PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MELALUI PEMBINAAN KETARAMPILAN KEISLAMAN DI PONDOK PESANTREN ASWAJA
DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN JUJUHAN
KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
RUSMI
NIM. 201180162
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2022
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya meyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil dari karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi
yang saya kutip dan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian
skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau berindikasi adanya unsur plagiat
dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Jambi, Januari 2022
Rusmi
NIM: 201180162
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan terkhusus kepada kedua orang tuaku ayah M.
Yusuf. D Ibu ku Siti Fatimah yang telah mengasihiku dari kecil hingga sekarang, kasihnya tiada
terhingga sayanganya tak kan terbalas, semoga kedua orang tua ku selalu deberi
kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT, Amin. Untuk saudadara-saudari ku Siti
Aminah, Ade Sutra, Muhammad Kosdi, Siti Maryam, dan Adinda Lutfia Ananda yang
telah memberi motivasi yang sangat luar biasa hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh dorongan dan semangat yang tinggi Serta
guru-guruku yang mengajarkanku berbagai ilmu pengetahuan dan kepada seluruh
teman-teman ku seperjuangan terima kasih yang tak terhingga penulis curahkan
buat kalian semua.
MOTTO
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا
مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ (فصلت:33)
Artinya: “ Siapakah yang lebih baik perkataannya dari
pada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata,”
sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)”.( Q.S
Al-fussilat;33)
KATA PENGANTAR
بِسْمِ
اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis
ucapkan kehadirat Allah Swt. sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam
semesta ini, dan yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di
kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : “Pelaksanaan
Kegiatan Ekstra Kurikuler Melalui Pembinaan Ketarampilan Keislaman Di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan
pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu
melalui kolom ini penulis meyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A, Ph.D. Selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.,M. El selaku Wakil Rektor I, Dr.As’ad
Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II dan Dr.Bahrul Ulum, S.Ag, MA Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadillah, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
4. Dr. Risnita, M.Pd. selaku Wakil Dekan I, , Bapak Dr.Najmul Hayatl,
S.Ag. M. Pd.I. Selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Yusria, S. Ag, M.Ag. Selaku
Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
5. Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam dan Habib Muhammad, S.Ag, M.Ag. Selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama
Islam.
6. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I Selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
7. Ibu Habib Muhammad, M.Ag Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan keikhlasan, kesabaran dan
rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, karyawan dan karyawati serta segenap
Aktivitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan..
9. Kepala dan majlis guru serta siswa pondok pesantren Aswaja Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
10. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi beserta segenap karyawan-karyawati.
11. Teman-teman seperjuangan yang ikut memberikan perhatian dan
partisipasinya dalam menulis skripsi ini.
12. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, saya ucapkan terimakasih.
Kemudian sebagai karya manusia tentu skripsi ini ada
terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca diharapkan
kesediaannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifat kontribusi membangun,
seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
Jambi, Januari 2022
Rusmi
NIM: 201180162
ABSTRAK
Nama / NIM |
: |
Rusmi / 201180162 |
Program Studi |
: |
Pendidikan Agama Islam |
Judul Skripsi |
: |
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra
Kurikuler Melalui Pembinaan Ketarampilan Keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja
Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi |
Lingkungan pondok pesantren
merupakan lingkungan yang cocok sebagai wahana santri dalam mengembangkan
potensi diri baik dari segi spiritual maupun intelektual dirinya. Penelitian
ini bertujuan agar siswa menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan,
sebagai buah dari keaktifannya mengikuti suatu kegiatan ekstrakurikuler. Program
ekstrakurikuler dapat membiasakan siswa terampil mengorganisasi, mengelola,
menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang
digelutinya.
Penelitian ini merupakan
bentuk penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan suatu gejala sosial
dan bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada
saat studi. Peneliti menggunakan desain penelitian ini karena peneliti ingin
mengetahui dan memberikan gambaran secara apa adanya mengenai pelakasanaan
kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi, dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapun pokok permasalahannya
adalah :(1) bentuk-bentuk kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman, (2) pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui
pembinaan ketarampilan keislaman, serta (3) hasil yang dicapai siswa dalam
kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan adanya kegiatan ektrakurikuler siswa dapat terampil dengan bakat
dan minat yang dimiliki siswa sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, baik dikalang sekolah maupun di masyarakat.
Kata Kunci: Ektrakurikuler,
Pembinaan, Pondok Pesantren Aswaja
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN
.................................................................................. |
i |
NOTA DINAS
............................................................................................... |
ii |
PENGESAHAN
............................................................................................ |
iv |
PERNYATAAN ORISINALITAS
............................................................... |
v |
PERSEMBAHAN
......................................................................................... |
vi |
MOTTO
......................................................................................................... |
vii |
ABSTRAK
..................................................................................................... |
viii |
KATA PENGANTAR
................................................................................... |
ix |
DAFTAR ISI
.................................................................................................. |
xi |
DAFTAR
TABEL
......................................................................................... |
xiii |
BAB
I PENDAHULUAN |
|
|
|
A. Latar Belakang Masalah
............................................................ |
1 |
|
B. Rumusan Masalah
....................................................................... |
8 |
|
C. Batasan Masalah ......................................................................... |
9 |
|
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
................................................ |
9 |
BAB II
KERANGKA TEORI |
|
||
|
A. Kajian Teoritik ............................................................................ |
11 |
|
|
|
1. Pengertian Ekstrakurikuler ..................................................... |
11 |
|
|
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler .... |
13 |
|
|
3. Tujuan Ekstrakurikuler .......................................................... |
18 |
|
|
4.
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................. |
20 |
|
B. Studi Relevan
.............................................................................. |
22 |
BAB III PROSEDUR PENELITIAN |
|
|
|
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
.............................................. |
24 |
|
B. Setting dan Subjek Penelitian
...................................................... |
25 |
|
C. Jenis dan Sumber Data
................................................................ |
27 |
|
D. Metode Pengumpulan Data
......................................................... |
28 |
|
E. Teknik Analisis Data
................................................................... |
30 |
|
F. Triangulasi Pemerikasaan
Keabsahan Data ................................. |
32 |
|
G.
Jadwal Penelitian
........................................................................ |
33 |
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN |
|
|||
|
A. Temuan Umum |
35 |
||
|
|
1. Historis
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ............... |
35 |
|
|
|
2. Geografis Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang............. |
35 |
|
|
|
3. Struktur Organisasi Pondok
Pesantren Aswaja ..................... |
36 |
|
|
|
4. Keadaan Guru, Karyawan
dan Siswa Pondok Pesantren Aswaja
................................................................................. |
38 |
|
|
|
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Pondok Pesantren Aswaja ... |
39 |
|
|
B. Temuan Khusus .......................................................................... |
42 |
||
|
|
1.Bentuk-bentuk Kegiatan Ekstra
Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja
Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi...................................... |
42 |
|
|
|
2. Pelaksanaan kegiatan Ekstra Kurikuler
melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa
Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi..................................................................... |
49 |
|
|
|
3. Hasil yang dicapai siswa dalam
kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi........................................ |
55 |
|
BAB V PENUTUP |
|
|
|
A. Kesimpulan ................................................................................. |
60 |
|
B. Saran-saran
.................................................................................. |
61 |
|
C. Kata Penutup
............................................................................... |
62 |
- Daftar Pusta
- Lampiran
DAFTAR TABEL
No |
Jenis Tabel |
Hal |
1.
|
Jadwal Penelitian ................................................................................... |
34 |
2.
|
Struktur organisasi Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi |
37 |
3.
|
Keadaan guru, karyawan Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi tahun ajaran 2021-2022 ............................................................................................. |
38 |
4.
|
Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022 .............................................. |
39 |
5.
|
Keadaan sarana pembelajaran
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022 .......................................................... |
41 |
6.
|
Keadaan prasarana pembelajaran
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022
.......................................................... |
41 |
7.
|
Jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui
pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
tahun 2021/2022
.................................................................................... |
51 |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Lingkungan pondok pesantren merupakan
lingkungan yang cocok sebagai wahana santri dalam mengembangkan potensi diri
baik dari segi spiritual maupun intelektual dirinya. Didalamnya juga sarana
yang tepat dalam rangka pembinaan kepribadian para santri. Pondok pesantren
selain merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, juga menjadi
pusat kegiatan pendidikan yang telah berhasil menanamkan semangat
kewiraswastaan, kemandirian, kepribadian, dan patriotik.
Secara filosofis bahwa landasan dalam pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
dalam tujuan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh
potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum
dalam tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Secara Teoritis ekstrakurikuler
merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program
kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi
siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan
pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap
kegiatan yang diikuti oleh para siswa.
Secara Faktual bahwa keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam suatu organisasi atau kegiatan yang diikutinya
merupakan gambaran perkembangan sosial siswa tersebut. (Roni Nasrudin,
2010:18). Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memiliki hal-hal berikut ini.
1 |
2) Adanya peranan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler, meliputi posisi mereka dalam struktur berorganisasi
dan tanggung jawab serta loyalitas terhadap kegiatan.
3) Adanya tujuan yang jelas dalam
kegiatan ekstrakurikuler, baik tujuan yang bersifat kepentingan pribadi, sosial
maupun akademis.
4) Adanya manfaat yang mereka
rasakan dari kegiatan yang mereka ikuti, baik manfaat yang bersifat pribadi,
sosial maupun akademis.
5) Adanya dukungan dalam keikutsertaan siswa pada kegiatan yang mereka
dikuti, baik itu dukungan diri sendiri, guru, maupun teman.
6) Adanya prestasi yang pernah
diraih. (Roni Nasrudin, 2010:18).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah
atau di luar sekolah untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
(Wahyuddin Nur, 2017; hal. 79). Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di
sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata
pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler memiliki makna dan tujuan yang sama. Seringkali kegiatan
kokurikuler disebut juga sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan mereka lebih
menyukai dengan sebutan kegiatan ekstakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler bertjuan untuk
mendidik para siswa agar terampil dan mampu berbicara di depan khalayak untuk
menyampaikan ajaran-ajaran Islam di hadapan umum dengan penuh percaya diri.
Firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 100 yang berbunyi:
كُنْتُمْ خَيْرَ
أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ..... (ال عمران : 110)
Artinya: Kamu (umat
islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ( Q.S
Ali Imran; 110)
Ayat di atas mejelaskan bahawa untuk mencapai
maksud tersebut perlu adanya segolongan umat islam yang bergerak dalam bidang
dakwah. Karena pada ayat ini diperintahkan agar supaya diantara umat islam ada
segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan
kepada kebaikan menyeru kepada yang makruf (baik), dan mencegah dari yang
mungkar (keji). Jelas ayat diatas memerintahkan kepada umat islam untuk menjadi
umat yang pandai menyampaikan, mengajak, menyeru dan mencegah kepada kebaikan
dan mencegah kepada yang mungkar. Artinya umat harus pandai menyampaikan dengan
bahasa yang baik dan santun agar orang lain dapat menerima seruan itu dengan
baik. Salah satu cara untuk menyeru pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran
yaitu di adakannya kegiataan muhadharah dalam dunia pendidikan
Kegiatan
ekstrakurikuler secara langsung dapat mempengaruhi motivasi dan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dalam kelas maupun diluar, dengan siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler berarti sudah melatih siswa untuk berani dan mau
menunjukkan bakat dan keinginan yang tersimpan dalam dirinya. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang diikuti oleh para
siswa diharapkan dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang sering muncul
dalam proses pembelajaran dikelas, masalah tersebut antara lain: Siswa kurang
aktif dalam kelas, cenderung pasif dan menanti perintah dari guru, kurangnya
motivasi belajar bagi siswa, kurang mampu menerima pelajaran dengan baik,
prestasi belajar siswa kurang memuaskan, karena belum sesuai dengan harapan
pembelajaran
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah
atau di luar sekolah untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
(Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2013). Dalam kegiatan eksrakurikuler inilah
para santri dapat mengasah dan mengaplikasikan nilai-nilai kepribadian dengan
lebih kompleks jika dibandingkan ketika mereka berada di dalam kelas saat
proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan penting kegiatan ekstrakurikuler
ini adalah sebagai wahana pengembangan diri para santri. Karena dalam
aplikasinya, semua kegiatan ekstrakurikuler yang ada membutuhkan komunikasi
satu dengan yang lainnya. Mereka akan belajar bagaimana cara bersosialisasi,
bermasyarakat, bertanggung jawab, bersikap, dan bertindak
Salah satu wadah pembinaan siswa di
sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam
program ekstrakurikuler merupakan kegiatan terkoordinasi, terarah, dan terpadu
dengan kegiatan lain di sekolah, untuk mendukung pencapaian tujuan kurikulum.
Yang dimaksud kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan program yang telah di tentukan dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan
baik.
Secara teori ekstrakulikuler membutuhkan
semangat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Pengertian ekstrakurikuler dapat
ditemukan dalam panduan pengembangan diri yang diterbitkan oleh departemen
Pendidikan Nasional. Ekstrakurikuler adalah kegiatan Pendidikan di luar jam
mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. (Kompri, 2007:213)
Abdul Rachman saleh juga mendefinisikan bahwa
“program ekstra kurikuler merupakan kegiatan
pembelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran
yang disesuaikan dengan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembinaan
siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang”.( Abdul Rachman Saleh, 2006:70).
Ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur
pembinaan kesiswaan mempunyai peranan utama sebagai berikut :
1)
Memperdalam dan
memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam,
serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan
mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada.
2)
Melengkapi upaya
pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai- nilai kepribadian para
siswa
3)
Membina serta
meningkatkan bakat, minat dan
keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah
kemampuan mandiri, percaya
diri dan kreatif.
(Winarno,2017:6).
Dalam lingkup dunia persekolahan,
program ekstrakurikuler (ekskul) menjadi bagian penting dari suatu
sekolah. Bahkan dapat
menjadi ciri khas sekolah,
dan dapat dijadikan
daya tarik untuk meraih calon
siswa baru.
Program ekstrakurikuler, dapat membentuk
behaviour action. Siswa menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu
kegiatan, sebagai buah dari keaktifannya mengikuti suatu kegiatan
ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dapat membiasakan siswa terampil
mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai
karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya. Perlu dicatat, pembiasaan itu
tidak didapatkan dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas.
Melalui
kegiatan ekstrakurikuler nantinya siswa diharapkan bisa melatih
dirinya agar benar- benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial,
sesuai dengan kapasitasnya sebagai insan terpelajar, dan jika benar-benar
digalakkan sesuai esensinya, semua jenis kegiatan ekstrakurikuler mengarah pada
apresiasi berbagai pengetahuan yang diserap siswa. Dalam hal ini, pendidikan di
sekolah dan luar sekolah, serta pendidikan da lam keluarga maupun luar keluarga
harus bersinergi. (Indra Djati Sidi, 2013:12).
Setiap sekolah mempunyai budaya berbeda-beda yang harus dipahami
dan dilibatkan dalam proses peningkatan mutu. Agar perubahan peningkatan mutu
yang terjadi bisa berlangsung terus-menerus, maka pegembangan kultur sekolah
harus diperbaiki. budaya sekolah akan menjelaskan bagaimana sekolah berfungsi
dengan segala internal yang terjadi. Sekolah harus berusaha memperkuat budaya
yang positif dan menghilangkan budaya yang negatif. Dengan memahami dan
mengembangkan budaya sekolah yang positif
dan mengurangi yang negatif.
Salah satu budaya sekolah yang harus dikembangkan adalah
ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler bagi siswa sedikit banyak akan mempengaruhi
hasil belajarnya dan kedisiplinan ini harus dimulai dari guru sebagai teladan
yang utama. Contohnya seorang siswa yang memiliki minat belajar tinggi kemudian
memiliki guru yang malas-malasan pergi mengajar, masuk ke dalam kelas tidak
tepat waktu, tidak memiliki kemampuan akademis yang cukup untuk ditransfer ke
anak didik, otomatis minat belajar akan menurun. Prilaku minat belajar yang
rendah dari siswa tidak jarang dikarenakan dari pengaruh guru yang kurang
memberikan dorongan atau motivasi bagi anak didiknya.
Keberadaan guru dan siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler, merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses
pembelajaran, siswa sebagai subjek belajar yang berkembang dan hasil siswa
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor penentu terhadap keberhasilan
dan kegagalan pembelajaran adalah kurangnya minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran. Ekstrakurikuler sekolah bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan
bagi siswa untuk mencaPendidikan Agama Islam tujuan pembelajaran.
Kegiatan pendidikan formal dikemas dalam bentuk kurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kurikuler dan kokurikuler telah berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memfokuskan pada pembelajaran
klasikal baik dalam kelas maupun di luar kelas. Namun pada sisi lain,
ekstrakurikuler juga harus berjalan sesuai dengan standar yang ada. Dalam hal
ini, kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dapat ditemukan dalam program pengembangan diri. (Anonim, 2009:12). Dalam
panduan tersebut dijelaskan bahwa pengembangan diri terdiri dari dua jenis
kegiatan yaitu bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, secara sederhana dapat
mendatangkan manfaat terhadap, siswa, masyarakat, dan sekolah. Dengan manfaat
tersebut, sekolah bisa menjadi lebih terkenal dan populer dan bahkan bisa
dijadikan sebagai tempat promosi sekolah kepada masyarakat.
Program ekstrakurikuler, dapat membentuk
behaviour action. Siswa menjadi terampil dan
terbiasa dengan suatu kegiatan, sebagai buah dari keaktifannya mengikuti suatu
kegiatan ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dapat membiasakan siswa
terampil mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai
karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya. Perlu dicatat, pembiasaan itu
tidak didapatkan dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler
nantinya siswa bisa melatih dirinya agar benar- benar mampu memerankan dirinya
dalam kehidupan sosial, sesuai dengan kapasitasnya sebagai insan terpelajar,
dan jika benar-benar digalakkan sesuai esensinya, semua jenis kegiatan
ekstrakurikuler mengarah pada apresiasi berbagai pengetahuan yang diserap
siswa. Dalam hal ini, pendidikan di sekolah dan luar sekolah, serta pendidikan
da lam keluarga maupun luar keluarga harus bersinergi.
Studi awal penulis di Pondok Pesantren
Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi dimana ada tingkat kesadaran siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sangatlah
rendah, dimana saat kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah
banyaknya siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dibuat oleh
guru. Hal ini perlu adanya bimbingan dari guru agar siswa dapat mengikuti
kegiatan tersebut. Pada sisi lain juga siswa kurang termotivasi saat mengikuti
ekstrakurikuler diluar jam pelajaran. Kenyataannya guru masih rendahnya memberikan motivasi kepada
siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga perlu adanya upaya dari
untuk memberikan kesadaran kepada siswa untuk melakukan Kegiatan
ekstrakurikuler khususnya kegiatan ekstrakurikuler Agama Islam di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi.
Hasil obeservasi penulis di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi, dimana kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan sudah berjalan dengan
baik, seperti pembinaan Tilawah al-Quran, Ceramah Keagamaan (muhadharah),
Seni Rebana (Marawis, Samroh, Hadroh, Qasidah dan Rebana. Namun masih terdapat
siswa atau santri yang tidak antusias mengikuti program ekstrakurikuler yang
telah ditetapkan oleh pondok Pesantren Aswaja. Kondisi ini membuat para guru
perlu adanya penamaman kesadaran bagi siswa akan pentingnya kegiatan
ekstrakurikuler kepada siswa untuk
mengikuti kegiatan tersebut, karena hal ini dapat membantu siswa untuk menambah
wawasan bagi mereka dalam belajar. (Observasi, 09 Agustus 2021).
Salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi
(Dukmentasi: Ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang)
Sehubungan dengan latar belakang masalah
tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu
penelitian skripsi yang diberi judul “Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Melalui Pembinaan Ketarampilan Keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas, maka masalah pokok yang muncul dalam penelitian ini
adalah:
1.
Apa saja bentuk-bentuk
Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi?
2.
Bagaimana pelaksanaan
kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi ?
3.
Bagaimana hasil yang
dicapai siswa dalam kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?
C.
Batasan Masalah
Penelitian
ini memfokuskan kajian tentang Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler
melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Penelitian ini terfokus pada kegiatan
yang dilakukan oleh sekolah secara rutin dan berkelanjutan melalui guru
Pendidikan Agama Islam dalam membangun karakter keagamaan. Adapun bentuk-bentuk
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Aswaja Desa
Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi seperti
pembimbingan penyelenggaraan Baca Tulis al-Quran (BTQ), Tahfidz al-Quran,
Pembinaan Tilawah al-Quran, Ceramah Keagamaan (muhadharah), Seni Rebana
(marawis, samroh, hadroh, qasidah, rebana dan ceramah agama yang
dikembangkan di sekolah pada luar jam pelajaran.
D.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a)
Ingin mengetahui
bentuk-bentuk Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
b)
Ingin mengetahui
pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman
di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten
Bungo Provinsi Jambi
c)
Ingin mengetahui hasil
yang dicapai siswa dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan
Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Untuk menambah wawasan
berpikir dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis mengenai pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
melalui pembinaan Ketarampilan Keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
b.
Untuk memberikan
sumbang pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan Kegiatan
Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren
Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
c.
Untuk syarat guna
mencapai gelar Sarjana Strata (S1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
KERANGKA TEORI
A. Kajian Teoritik
Berdasarkan fokus
permasalahan di atas maka penulis memerlukan beberapa pendapat para ahli atau
ide-ide pemikiran dengan sumber rujukan yang ada dan pokok permasalahan yang
diteliti, oleh karenanya penulis akan mengemukakan beberapa defenisi-defenisi
yang berkaitan dengan pokok penelitian yaitu tentang upaya guru Pendidikan
Agama Islam dalam memotivasi siswa untuk melakukan Kegiatan Ekstra Kurikuler di
Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi sebagai berikut:
1. Pengertian Ekstrakurikuler
Istilah ekstrakurikuler terdiri atas dua
kata yaitu “ekstra” dan “kurikuler” yang digabungkan menjadi satu kata
“ekstrakurikuler”. Dalam bahasa Inggris disebut dengan extracurricular dan
memiliki arti di luar rencana pelajaran. (M. Echols 1992;227) Secara
terminologi sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang
secara khusus agar sesuai dengan factor minat dan bakat siswa. (http:// penelitian tindakan kelas. blogspot. Com. ekstrakurikuler, 11September 2021).
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang
ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan
dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari
oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun
lingkungan sekitarnya. (Wiyani, 2013:107, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan:
Volume 6, Nomor 11, Mei 2016)
11 |
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar
sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan
antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan
manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu
tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1998: 6).
8 |
Menurut Yudha M. Saputra (1998: 6),
menjelaskan bahwa kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler memiliki makna dan
tujuan yang sama. Seringkali kegiatan korikuler disebut juga sebagai
kegiatanekstrakurikuler. Bahkan mereka lebih menyukai dengan sebutan kegiatan
ekstakurikuler. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 7). Kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau
“merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yangwajib”. Kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk
melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain untuk mempertunjukkan
pada orang tua dan temanteman apa yang mereka sedang pelajari.
Berdasarkan pengertian tentang
ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan sebuah upaya untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang berada diluar
jam pelajaran yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal
pembentukan kepribadian para siswa.
An-Nahlawi mengemukakan bahwa kegiatan
ektra kurikuler merupakan kegiatan tambahan yang merupakan bagian dari
pelajaran di sekolah dan kelulusan siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam
kegiatan Ekstra Kurikuler. Jelas, Ekstra Kurikuler juga merupakan majlis yang
akan sangat berguna apabila dikuti. Selain merupakan kegiatan yang dapat
memberi kelapangan dari Allah dan mengangkat derajat para siswa yang
mengikutinya, kegiatan Ekstra Kurikuler juga merupakan kegiatan tambahan di
luar struktur program pelajaran yang biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan siswa. (An-Nahlawi, 1989, hlm. 56).
Hal yang paling penting untuk
mempertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
adalah isi dari pengembangan itu sendiri. Menurut Yudha M. Saputra (1998:
11-13), menjelaskan tiga isi pengembangan program yaitu ; a). Rancangan
Kegiatan, b). Tujuan Sekolah, dan c) Fungsi Kegiatan.
Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis
Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah
maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang
studi. (Moh. Uzer Usman, ddk, 1993, hlm. 22).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut
dapat dimaknai bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar
struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya
dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan peserta didik. Inilah makna
secara sederhana yang bisa dipahami dari berbagai definisi yang dikemukakan
para ahli.
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pada umumnya
prinsip pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dilakukan diluar jam pelajaran, dan merupakan
serangkaian program yang dapat menunjang dan dapat mendukung program
intrakurikuler. Prinsip-prinsip program
ekstrakurikuler adalah:
a.
Semua peserta didik,
guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan
program.
b.
Kerjasama tim adalah
fundamental.
c.
Pembatasan-pembatasan
untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
d.
Prosesnya adalah lebih
penting daripada hasil.
e.
Program hendaknya
cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.
f.
Program hendaknya
memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
g.
Program dinilai
berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi
pelaksanaannya.
h.
Kegiatan ini hendaknya
menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya
pengajaran kelas juga memberikan sumber motivasi bagi kegiatan peserta didik.
i.
Kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program
pendidikan di sekolah, (Suryosubroto,
2002;275-276)
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
sebagai berikut.
- Segala kegiatan
sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak.
- Harus ada
keseuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat.
- Harus sesuai
dengan karakteristik anak.
- Harus selalu
mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Yudha M. Saputra,
1998;10)
Pengembangan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan bagian dari proses pendidikan. Sasaran yang
ingin dicaPendidikan Agama Islam tidak semata-mata terampil dalam berbagai
kegiatan, namun lebih menitik beratkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Prinsip Penyelenggaraan Ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren adalah:
1)
Bersifat individual, yaitu
dikembangkan sesai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik
masing-masing;
2)
Bersifat wajib bagi peserta
didik yang belum menguasai kompetensi Pendidikan Agama Islam tertentu.
3)
Partisipasi aktif, yaitu menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan
masing-masing;
4)
Menyenangkan, yaitu dilaksanakan dalam
suasana yang mengembirakan peserta didik;
5)
Membangun etos kerja, yaitu dikembangkan
dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha
dan bekerja dengan giat dan baik.
6)
Kemanfaatan sosial, yaitu dikembangkan
dan dilaksanakan bagi peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat. (Aqip,
2011:68)
Dari prinsip-prinsip kegiatan
ekstrakurikuler diatas dapatlah dipahami bahwa pada dasarnya prinsi
ekstrakurikuler adalah proses yang
menyangkut banyak faktor di samping keempat hal tersebut di atas, masih banyak
hal yang harus dipertimbangkan, misalnya: siapa yang terlibat dalam
pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler (guru, pembina dan
pelatih); bagaimana proses pelaksanaanya (di luar jam pelajaran
intrakurikuler); apa tujuanya (pengayaan dan perbaikan); dan kepada siapa
program ini ditunjukkan (anak didik).
Dalam upaya melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler banyak sekali hambatan dan permasalahan yang harus
dihadapi baik terhadap SDM, sarana dan dana, tingkat kepedulian orang tua daan
masyarakat maupun petunjuk pelaksanaan ekstra kurikuler itu sendiri sehingga
kegiatan ekstra kurikuler di sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya,
apalagi saat ini siswa dituntut untuk belajar penuh pagi dan sore. Sehingga
hendaknya selain unsur penilaian positif mengenai ekstrakurikuler itu sendiri,
maka beberapa kajian seperti tersebut diatas hendaklah menjadi suatu hal yang
patut dicermati. (Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, Jurnal Penddidkkan.
Kepelatihan. http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/ presiden--bentuk-karakter-bangsa-09September 2021.
Pukul: 20.49 WIB). Hal yang paling penting untuk mempertimbangkan dalam
pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah isi dari
pengembangan itu sendiri. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 11-13), menjelaskan
tiga isi pengembangan program sebagai berikut.
a) Rancangan Kegiatan
Program kokurikuler dan
ekstrakurikuler adalah serangkaian kegiatan dalam berbagai unit kegiatan untuk
satu catur wulan. Titik pusat kegiatan bukan hanya memuat tentang pentingya
program itu sendiri, namun merupakan perpaduan dari pengalaman belajar. Rencana
belajar menunjuk pada strategi dan prosedur membina bagi kemudahan anak
belajar. (Lutan, 1986;72)
b) Tujuan Sekolah
Sebagai pengembang kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler seyogianya harus memberikan harapanmengenai
hakikat sekolah, khususnya untuk mewujudkan tujuan sekolah yang bersangkutan.
Meskipun program kokurikuler dan ekstrakurikuler secara garis besar sudah
dituangkan dalam kurikulum sekolah dasar, namun tidak menutup kemungkinan bagi
para pengelola untuk mengembangkanya sesuai dengan keinginan sekolah. Dalam hal
ini sekolah lebih tahu kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, baik anak
maupun sumber-sumber daya lainya sebagai pendukung kegiatan. (Lutan, 1986;72)
Sebagai gambaran bagaimana
tujuan sekolah itu dapat disesuaikan dengan prosedur dalam pengembangan
kegiatan kokurikuler dan esktrakurikuler. Sebuah sekolah menyajikan kegiatan
perlombaan dan pertandingan olahraga setiap tahun, mereka memiliki tujuan yang
lebih luas yaitu mempertemukan kebutuhan masyarakat dengan sekolah. Sebab itu
tujuan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan banyaknya peserta yang terlibat.
Bahkan dalam pelaksanaanya, kegiatan tersebut juga mempertimbangkan partisipasi
orang tua anak.
c) Fungsi Kegiatan
Kegunaan fungsional dalam
mengembangkan program kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut.
- Menyiapkan anak menjadi orang yang bertanggung jawab.
- Menemukan dan mengembangkan minat dan bakat pribadinya.
- Menyiapkan dan mengarahkan pada suatu spesialisasi, misalnya: atlet,
ekonomi, agamawan, seniman, dan sebagainya. (Aqip, 2011;53),
Ketiga tujuan tersebut di
atas harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler, sehingga produk sekolah memiliki kesesuaian dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Adapun fungsi
Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi adalah sebagai
berikut:
1) Pembinaan, yaitu membentuk perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari dan
memberikan bantuan klinis bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
penguasaan kompetensi Pendidikan Agama Islam;
2) Pengembangan, yaitu bahwa kgiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan
karakter Islami;
4) Rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus mengembangkan kehidupan
budaya Islami di sekolah yang lebih menarik bagi peserta didik;
5) Persiapan karir, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik
melalui pengembangan kapasitas dan kompetensi Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu: pengembangan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
hendaknya memperhatikan beberapa aspek penting yang mendukung keberlangsungan
kegiatan ekstrakurkuler. Materi yang diberikan berisi materi yang sesuai dan
mampu memberi pengayaan. Selain itu dapatmemberi kesempatan penyalurkan bakat
serta minat dan bersifat positif tanpa mengganggu ataupun merusak potensi alam
dan lingkungan.
3. Tujuan Ekstrakurikuler
Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis
Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah
maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang
studi.” (Moh.Uzer Usman & Lilis, 1993, hlm. 22)
Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler
diantaranya yaitu:
a)
Siswa dapat
memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan tentang hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha
esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat rohani
dan berkepribadian yang mantap dan mandiri, dan memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
b)
Siswa mampu
memanfaatkan pendidikan kepribadian dan mengaitkan pengetahuan yang
diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
(Noer, A., Tambak, S, 201;21, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, vol.
2
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa
kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan. Tujuan dari
ekstrakurikuler yaitu: (a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif
maupun afektif (b) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju manusia seutuhnya (c) Mengetahui serta membedakan hubungan
antara satu mata pelajaran dengan lainnya (Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2017 Halaman:
955—962)
Kegiatan ekstrakurikuler menurut
memiliki beberapa tujuan di antaranya:
1.
Meningkatkan kemampuan
peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.
2.
Menyalurkan dan
mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang
berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
3.
Melatih sikap
disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.
4.
Mengembangkan etika
dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam
semesta, bahkan diri sendiri.
5.
Mengembangkan
sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan
sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.
6.
Memberikan bimbingan
dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat,
bugar, kuat, cekatan dan terampil.
7.
Memberi peluang peserta
didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik;
secara verbal dan nonverbal. (Ria Yuni Lestari 1. UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember
2016, Hal. 136-152 Untirta Civic Education Journal ISSN : 2541-6693)
Sementara itu adapaun tujuan dari kegiatan
ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi adalah :
1)
Meningkatkan kemampuan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik;
2)
Mengembangkan bakat
dan minat peserta didik dalam pembinaan kepribadian muslim;
3)
Mewujudkan budaya
keberagamaan (religious culture) pada tingkat satuan pendidikan;
4)
Meningkatkan syi’ar
Islam
Berdasar uraian di atas tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan:
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan
mencegah berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini. Selain itu kegiatan
ekstrakurikuer mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam
upaya pembinaan pribadi.
4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Ruang lingkup kegiatan
ekstrakurikuler mengacu pada pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik. Adapun Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan di antaranya:
1)
Baca Tulis al-Quran
(BTQ),
2)
Tahfidz al-Quran,
3)
Pembinaan Tilawah
al-Quran,
4)
Ceramah Keagamaan (muhadharah),
5)
Kaligrafi,
6)
Nasyid,
7)
Seni Rebana (marawis,
samroh, hadroh, qasidah),
8)
Jurnalistik Islam
(majalah dinding, bulletin, dan lain-lain).
Adapun Jenis Kegiatan
Ekstrakurikuler dapat digolongkan sebagai berikut:
a). Ekstrakurikuler Berdasarkan Pilihannya
1)
Ekstrakurikuler
Wajib ini adalah salah satu program ekstrakurikuler yang sifatnya itu
harus atau wajib diikuti oleh seluruh para peserta didik, terkecuali itu untuk
peserta didik yang memiliki atau mempunyai kondisi tertentu yang membuatnya
tidak mampu untuk bisa mengikuti kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler
tersebut.
2)
Ekstrakurikuler
Pilihan ini merupakan sebuah program pilihan ekstrakurikuler yang bisa atau
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat serta minatnya
masing-masing. (Damanik, 2014:16, Jurnal Ilmu Keolahragaan).
b). Berdasarkan Waktu Pelaksanaannya
1)
Ekstrakurikuler Rutin
ini merupakan suatu bentuk kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler yang
dilaksanakan dengan secara terus menerus, seperti misalnya : latihan bola voli,
latihan sepak bola serta sebagainya.
2)
Ekstrakurikuler
Periodik ini merupakan segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, camping, pertandingan olah
raga serta sebagainya. (Marno, M., Sariade, L., & Muchlis, A., 2020; 187. Jurnal
Akademik FKIP Unidayan.
c). Berdasarkan Jenis Kegiatannya
1)
Krida – Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa, Kepramukaan, PMR (Palang Merah Remaja) ,
Paskibra(Pasukan Pengibar Bendera) dan lainnya.
2)
Karya Ilmiah –
Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan serta kemampuan
akademik, penelitian dan juga sebagainya.
3)
Latihan atau Olah
Bakat atau juga Prestasi – Pengembangan bakat olahraga, seni serta budaya,
cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya. (Lestari, Ria Yuni.
2016;1-2. Untirta Civic Education Journal 1.2
Manfaat ekstrakurikuler menurut Usman dan Setiawati (1993:22)
dapat meningkatkan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor, mengembangkan bakat dan minat siswa dan membina pribadi yang
positif dan berprestasi serta dapat mengetahui, mengenal dan membedakan antara
hubungan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Menurut Sutisna
(1985:57) kegiatan ekstrakurikuler memberikan manfaat seperti menggunakan waktu
luang seoptimal mungkin, memberikan rekreasi mental dan fisik secara sosial,
memperoleh pengalaman dan bekerja sama dengan orang lain serta mengembangkan
tanggung jawab. Dari pendapat di atas dapat diketahui betapa pentingnya
kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa karena melalui pengalaman-pengalaman
tersebut akan berguna bagi masa yang akan datang. (Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2017 Halaman:
955—962).
Dari jenis kegiatan Ekstrakurikuler
diatas dapatlah dipahami bahwa Sebuah kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler dilakukan di
dalam suasana rilek, menggembirakan, serta menyenangkan sehingga
menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan atau aktivitas
ekstrakulikuler harus bisa atau dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah
lebih menantang serta lebih menarik bagi peserta didik
B. Studi Relevan
Sepanjang yang penulis ketahui
tidak ada peneliti yang melakukan
penelitian mengenai Pelakasanaan Kegiatan Ektrakurikuler melalui
pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Meskipun demikian, sepanjang
penulis tahu peneliti-peniliti terdahulu sebelum penelitian ini ada kesamaan
(pendekatan) dengan judul penelitian yang penulis bahas ini. Penelitian
terdahulu yang telah dikemukakan mereka antara lain :
1. M. Firdaus, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam Meningkatkan
Disiplin Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi tahun ajaran 2008. dalam skripsi ini beiau
mengemukakan pokok masalah diantaranya : Bagaimana upaya guru dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa di MTs Negeri Berembang, Apa saja
kendala-kendala guru dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di MTs Negeri
Berembang dan Bagaimana hasil yang dicaPendidikan Agama Islam guru dalam meningkatkan
disiplin belajar siswa di MTs Negeri Berembang
2. Ira Mariana dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya Kecamatan
Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur” tahun ajaran 2009. Dalam skripsi
ini beliau mengemukan pokok masalah dianataranya : Bagaimana kedisiplinan siswa
pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya Apa faktor yang
menyebabkan kedisiplinan siswa pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar
Jaya, Apa kendala guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa pada kelas XI IPS
di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya dan bagaimana cara mengatasinya dan
Bagaimana hasil yang dicaPendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya.
3. Dian Anggraini, dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Guru dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku Kecamatan Maro Sebo Kabupaten
Muaro Jambi tahun ajaran 2008. dalam skripsi ini beliau mengemukan pokok
masalah dianataranya : Bagaimana strategi guru dalam tahap pra instruksional
untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak di
kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku, Apa strategi guru dalam
tahap instruksional untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran Aqidah Akhlak di kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang
Duku dan Bagaimana strategi guru dalam tahap evaluasi untuk meningkatkan minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas IX Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk
penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan suatu gejala sosial.
Maksudnya penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang
tengah berlangsung pada saat studi. Peneliti menggunakan desain penelitian ini
karena peneliti ingin mengetahui dan memberikan gambaran secara apa adanya
mengenai pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
Menurut Sugiyono bahwa pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu dan pengambilan sampel secara random dengan pengumpulan data
menggunakan instrumen, analisis data bersifat statistic. (Sugiono, 2015:14).
Lexy J Moleong menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J Moleong, 2016:6).
24 |
2. Metode Penelitian
Sugiyono pengertian metode penelitian
adalah sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” (Sugiyono,
2016:2). Dalam melakukan penelitian ini,
penulis menggambarkan pendekatan penelitian dengan menerapkan metode
deskriptif. Menurut Sugiyono yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah:
“Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang
berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan
dengan variabel yang lain”. (Sugiyono, 2016:59)
Adapun alasan penulis menggunakan metode
deskriptif ini adalah untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana
pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman
di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten
Bungo Provinsi Jambi, maka dengan menggunakan penelitian kualitatif penulis
dapat memenuhi karakteristik terutama dalam hal pengungkapan data secara
mendalam melalui wawancara, observasi dan kajian dokumen terhadap apa yang
dilakukan para informan.
B. Setting dan Subjek Penlitian
1.
Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi, dengan alasan bahwa masih banyak
terdapat siswa-siswi yang tidak mengikuti ektra kurikuler Agama Islam di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi dan permasalan ini belum
pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Oleh karenanya penulis tertarik menela’ah permasalahan tersebut dan
sejauh mana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan
Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus
tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi narasumber,
atau partisipan, informan, teman, guru, atau konsultan dalam penelitian. Karena
mereka tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan secara pasif tetapi secara
aktif berinteraksi secara interaktif dengan peneliti seperti dengan peneliti
seperti yang peneliti ciptakan.
Adapun subjek yang diteliti dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, guru tahfiz,
guru tilawah, guru seni dan siswa-siswi kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja
Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi yang
diambil dengan menggunakan cara Purposive Sampling yaitu teknik yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya
dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. (Amirul Hadi, 1998, hlm. 202).
Penulis menetapkan informan kunci adalah Guru Pendidikan Agama Islam,
sedangkan siswa-siswi dijadikan informan. Subjek dalam penelitian ini sebagian
didatangi dan diwawancarai, dan sebagian lagi didatangi untuk diamati atau
diobservasi secara langsung. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi atau
data yang diperoleh melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui
observasi melalui teknik Triangulasi, sehingga data atau informasi
samPendidikan Agama Islam pada titik jenuh.
C. Jenis dan Sumber
Data
1. Jenis Data
a). Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. (Sugiyono, 2009 : 137). Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data
tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan
langsung dengan penelitian yang bersangkutan. (Mukhtar, 2007, hlm. 87).
Dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono bahwa: “purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” (Sugiyono, 2016:85).
Adapun data Primer dalam penelitian ini diantaranya :
1). Kepala Madrasah
2). Guru PAI
3). Siswa-Siswi Kelas VIII
b). Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Sugiyono, 2009:91).
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2007, hlm. 91). Dalam penelitian ini data yang diambil oleh penulis adalah gambaran umum Pondok Pesantren umum di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi sebagai berikut:
1)
Historis dan Georafis Pondok Pesantren Aswaja Desa
Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
3)
Keadaan Guru dan Siswa
Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi
4)
Keadaan Sarana dan
Prasarana di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
2.
Sumber Data
Sedangkan sumber data dalam penelitian
ini guru Pendidikan Agama Islam Kepala Sekolah dan siswa-siswi kelas VIII
Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi serta arsip dan peristiwa/kejadian.
D. Metode Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi
data-data yang diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan beberapa metode
sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi
non partisipan dan teknik observasi terbuka. Yang dimaksud dengan teknik
observasi non partisipan, yakni pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu
mengadakan pengamatan. (Narbuko dan Abu Achmadi, 2016:70). Metode observasi
atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua
objek dengan menggunakan seluruh indera. (Suharsimi Arikunto, 200:156).
Teknik observasi nonpartisipan digunakan karena dalam proses penelitian
ini peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, akan tetapi hanya berperan
mengamati kegiatan. Kalaupun ikut dalam kegiatan itu hanya dalam lingkup yang
terbatas sesuai kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang benar-benar
valid. Pemilihan teknik jenis ini dilakukan agar peneliti dapat lebih fokus
dalam melakukan pengamatan terhadap objek yang sedang diamati sehingga data
observasi yang dihasilkan benar-benar valid dan sesuai dengan kondisi yang
sedang diamati.
Adapun teknik observasi terbuka, kehadiran pengamat secara terbuka
diketahui oleh subjek yang secara sukarela memberikan kesempatan kepada
pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari ada orang
yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. (Narbuko dan Abu Achmadi,
2016:70).
Metode observasi ini penulis lalukan dengan mengamati permasalahan yang
terjadi dilapangan mengenai bagaimana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler
melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. (Suharsimi Arikunto, 2006:155).
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur,
yakni wawancara yang pewancaranya menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara
jenis ini disusun dengan rapi dan ketat. (Lexy J Moelong, 2017:90)
Wawancara adalah sebuah dialog yang
dilaksanakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 155).
Wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan kaset dilakukan untuk
mengumpulkan data tentang Pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui
pembinaan ketarampilan keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, yang meliputi
: bentuk-bentuk kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman , pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman serta hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ektra
kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja
Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai berikut cara mencari data mengurai hal-hal atau
variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat khabar,
majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto,
2006:231). Dokumentasi sebagai berikut cara mencari data mengurai hal-hal atau
variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat khabar,
majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya. (Suharsimi
Arikunto, 2006;231). Dokumentasi
penulis gunakan untuk memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan gambaran
umum Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi meliputi ;
historis dan Georafis Pondok Pesantren
Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi,
struktur Organisasi Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan
Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, keadaan guru dan siswa Pondok Pesantren
Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dan
keadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data
seperti yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman
(1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan
penelitian sehingga samapai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Langkahlangkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut.
1. Reduksi Data
Reduksi
data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman (1992:16).
Begitu banyak data yang harus penulis catat secara teliti
dan rinci yang ada dilapangan serta memilih hal-hal pokok, oleh karenanya
penulis hanya memfokus merudiksi data tentang bagaimana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan
Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
2. Penyajian Data
Setelah data
direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks naratif. (Sugiono, 2009:341). Langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat,
grafik, bagan, hubungan antar kategori, dan flowchart. Dalam hal ini Miles and
Huberman Data collection Data reduction Data display Conclusion
drawing/verifying 59 (1984) menyatakan “the most frequent form of display data
for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut
3. Verifikasi
Langkah ketiga
dalam analisis data menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara , dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh buktibukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibel.
Setelah data
disajikan yang juga dalam rangkaian analisis data, maka proses selanjutnya
adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Proses verifikasi dalam hal
ini adalah tinjauan ulang terhadap catatan lapangan, tukar pikiran dengan teman
sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektivitas”. (Salim dan Syahrum , 2016:150).
F. Triangulasi Pemerikasaan Keabsahan Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan
terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2007; 330). Jadi dalam hal ini mengecek
sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini. Ada
empat macam trianggulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode, penyidik dan
teori. Penelitian ini penulis menggunakan triangulasi dengan sumber yakni
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal
ini dapat dicaPendidikan Agama Islam dengan jalan:
a.
Membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b.
Membandingkan apa yang
dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
c.
Membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu
d.
Membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya,
pemerintah.
e.
Membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Lexy J. Moleong, 2007, hlm.
330-331).
Trianggulasi dengan metode menurut Moleong adalah : Pertama,
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama. Trianggulasi dengan penyidik memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis
dengan analis lainnya. Sedangkan, trianggulasi dengan teori dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara induktif dan secara logika (Lexy J. Moleong, 2007,
hlm. 331-332).
Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud untuk
mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang
Pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman
Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten
Bungo Provinsi Jambi.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan
pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar
proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis
mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu yang
berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum
diajukan kepada sidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan
perbaikan dan penggandaan laporan penelitian skripsi. Adapun jadwal kegiatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1: Jadwal
Penelitian
No |
KEGIATAN |
2021/2022 |
|
||||||||||||||||||||||||||
September |
Oktober |
Nopember |
Desember |
Januari |
Februari |
|
|||||||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
||||||
1. |
Pengajuan judul
skripsi dan dosen pembimbing |
√ |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
2. |
Pembuatan Proposal |
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
3. |
Perbaikan Hasil Seminar |
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
4. |
Izin Riset |
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
5. |
Pengumpulan Data |
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
6. |
Verifikasi dan
Analisa Data |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
7. |
Konsultasi
pembimbing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
||||
8. |
Perbaikan skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
||||
9. |
Penggandaan Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
||||
10. |
Ujian Munaqasyah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
||||
11. |
Perbaiakan Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
||||
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A.
Temuan Umum
1. Historis Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang
Berdirinya
Pondok pesantren Aswaja tidak lepas dari semua unsur masyarakat Desa Rantau
Panjang baik secara lansung maupun tidak langsung. Pada awal beridirnya Pondok
pesantren Aswaja ini hanya terdiri 3 kelas yang mendapat bantuan dari
pemerintah kerajaan Arab Saudi dan memulai membuka tahun ajaran baru pada
tanggal 2 September 2010. Sementara jumlah santri saat itu hanya terdiri dari
65 orang dan 4 guru. Mereka para tokoh masrakat dan warga sekitar sepakat untuk
mendirikan Pondok ini karena tempatnya sangat strategis untuk melanjutkan
pendidikan anak-anak di sekitarnya sehingga terbaungunalah sebuah Pondok
pesantren.
Pada tahun 2010 Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang ini juga
mendirikan taman pendidikan islam (TPI), hal ini juga diperuntukkan bagi orang
tua yang ingin melanjutakn pendidikan putra-putrinya di TPI ini sehingga sampai
sekarang ini TPI ini cukup berkembang. Kemdian Pada tahun 2012, Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang menambah
pendidikan MI dan dimulai pada tahun 2012-2013, dengan demikian sampai sekarang
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
Jambi ini mempunyai dua jenjang pendidikan yaitu MI dan MTs. (Dokumentasi:
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang,
2021)
2.
Georafis Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
35 |
Adapun
batasan-batasan wilayah Madrasah Tsanawiyah Pondok pesantren Aswaja ini sebagai
berikut :
- Sebelah Selatan berbatasan dengan
Jalan Jujuhan
- Sebelah Timur berbatasan dengan
Kebun Penduduk
- Sebelah Barat berbatasan dengan
asrama
- Sebelah Utara berbatasan dengan
Kebun Penduduk. (Dokumentasi. Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, 2021).
3. Struktur Organisasi Pondok
pesantren Aswaja Rantau Panjang
Setiap
pendidikan atau sekolah mempunyai organisasi, baik itu sekolah swasta maupun
negeri hinga universitas, dan tidak terlapas bagi Pondok pesantren Aswaja yang
merupakan salah satu Pondok Pesantren islam yang resmi, oleh karenanya Pondok
pesantren Aswaja ini juga mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari
guru-guru, pembina, siswa-siswi semuanya berada dalam struktur organisasi.
Adapun Struktur Organisasi Pondok pesantren Aswaja terdiri dari Mudir/pimpinan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, TU, majlis guru dan siswa-siswi.
Pimpinan
(Mudir) Pondok pesantren Aswaja dalam proses pengajaran dibantu oleh wakil
kepala sekolah guru-guru dan pegawai yang agar dapat melaksanakan proses
pengajaran dengan baik. Apabila kita melihat kepada fungsi pimpinan pesantren
merupakan peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan dan dengan demikian pimpinan harus memilih guru yang taat dan punya
kemampuan dalm tugasnya.
Dengan
adanya Struktur Organisasi sekolah menjadikan kepala sekolah dapat menyusun
prose pengajaran dan pembelajaran atau kerjasama dalam semua pekerjaan, baik
dalam sekolah maupun luar sekolah untuk memajukan yayasan pendidikan pada masa
akan datang. Adapun kerjasama dalam pendidikan adalah bagiaman membentuk
kerjasama yang baik semua unsur sehingga proses pengajaran berjalan dengan baik
dan lancar untuk mencapai tujuan dari kurikulum pengajaran.
Adapun struktur organisasi pada
Madrasah Tsanawiyah Madrasah Tsanawiyah Pondok pesantren Aswaja Rantau Panjang
Kec. Jujuhan Kabupaten Bungo Jambi, dapat dilihat dibawah ini :
Struktur organisasi Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi tahun
2021-2022
Kepala Sekolah Eli
Susanti,S.Kom |
Ka. TU Rina Oktari |
Yayasan H.
M. Daud |
Waka. Kurikulum Yuni,S.S |
Bendahara Mariatun |
Waka. Kesiswaan Al
Mahdi |
Wali
Kls VII Ikrom
Mudin |
Wali
Kls VIII M.
Isrohul Huda |
Wali
Kls IX Tuti
Sriwahyuni,S.Pd |
Majlis Guru |
Siswa-siswi |
(Dokumentasi:
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang,
2021)
4. Keadaan Guru, Karyawan dan siswa Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
a. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru merupakan orang yang bertanggung
jawab atas keberhasilan anak didiknya dalam membimbing untuk membentuk manusia
Indonesia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Guru sebagai unsur
pendidikan yang sangat penting dan sebagai sumber pengetahuan peserta didiknya.
Yang sekaligus sebagai sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, guru memegang peranan penting pada suatu lembaga pendidikan.
Berdasarkan hasil yang
didapati oleh penulis di Pondok Pesantren Aswaja Kecamatan Jujuhan Kabupaten
Bungo Provinsi Jambi, jumlah guru dan karyawan di pondok pesantren Aswaja
berjumlah 22 orang. Untuk mengetahui keadaan tenaga guru dan karyawan di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang Jujuhan Kabupaten Bungo Jambi pada tahun ajaran
2021/2022 ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Keadaan guru dan karyawan Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi tahun ajaran 2021-2022
NO |
NAMA |
JABATAN |
MATAPELAJARAN |
1 |
Eli Susanti,S.Kom |
Kepala Sekolah |
- |
2 |
Amairiah,S.Pd.I |
Waka Kurikulum |
PAI |
3 |
Al Mahdi |
Waka Kesiswaan |
Nahwu |
4 |
Rina Oktari |
TU |
- |
5 |
Mariatun |
Bendahara |
- |
6 |
Ikrom Mudin |
Guru |
Tauhid |
7 |
M. Isrohul Huda |
Guru |
Khat Imlak |
8 |
Tuti Sriwahyuni,S.Pd |
Guru |
Bahasa Indonesia |
9 |
Yuni,S.S |
Guru |
IPS |
10 |
Agus Salim,S.Ag |
Guru |
Al-Qur’an |
11 |
Asnidar,S.Pd |
Guru |
Penjaskes |
12 |
Astuti Wulandari |
Guru |
MTK |
13 |
Hendri |
Guru |
Bahasa Inggris |
14 |
Ida Purnamasari,S.Pd |
Guru |
PPKN |
15 |
Irma Wati |
Guru |
Seni |
16 |
Nadia |
Guru |
Muthola’ah |
17 |
Paradist |
Guru |
Shorof |
18 |
Rosuna |
Guru |
IPA |
19 |
Syahlah Rayani Lubis |
Guru |
Tahfiz |
20 |
Yetno |
Penjaga Sekolah |
- |
21 |
Muhammad Budi |
Penjaga Sekolah |
- |
22 |
Baijuri |
Mekanik Mesin |
- |
(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, 2021)
b. Keadaan Siswa
Siswa mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan, karena mereka menentukan maju mundurnya suatu
lembaga pendidikan. Adapun siswa-siswi di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang terdiri dari 97 orang dan dibagi 3 lokal belajar.
Untuk mengetahui Keadaan
Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran
2021-2022 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel : 3 Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang tahun ajaran 2021-2022
NO |
KELAS |
JUMLAH SISWA |
JUMLAH |
|
L |
P |
|||
1 |
VII |
10 |
4 |
14 |
2 |
VIII |
10 |
10 |
20 |
3 |
IX |
36 |
22 |
58 |
|
JUMLAH |
56 |
36 |
92 |
(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, 2021)
5.
Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Aswaja
Penyelengarakan pendidikan, perlengkapan
sarana dan prasarana pendidikan dapat mempengaruhi siswa dalam prosese
pembelajaran. Sarana dan prasarana yang memadai akan dapat menunjukan
keberhasilan siswa dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Begitu pula sarana
dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dalam upaya
untuk memotifasi siswanya. Sedangkan sarana dan prasarana merupakan penunjang
untuk praktek seperti alat-alat peraga serta ketersediaan perpustakaan yang
cukup memadai.
Maksud sarana dan prasarana dalam uraian
ini adalah alat-alat pendidikan dalam arti segala yang dapat dipergunakan dan
dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan suatu sekolah. Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang sebagai wadah dalam menuntut ilmu haruslah memiliki
sarana dan prasaran yang memadai, sebab pendidikan akan berjalan lancar kalau
di tunjang dengan sarana yang lengkap, dengan demikian dapat membantu dan
menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Namun pihak sekolah juga
mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut.
Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menciptikan manusia yang berkualitas,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, mandiri sehat jasmani
dan rohani. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional di butuhkan adanya dukungan
dana dan prasarana yang memadai, terutama tersedianya perpustakaan sekolah
merupakan jantung dari sebuah sekolah dan memiliki peranan yang sangat penting
dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.
Dari berbagai permasalahan dan
kekurangan yang di hadapi Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, bukan berarti
proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan lancar. Tetapi Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang, optimis
dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa dan mencari
solusi dari problema tersebut. Walaupun berbagai permasalahan yang dihadapi
pihak sekolah tetap berupaya memenuhi segala kekurangan dan mengatasi segala
permasalahannya baik inisiatif sendiri maupun dengan meminta bantuan dan
perhatian dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
Adapun sarana dan prasaran yang
terdapat di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4 :
Keadaan sarana pembelajaran Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran
2021-2022
NO |
DATA TANAH |
LUAS (M2) |
KET |
1 |
Luas Tanah
Seluruhnya |
10.000 m2 |
|
2 |
Luas Bangunan |
4.000 m2 |
|
3 |
Luas Pekarangan |
1.000 m2 |
|
4 |
Luas Lapangan
Upacara |
250 m2 |
|
5 |
Luas Lapangan
Olahraga |
250 m2 |
|
6 |
Luas tanah Kosong /
Kebun |
4.500 m2 |
|
(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, 2021)
Adapun keadaan prasarana
di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran
2021-2022 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5 :
Keadaan prasarana pembelajaran Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun
ajaran 2021-2022
NO |
BANGUNAN / RUANGAN |
LUAS (M2) |
JUMLAH |
KEADAAN |
|
BAIK |
RUSAK |
||||
1 |
Ruang Kepala Sekolah |
|
1 |
Baik |
|
2 |
Ruang Wakasek |
|
1 |
Baik |
|
3 |
Ruang Majelis Guru |
|
1 |
Baik |
|
4 |
Ruang Tata Usaha |
|
1 |
Baik |
|
5 |
Ruang BK / BP |
|
1 |
Baik |
|
6 |
Ruang UKS |
|
1 |
Baik |
|
7 |
Ruang PMR |
|
1 |
Baik |
|
8 |
Ruang Osis |
|
1 |
Baik |
|
9 |
Ruang Kelas Belajar
(RKB) |
|
3 |
Baik |
|
10 |
Laboratorium IPA |
|
- |
|
|
Laboratorium Kimia |
|
- |
|
|
|
Laboratorium Fisika |
|
- |
|
|
|
Laboratorium Biologi |
|
- |
|
|
|
Laboratoratorium
Bahasa |
|
- |
|
|
|
Laboratorium
Multimedia |
|
- |
|
|
|
Laboratorium
Komputer |
|
1 |
Baik |
|
|
11 |
Ruang Perpustakaan |
|
1 |
Baik |
|
12 |
Ruang Keterampilan |
|
1 |
Baik |
|
13 |
Ruang Serba Guna |
|
1 |
Baik |
|
14 |
WC Kepala Sekolah |
|
1 |
Baik |
|
15 |
WC Guru Laki-laki |
|
1 |
||
16 |
WC Guru Perempuan |
|
1 |
Baik |
|
17 |
WC Siswa Laki-laki |
|
3 |
Baik |
|
18 |
WC Siswa Perempuan |
|
3 |
Baik |
|
19 |
Rumah Penjaga
Sekolah |
|
1 |
Baik |
|
20 |
Perumahan Guru |
|
5 |
Baik |
|
21 |
Musollah |
|
1 |
Baik |
|
22 |
Lapangan Olahraga |
|
1 |
Baik |
|
23 |
Asrama Siswa |
|
23 |
Baik |
(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, 2021)
B. Temuan Khusus
1.
Bentuk-bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
Sekolah adalah lembaga
pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja,
teratur, dan terencana. Dengan kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan
yang formal menyelenggarakan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan
sistematis oleh para guru profesional dengan program yang dituangkan ke dalam
kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada
setiap jenjang pendidikan tertentu. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan
untuk peserta didiknya didasarkan pada kepercayaan dan tuntutan lingkungan
keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan pendidikan di lingkungan masing-masing, oleh karena berbagai
keterbatasan para orang tua anak.
Program kegiatan ekstrakurikuler pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa serta wujud
pelaksanaan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua yang mempercayakan
penanaman nilai-nilai agama anak kepada sekolah, terlebih alokasi waktu untuk
bidang studi Pendidikan Agama Islam yang sangat minim, yaitu hanya 2 jam
pelajaran dalam satu minggu atau ± 90 menit dalam seminggu.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di
luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah
agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang
telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah Baca Tulis al-Quran (BTQ), Tahfidz
al-Quran, Pembinaan Tilawah al-Quran, Ceramah Keagamaan (muhadharah),
Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah). Untuk lebih jelaskan, penulis
memaparkan rincian bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang sebagai berikut :
a). Baca Tulis al-Quran (BTQ)
Kegiatan yang dilakukan guru Pendidian Agama
Islam di luar jam pelajaran yaitu pada jam ekstrakurikuler dalam rangka
mendidik, membimbing dan melatih siswa adalah kegiatan Baca Tulis Al Qur’an
(BTQ), hal ini dilakukan guru 1 kali dalam seminggu dan bertjuan agar siswa
dapat membacaan dan menulis al-Qur’an sesuai dengan ketentuan makhraj dan
tajwidnya.
Hasil observasi penulis di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang dimana salah satu bentuk kegiatan ektrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di
Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ialah diadakannya kegiatan Baca Tulis
al-Quran (BTQ), hal ini tidak bertujuan agar siswa dapat membaca dan menulis
al-Qur’an sesuai dengan ketentuan atau kaidah membaca dan menulis al-Qur’an d
baik dan benar. (Observasi, 04 November 2021).
Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama
Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:
“Baca Tulis al-Quran
(BTQ) merupakan kegiatan pembinaan kemampuan membaca dan menulis al-Quran bagi
siswa-siswi dari kelas VII sampai dengan kelas IX, kegiatan ini meliputi
penguasaan dasar menulis ayat-ayat al-Qur’an dan membaca al-Qur’an sesuai
dengan kaidah dan ilmu tajwid, makharijul huruf, dan kelancaran membaca dan
menulis. Kegiatan BTQ ini diharapkan siswa-siswi dapat membaca dan menulis
al-Qur’an dengan baik, dan ini dilakukan pada luar jam sekolah”. (Wawancara, 04
November 2021).
Dari wawancara penulis dengan guru PAI
diatas dapatlah dipahami bahwa salah satu bentuk ektrakurikuler yang dilakukan
guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman adalah Baca Tulis Al Qur’an
(BTQ), dengan adanya kegiatan ini siswa dapat terlatih membaca dan menulis
al-Qur’an dengan baik dan benar.
Kemudian wawancara penulis dengan salah
seorang siswa kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama
M. Yamin beliau mengtakan :
“Kegiatan
ektrakurikuler yang dilakukan guru PAI di sekolah ini sangat membatu saya dalam
memahami membaca dan menulis al-Qur’an, karenanya juga, ketika belajar di kelas
waktunya sangat terbatas, dan dengan adanya kegiatan ekstraurikuler ini dapat
menambah wawasan saya dalam belajar agama”. (Wawancara, 05 November 2021).
Kemudian penulis juga mewawancarai siswi
yang lain yang bernama Susanti siswi kelas VIII beliau mengatakan :
“Pada kegiatan
ekstrakurikuler ini saya lebih terbantu untuk dapat memdalami pelajaran
keagamaan, dimana dengan adanya kegian BTQ ini saya dapat mengulangi pelajaran
agama,karena pada saat jam pelajaran agama khususnya PAI sangat lah sedikit
yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu atau ± 90 menit dalam seminggu”.
(Wawancara, 05 November 2021).
Hasil wawancara penulis dengan siswa
diatas dapatlah dipahami bahwa adanya kegiatan BTQ yang dilakukan guru pada
ekstrakurikuler sangat membatu siswa dalam memamai dan memperdalam pelajaran
agama khusus PAI.
Disamping kegiatan BTQ pada
ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, kegiatan
ekstrakurikuler lain yang dilakukan guru untuk kesadaran bergama adalah Tahfiz
al-Qur’an.
b). Tahfidz al-Quran
Tahfiz al-Qur’an merupakan kegiatan
pembinaan keterampilan menghafal ayat-ayat al-Quran. Pembinaan ketarampilan
menghafal ayat-ayat al-Qur’an disini lebih menekankan pada surat-surat pendek
ayat pada Juz ‘amma, karena pada dasarnya siswa hanya dituntut untuk menghafal
surat-surat pendek bukan menghafal al-Qur’an secara keseluruhannya.
Observasi penulis di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan
keislaman adalah tahfiz al-Qur’an, dimana guru mengajurkan siswa untuk dapat
mengahafal surat-surat pendek khususnya pada Juz 30 atau Juz amma. (Observasi,
04 November 2021).
Pada kegitan ekstrakurikuler ini guru
selaku pembimbing megajak dan mengajarkan siswa-siswi untuk menghafal
surat-surat pendek yang ada pada Juz 30 atau Juz amma, dan diharpakan
siswa-siswi dapat merealisasikan pada kehidupan sehar-hari khususnya dalam
sholat 5 waktu dan ibadah-ibadah lainnya.
Wawancara penulis dengan bapak Syahlah Rayani
Lubis selaku Guru Tahfiz di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau
mengatakan :
“Tahfiz al-Qur’an
merupakan kegiatan pembinaan keterampilan menghafal ayat-ayat al-Quran.
Pembinaan ketarampilan menghafal ayat-ayat al-Qur’an disini lebih menekankan
pada surat-surat pendek ayat pada Juz ‘amma, karena pada dasarnya siswa hanya
dituntut untuk menghafal surat-surat pendek bukan menghafal al-Qur’an secara
keseluruhannya. Disamping itu juga diharapkan siswa-siswi dapat merealisasikan
pada kehidupan sehar-hari khususnya dalam sholat 5 waktu dan ibadah-ibadah
lainnya”. (Wawancara, 04 November 2021).
Kegiatan ekstrakurikuler untuk dapat
meningkatkan kesadaran beragama di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dalam
membentuk karakter bakat dan minat siswa tentunya ada wadah tempat pembinaan
dan pelatihan bagi siswa-siswi, hal ini siswa bisa menyalur bakat dan minat
pada luar jam pelajaran.
Wawancara penulis dengan salah seoarang
siswa kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama Ridwan
beliau mengatakan :
“Kegiatan tahfiz
al-Qur’an sangatlah bermanfaat bagi saya, dimana adanya tahfiz al-Qur’an
khususnya Juz amma dapat membantu saya dalam merealisasikan dapal sholat 5
waktu, dan terkadang saya di suruh menjadi imam sholat magrib di musholla dekat
rumah, dan saya bisa melakukannya, karena saya sudah ada yang hafal surat-surat
pendek”. (Wawancara, 05 November 2021).
Lain pula dengan ungkapan seorang siswi
kelas VIII yang bernama Dina saat wawancara penulis dengan beliau yang mengatakan:
“Kegiatan tahfiz juz
amma ini sangat membantu saya dalam meghafal, meskipun saya belum lancar membaca
al-qur’an, namun dengan adanya tahfiz ini saya terpacu untuk bisa membaca
al-qur’an dengan baik dan sempurna”. (Wawancara, 05 November 2021).
Dari hasil wawancara penulis dengan
siswa-siswi diatas dapatlah dipahami bahwa kegiatan tahfiz al-Qur’an yang
dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang sangatlah membantu siswa
dalam memahami dan memperdalami pelajaran agama.
c). Pembinaan Tilawah al-Quran
Pembinaan tilawah al-Quran merupakan
kegiatan pembinaan keterampilan seni membaca al-Quran yang mengacu pada
kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul sab’ah (tujuh
jenis bacaan).
Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang penulis
menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru
PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman adalah pembinaan tilawah
al-Qur’an, yaitu sni membaca al-Qur’an yang dikembangkan melalui qira’ah
sab’ah. Atau dengan kata lain pebinaan membaca al-Qur’an dengan irama lagu.
(Observasi, 07 November 2021).
Pada pembinaan tilawah ini al-Qur’an ini tidak lah diikuti semua siswa
melain bagi siswa yang mempunyai bakat dan minat yang tinggi dan yang telah
lancar membaca al-qur’an sesuai dengan ilmu tajwidnya. Hal ini agar siswa
betul-betul dapat mempelajari tilawah dengan baik. Disamping itu juga, guru
dapat memilih siswa-siswi yang layak untuk mengikuti ekstrakurikuler pada
pembinaan tilawah al-Qur’an ini.
Wawancara penulis dengan bapak Agus
Salim,S.Ag selaku Guru Tilawatil Qur’an di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang beliau mengatakan :
“Pembinaan tilawah
al-Qur’an ini diharapkan siswa dapat terampil dalam kegiatan-kegiatan
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi SAW, Isra’ Wal Mi’raj,
dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, dimana siswa dapat terampil membaca
al-Qur’an dengan melatunkan lagu / irama yang mengacu pada kaidah-kaidah
tartil”. (Wawancara, 07 November 2021).
Kemudian wawancara penulis dengan kepala
sekolah yaitu dengan Ibu Eli Susanti,S.Kom di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang beliau mengatakan :
“Saya sangat berharap
kepada guru Agama untuk dapat mengembangkan keterampilan seni membaca al-Quran
bagi siswa-siswi di sekolah ini yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil yang
dikembangkan melalui qiraatul sab’ah (tujuh jenis bacaan), karena dengan
adanya pembinaan tilawah al-Qur’an, siswa-siswi dapat terampil pada acara
kegiatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi SAW, Isra’ Wal Mi’raj, dan
kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya”. (Wawancara, 08 November 2021).
Kemudian wawancara penulis dengan salah
seorang siswa kelas VIII yang bernama Abdurrahman beliau mengatakan :
“Saya merasa sangat
senang dengan adanya seni membaca al-Qur’an yang dilakukan guru pada kegiatan
ekstrakurikuler, hal ini dapat membawa motivasi saya untuk belajar tilawah dan
saya bisa terampil pada kegiatan peringatan hari besar islam di sekolah maupun
di luar sekolah”. (Wawancara, 08 November 2021).
Hal senada juga disampaikan oleh salah
seoarang siswa kelas VIII yang bernama Juwita Asna Dewi beliau mengatakan :
“Seni tilawah
al-Qur’an ini membutuhkan bakat dan minat khusus, karena tidak semua siswa
dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, hal ini langsung ditunjuk oleh
guru bagi siswa-siswa yang mempunyai bakat tersebut, dan saya salah satu siswi
yang ditunjuki untuk mengikuti pembinaan tilawa al-Qur’an ini”. (Wawancara, 08
November 2021).
Dari hasil wawancara penulis dengan guru dan siswa-siswi diatas dapatlah
dipahami bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang adalah pembinaan tilawah al-Qur’an.
d). Ceramah Keagamaan (muhadharah)
Ceramah keagamaan (muhadharah) merupakan kegiatan pembinaan
keterampilan menyampaikan pesan keagamaan di depan publik secara lisan. Untuk
melatih siswa-siswi di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, guru PAI membuat
kegiatan tersebut melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu di luar jam pelajaran,
hal ini menyangkut pada jam yang digunakan untuk kegiatan tersebut membutuhkan
waktu yang banyak dan hari yang tepat.
Observasi penulis di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan
keislaman bahwa ceramah keagamaan (muhadharah) pada ketiatan
ekstrakurikuler biasanya guru lakukan pada hari sabtu pada minggu ke 3 pada
setiap bulannya, dimana pada sore harinya siswa dapat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler ini secara bersama-sama yang dibagikan pada kelompok-kelompok
tertentu. (Observasi, 11 November 2021).
Wawancara penulis dengan Ibu
Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang beliau mengatakan :
“Untuk melatih
siswa-siswi bisa terampil dalam menyampaikan pesan keagamaan di depan publik
secara lisan, maka saya membuat kegiatan ekstrakurikuler yaitu ceramah
keagamaan (muhadharah) yang saya bagi kepada beberapa kelompok dan
dibina beberapa orang guru, dengan adanya pelatihan ceramah keagamaan (muhadharah)
ini, siswa siap terampil dalam menyampaikan ceramah / pidato di depan halayak
ramai seperti pada kegiatan PHBI atau pada kegiatan-kegiatan tertentu”.
(Wawancara 11 November 2021).
Kemudian wawancara penulis dengan kepala
sekolah yaitu dengan Ibu Eli Susanti,S.Kom di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang beliau mengatakan :
“Ceramah keagamaan (muhadharah)
bertujuan agar siswa bisa terampil untuk menyampaikan ceramah didepan halayak
ramai, saya selalu memonitoring kegiatan ekstrakurikuler ini, karena dengan
adanya kegiatan seperti ini sayat bermanfaat bagi siswa, oleh karenanya saya
juga menekankan kepada guru agama atau guru PAI untuk selalu bekerja sama
dengan guru lain untuk saling membantu pada kegiatan ekstrakurikuler ini agar
anak-anak didik betul-betul dapat mengikuti kegiatan ini “. (Wawancara, 12
November 2021).
Dari hasil wawancara penulis diatas
dapatlah dipahami bahwa kegiatan ekstrakurikuler seperti ceramah agama (muhadarhah)
sangat bermanfaat bagi siswa agar siswa bisa terampil dalam menyampaikan di
depan pablik.
e). Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah)
Seni rebana merupakan kegiatan pembinaan
keterampilan olah seni vokal yang diiringi alat musik bernuansa Islami,
disamping itu juga seni rebana
merupakan kegiatan pembinaan keterampilan dalam bidang seni suara yang
bercorak Islam dan mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi, sholawat,
memuji Allah, dan sejenisnya yang dinyanyikan dengan mengutamakan olah vokal
dengan menggunakan alat musik (acappela).
Bentuk kegiatan ekstrakurikuler seni
rebana ini lebih dominan bagi para siswi, karena sama halnya dengan seni
tilawah al-Qur’an, dimana seni rebana ini juga diikuti ekstrakurikuler nya bagi
siswa yang mempunyai bakat dan minat dalam mengembangka seni rebana ini.
Observasi penulis di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman
adalah seni rabana. Seni rebana ini dibagi pada marawis, samroh, hadroh,
qasidah, yang terdiri dari vokalis dan diiring group gendang dan penari.
(Observasi, 16 November 2021).
Wawancara penulis dengan ibu Irma Wati
selaku guru seni di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :
“Untuk membetuk hobi
dan minat siswa dalam seni musik, saya berupaya mengembangkan seni rabana yang
dipandu oleh guru pembimbing dalam mengembangkan seni musik islami, terutama
pada guru PAI dan seluruh guru yang ada untuk dapat membantu siswa dalam
berekreasi dalam seni musik islami ini, terutama pada seni rabana”. (Wawancara,
16 November 2021).
Wawancara penulis dengan Ibu
Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang beliau mengatakan :
“Siswa-siswa di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang ini banyak yang suka dalam memainkan alat musik
rebana, hal ini terlihat antusias siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler yang
dilakukan di sekolah, apa lagi adanya kegiatan PHBI mereka selalu terampil
dalam kegiatan tersebut”. (Wawancara, 16 November 2021).
2.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sebagai
tambahan jam belajar ini dimaksudkan adalah untuk membantu murid-murid agar
mendapatkan penyelesaian yang baik dalam situasi belajar pendidikan agama
Islam, serta untuk mengatasi berbagai jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sangat membawa dampak positif bagi
perkembangan siswa, sehingga sedikit demi sedikit kesulitan belajar yang
dialami siswa dapat teratasi. Dengan begitu ketika proses belajar mengajar di
kelas guru lebih mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Hasil observasi penulis di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang penulis mendapati bahwa pembagian pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang dibagi beberapa minggu pada setiap bulannya, dimana
minggu pertama hari sabtu kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI
adalah Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) dan Tahfiz al-Qur’an, pada mingggu
kedua, Pembinaan Tilawah al-Quran,
minggu ketiga Ceramah Keagamaan (muhadharah), dan minggu keempat Seni
Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah). (Observasi, 18 November 2021).
Penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler PAI, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah. Dalam hal ini, guru menyusun dan
merancang program kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Adapun rancangan dan
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah sebagai
berikut :
a). Mengatur dan membuat jadwal kegiatan
Perencanaan yang
matang dan terprogram merupakan bentuk upaya tercapainya suatu program kegiatan
dengan sebaik-baik mungkin, guru PAI selaku yang bertanggungjawab kepada Kepala
Sekolah. Dalam hal ini, telah menyusun dan merancang program kegiatan
ekstrakurikuler tersebut dalam bentuk jadwal pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.
Berikut lampiran
jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan
keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun 2021/2022
Tabel 5 : Jadwal pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang tahun 2021/2022
NO. |
JENIS KEGIATAN |
HARI |
KET |
KET |
1.
|
Baca Tulis al-Quran (BTQ) |
Sabtu |
Minggu Ke I |
- |
2.
|
Tahfizh al-Qur’an |
Sabtu |
Minggu Ke I |
- |
3.
|
Tilawah al-Qur’an |
Jum’at |
Minggu Ke II |
- |
4.
|
Ceramah keagamaan (muhadarah) |
Jum’at |
Minggu Ke III |
- |
5.
|
Seni Rebana, (Marawis, Hadrah, Samrah, Qasidah,) |
Sabtu |
Minggu Ke IV |
- |
(Sumber data : Dokumentasi Pondok Pesantren Aswaja 2021)
Dari lampiran jadwal diatas dapatlah diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan
ektrakurikuler, dimana guru PAI telah mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan
ektrakurikuler, hal ini bertujuan agar kegiatan ektrakurikuler dapat berjalan
dengan baik dan sesuai apa yang diharapkan.
Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama
Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:
”Untuk kegiatan ektrakurikuler PAI, saya telah mengatur dan membuat jadwal
pelaksanaan kegiatan, dimana hal ini bertujuan agar kegiatan ektrakurikuler
dapat berjalan dengan baik dan sesuai apa yang diharapkan, disamping itu juga,
agar kegiatan ekstrakurikuler ini dapat diikuti siswa sesuai dengan bakat dan
minat siswa”. (Wawancara, 18 November 2021).
Hal senada juga disampaikan oleh salah
seoarang siswa kelas VIII yang bernama M. Subhan beliau mengatakan :
“Dalam kegiatan
ekstrakurikuler ini, guru telah membuat jadwal kegiatan pada setiap minggunya,
dimana hari yang dilaksanaka kegiatan ini lebih banyak pada hari sabtu, dan ada
juga hari jum’at. Untuk itu kami diharapkan dapat mengikuti kegiatan tersebut
dengan sesuai jadwal yang telah dibuat guru”. (Wawancara, 18 November 2021).
Seiring berjalanya kegiatan ekstrakurikuler
PAI, berikut guru membuat lampiran penilaian member cek pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler PAI yang dilakukan guru di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang.
Contoh Penilaian Keterampilan dengan Daftar Cek
(Check-list)
Penilaian BTQ
Nama peserta
didik :
Kelas
:
Kegiatan
Ekstrakurikuler : Baca Tulis al-Qur’an (BTQ)
No |
Aspek Yang Dinilai |
Baik |
Tidak baik |
1 |
Kelancaran bacaan |
√ |
|
2 |
Ketepatan tajwid |
|
√ |
3 |
Ketepatan Pengucapan Makhraj |
|
√ |
Skor Perolehan |
4 |
(Sumber data : Dokumentasi Pondok Pesantren Aswaja 2021)
Member cek diatas
merupakan bentuk contoh yang diberikan kepada setiap siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler BTQ, hal ini dapat berguna dan melihat sejauh mana tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTQ.
b). Membagi Kelompok Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Pembagian kelompok yang dimaksud adalah
dimana setiap siswa dibagi dalam kelompok kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan minat dan bakat siswa, misalnya, ada yang hobi tilawah al-Qur’an maka
siswa dimasuk ke kelompok tilawah, begitu juga yang hobi seni musik islami,
seperti rabana, qasyidah dan lain sebagainya, ataupun pada kelompok yang hobi
pada ceramah keagamaan.
Dalam pembagian kelompok ini, tidak lah
semua siswa dibebankan pada ikut semua kegiatan ekstrakurikuler, melainkan
tahfiz dan BTQ, karena ini merupakan kewajiban bagi setiap siswa untuk bisa
terampil dalam membaca dan menulis al-Qur’an serta dapat menghafal surat-surat
pendek.
Observasi penulis di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang saat proses kegiatan ekstrakurikuler
berlangsung, penulis menemukan bahwa adanya kelompok-kelompok tertentu yang
telah dibagi guru dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, ada yang mengikuti
kegiatan tilwah, ada pula yang mengikuti kegiatan ceramaha agama muhadarah
dan lain sebagainya. (Observasi, 22 November 2021).
Wawancara penulis
dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:
“Dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang,
saya telah membagi kelompok-kelompk dalam kegiatan tersebut, hal ini bertujuan
agar siswa dapat mengikitu program ekstrakurikuler sesuai dengan hobi, bakat
dan minat siswa, namun, ada dua hal kegiatan ekstrakurikuler yang perlu diikuti
siswa yaitu BTQ dan tahfiz, selain itu siswa boleh memilih kegiatan yang
diminati, seperti tilawah al-Qur’an, ceramah muhadharah dan rebana, atau
seni musik islami. (Wawancara, 22 November 2021).
Pada kesempatan itu juga penulis mewawancarai salah seorang siswi kelas
VIII di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama Muniroh beliau
mengatakan :
“Saya lebih memilih
ikut ekstrakurikuler kegiatan tilawah al-Qur’an, karena kegiatan ini dapat
memotivasi saya dalam belajar membaca al-Qur’an dengan lantunan irama, atau
menggunakan bacaan qur’an secara terampil seni membaca al-Quran yang mengacu
pada kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul sab’ah. (Wawancara,
23 November 2021).
Dari hasil observasi dan wawancara penulis diatas, dapatlah dipahami
bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang guru telah membagi
kelompok kegiatan ekstrakurikuler tersebut sesuai bakat dan minat siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peran penting dalam mengembangkan watak
dan kepribadian siswa. Cakupan kompetensi siswa yang dikembangkan dalam
kegiatan ini meliputi : bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan
dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan
belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah dan
kemandirian.
Adapun kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan keagamaan seperti:
pesantren kilat, penyembelihan hewan qurban dan lain sebagainya itu merupakan
kegiatan pembiasaan dalam rangka menciptakan religius culture di
sekolah, namun tidak termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
c). Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Kinerja
peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi
proses dan pencapaian kompetensi peserta didik
dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif, diberikan dan dinyatakan dalam buku
raport.
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada
kegiatan ekstrakurikuler PAI pada setiap semester. Bagi peserta
didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Kriteria keberhasilan ditentukan melalui proses dan keikutsertaan dalam
kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih. Penilaian kegiatan
ekstrakurikuler mengarah pada aspek keikutsertaan dalam kegiatan dan
keterampilan. Penilaian aspek keterampilan dapat menggunakan instrumen
penilaian produk, proyek, dan portofolio.
Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang saat proses
kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, penulis menemukan bahwa pada akhir
semester guru selalu mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler, hal
ini dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan hendaknya
mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai
maupun yang belum tercapai. (Observasi, 29 November 2021).
Wawancara penulis
dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:
“Setelah didakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, saya selalu
mengevaluasi dari hasil kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa, sejauh
mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai kegiatan tersebut, kemudian
juga dari hasil dalam kegiatan
ekstrakurikuler ini perlu adanya tambahan atau mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport setiap siswa”. (Wawancara, 29 November 2021).
Hasil
wawancara penulis diatas dengan guru PAI dapatlah dipahami bahwa setiap siswa
berhak mendapatkan nilai tambahan agama dalam buku rafort mereka apabila mereka
tekun dan giat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dilaakukan di sekolah.
3.
Hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan Ekstrakurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
Ekstrakurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman yang dilakukan guru PAI di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang sangat berpengaruh bagi siswa dalam menambah pemahaman siswa
dalam belajar yang dilakukan guru di luar jam pelajaran.
Kegiatan ekstrakurikuler yang
memiliki kaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini,
kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan kepada kegiatan pengayaan dan
penguatan terhadap materi-materi pembahasan dalam bidang studi Pendidikan Agama
Islam, seperti program kegiatan ekstrakurikuler membaca al-Qur’an (kursus
membaca al-Qur’an). Kegiatan ini sangat penting “mengingat kemampuan membaca
al-Qur’an merupakan langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut.
Hasil observasi
penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
melalui pembinaan ketarampilan keislaman diantaranya adalah ; bertambahnya
wawasan siswa dalam bidang keagamaan, seperti siswa sudah bisa baca tulis
al-Qur’an dengan baik dan ada pula siswa yang sudah banyak hafal surat-surat
pendek serta bisa membaca tilawah al-Qur’an, kemudian siswa terampil dalam
berbagai kegiatan PHBI maupun kegiatan kemasyrakatan. (Observasi, 01 Nopember
2021).
Dari hasil observasi penulis diatas, adapun
Hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan
ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah sebagai
berikut :
a). Bertambahnya wawasan siswa dalam
bidang keagamaan
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
siswa di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, siswa dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan agama, dimana siswa sudah bisa merasakan betapa pentingnya
ilmu agama yang dapat di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis mewawancarai salah
seorang siswi kelas VII.C di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang
bernama Susilawati beliau mengatakan :
“Semenjak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, saya merasa
sudah bisa membaca al-quran dengan baik, disamping itu juga adanya kegiatan
lain seperti tilawah al-qur’an dan seni rabana juga dapat menambah wawasan saya
dalam memenuhi kebutuhan keagamaan”. (Wawancara, 02 Nopember 2021).
Dari wawancara penulis dengan siswa
diatas dapat dipahami bahwa siswa merasa bertambah wawasan ilmu agama setelah
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Wawancara penulis dengan Ibu
Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang beliau mengatakan :
“Setelah diadakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, siswa sudah
banyak yang memahami agama, terutama baca tulis al-qur’an dan tilawah
al-qur’an, bahkan ada sebahagian siswa yang sudah hafal surat-surat pendek
khusus juz amma”. (Wawancara, 02 Nopember 2021).
Dari hasil wawancara penulis
diatas dengan guru PAI dapatlah dipahami bahwa dengan adanya kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang siswa
bertambah wawasan ilmu agama khususnya bidang BTQ dan tilawah al-qur’an.
Pelaksanaan pendidikan yang berkualitas sangat tergantung terhadap
keseriusan para penyelenggara pendidikan, baik formal, informal maupun
nonformal. Pendidikan formal dewasa ini, membutuhkan perhatian yang tinggi,
sehinga proses pembelajaran pada jenjang pendidikan ini dapat berjalan dengan
baik.
Kegiatan pendidikan formal
dikemas dalam bentuk kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kurikuler dan
kokurikuler telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
memfokuskan pada pembelajaran klasikal baik dalam kelas maupun di luar
kelas. Namun pada sisi lain, ekstrakurikuler juga harus berjalan sesuai dengan
standar yang ada.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, secara sederhana
dapat mendatangkan manfaat terhadap, siswa, masyarakat, dan sekolah. Dengan
manfaat tersebut, sekolah bisa menjadi lebih terkenal dan populer dan bahkan
bisa dijadikan sebagai tempat promosi sekolah kepada masyarakat.
b). Siswa dapat
terampil di depan umum
Melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
kiranya berdampak pada keberhasilan siswa, hal ini siswa bisa terampil dengan
bakat dan minat masing-masing di depan, artinya, dengan adanya kegiatan
ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ini siswa bisa
terampil diacara keagamaan seperi tilwah al-qur’an atau pun ceramah agama, baik
terampil di sekolah maupun di masyarakat.
Wawancara penulis dengan Ibu
Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang beliau mengatakan :
“Sekarang siswa-siswi di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ini sudah
bisa terampil dalam kegiatan keagamaan atau acara Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI), seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, mereka ada yang terampil dalam
tilawah al-Qur’an dan ada pula yang terampil dalam seni musik islami atau
rebana, bahkan mereka ada yang sudah bisa terampil menjadi imam shalat dengan
cukup banyak hafalan surat-surat pendek”. (Wawancara, 03 Nopember 2021).
Kemudian wawancara penulis dengan
salah seorang siswa kelas VIII yang bernama M. Yusuf di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang beliau mengatakan :
“Saya disuruh kepala sekolah tampil membaca al-qur’an pada acara Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad, alhamdulillah saya bisa tampil dengan baik berkat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah”. (Wawancara, 03
Nopember 2021).
Kemudian wawancara penulis dengan
dua orang siswa kelas VIII yang bernama Sulastri dan Jumarni di Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang mereka mengatakan mengatakan :
“Kami dapat tampil dalam acara Isra’ Mi’raj ini dengan membawa group
rebana, dimana kami diajarkan seni rebana ini melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah”. (Wawancara, 03 Nopember 2021).
Disamping siswa bisa terampil dalam kegiatan PHBI yang ada di sekolah, ada
pula siswa yang bisa terampil dalam tilwah al-Qur’an. Hal ini adanya siswa yang
mengikuti iven Musabaqah Tilawtil Qur’an (MTQ) yang diselanggaran di Kecamatan
Jujuhan, bentuk dari kegiatan ekstrakurikuler yang diselanggarakan di sekolah
kiranya dapat siswa terampil dalam kegiatan keagamaan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah, tentunya membawa
manfaat, baik bagi siswa, sekolah, pendidikan, maupun bagi masyarakat luas.
Secara terinci manfaat kegiatan ekstrakurikuler sebagai yang sampaikan oleh Ibu
Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja
Rantau Panjang beliau mengatakan :
“Secara terinci
manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjang adalah untuk memberikan tambahan pengayaan pengalaman di kelas dan
untuk mengeksplorasi pengalaman belajar yang baru yang mungkin menunjung
kurikulum serta memberikan tambahan kesempatan dalam bimbingan kelompok ataupun
individu dan memberikan motivasi dalam proses pembelajaran di kelas”.
(Wawancara, 03 Nopember 2021).
Kemudian wawancara penulis dengan kepala
sekolah yaitu dengan Ibu Eli Susanti,S.Kom selaku
kepala sekolah di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :
“Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah akan memberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap
siswa tetapi juga bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang
tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini akan terwujud, manakala pengelolaan
kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan
siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas” Wawancara, 03 Nopember
2021).
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan
yang prinsipil antara kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dengan
kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya, baik tujuan, manfaat, prinsip, dan lain
sebagainya. Perbedaan yang ada hanya pada orientasi pelaksanaannya kepada
ajaran agama Islam serta dalam jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan.
kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan
Agama Islam sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa
dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan sekolah bertujuan
untuk mencapai tujuan-tujuan kurikuler Pendidikan Agama Islam.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan penulis pada bab-bab diatas, penulis dapat menyimpulkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Bentuk-bentuk kegiatan
ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjang adalah ;
a). Baca Tulis al-Quran (BTQ), hal ini bertjuan agar agar siswa dapat
membacaan dan menulis al-Qur’an sesuai dengan ketentuan makhraj dan tajwidnya,
b).Tahfidz al-Quran yang merupakan kegiatan pembinaan keterampilan
menghafal ayat-ayat al-Quran. Pembinaan ketarampilan menghafal ayat-ayat
al-Qur’an disini lebih menekankan pada surat-surat pendek ayat pada Juz ‘amma,
karena pada dasarnya siswa hanya dituntut untuk menghafal surat-surat pendek
bukan menghafal al-Qur’an secara keseluruhannya.
c). Pembinaan Tilawah al-Quran yaitu keterampilan seni membaca al-Quran
yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul
sab’ah (tujuh jenis bacaan).
d). Ceramah Keagamaan (muhadharah) yang merupakan kegiatan
pembinaan keterampilan menyampaikan pesan keagamaan di depan publik secara
lisan
e). Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah) yang merupakan kegiatan
pembinaan keterampilan olah seni vokal yang diiringi alat musik bernuansa
Islami
60 |
2. Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren
Aswaja Rantau Panjangadalah :
a). Mengatur dan membuat jadwal kegiatan yang merupakan bentuk upaya tercapainya suatu
program kegiatan dengan sebaik-baik mungkin,
b).Membagi kelompok dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Pembagian kelompok yang dimaksud adalah dimana setiap siswa
dibagi dalam kelompok kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat
siswa
c). Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang perlu mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara
kualitatif, diberikan dan dinyatakan dalam buku raport.
3.
Hasil yang dicapai
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman
di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah;
a). Bertambahnya wawasan siswa dalam bidang keagamaan, seperti siswa sudah
bisa baca tulis al-Qur’an dengan baik dan ada pula siswa yang sudah banyak
hafal surat-surat pendek serta bisa membaca tilawah al-Qur’an,
b). Siswa terampil dalam berbagai kegiatan PHBI maupun kegiatan
kemasyrakatan.
B.
Saran-Saran
Sebelum mengakhiri tulisan ini tak lupa peneliti meyampaikan beberapa
saran yang dirasakan berguna dan bermanfaat sebagai masukan dan demi
perkembangan mutu pendidikan khususnya di Pondok Pesantren Aswaja Rantau
Panjangyang akan datang. Adapun saran dari peneliti sebagai berikut:
1.
Kepada kepala Pondok
Pesantren Aswaja Rantau Panjang untuk selalu memberi motivasi kepada para guru
dalam mengembangkan kerativitas siswa dalam kegiatan ektrakurikuler khususnya
bidang keagamaan.
2.
Kepada guru Pendidikan
Agama Islam khususnya di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang untuk terus
berupaya mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler,
sehingga siswa benar-benar merasa manfaat dari kegitan tersebut.
3.
Kepada siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang
untuk dapat mengikuti kegitan tersebut tetap semangat serta tekun.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat serta Taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari isinya maupun
dari segi bahasanya. Untuk itu, kritikan dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah berpartisipasi
membimbing penyelesaian skripsi ini. Jika terdapat kesalahan terlebih dahulu
penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya, akhir kata penulis mendo’akan semoga
kita selalu dilindungi Allah SWT. Amin Ya Robbalalamin.
Jambi,
Januari 2022
Rusmi
NIM. 201180162
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1991), Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama RI
_______, (2008), Undang-Undang Guru
dan Dosen UU RI Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005), Jakarta: Asa
Mandiri
_______, (2006), Undang-Undang
Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Jakarta: Sinar Grafika
Abu Ahmadi, (1990), Psikologi
Belajar. Jakarta : Renika Cipta
Ahmad Tafsir, (1994), Ilmu Pendidikan
Islam dalam Perspektif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Amirul Hadi dan Haryono. (1998) Metodologi
Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
An-Nahlawi, (1989), Prinsip-Prinsip
dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat,
Bandung : Diponegoro
Dalyono, (1990), Psikologi
Pendidikan. Jakarta ; Rineka Cipta
Depdiknas, (2009), Panduan
Pengembangan Diri, Jakarta: Depdiknas
Lexy J. Moleong. (2007), Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadari Nawawi, (1993), Pendidikan
dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas
M. Yudha Saputra. (1998), Pengembangan
Kegiatan KoEkstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud.
Moh. Uzer dan
Lilis. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Muhammad Tholhah Hasan, (2005), Islam
dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press
Ramayulis, (2005), Medotodogi
Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Sanapiah Faisal. (1990), Penelitian
Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3 Malang.
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman,
(2002), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat
Press
Syaiful Bahri Djamarah, (2000), Guru
dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
(2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. (2003), Belajar dan
Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Renika Cipta
Suharsimi Arikunto (2006) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2007), Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D, Bandung:
Alfabeta
Susilo Riwayadi dan Suci Nur Anisyah,
(tt). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Sinar Terang
TIM, (2015), Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Shulthan Thaha Saifuddin Jambi
Umi Chulsum & Windy Novia, (2006), Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko
Zakiah Daradjat, (1996), Ilmu Jiwa
Agama, Jakarta : PT Bulan Bintang
INSTUMEN
PENGUMPULAN DATA
(IPD)
A.
Wawancara
1. Kepala
Sekolah
1).
Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?
2).
Bagaimana struktur organisasi pondok pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?
3). Bagaimana keadaan guru dan siswa pondok
pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi?
4). Bagaimana keadaan sarana dan prasarana di
Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi?
2. Guru PAI
4. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan ekstra
kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja
Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?
5. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja
Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?
6. Bagaimana hasil yang dicapai siswa dalam
kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi ?
3. Siswa
1) Apa saja bentuk kegiatan ekstra
kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?
2) Apakah kegiatan ekstra kurikuler dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi siswa di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?
3) Apa saja yang dihasilkan siswa dalam
kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok
Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi ?
B.
Observasi
1.
Mengamati pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang
dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
2.
Mengamati apa saja bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler
yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
3.
Mengamati keadaan guru dan siswa dalam proses kegiatan
ekstra kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang
Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
4.
Mengamati keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren
Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
C.
Dokumentasi
1.
Sturuktur organisasi Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
2.
Jumlah guru dan siswa Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
3.
Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau
Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
4.
Poto keagiatan pelaksanaan ekstra kurikuler yang dilakukan
di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten
Bungo Provinsi Jambi
DAFTAR INFORMAN
No |
Nama |
Keterangan |
|
Eli Susanti,S.Kom |
Kepala Sekolah |
|
Amairiah,S.Pd.I |
Guru PAI |
|
Syahlah Rayani Lubis |
Guru Tahfiz |
|
Agus Salim,S.Ag |
Guru Tilawatil |
|
Irma Wati |
Guru Seni |
|
M. Yamin |
Siswa |
|
Susanti |
Siswa |
|
Ridwan |
Siswa |
|
Dina |
Siswa |
|
Abdurrahman |
Siswa |
|
Juwita Asna Dewi |
Siswa |
|
M. Subhan |
Siswa |
|
Muniroh |
Siswa |
|
Susilawati |
Siswa |
|
M. Yusuf |
Siswa |
|
Sulastri |
Siswa |
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rusmi
Jenis Kelaminan : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Rantau Panjang, 05 April 2000
Alamat : RT.05 Desa Rantau Panjang, Kec.
Jujuhan Kab. Bungo
Alamat Email :
rusmipasiah05@gmail.com
No. Kontak : 082283867745
Pendidikan Formal
No |
Nama Sekolah |
Tempat Sekolah |
Tahun |
1 |
SDN 83/11 Rantau Panjang |
Rantau Panjang |
2007 – 2012 |
2 |
MTs Azzakariyah Talang Sekuang |
Merangin |
2012 – 2015 |
3 |
MA Azzakariyah Talang Sekuang |
Merangin |
2015 – 2018 |
4 |
UIN STS Jambi |
Jambi |
2018 – 2022 |
DOKUMENTASI
PONDOK PESANTREN ASWAJA DESA
RANTAU PANJANG KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO JAMBI
POTO KEGIATAN EKTRAKURIKULER
SISWA PONPES ASWAJA
POTO PENULIS DENGAN KEPALA
DAN GURU PONPES ASWAJA
0 $type={blogger}:
Posting Komentar