarakat baik secara langsng maupun tidak langsung terkena dampak
dari aktivitas lembaga tersebut.
1.
Kepala sekolah
2.
Pembina atau ketua PIK-R
3.
Siswa-siswi SMA 2 Batanghari
Adapun alasan
peneliti memilih subjek di atas adalah
karena merekalah yang nanti akan dipinta keterangan melalui wawancara serta
mendapatkan informasi terkait tentang permasalahan remaja yang ada di sekolah
tersebut bagaima peran PIK-R di sekolah tersebut ketika mengatasi kenakalan
remaja seperti bolos sekolah, merokok
dan mencegah kenakalan remaja yang ada di sekolah dengan cara mengadakan
penyuluhan tentang tiga resiko yang dihadapi remaja seperti Seksualitas, Alat
Reproduksi, Hiv/Aids Dan Napzah.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis
Data
Adapun jenis data dalam penelitian ini
terbagi dua jenis yaitu :
a. Data
Primer
Data
primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukanya (M. Iqbal Hasan, 2016).
Sumber
data primer yaitu sumber pokok yang di dapatkan untuk kepentingan penelitian.
Sumber data primer di dapatkan secara langsung dari sumber data aslinya berupa
wawancara, pendapat individua tau kelompok maupun hasil observasi dari suatu
objek kejadian atau hasil pengujian.
b. Data
Sekunder
Data
sekunder adalah data yang didapatkan secara langsung dari objek penelitian.
Data sekunder yang diperoleh adalah sebuah situs internet, ataupun dari sebuah
referensi yang sama dengan apa yang sedang di teliti oleh peneliti (Sugiyono,
2017:209).
Data
skunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpulan data atau data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulanya oleh
peneliti, misalnya lewat orang lain, dokumen, koran, keterangan-keterangan atau
publikasin lainya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah sesuai Undang-Undang ketenagakerjaan, buku, jurnal, artikel yang
berkaitan dengan topik penelitian mengenai sistem pengadilan internal atas
sistem dan prosedur penggajian dalam usaha mendukung efisiensi biaya tenaga
kerja.
2. Sumber Data
Sumber
data adalah subjek dari mana data yang dapat diperoleh. Dalam penelitian ini
sumber data merupakaan merupakan hal yang penting karena menentukan jenis data
yang akan di kumpulkan dan metode pengumpulan data yang akan gunakan (Sugiyono,
2017:211).
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber
data dapat berupa manusia, benda peristiwa atau kondisi. Sedangkan Menurut (Nur Indrianto, 2018:29). Sumber
data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru konseling dan siswa
sekolah menengah atas negeri 2 Bataghari.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data menurut Sugiyono dan
menurut Nur Indrianto dan Bambang Supono memiliki kesamaan, pada pengertian
sumber data adalah subjek atau objek yang memiliki informasi yang memiliki
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Berdasarakan
yang di atas jadi disimpulkan bahwa sumber data adalah subjek atau objek yang
memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sumber data dapat berupa
manusia, benda, peristiwa, atau kondisi. Sumber data merupakan hal yang penting
dalam penelitian karena menentukan jenis yang akan dikumpulkan dan metode
pengumpulan data yang akan digunakan.
D. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data merupakan Langkah yang paling startegis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang di tetapkan (Sugiyono, 2017:192).
Teknik
pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh data
yang peneliti perlukan. Dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan
sumber data yang digunakan maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1.
Observasi
Observasi
merupakan suatu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang terjadi pada objek
penelitian. observasi merupakan Teknik yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif karena dapat digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat alamiah
dan kompleks. (S.Nasution, 2018:123).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan data
dengan observasi disebut
metode observasi. Alat pengumpulan datanya adalah panduan observasi,
sedangkan sumber data bisa berupa benda tertentu, atau situasi tertentu, atau
proses tertentu, atau perilaku orang tertentu.
Metode pengumpulan data
dengan observasi ini dapat digunakan dalam penelitian
filosofis, penelitian historis, penelitian eksperimen, dan penelitian
deskriptif (Jusuf Soewadji, 2019:157)
Observasi
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan Adapun metode
observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan program
PIK-R yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batanghari, siswa dan siswi
yang ikut pik-r itu sangat aktif dalam kegiatan pusat informasi
2.
Wawancara
Wawancara adalah
cara atau teknik untuk mendapatkan informasi atau data dari
interviewee atau responden
dengan wawancara secara langsung face to face, antara
interviewer dengan interviewee. Dalam teknik wawancara interviewer bertatap
muka langsung dengan responden atau yang diwawancarai atau interviewee (Jusuf Soewadji, 2019:152-153).
Wawancara
digunakan sebagai Teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang haru diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan dari pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk
tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono, 2016:69). Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
seharian, sejarah kegidupan (life historis), beografi, peraturan, dan
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, sketsa dan lain-lain.
Dokemen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar,
patung dan flim dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
E. Teknik Analisis Data
Analisis
data adalah suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan bahan-bahan
lain sehimgga dapat mudah dipahami dengan cara mengorganisasi data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam bagian-bagian tersebu, untuk melakukan sistesis,
memilih mana yang mana yang penting dan di pelajari, dan membuat kesimpulan
sehinggah mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
1. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya. Denzin, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexi J. Moleong, 2017:330)
2. Penyajian Data
Penyajian
data yang bisa dilakukan dalam bentuk uraikan singkat bagian hubungan antar kategori
dan sejenisnya. Melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasi tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami,
3. Penarikan
Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yaitu penarikan
kesimpulan dan vertivikasi. Kesimpulan dalam penelitian mengungkap temuan
berupa hasil deskripsi yang sebelumnya masi kurang jelas dan diambil kesimpulan
(Komariah, 2016:93).
F.
Teknik Keabsahan Data
Teknik
ini menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik yang
dilakukan untuk menguji keyakinan data dengan memanfaatkan hal-hal lain diluar
data tersebut untuk kepentingan mengadakabn pengecekan atau perbandingan
terhadap data yang dikumpulkan, sedangkan teknik diperlukan agar menghasilkan
data-data valid dan akurat tentang objek yang diteliti yang berasal dari
observasi dan wawancara.
Untuk meyakinkan kepercayaan data, maka di perlukan
teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan,
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Uji Kredibilitas
Kredibilitas
adalah validitas internal dalam penilaian kualitatif. Uji kredibilitas atau
kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan enam teknik
yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketentuan dalam penelitian,
triangulasi data, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative,
menggunakan bahan referensi dan member chek
(Sugiyono, 2016)
a. Peningkatan Ketekunan
Dalam peningkatan ketekunan dilaksanakan secara lebih
cermat dan berkesinambungan agar kepastian data daan urutan peristiwa dapat di
rekam secara pasti dan sistematis. Juga dengan meningkatkan ketekunan, peneliti
dapat melaksanakan pengecekan kembali apakah data yang didapatkan itu salah
atau tidak dan juga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat daan
sistematis tentang apa yang diamati.
b. Triangulasi
Triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai Teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada, dengan teknik ini berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observaasi partisifatif wawancara mendalam dan melakukan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan. Triangulasi bersumber
dalam artian untuk mendapatkan sumber data yang bereda-beda tetapi dengan
Teknik yang sama (Sugiyono, 2016:48)
Triangulasi
dalam penguji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan sebagai itu terdapat
trangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.
1). Triangulasi
Sumber
Triangulasi
sumber untuk menguji kredibilitas suatu data dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan pada data yang telah diperoleh dari berbagai sumber data seperti
hasil wawancara, arsip, maupun dokumen lainnya.
2). Triangulasi
Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas suatu
data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan pada data yang telah diperoleh
dari sumber yang sama menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang
diperoleh dari hasil observasi, kemudian dicek dengan wawancara.
3). Triangulasi
Waktu
Triangulasi waktu
dapat mempengaruhi kredibilitas suatu data. Data yang diperoleh dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar biasanya akan
menghasilkan data yang lebih valid. Untuk itu pengujian kredibilitas suatu data
harus dilakukan pengecekan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi pada
waktu atau situasi yang berbeda sampai mendapatkan data yang kredibel.
Triangulasi
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan,
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi
teknik dilakukan untuk menguji kreabilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang diperoleh dengan teknik observasi atau dokumentasi
c. Menggunakan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi dalam penilaian ini adalah
sebagai pendukung untuk memastikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.
Adapun bahan referensi yang digunakaan peneliti berupa wawancara,
observasi/pengamatan melalui indera penglihatan dan pendengar, serta catatan
hasil wawancara dan lain sebagainya (Sugiyono, 2016:133).
2.
Uji Dependality
Uji
dependality adalah uji keabsahan data dengan melaksanakan audit tentang
keseluruhan proses penelitian oleh auditor indenpenden, dalam penelitian ini
peneliti melaksanakan uji dependality dengan audit secara langsung oleh
pembimbing mulai menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis, melakukan uji keabsahan data sampai membuat
kesimpulan (Sugiyono, 2016:178).
Uji
dependality merupakan suatu penelitian apabila orang lain dapat
mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji ini dilakukan
karena banyaknya peluang seorang peneliti mempunyai data tanpa turun ke
lapangan secara langsung, maka penelitian ini tidak reliable atau dependable.
Penelitian ini uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian dengan pembimbing untuk dapat menerangkan seluruh
kegiatan data sampai analisisnya dan pengambilan keputusan
G. Jadwal Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama (enam) bulan, mulai dari bulan Januari sampai bulan Juni 2024. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian
No |
Kegiatan |
Tahun 2024 |
|||||||||||||||||||||||
April |
Mei |
Juni |
Juli |
Agustus |
September |
||||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Persiapan penelitian |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Menyusun atau menulis
konsep proposal |
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Mengajukan judul ke
Fakultas untuk persetujuan judul |
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Konsultasi dengan dosen
pembimbing |
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Seminar proposal |
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Izin atau perintah
riset |
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Pelaksanaan riset |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
8 |
Analisis Data |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
9 |
Konsultasi kepada dosen
pembimbing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
10 |
Penggandaan skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
11 |
Munaqasah dan perbaikan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
12 |
Penggandaan skripsi dan
penyampaian skripsi kepada tim Penguji dan Fakultas |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
0 $type={blogger}:
Posting Komentar