Jumat, 28 Juni 2024

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya. Kebenaran Al-Qur’an dan keterpeliharaannya sampai saat ini justru semakin terbukti. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an Allah SWT. Telah memberikan penegasan terhadap kebenaran dan keterpeliharaannya.

Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam menghadapi segala persoalan hidup dan kehidupannya sepanjang zaman yang tak layu oleh waktu dan tak lekang oleh zaman, guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat. Sebagai petunjuk dalam kehidupan umat Islam, Al-Qur’an tidak hanya cukup dibaca dengan suara yang indah dan fasih, tetapi selain memahami harus ada upaya konket dalam memeliharanya, baik dalam bentuk tulisan maupun hafalan. Al-Qur’an tidak boleh dibiarkan begitu saja sebagai koleksi atau apapun nama dan bentuknya, tanpa penjaggan dan pemeliharaan yang serius dari umatnya (Ahsin W. Al-Hafidz : 2013:36).

Akhir-akhir ini ada perkembangan yang cukup menggembirakan dengan tumbuhnya lembaga-lembaga ke-Al-Qur’an an. Baik kecil ataupun besar, baik swasta maupun yang memiliki keterkaitan dengan pemerintah setempat. Umat Islam berkewajiban memelihara dan menjaganya, antara lain adalah dengan membaca (al-tilawah), menulis (al-kitabah) dan menghafal (at-tahfidz), sehingga wahyu tersebut senantiasa terjaga dan terpelihara dari perubahan dan penggantian, baik huruf maupun susunan kata-katanya sepanjang masa. Allah SWT. menyebutkan dalam firman-Nya:

1

 



اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ  ( الحجر/15:9)

 

Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan alquran, dan pasti Kami (pula) yang memelihara. (QS.Al-Hijr:9).

 

Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT. memberikan garansi bahwa Dia senantiasa menjaga Al-Qur’an sepanjang masa. Penjagaan Allah SWT. terhadap Al-Qur’an bukan berarti Allah SWT. menjaga secara langsung fase-fase penulisan Al-Qur’an, tetapi melibatkan para hamba-Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an tersebut.

 Salah satu bentuk realisasinya adalah Allah SWT mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang akan menjadi penghafal Al-Qur’an dan menjaga kemurnian kalimat serta bacaannya.  Sebab memelihara kesucian dengan melafalkannya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia, yang sangat dianjurkan  Rasulullah. Dalam kehidupan kaum Muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur’an karena Al-Qur’an yang sangat lengkap dan sempurna isinya itu diyakini sebagai petunjuk serta menjadi pedoman hidup dalam urusan duniawi dan ukhrawi sehingga tidaklah mengherankan jika kaum muslimin selalu kembali kepada Al-Qur’an setiap menghadapi permasalahan kehidupan.

Al-Qur’an adalah suatu Kalam dari Tuhan Yang Maha Esa yang menunjukkan tata cara kehidupan manusia sesama makhluk hidup lainnya di dunia ini baik dari segi hukum, muamala ( jual beli), sosial, ibadah, lingkungan dan lain sebagainya yang lengkap dan sempurna sebagai sumber ajaran kehidupan. Di samping Al-Qur’an  juga berfungsi sebagai sumber ajaran Islam, Al-Qur’an juga sebagai dasar petunjuk di dalam berfikir, berbuat dan beramal sebagai khalifah di muka bumi. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar sebagai pedoman dan petunjuk agar kita tidak tersesat di dunia ini.

 Untuk itu, agar kita dapat memahami bacaan maupun fungsi Al-Qur’an tersebut, maka setiap manusia yang beriman harus berusaha belajar, mengenal, membaca dengan fasih sesuai dengan aturan membaca (ilmu tajwidnya), makharijul huruf, menghafalnya, dan mempelajari baik yang tersurat maupun yang terkandung di dalamnya (tersirat), menghayatinya serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari (Abu Yahya As-Syilasyabi, 2017:12).

Metode Ummi merupakan metode yang disusun oleh para pakar yang sangat berpengalaman di bidang pengajaran Al-Qur’an. Mereka berasal dari surabaya, jawa timur. Dengan naungan remi Ummi Foundation. Metode ini ditekankan cara membaca sesuai kaidah ilmu tajwid dan tartil sekaligus diterapkan metode menghafal dengan cepat. Dalam praktek menghafalnya memakai metode talaqi, yaitu metode menirukan bacaan yang diulang-ulang secara terus menerus sampai lancar dan hafal. Pengajaran dalam metode ummi juga menggunakan nada-nada dalam baca Al-Qur’an sehingga dapat membuat anak-anak menjadi senang dan nyaman serta tidak monoton.

Metode Ummi adalah sebuah metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an yang mudah menyenangkan dan menyentuh hati, yang diciptakan oleh Ummi Foundation. Kekuatan mutu yamg dibangun Umm Foundation ada dari 3 hal yaitu: Metode yang bermutu, guru yang bermutu, sistem yang bermutu, yaitu berkualitas dengan baik. (Afdal, 2016: 77)

Dengan menggunakan metode akan mampu mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan mudah dicerna dengan baik. Metode adalah prosedur atau rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan serasi serta tidak saling bertentangan satu sama lain.

Kalau dimasa lampau penghafal Tahfiz Juz ‘Amma merupakan dasar bagi pendidikan Muslim, maka dewasa ini tampa adanya perubahan titik berat dalam pendidikan Islam. Namun demikian, tampak bahwa penghafal Al-Qur’an masih tetap diperlukan bagi seluruh umat Muslim, dikarenakan oleh alasan bahwa menghafal Al-Qur’an merupakan sunnah Rasul, dan hal ini dilaksanakan oleh para sahabat, tabi’in dan orang-orang sahih terdahulu. Selain itu, kemampuan membaca Al-Qur’an dalam bentuk hafalan amat diperlukan agar dapat melaksanakan shalat dengan baik”. (Ahsin W. Al-Hafidz, 2013:12).

 

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi merupakan salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Bungo. Sekolah yang terdapat program tahfidz Al-Qur’an yang di jalankan oleh ibu wakil kepala sekolah sekaligus guru Mata Pelajaran Al-Qu’ran Hadits di sekolahan ini. Beliau sangat tekun dalam menjalankan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dikalangan umat Islam saat ini, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kualitas peserta didik agar pandai  membaca Al-Qur’an. Namun, hanya sedikit sekali peserta didik yang berminat mengikuti kegiatan menghafal Al-Qur’an tersebut, apalagi kegiatan ini di lakukan hanya ketika di luar jam pelajaran. Mereka lebih memilih untuk mendahulukan kegiatan ekstrakulikuler yang lain, seperti pramuka dan sebagainya.

Hasil observasi penulis di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi menemukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menghafal sangatlah beragam, sebagian mampu menghafal materi yang bersifat verbal ataupun bahasa namun sebagian yang lainnya lebih mudah menghafalkan rumus-rumus matematika. Beragamnya kemampuan dalam menghafal inilah yang menjadi kekurangan dalam memenuhi kompetensi dasar yang menjadi tujuan dasar pembelajaran

Pada mata pelajaran Tahfiz Juz ‘Amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi banyak mengandung materi ayat-ayat Al- Qur‟an. Ayat-ayat  tersebut  biasanya  untuk  dihafal  oleh  peserta  didik,  tidak  hanya  ayat- ayatnya namun juga mengandung arti yang harus dipahami dan juga dihafalkan. Ayat-ayat tersebut  biasanya  berupa  ayat-ayat  pendek  ataupun  surah  pendek  dalam  Al-Qur‟an yang disebut juz amma

Disisi lain penulis juga menemukan bahwa masih banyaknya santri yang bermalas-malasan ketika disuruh menghafal, selain itu, dilihat dari segi kemampuan santrinya akan menimbulkan hasil yang berbeda antara satu santri dengan santri yang lain, sehingga hasil hafalan dari semua santri kurang maksimal.  Kendala menunjukkan bahwa pembelajaran ditempat tersebut masih kurang efektif, karena kurangnya kreatifitas yang digunakan guru. Hal inilah yang membuat para santri kurang terlibat langsung (aktif) di dalam proses pembelajaran, sehingga hal ini berakibat pada kurang maksimalnya nilai yang diperoleh santri. Oleh karenya kreatifitas yang digunakan masih bertumpu pada kemandirian santri untuk belajar atau menghafal tanpa bimbingan yang baik. Kegiatan belajar mengajar tersebut akan lebih maksimal apabila ada variasi antara metode dan media pembelajaran.

            Tabel. 1: Data Awal Hasil Pra Siklus Kemampuan Menghafal Juz 'Amma Siswa di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

Keterangan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Amirah Inayah

65

 

2

Anita Sundari

80

 

3

Ayu Novita Sari

50

 

4

Bunga Lestari

85

 

5

Devi Anggraini

45

 

6

Dian Ramadayanti

55

 

7

Dwi Astuti

40

 

8

Eka Karmila Sari

55

 

9

Husniah

45

 

10

Junita

55

 

11

Khirunnisa

50

 

12

Kiky Amelia

76

 

13

Mirnawati

50

 

14

Musdalifah

55

 

15

Nur Aini

40

 

16

Nurul Hasanah

65

 

17

Rahmah

30

 

18

Ririn

40

 

19

Siska Nurjanah

65

 

20

Wahyuni

55

 

Jumlah

1.101

3

17

Rata – Rata

55,05

15,00%

85,00%

Ketuntasan belajar klasikal

15,00%

 

 

 

(Dukumentasi Hasil Pra Siklus Kemampuan Menghafal Juz 'Amma Siswa di

Tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam meghafal juz amma masih tergolong sangat rendah, terbukti dari 20 orang siswa hanya 3 orang siswa (15%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≥80. Sedangkan 17 orang siswa (85%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤80.

Permasalahan yang terjadi adalah sejauhmana kreatifitas yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan Tahfiz Juz ‘Amma santri di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi dengan menerapkan metode Ummi dalam menghafal juz amma.

 Berdasarkan pemaparan diatas penulis akan melakukan penelitian yang selanjutnya akan diberi judul: Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Juz 'Amma Siswa di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

 

B.   Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1.      Kemampuan Menghafal siswi kelas VII.A MTs Putri mata pelajaran Tahfiz Al-Qur’an masih rendah

2.      Kegiatan pembelajaran siswi kelas VII MTs Putri mata pelajaran Tahfiz Al-Qur’an menoton dan membosankan

3.      Metode menghafal yang digunakan guru belum optimal dengan materi pelajaran Tahfiz Al-Qur’an

 

 

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar luas pada pembahasan lain, maka penulis membatasi permsalahan dalam penelitian ini yaitu pada kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz 'amma siswi di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Penulis memfokus penelitian ini pada santriwati kelas VII.A Putri yang berjumlah 20 orang.

 

 

D. Rumusan Masalah

      Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa pokok permasalahan yang menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini. Pokok permasalahan tersebut dapat dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1.    Bagaimana kreativitas yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?

2.     Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?

3.    Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?

 

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a.    Untuk  mengetahui kreativitas yang dilakukan guru tahfidz dalam pembelajaran hafalan juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

b.    Untuk mengetahui apa saja kendala guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

c.    Untuk mengetahui bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Dengan tercapainya tujuan tersebut, dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang terkait pada umumnya dan para guru Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Kegunaan penelitian yang diharapkan adalah:

a.    Kegunaan teoritik

1)   Sebagai salah satu sumbangan pemikiran kepada dunia pendidikan agama Islam, khususnya mengenai kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal anak didik.

2)   Dapat memberi manfaat sebagai salah satu referensi untuk pengembangan pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

3)   Untuk memperkaya hazanah kepustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dalam penelitian lapangan (field research).

b.    Kegunaan praktis

        Secara praktis penelitian ini dapatbermanfaat sebagai berikut:

1)   Bagi penulis dapat menambah hazanah ilmu pengetahuan di bidang pembelajaran Al-Qur’an pada khususnya dan dapat memberikan informasi serta masukan dalam melaksanakan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi pada umumnya.

2)   Dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi guru mata pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi, bagi lembaga, dan pengelola pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran agar lebih kreatif.

3)   Untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar sarjan S1. Pada prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KERANGKA TEORI

 

A. Kreativitas Guru

1. Pengertian Kreativitas

       Kreatif menurut Chaplin yang dikutip oleh Syaiful Sagala “berkenaan dengan penggunaan atau upaya memungsikan kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah, atau upaya pengembangan-pengembangan bentuk artistik dan mekanis, biasanya dengan maksud agar orang mampu menggunakan informasi yang tidak berasal dari pengalaman atau prosese belajara secara langsung maupun yang berasal dari perluasan konseptual dari sumber-sumber informasi”. (Syaiful Sagala, 2011:174).

       Krativitas menurut Djoko Adi merupakan hasil dari pikiran yang kreatif, atau kemampuan sesorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi ini, sehingga pengertian  kreativitas bergantung pada bagaimana pandangan orang yang mendefinisikannya. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kreativitas berarti daya cipta atau kemajuan mencipta. Dalam hal ini kreativitas lebih diartikan pada cipta atau kemajuan mencipta. Dalam hal ini kreativitas lebih diartikan pada “kemampuan membuat gabungan atau kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya, sekalipun dalam bentuk sederhana". (Djoko Adi Wulajo, 2021:41).

10

Jadi dalam dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa  kreativitas adalah salah satu kata kunci yang perlu dilakukan guru untuk memberikan layanan pendidikan yang maksimal sesuai dengan kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan. Menurut pendapat penulis, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi, dan unsur-unsur yang ada. Memiliki kemampuan befikir tigkat tinggi dan menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif.

 2. Pengertian Guru      

       Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. “Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushola, di rumah, dan sebagainya”. (Syaiful Bahrin Djamarah, 2015 :  31).

        Guru adalah tenaga profesional yang bertanggung jawab untuk mendidik dan mengajarkan anak didik dengan pengelaman yang dimiliknya baik dalam bentuk formal dan nonformal. “Guru adalah orang yang peling penting statusnya di dalam kegiatan belajar mengajar karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan kelas”. (Suharsimi Arikunto, 2019 :  293). Jadi, guru adalah orang yang memberikan informasi atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan rasa tanggung jawab, baik itu pendidikan formal maupun non formal.

3. Kreativitas Guru

   a. Kreativitas

     Kreativitas guru adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang sudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Peranan kreativitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup aspek-aspek lainnya, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.

Secara umum Rochman Hadjam yang dikutip oleh Guntur Tajajan, fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut :

1). Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat peserta didik terhadap mata pelajaran Tahfiz Juz Amma

                    Produk kreativitas guru diharapkan akan memberikan situasi nyata pada proses pembelajaran. Penerapan produk kreativitas guru misalnya berupa instrument yang mampu mengajak peserta didik belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mempu menurunkan rasa bosan mereka dan meningkatkan minatnya pada mata pelajaran.

2). Kreativitas guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh

              Hasil inovasi berupa instrument bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera peserta didik, baik indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman, sehingga peserta didik menemui situasi seperti aslinya. Produk kreativitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami peserta didik dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari teks.

3). Kreativitas guru berguna bagi dalam merangsang peserta didik untuk lebih berfikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar.

              Hasil-hasil kreativitas guru akan merangsang peserta didik untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi masalah, mengobservasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.

4). Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas peserta didik.

         Kreativitas mengajar yang dapat ditunjukkan oleh guru tersebut adalah hal utamanya membuat rancangan pembelajaran, pembuatan soal, menyusun pertanyaan, variasi dalam memperoleh informasi, penyelesaian, sering mengadakan inovasi agar siswa tidak bosan dalam pembelajaran di kelas.

       Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan atau focus pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreativitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreativitas dan hasil inovasi dalam bentuk media pembelajaran. (Guntur Talajan, 2012 : 58).

b. Kreativitas guru dalam manajemen kelas

            Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik.

c. Kreativitas dalam pemanfaatan media belajar

          Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di sekolah. Fokus kreativitas guru dalam pembelajaran mencakup, yaitu:

1)      Cara guru dalam merencanakan pembelajaran.

2)      Cara guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3)      Cara guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran.  (Mahmud Yusuf, 2010 :104).

 

B. Tahfizul Qur’an

1. Pegertian Tahfiz Juz Amma

                       Juz ‘amma adalah kumpulan surat-surat juz ke 30 dalam kitab suci Al-Qur’an yang di  dalamnya terdapat 37 surat dimulai dengan surat An-Naba’ dan di akhiri dengan surah An-Naas. Ciri bacaan surat pada juz ‘amma adalah jumlah ayat yang relatif sedikit, sehingga biasa digunakan sebagai hafalan bacaan shalat setelah membaca surat Al-Fatihah.

       Pembelajaran sejak dini bagi anak sangatlah penting untuk dilakukan. “Anak sendiri memiliki hak untuk belajar dengan aman dan dalam pendidikan yang dikemas melalui permainan, baik dengan teman sebaya dan orang dewasa”. (Rahma Fitri Wahadati, 2017:2).

               Keutamaan membaca dan menghafal juz amma adalah sebagai berikut: 1. Menghafal maupun membaca Juz ‘amma adalah perbuatan mulia, 2.Berdasarkan Hadits Rasulullah, orang yang membaca Al-Qur’an akan diberi syafaat pada hari kiamat, 3. Dengan membaca dan memahami Juz ‘amma kita akan mendapat petunjuk.

 

       Sedangkan Al-Qur’an secara bahasa merupakan “bentukan kata dari kata dasar qara’a-yaqra’u-qur’atan-qur’anan yang artinya bacaan atau yang dibaca (Mahrus As’ad, dkk, 2018:2). Sedangkan menurut istilah sebagaimana yang didefinisikan oleh ulama ushul, ulama fiqih, dan ulama bahasa adalah “kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad; yang lafadz-lafadznya mengundang mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, yang ditulis pada mushaf, mulai dari awal Qur’an adalah nama bagi kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW”. (Muhammad Amin Suma, 2011:6)

                        Berdasarkan uraian di atas maka Tahfidzul Qur’an adalah proses untuk memelihara, menjaga, dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagiannya. Tahfidzul Qur’an atau menghafal Al-Qur’an adalah suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Sebab, orang yang menghafalkan Al-Qur’an merupakan salah satu hamba yang Ahlullah di muka bumi. Itulah sebabnya, tidaklah mudah dalam menghafal Al-Qur’an, diperlukan metode-metode khusus untuk menghafalkannya. Selain itu juga harus disertai dengan do’a kepada Allah SWT  supaya diberi kemudahan dalam menghafal ayat-ayat-Nya yang begitu banyak dan rumit. Sebab banyak kalimat yang mirip dengan kalimat lain, demikian juga kalimatnya yang panjang-panjang, bahkan mencapai tiga sampai empat baris tanpa adanya waqaf, namun ada juga yang pendek-pendek. (Wiwi Alawiyah Wahid, 2015:13).

         Meskipun menghafal Al-Qur’an rumit namun ia merupakan sebuah kitab yang mudah untuk dipelajari dan dihafalkan sebagaimana janji Allah SWT  dalam Q.S Al-Qomar ayat 17.

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ( القمر/54:17)

Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”. (Q.S. Al-Qamar :17) (Anonim, 2013 :529).

  Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu proses, mengingat materi yang dihafalkan harus sempurna, karena ilmu tersebut dipelajari untuk dihafalkan bukan untuk difahami. Namun setelah hafalan Al-Qur;an tersebut sempurna maka selanjutnya ialah diwajibkan untuk mengetahui isi kandungan yang ada di dalamnya.

            Sebagaimana yang dikatakan oleh Atkinson, salah seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa sangat penting untuk membuat perbedaan dasar mengenai ingatan seseorang. Ada tiga tahapan tentang ingatan seseorang, sebagai berikut:

a.    Encoding (memasukkan informasi kedalam ingatan) Encoding adalah suatu proses memasukkan data-data informasi ke dalam ingatan. Prosese ini melui dua alat indra manusia, yaitu penglihatan dan pendengaran. Kedua alat indra yaitu mata dan telinga, memegang peranan penting dalam penerimaan informasi sebagaimana banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dimana penyebutan mata dan telinga selalu beriringan.

b.    Storage (penyimpanan) Storage adalah penyimpanan informasi yang masuk di dalam gudang memori. Gudang memori terletak di dalam memori panjang (long term memory). Semua informasi yang dimasukkan dan disimpan di dalam gudang memori itu tidak akan pernah hilang. Apa yang disebut lupa sebenarnya hanya kita tidak berhasil menemukan kembali informasi tersebut ke dalam gudang memori.

c.    Retrieval (pengungkapan kembali) Retrieval adalah pengungkapan kembali (reproduksi) informasi yang telah disimpan di dalam gudang memori adakalanya serta merta dan adakalanya perlu pancingan. Apabila upaya mengingat kembali tidak berhasil walaupun kita menemukan informasi dalam gudang memori, sungguhpun ia tetap ada di sana. (Wiwi Alawiyah Wahid, 2015: 15-24).

 

              Diantara kurikulum Islam dalam pendidikan adalah mengajari anak-anak menghafal Al-Qur’an dari kecil. Karena Al-Qur’an membangun perilaku dan akhlak, juga memelihara lisan, mengokohkan aqidah serta menjamin masa depan pemuda. (Muhammad Zuhaili, 2012:78).

            Para ulama sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, apabila diantara anggota masyarakat ada yang sudah melaksanakannya maka bebaslah beban anggota masyarakat lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali maka berdosalah semuanya. Imam As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Itqan mengatakan : “ketahuilah, sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu adalah fardhu kifayah bagi umat”. (Sa’adullah, 2018:19).

            Setiap orang yang ingin menghafal Al-Qur’an harus mempunyai persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu persiapan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Beberapa persiapan atau syarat-syarat yang harus dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:

a.       Niat yang ikhlas. Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama dalam masalah Tahfiz Juz ‘Amma. Sebab, apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar mencari keridhoan Allah semata, maka amalnya akan sia-sia belaka.

b.      Izin dari orang tua, wali atau suami. Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan Al-Qur’an, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua dan kepada suami (bagi wanita yang sudah menikah). Sebab hal itu akan menentukan keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafal Al-Qur’an.

c.       Tekad yang kuat dan bulat. Tekad yang kuat dan sungguh-sungguh akan mengantar seseorang ketempat tujuan, dan akan membentengi atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan merintanginya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S Al-Isra’:19).

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا (الاسراۤء/17:19)

 

Artinya: “ Barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”. (Q.S. Al-Isra’ : 19).

d.    Sabar. Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena proses menghafal Al-Qur’an akan banyak sekali ditemui berbagai macam kendala.

e.    Istiqomah. Yang dimaksud Istiqomah adalah konsisiten, yaitu tetap menjaga semangat dalam menghafal Al-Qur’an. Dengan perkataan lain penghafal harus senantiasa kontinuitas dan efisiensi terhadap waktu untuk menghafal Al-Qur’an. (Amjad Qosim, 2012 : 85).

 

            Menurut Wiwi Alawiyah Wahid terdapat beberapa faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a.       Faktor kesehatan

b.      Faktor psikologis

c.       Faktor kecerdasan

d.      Faktor motivasi

e.       Faktor usia (Wiwi Alawiyah Wahid, 2015 : 139).

            Adapun faktor-faktor pendukung yang memudahkan seseorang dalam menjaga dan menguatkan Tahfiz Juz ‘Amma adalah:

a.       Membaca ayat-ayat yang telah dihafal shalat sunnah.

b.      Mengulang-ulang hafalan disetiap waktu dan kesempatan.

c.       Bacaan penguji.

d.      Mendengar kaset-kaset murottal Al-Qur’an.

e.       Konsisten dengan satu mushaf.

f.        Mengoptimalkan seluruh fungsi panca indera. (Amjad Qasim, 2018 : 154).

 

2. Metode Ummi

     a. Pengertian Metode Ummi

    Metode Ummi adalah sebuah metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an yang mudah menyenangkan dan menyentuh hati, yang diciptakan oleh Ummi Foundation. Kekuatan mutu yamg dibangun Umm Foundation ada dari 3 hal yaitu: Metode yang bermutu, guru yang bermutu, sistem yang bermutu, yaitu berkualitas dengan baik. (Afdal, 2016: 77)

Metode ummi adalah metode belajar membaca Al-Qur‟an model terbaru yang disusun oleh Masruri dan Yusuf M.S. metode ini mempunyai 3 kriteria yang telah dikembangkan dalam pembelajaran Al-Qur‟an yaitu mudah. Menyenangknn dan menyentuh hati. Jika dilihat dari kriteria tersebut, maka metode ummi ini menggambarkan metode yang adapat menciptakn kondisi kelas yang nyaman bagi anak didiknya. Disamping itu anak didik tersentuh hatinya, maka materi pembelajaran akan mudah melekat pada peserta didik.

Ummi bermakna “ibuku” berasal dari bahasa arab dari kata “Ummun” dengan tambahan ya’mutakalim. Kita sebagai manusia harus mengingat dan menghormati jasa ibu. Tiada orang yang paling berjasa kepada kita semua kecuali orang tua kita terutama ibu. Ibulah yang telah mengajarkan banyak hal dan pengajaran pengetahuan kepada kita. Dalam pembelajaran membaca AlQur‟an metode Ummi menggunakan sebuah pendekatan. Pendekatan itu adalah pendekatan seorang ibu yang pada hakekatnya pendekatan seorang ibu itu ada 3 unsur:

a.       Direct methode (Metode langsung) : Yaitu langsung dibaca tanpa di eja/diurai tidak banyak penjelasan. Atau dengan kata lain learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung.

b.      Repeatation (diulang-ulang) : Bacaan Al-Qur‟an yang semakin kelihatan keindahan, kekuatan, dan kemudahannya ketika mengulangulang ayat atau surat dalam Al-Qur‟an begitu pula seorang ibu dalam mengajarkan pengetahuan kepada anaknya.

c.       Kasih Sayang Tulus : kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak, adalah kunci kesuksesannya. Demikian juga seorang ibu yang mengajar Al-Qur‟an jika ingin sukses hendaknya meneladani seorang ibu agar guru juga dapat mnyentuh hati siswa mereka.

b. Model Pembelajaran Metode Ummi

Model pembelajaran metode Ummi dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Privat / individual dalam prakteknya santri atau siswa dipanggil satu persatu secara bergiliran menurut kemampuan membacanya (mungkin satu, dua, atau tiga bahkan empat halaman).

2. Klasikal Individual Model baca Al-Qur‟an yang dijalankan dengan membaca bersama halaman yang ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan individual.

3. Klasikal baca simak Model baca Al-Qur‟an yang dijalankan dengan cara membaca satu halaman yang ditentukan oleh guru, selenjutya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan pola baca simak, yaitu anak membaca sementara lainya menyimak halaman yang dibaca oleh temannya. Hal ini dilakukan walaupun halaman baca anak yang satu dengan yang lain. (Sri Belia Harahap, 2017:29)

c. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Ummi

1. Pembukaan

a) guru menyiapkan murid dikelompok masing-masing dengan berkata “ista‟adadtum?” kemudian murid menjawab “ista‟adadnaa”

b) Guru menginstrusikan murid berdo‟a dengan berkata “posisi berdo‟a” kemudian murid mengangkt tangan sejajar bahudan berdo‟a surat Al-Fatihah.

c) Guru mengucapkan salam

2. Materi

a) Guru membaca 2-3 baris dari 1 halaman Metode Ummi

b) Murid mengikuti bacaan guru

c) Guru mengistruksikan murid satu persatu membacakan satu halaman

d) Guru memastiksn semua murid mampu membaca dengan benar

e) Guru memberikan apresiasi nilai semangat dengan berkata mumtaazh. Masyaa Allah dan lain sebagainya

3. Penutup

a) Murid mebuat barisan dan guru berada di depan

b) Kemudian guru menyiapkan dan mengkondisikan santri

c) Guru menanyakan kabar siswa dan berkata “kaifa halukum?”

d) Guru menanamkan adab-adab dan pesan-pesan kepada santri.

e) Guru menginstruksikan berdo‟a dan berkata “posisi berdo‟a” dan murid mengangkat tangan dan membaca doa kafaratul majelis

f) Guru berdiri didepan murid dan bersalam-salaman. (Khoiru Ummah, 2017:14)

 

C. Studi Relevan

                   Penelitian mengambil sampel di Madrasah Tsanawiyah Pondok  Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Ini tidak terlepas dari perbandingan antara sumber relevan ini:

1.      Sifah Amalia, 2019. “Manajemen Program Tahfidz Qur’an di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari” Penelitian ini sama-sama membahas masalah Tahfiz Qur’an. Penelitian saudari Sifah memfokuskan pada bagaimana manajemen yang dilakukan di SMP ITAsh-Shiddiiqi agar program tahfidz Qur’an. Sedangkan penulis memfokus pada Kreatvitas guru dalam meningkatkan hafalan juz amma siswa.

2.      “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Tahfiz Juz ‘Amma di MTsN Olak Kemang Kota Jambi”. Pada penelitian Siti Ma’rifatul juga sama-sama meneliti meningkatkan Tahfiz Juz Amma. Sama halnya dengan yang diteliti oleh penulis yaitu menghafal juz amma. Pada perbedaan antara peneitian penulis dengan Siti Ma’rifatul yaitu terletak pada fokus upaya guru dalam meningkatkan tahfiz juz amma, sedangkan penulis adalah mengenai kreativitas guru.

3.      Romi Sukma Apriansyah, 2018. “Upaya Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa di Madrasah Aliyah Minhajussa’adah Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi”. Adapun kesamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada meningkatkan kemampuan menghafal, namun disini penitian Romi Sukma Apriansyah lebih memfokus pada mata pelajaran Al-qur’an hadis. Perbedaan diantara penelitian ini terletak pada mata pelajaran, dimana penulis memfokus pada hafalan juz amma sedangkan penelitan Romi Sukma Apriansyah lebih memfokus pada mata pelajaran al-qur’an hadis.

 

 

D.  Kerangka Berfikir

         Keberhasilan  di  dalam  kelas  sangatlah  mempengaruhi,  karena  dengan  keberhasilan belajar siswa seorang pendidik akan lebih mudah untuk dapat menilai siswa dan dapat mengetahui kekurangan yang  dimiliki   peserta   didiknya.   Akan   tetapi   keberhasilan pembelajaran itu tidak akan tercapai tanpa adanya media, metode, strategi, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa.

 

E. Hipotesis Tindakan

       Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Ummi yang dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa kelas I pada mata pelajaran Tahfiz Al-Qur’an materi surah Al-Bayyinah pada siswa kelas VII.A MTs Putri Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

 

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan jenis masalahnya maka penelitian ini lebih tepat menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK)  sebenarnya diawali dengan dari istilah “action research” atau penelitian tindakan. Secara umum “action research” digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari- hari di mana pun tempatnya, baik di kantor, di rumah sakit, di kelas, maupun ditempat tugas- tugas lain

Istilah “action research” sangat dikenal dalam penelitian pendidikan, bahkan sudah merupakan aliran tersendiri. Untuk membedakannya dengan “action researh” dalam bidnag lain, para peneliti sering menggunakan istilah ”classroom action research” atau “clasroom research”.  Dengan  penambahan  classroom  pada  action  research”,  kegiatan  lebih diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas, walaupun istilah “kelas” perlu dipahami lebih luas lagi, yaitu tidak hanya di dalam ruang kelas, tetapi di tempat mana saja guru melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. (Wina Sanjaya, (2009:27)

Sedangkan menurut Hopkin bahwa penelitian tindakan adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan (siswa, guru, dan peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Semua partisipan adalah anggota aktif dalam proses penelitian. (Andi Prastowo, 2008:226)

22

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok pada ranah praktis yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas kinerja melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Adapun pendapat beberapa para ahli mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah :

1. Hopkins, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

2.  Kemmis dan Mc Taggart, PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

3. Rochman Natawijaya, PTK adalah pengkajian terhadap masalah praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.

4. Sunyanto, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.

5. Tim PGSM, PTK  adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif  oleh pelaku tindakan  yang  dilakukan  untuk  meningkatkan  kemantapan  rasional  dari  tindakan  mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajara tersebut dilakukan. (Andi Prastowo, 2008:8-9)

 

B. Seeting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

  Lokasi penelitian bertempat di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Terpilihnya lokasi ini dikarenakan peneliti telah mensurvey lokasi tersebut dan penulis juga merupakan alumni dari Pondok tersebut. Alasan agar dalam penelitian serta hasil pengamatan ini sesuai dengan keadaan dan kondisi sebenarnya.

 

2. Subjek penelitian

    Penelitian kualitatif tidak dikenal konsep “keterwakilan contoh/ sampel dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi. (Faisal, 2013:38).  Konsep penelitian kualitatif sebenarnya menekankan pada proses dan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti yang diteliti dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan. (Arifin,2011:143)

     Untuk memperoleh hasil yang ideal maka penentuan sampel dan informasi yang ditentukan oleh empat faktor derajat kesimpulan, proposisi yang dikehendaki dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu. Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas maka yang akan dijadikan sebagai informasi (Subjek Penelitian) ini adalah:

1.    Guru bidang studi Tahfiz Juz Amma kelas VII.A Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

2.    Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

3.    Siswai kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

Dalam penelitian ini guru bidang studi Tahfiz Juz Amma, majelis guru, siswa-siswa sebagai responden sebagai kunci informasi.

 

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

          Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.    Data Primer

       Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar,2010:86) yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) kepada responden yaitu adalah para guru bidang study Tahfiz Juz Amma, majelis guru dan siswa-siswa.

 

Wujud data primer pada penelitian ini adalah:

1)      Bagaimana kreativitas yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?

2)      Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?

3)      Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?

 

b. Data Sekunder

      Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, Koran, keterangan-keterangan atau duplikasi lainnya. (Mukhtar,2010:91). Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui wawancara, dokumentasi, observasi di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.

 

2. Sumber Data

         Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.       Sumber data berupa manusia, guru Tahfiz Juz Amma, majelis guru, siswa-siswa dan kepala sekolah.

b.      Sumber data berupa buku yang berkaitan dengan permasalahan yang di angkat oleh peneliti

c.       Sumber data berupa dokumentasi, berupa photo kegiatan, arsip dokumentasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran, media pembelajaran, dan alokasi waktu yang digunakan.

 

D. Prosedur Penelitian

       Penelitian ini direncanakan akan menggunakan dua siklus, yang mana siklus tersebut fungsinya adalah untuk melihat perubahan dari hasil belajar siswa. Desain penelitian yang dilaksanakan adalah desain Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan skema menurut Suharsimi ArikuntoObservasi

        Metode observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Satori dan Komariyah, 2012:105).

Permasalahan

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Repleksi I

Pengamatan/Pengumpulan Data I

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Repleksi II

Pengamatan/Pengumpulan Data II

Apabila Permasalahan Belum Selasai

Dilanjutkan Ke Siklus berikutnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar I. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

 

 

 

Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

       Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan beberapa kali pertemuan dengan guru bidang study Tahfiz Al-Quran sebagai mitra kolaborasi untuk berdiskusi dan membahas tentang teknis pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Dalam pertemuan peneliti akan membahas dan menganalisa materi pelajaran, kemudian peneliti :

a.  Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum, yaitu surah Al-Bayyinah.

b.  Membuat  rancangan  pelaksanaan  pembelajaran  (RPP)  tentang  surah-surah  pendek sesuai dengan metode/media yang akan digunakan.

c.  Mendiskusikan  bahan  dan  alat-alat  yang  digunakan  dalam  pembelajaran  nantinya melalui Metode Ummi.

d. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan ketika dalam proses pembelajaran.

e.  Menyusun  Teks  untuk  mengukur  kemampuan  menghafal  siswa  selama  penelitian diterapkan.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) I

       Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan  menggunakan  Metode  menghafal  yang  sesuai  dengan  rancangan pembelajaran, pelaksanaan siklus berlangsung sebanyak dua kali pertemuan. Pada akhir tindakan akan dilakukan tes dengan tujuan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Menjelaskan kepada siswa tentang teknis pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Memberrikan  pengarahan  kepada  siswa  bagaimana  dalam  menghafal  surah  Al- Bayyinah dengan baik dan benar.

c. Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  bagaimana  dalam  pelaksanaan  praktek menghafal surah Al-Bayyinah yang telah dijelaskan oleh guru.

d. Membimbing siswa dalam menghafal.

e. Memberikan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang penggunaan metode Ummi yang telah diterapkan.

3.  Pengamatan (Observing)

       Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas secara langsung dan proses pembelajaran agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya dan observasi ini bertujuan untuk mengetahui  kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang akan dikehendaki.

4. Refleksi I

       Kegiatan refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang telah dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya kelemahannya dan kekurangannya untuk dapat diperbaiki dalam siklus kedua

 

Siklus II

1. Perencanaan (Planning) II

       Dari hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan pada tindakan yang pertama dengan menemukan alternatif permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan masa sama yaitu :

a. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum, yaitu surah Al-Bayyinah.

b. Membuat  rancangan  pelaksanaan  pembelajaran  (RPP)  tentang  surah-surah  pendek sesuai dengan metode/media yang akan digunakan.

c. Mendiskusikan  bahan  dan  alat-alat  yang  digunakan  dalam  pembelajaran  nantinya melalui Metode menghafal.

d. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan ketika dalam proses pembelajaran.

e.  Menyusun  Teks  untuk  mengukur  kemampuan  menghafal  siswa  selama  penelitian diterapkan

2.  Pelaksanaan tindakan II

       Pada tahap ini yang akan dilaksanakan ialah : peneliti melaksanakan pembelajaran dengan Menggunakan Metode Ummi pada materi pelajaran surah-surah pendek yang sesuai dengan rancangan yang telah disusun oleh peneliti pada tahap perencanaan antara lain:

a.  Melakukan apersepsi  kepada siswa tentang teknis pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus sebelumnya.

b.  Menjelaskan kembali kepada siswa bagaimana dalam pelaksanaan menghafal surah Al- Bayyinah dengan baik dan benar dengan menggunakan Meode Ummi.

c.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk  melaksanaan/ praktek  menghafal yang telah dijelaskan oleh guru.

d.  Membimbing siswa dalam menghafal surah Al-Bayyinah sesuai metode.

e.  Memberikan  kesempatan  kepada siswa  untuk mengungkapkan pendapatnya tentang penggunaan metode Ummi yang telah diterapkan.

3. Pengamatan (Observing) II

       Seperti pada siklus I, pengamatan dilaksanakan untuk melihat perubahan yang telah terjadi  pada  siswa,   juga  dengan  tujuan  untuk  mengetahui  sejauh   mana  tingkat kemampuan  menghafal  terhadap  materi  yang  telah  diberikan  dengan  menerapkan Metode Ummi ini. Dan hasil pengamatan akan ditindak lanjuti dengan analisis untuk bahan refleksi.

4. Refleksi II

       Pada tahap ini, peneliti berharap tidak ada lagi hambatan atau kesulitan yang dialami siswa sehingga akan tercapai ketuntasan baik secara individu maupun secara klasikal. Jika ada kesulitan yang dialami siswa, maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya yang tahap pelaksanaannya sama dengan pelaksanaan tahapan tindakan pada siklus II.

 

 

 

 

 

 

E. Teknik Pengumpulan Data

       Untuk  memperoleh  data  yang  akan  nantinya  diperoleh  dalam  penelitian  ini,  maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Tes

       Tes yaitu instrumen untuk mengukur perilaku, atau kinerja seseorang. Alat ukur tersebut berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing subyek yang menuntut penemuan tugas-tugas kognitif. Respon atau jawaban yang diberikan subyek terhadap pertanyaan tersebut diberi nilai angka yang mencerminkan karakteristik subyek.

2. Observasi

       Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui  pengumpulan  informasi,  observer  dapat  dicatat  berbagai  kelemahan  dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun untuk mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. (Wina Sanjaya, 2013: 177).

3. Wawancara

       Yaitu dengan mengadakan Tanya Jawab secara langsung kepada responden. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari guru serta kegiatan, pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi siswa pada saat  pembelajaran.

4. Dokumentasi

       Dokumentasi, Yaitu pengolahan data  dokumen  dari  hasil evaluasi  siswa  dengan menggunakan Metode menghafal.

 

F. Teknik Analisis Data

       Data dalam penelitian ini dianalisis untuk mengetahui kesimpulan terhadap pelaksanaan  penerapan  Metode  Ummi,  melihat  tingkat  keberhasilan  siswa, dengan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yaitu;

 

 

1. Reduksi data

       Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusutan, pemerhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan- catan tulisan yang ada di lapangan.

2. Penyajian data

       Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa dari kemampuan menghafal dengan soal berbentuk pilihan berganda yang terdiri dari 4 (empat) pilihan dimana jawaban yang benar diberi nilai 5 (lima) dan untuk jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).

a. Daya Perorangan

Rumus Individu

Nilai =                          x100

Kriteria Nilai ketuntasan

N>75 Tuntas

N<75 Belum Tuntas

b. Daya Serap Klasikal

       Untuk mengetahui persen siswa yang sudah tuntas belajar secara klasikal digunakan rumus:

     PKK      =   x 100% Keterangan :

PKK       = Persen Keberhasilan Klasikal

P            = Jumalah siswa ketuntasan >75

N            = Jumlah siswa pada kelas tersebut

c. Rumusan rata-rata

       Analisi data dilakukan dengan berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan dengan menggunakan :

P =  x100%

P = Angka prestasi

P= jumlah siswa yang mengalami perubahan

N= jumlah seluruh siswa

 

Kategori penilaian

90%-100%  = Baik sekali

80%-89%    = Baik

70%-79%    = Cukup

60%-69%    = Kurang

0%-59%      = Sangat Kurang

 

3. Verifikasi

       Kegiatan   verifikasi   dilakukan   terhadap   kesalahan   jawaban   siswa   dengan menafsirkan dan membuat kesimpulan tentang jawaban tersebut.

4. Penarikan kesimpulan

       Dalam  kegiatan  ini  ditarik  kesimpulan  berdasarkan  hasil  penelitian  yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus berikutnya dan perlu tidaknya siklus I dilanjutkan atas permasalahan yang diduga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G. Jadwal Penelitian

Tabel :2:  Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun 2022

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

 

1

Pengajuan Judul Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Menyusun atau Menulis Konsep Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Pengajuan Dosen Pembimbing

 

 

√ 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Konsultasi dengan Dosen Pembimbing

 

 

√ 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Seminar Proposal

 

 

 

√ 

√ 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Perbaikan Hasil Seminar

 

 

 

 

 

√ 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Pengajuan Izin Riset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Pengumpulan Data di Lapangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Konsultasi dan Perbaikan Skripsi kepada Dosen Pembimbing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

Penggandaan Skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11

Munaqasah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

12

Perbaikan dan Pengesahan Skripsi kepada TIM Penguji dan Fakultas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

* Jadwal penelitian diatas sewaktu-waktu dapat berubah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

 

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Historis dan Geografi Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur

Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur didirikan pada tahun 1996 dan terletak di Jalan Lintas Sumatera KM. 19 Arah Padang Desa Sungai Tembang Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo Provinsi. Pondok Pesantren ini berdiri di atas sebidang tanah yang luas areal seluruhnya 200 M2 dan tanah Pondok Pesantren tersebut sepenuhnya milik yayasan Al Ikhsan. Sekitar Pondok Pesantren dikelilingi oleh pagar sepanjang 360 M. (Observasi, 03 Oktober 2022)

Sejak awal berdirinya tahun 1996 Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur sampai sekarang Pondok Pesantren tersebut masih berstatus Swasta. Walaupun status Pondok Pesantren tersebut masih Swasta kegiatan belajar mengajar tidak berbeda jauh dengan Pondok Pesantren yang berstatus Negeri.

Hasil wawancara penulis dengan pimpinan pondok pesantren Darus Salam Sungai Mancur yaitu dengan bapak Dr. Ahmad Basri, M.Si, beliau mengatakan bahwa :

“Kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur dilaksanakan sebagaimana di Pondok Pesantren Negeri yaitu dilaksanakan pada pagi hari. Namun perbedaannya yaitu pada hari jum’at di Pondok Pesantren Modern Darus Salam dijadikan hari libur dan hari minggu dijadikan kegiatan aktif belajar sedangkan Pondok Pesantren maupun sekolah lain tetap mengikuti libur hari minggu sebagai libur nasional. (Wawancara, 11 September 2022)

 

34

25

Adanya dukungan dari berbagai kalangan termasuk dari Departemen Agama maupun masyarakat sekitar Pondok Pesantren tersebut banyak mengalami perkembangan. Tersedianya tenaga pengajar professional yang berupaya sekuat tenaga agar Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur berkembang dan dapat sejajar dengan Pondok Pesantren Negeri dan sekolah umum lainnya.

Pada tahun 2013 yayasan Al Ikhsan mencanangkan untuk memisahkan Pondok Pesantren tersebut untuk menjadi 2 Pondok Pesantren yaitu Pondok Pesantren Darus Salam yang diperuntukkan untuk santriwati perempuan sedangkan Pondok Pesantren Darul Hikmah yang diperuntukkan untuk santri laki-laki tetapi masih dalam lingkup yayasan yang sama yaitu Al Ikhsan dan pada tahun 2014 Pondok Pesantren tersebut telah selesai di bangun walaupun bangunan kelas masih kurang dan sarana prasarana belum memadai.

Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur penulis berkesempatan mewawancarai pimpinan dari Pondok Pesantren Darus Salam sekaligus perintis Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur yaitu Bapak Dr  Ahmad Basri, M Si, beliau menjelaskan bahwa:

“Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur didirikan pada tahun 1996.Sejak awal berdiri sampai sekarang Pondok Pesantren masih berstatus Swasta, walaupun Swasta kegiatan belajar mengajar tidak beda jauh dengan yang berstatus Negeri maupun sekolah umum. Pada tahun 2013 lalu yayasan Al Ikhsan mencanangkan memisahkan Pondok Pesantren yang diperuntukkan untuk siswa dan Pondok Pesantren yang diperuntukkan bagi santriwati . Dan pada tahun ini pembangunan Pondok Pesantren baru telah dibangun walaupun bangunan kelas maupun sarana dan prasarana masih kurang dan belum memadai”. (Wawancara, 11 September 2022)

 

 

Perkembangan Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo selama 15 tahun terakhir ini sudah cukup banyak mengalami perubahan, baik dari segi fisik maupun non fisik. Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur, sejak awal berdirinya sampai dengan sekarang dipimpin oleh Dr Ahmad Basri, M.Si dibawah kepemimpinan Kepala Pondok Pesantren para tenaga pengajar melakukan interaksi guna membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga mendapat pelajaran yang berguna untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

 

 

 

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur

a.       Visi Sekolah

“Terwujudnya Pondok Pesantren yang berkualitas, Bersih, dan disiplin, Berlandaskan Imtaq dan Iptek yang berkesinambungan”

b.       Misi Sekolah

1.       Menciptakan Pondok Pesantren yang berkarakter dan bermutu

2.       Memberikan Pendidikan Agama yang utuh, berwawasan dan fungsional

3.       Memberikan Pendidikan Iptek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman

4.       Memberikan Pendidikan Keterampilan yang praktis

5.       Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan melalui program pendidikan, pelatihan, penataran, dan sejenisnya.

6.       Menerapkan menejement transparant dan pertisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah. (Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)

 

3.  Profil Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur

Berikut adalah Profil Pondok Pesantren Modern Darus SalamSungai Mancur

1.  Nama Sekolah                                        : Pondok Pesantren Modern

                                                                      Darus Salam

 Alamat Jalan/Desa                                  : Jl. Lintas Sumatera KM. 19

    Kecamatan                                             : Tanah Sepenggal Lintas

    Kabupaten                                              : Bungo

    NSS                                                        : 121215080010

    NPSN                                                     : 10508220

2.  Nama Kepala Sekolah                             :  Dr Ahmad Basri, M.Si

3.  Kategori Sekolah                                    : Swasta

4.  Tahun Didirikan/Tahun beroperasi           : 1996/ 01/09/1997

5.  Kepemilikan Tanah                                 : Yayasan

a.   Luas Tanah/Status Tanah                    : 2000 m2 /wakaf

b.  Luas Bangunan                                  : 1112 m2

7. Nilai Akreditasi Sekolah                          : C

8. Waktu belajar                                         : Pagi   

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur

Struktur Organisasi merupakan bagian yang menggambarkan pembagian tugas dan tanggung jawab serta hirarki kekuasaan, mulai dari kepala Pondok Pesantren sampai bawahan, Besar dan kompleknya sebuah struktur organisasi menggambarkan tingginya intensitas yang dilakukan.

Struktur juga mencangkup semua komponen yang terdapat pada tubuh sebuah Pondok Pesantren, mulai dari kepala Pondok Pesantren sebagai pimpinan yang memiliki garis koordinasi dengan komite Pondok Pesantren, pada bagian menejemen tengah kepala Pondok Pesantren dibantu oleh tiga orang wakil kepala yang masing-masing membidangi urusan kurikulum, kesiswaan, humas dan sarana prasarana. Guna mendukung kelancaran tugas administrasi kepala Pondok Pesantren dibantu oleh kepala urusan tata usaha, selanjutnya untuk membantu bagian administrasi bagian tata usaha dibantu oleh beberapa staf yang mengurusi bagian umum dan keuangan dan dalam bimbingan serta proses pembelajaran kepala Pondok Pesantren dibantu oleh satu orang guru bimbingan dan penyuluhan (BP) serta beberapa guru bidang studi.

Struktur organisasi Pondok Pesantren Tsanawiyah Darus Salam Sungai Mancur berdasarkan dokumentasi dilapangan cukup sederhana seiring dengan tipologi sekolah tersebut, untuk lebih jelas bagian struktur organisasi Pondok Pesantren Tsanawiyah Darus Salam Sungai Mancur dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN MODERN

DARUS SALAM SUNGAI MANCUR TANAH SEPENGGAL LINTAS KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2022-2023

 

 

Bendahara

Reni Efriani, SE

Ketua Yayasan

Abdul Somad H.Z

Mudir

Dr. Ahmad Basri, M.Si

 

Komite Sekolah

Kepala Tata Usaha

Nurul Huda

Eka Suryani

 

 

 

 

 

 

 

 


                                   

                                                                                                    

                                               

 

 


Waka Kurikulum

Bahren,S.Pd.I

Waka Saspras

Endutra, S.Pd.I

Waka Kesiswaan

Darnawati, S.Pd.I

                                                                                   

 

 


                                   

 

Wali Kelas

 

Majlis Guru

 

Siswa/Siswi

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)

 

5. Muatan Kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam

Dalam lembaga pendidikan baik itu Negeri maupun Swasta kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari dan bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum. Peryataan ini, didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru merupakan bagian utama dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah adanya kurikulum sebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam merancang program pembelajaran maupun melaksanakan proses pembelajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum.

Struktur kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur kelas VII sampai dengan kelas IX meliputi:

a.         Kurikulum setiap kelas terdiri atas: 23 mata pelajaran, muatan lokal (konservasi dan pemberdayaan potensi bahan) dan program pengembangan diri.

b.         Pondok Pesantren tidak menambah alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran. Jam mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

c.         Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit.

 

Untuk lebih jelasnya tentang alokasi waktu dalam struktur kurikulum di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo dapat dilihat dalam table berikut:

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3: Alokasi Waktu Dalam Struktur Kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Tahun Ajaran 2022/2023

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX

A.    Mata pelajaran

Smt 1

Smt 2

Smt 1

Smt 2

Smt 1

Smt 2

1.      Al quran

2

2

2

2

2

2

2.      PKN

2

2

2

2

2

2

3.      B. Indonesia

2

2

2

2

2

2

4.      B. Inggris

4

4

4

4

4

4

5.      Matematika

2

2

2

2

2

2

6.      Seni Budaya

2

2

2

2

2

2

7.      Penjas

2

2

2

2

2

2

8.      TIK

2

2

2

2

2

2

9.      B. Arab

4

4

4

4

4

4

10.  Hadist

2

2

2

2

2

2

11.  Fiqih

4

4

4

4

4

4

12.  Nahwu

2

2

2

2

2

2

13.  Sorof

2

2

2

2

2

2

14.  Khot

2

2

2

2

2

2

15.  Tauhid

2

2

2

2

2

2

16.  Tarikh Islam

2

2

2

2

2

2

17.  Grammar

2

2

2

2

2

2

18.  Tafsir

2

2

2

2

2

2

19.  Al quran Hadist

2

2

2

2

2

2

20.  Akidah Akhlak

2

2

2

2

2

2

21.  SKI

2

2

2

2

2

2

22.  IPA

2

2

2

2

2

2

23.  IPS

2

2

2

2

2

2

B. Muatan Lokal

-          Tajwid

-          Pidato

-          Praktek Ibadah

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

C.Pengembangan Diri

2*)

2*)

2*)

2*)

2*)

2*)

Jumlah

60

60

60

60

60

60

 

(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)

         

     Berdasarkan tabel di atas, dapat di bangun pemahaman bahwa alokasi waktu dalam struktur kurikulum di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur akan menjadi pedoman untuk guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru dapat mengajar sesuai alokasi waktu sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

Penyusunan struktur kurikulum di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur didasarkan atas standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP. Pondok Pesantren atas persetujuan Yayasan Al Ikhsan dan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut:

1)        Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur menerapkan sistem paket. Peserta didik mengikuti sesuai dengan yang telah diprogramkan dalam struktur kurikulum.

2)        Jumlah rombongan belajar berjumlah 3 (tiga) yaitu pada tingkat kelas VII, kelas VIII dan kelas IX.

3)        Tiap kelas dipisah antara putri dengan putra.

Muatan kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP dan muatan lokal yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren.

 

a). Mata Pelajaran

Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan sebagai berikut:

1)        Mata Pelajaran Wajib: Pendidikan Agama (Fiqih, Al quran Hadis, Akidah Akhlak, SKI, Bahasa Arab, Hadist, Tauhid, Nahwu, Sorof, Khot, Mahfudzot, Tarikh Islam), PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Penjas, Seni dan Budaya, Prakarya atau Mulok dan Praktek Ibadah.

2)        Mata Pelajaran Pilihan: Arab Grammar (pilihan mata pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakatnya yang menunjang program pembelajaran tersebut.

Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat antara siswa dan guru. Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik secara fisik dan mental. Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran diberikan secara konstektual dengan memperhatikan perkembangan kekinian dari berbagai aspek kehidupan.

2). Muatan Lokal

Program muatan lokal disusun bekerja sama antara Pondok Pesantren dengan Pondok Pesantren Tsanawiyah Darus Salam Gontor Jawa Timur. Muatan lokal ini sesuai dengan program kabupaten yaitu meningkatkan Iptek dan Iptaq.

3). Kegiatan pengembangan Diri

a)     Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut:

b)      Pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (infrastruktur) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka yaitu bimbingan konseling

c)      Pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh oleh guru Pembina yaitu (pramuka, palang merah remaja, kelompok ilmiah kerja, jamaah yasin, shalat dhuha, muhadarah, bola kaki, bola volley, silat dan melukis),

d)      Program pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter siswa yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan

 

6. Keadaan Guru dan Siswa Pondok Pesantren Darus Salam Sungai Mancur

a.  Keadaan Guru

Setiap lembaga pendidikan baik itu Pondok Pesantren maupun sekolah umum pastinya memiliki unsur-unsur utama pendidikan. Di Pondok Pesantren Darus Salam Sungai Mancur memiliki unsur-unsur pendidikan yaitu kepala Pondok Pesantren, tenaga pengajar atau guru, karyawan dan siswa.

Dalam usaha membimbing dan mengefektifkan suatu pembelajaran maka di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur tidak terlepas dari kualitas tenaga pengajarnya. Tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan serta mendapatkan lulusan-lulusan yang memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dan mencapai tingkat kedewaasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan. Jadi dalam proses belajar mengajar keberhasilan siswa tidak hanya dari kuantitas guru tetapi juga dari kualitas guru itu sendiri baik dari ilmu pengetahuannya maupun dari latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

Seluruh personil Pondok Pesantren Modern Darus Salam Darssalam Sungai Mancur hingga saat ini berjumlah 30 guru honorer (Non PNS), karyawan tata usaha 2 orang dan satpam 2 orang. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan guru di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur sekaligus meliputi pembagian tugas dan status pada setiap Guru untuk tahun ajaran 2022/2023 dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 4 : Keadaan Guru Madrasah Tsanwiyah Pondok Pesantren Darus Salam Sungai Mancur Tahun Ajaran 2022/2023

No

Nama Guru

Jabatan

Guru Mapel

1.

Dr. Ahmad Basri, M.Si

Pimpinan

-

2.

Bahren, S.Pd.I

Wakil

B.inggris

3.

Saimun, S.Pd.I

Non PNS

B. Arab

4.

Ahmad Pudaili, S.Pd.I

Non PNS

PKN

5.

Bahman, SE

Non PNS

IPS

6.

Endutra, S.Pd.I

Non PNS

Arab Melayu

7.

Riduan, S.Hi

Non PNS

Al Quran Hadis

8.

Marfuah, S.Pd.I

Non PNS

Tahfiz Juz Amma

10.

Isniyanti, A.Ma

Non PNS

Tauhid

11.

Eka Suryani, S.Pd.I

Non PNS

Mahfudzot

12.

Abdussomad,A.Ma

Non PNS

Mulok

13.

Saipul Amri, S.Pd.I

Non PNS

MTK

14.

Siti Aminah, S.Pd.I

Non PNS

B. Indonesia

15.

M.Safii

Non PNS

Penjas

16.

Darnawati, S.Pd.I

Non PNS

TIK/Prakarya

17.

Nurhalimah, S.Pd.I

Non PNS

Mahfudzot

18.

Yupita

Non PNS

FIQH

19.

Reni Afriani, S.Pd.I

Non PNS

Tarikh Islam

20.

Sahari, S.Pd.I

Non PNS

Hadist

21.

A. Pardede, S.Pd.I

Non PNS

MTK

22.

Nurul Huda

Non PNS

Nahwu

23.

Muhammad Syafri, S.Pd.I

Non PNS

Aqidah Akhlak

24.

Irma Suryani, S.Pd

Non PNS

B. Inggris

25.

Dahrani NST, S.Ag

Non PNS

Tafsir

26.

Eka Yanti, S.Pd.I

Non PNS

Tahfiz Al Quran

27.

Zelfa H

Non PNS

Mutholaah

28.

Muhammad Habibi

Non PNS

Grammar

29.

Tinta Murni

Non PNS

Mutholaah

30.

M. Padli Darmawan

Non PNS

Khot, Sorof

 

(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)

 

   Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sejumlah tenaga pengajardi Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo 100% berstatus guru Non PNS, walaupun Pondok Pesantren tersebut Minim Guru PNS tetapi sudah dapat dikatakan memenuhi kualifikasi dari latar pendidikan, jejang pendidikan dan pengalaman mengajar.

b. Keadaan siswa

Semua siswa merupakan siswa yang berbakat sejak lahir. Siswa mempunyai potensi yang unik, bila dibina dan dikembangkan dengan benar dapat menjadi siswa yang berguna bagi bangsa.Siswa juga memiliki keanekaragaman watak, perilaku dan kebiasaan. Tantangan besar bagi guru dalam membimbing, membina dan mengembangkan potensi setiap siswa sehingga menjadi siswa yang berpengetahuan, memiliki kepribadian dan moral yang baik serta memiliki keterampilan.

Adapun jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2022/2023 seluruhnya berjumlah 508 orang. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas merata. Separuh dari peserta didik (50%) berasal dari kecamatan lain, yakni Kecamatan Limbur, Lubuk Mengkuang, Tanah Tumbuh, Pelayang, Kecamatan Jujuhan, Jujuhan Ilir, Tanah Sepanggal, Bathin III, Babeko, Kecamatan Bungo Dani, Kecamatan Pelepat dan Pelepat Ilir, Kecamatan Rantau Panjang Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, dan Kabupaten Darmasraya Provinsi Sumatra Barat. Mereka semuanya bermukim dan tinggal di asrama. Mereka dibina setiap waktu dan berikan pelajaran-pelajaran baik umum maupun agama.

Untuk lebih jelasnya tentang Jumlah peserta didik di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepanggal Lintas Kabupaten Bungo dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5:  Keadaan Siswa Madrasah Tsanwiyah Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Tahun Ajaran 2022/2023.

NO

Kelas

Putra

Jumlah

Putri

Jumlah

1

Rombel VII. A

17

Rombel VII. A

20

2

Rombel VII. B

21

Rombel VII. B

19

3

Rombel VII. C

18

Rombel VII. C

19

4

Rombel VII. D

18

Rombel VII. D

20

5

Rombel VIII. A

15

Rombel VIII. A

24

6

Rombel VIII. B

18

Rombel VIII. B

21

7

Rombel VIII. C

17

Rombel VIII. C

21

8

Rombel IX.A

18

Rombel IX.A

21

9

Rombel IX.B

17

Rombel IX.B

22

10

Rombel IX.C

16

Rombel IX.C

23

 

10 Rombel

175

10 Rombel

210

Jumlah Keseluruhan

385

 

(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)

Berdasarkan tabel diatas, terlihat jelas bahwa siswa Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo sudah cukup banyak. Jumlah paling banyak yaitu siswa perempuan yakni berjumlah 211 orang siswa, sedangkan siswa laki-laki kelas IX paling sedikit yakni berjumlah 174 orang siswa.

 

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sarana dan prasarana sangat mendukung bagi kelancaran proses pembelajaran di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur. Dengan adanya sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur dalam rangka menunjang dan menbantu pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6: Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanwiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Tahun Ajaran 2022/2023

No

Sarana dan prasarana

Jumlah

keterangan

1.

Ruang Kepala Sekolah

1

Baik

2.

Ruang TU

1

Baik

3.

Ruang Guru

1

Baik

4.

Ruang Kelas

10

Baik

5.

Ruang Perpustakaan

1

Baik

6.

Ruang Serba Guna

1

Baik

7.

Musholla

1

Baik

8.

Ruang Osis

1

Baik

9.

WC Guru

4

Baik

10.

WC Siswa

10

Baik

11.

Kantin

2

Baik

12.

Kursi Guru

35

Baik

13.

Meja Guru

34

Baik

14.

Papan Tulis

10

Baik

15.

Sumur

5

Baik

 

(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)

 

B. Uji Hipotesis

Tahfizd Juz Amma merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur. Pada kenyataannya tingkat hafalan santri/siswa kelas I MTs sangatlah berbeda-beda, dimana masih rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam menghafal khusus tahfiz juz amma. Oleh karenanya, pada pembahasan ini, penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam menghafal tahfiz juz amma dengan tahapan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) yang disajikan dalam dua siklus sebagai berikut:

1. Siklus Pra Tindakan

Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti melakukan observasi terhadap tingkat kemampuan santri mengahafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur sebelum menggunakan menggunakan metode Ummi.

Hasil observasi siklus pra tindakan, penulis menemukan bahwa bahwa guru masih menggunakan strategi pembelajaran monoton, yakni dengan cara membaca dan menyuruh santri menghafal sehingga menyebabkan  kesulitan bagi santri dalam meningkat hafalan juz amma.  Disini penulis menemukan bahwa ketika guru menyampaikan mata pelajaran tahfiz juz amma, pada saat siswa disuruh untuk menghafal tanpa mengajarkan cara menghafalnya yang  menyebabkan belum  maksimal dalam meningkatkan hafalannya.

     

Hasil pelaksanaan kegiatan pada kondisi awal menunjukkan hasil sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel. 7: Data kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur pra tindakan tahun 2022/2023

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

Keterangan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Amirah Inayah

65

 

2

Anita Sundari

80

 

3

Ayu Novita Sari

50

 

4

Bunga Lestari

85

 

5

Devi Anggraini

45

 

6

Dian Ramadayanti

55

 

7

Dwi Astuti

40

 

8

Eka Karmila Sari

55

 

9

Husniah

45

 

10

Junita

55

 

11

Khirunnisa

50

 

12

Kiky Amelia

76

 

13

Mirnawati

50

 

14

Musdalifah

55

 

15

Nur Aini

40

 

16

Nurul Hasanah

65

 

17

Rahmah

30

 

18

Ririn

40

 

19

Siska Nurjanah

65

 

20

Wahyuni

55

 

Jumlah

1.101

3

17

Rata – Rata

55,05

15,00%

85,00%

Ketuntasan belajar klasikal

15,00%

 

 

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan siswa dalam meghafal juz amma masih tergolong sangat rendah, terbukti dari 20 orang siswa hanya 3 orang siswa (15%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≥80. Sedangkan 17 orang siswa (85%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤80. Dan nilai rata-rata hasil tes siswa sebelum diterapkan metode Ummi 56,5 dan secara klasikal pembelajaran dikatakan belum tuntas.

 Tabel 8 : Data kemampuan siswi menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

 

NO

 

Kemampuan Siswa

Menghafal Tahfiz Juz Amma

 

Tuntas

Tidak

Tuntas

F

%

F

%

1

Sangat Baik

2

10%

20

90%

2

Baik

5

25%

15

75%

3

Cukup Baik

 

5

25%

15

75%

4

Kurang Baik

8

40%

12

60%

Reta-rata kemampuan menghafal tahfiz juz amma

2

10%

18

90%

 

Dari data diatas menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur dalam   menghafal surah pendek atau tahfiz juz amma   belum   maksimal,   karenanya   perlu   dilakukan pengembangan metode dengan menggunakan audio visual.

 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan siswa dalam menghafal tahfiz juz amm masih tergolong sangat rendah, terbukti dari 20 orang siswa hanya 2 orang siswa (10%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≥80. Sedangkan 18 orang siswa (90%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤80. Dan nilai rata-rata hasil tes siswa sebelum diterapkan metode menghafal kitabah yaitu 56,5 dan secara klasikal pembelajaran dikatakan belum tuntas.

 

2.  Siklus I

a.  Permasalahan

    Berdasarkan pengamatan langsung dan hasil tes awal dengan siswa setelah dilakukan pre test (tes awal), diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengingat materi surah al-bayyinah. Adapun hasil pre test dan pengamatan langsung yang dilakukan, permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran tahfiz juz amma materi surah Al-Bayyinah pada umumnya:

1) Pemahaman dan penguasaan siswa dalam materi Surah Al-Bayyinah tergolong masih cukup rendah.

2) Kurangnya kemampuan dalam mengingat/ menghafal ayat pada surah Al-Bayyinah.

3) Kurangnya semangat siswa dalam proses pembelajaran tahfiz juz amma

        Dari permasalahan diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa harus dilakukan tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan menggunakan metode Ummi .

b. Perencanaan Tindakan I

         Setelah diperoleh letak kesulitan dari hasil pengamatan dan pre test (tes awal), maka ditahap ini yang dilakukan peneliti adalah merencanakan tindakan yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun pre test

2) Membuat Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Mempersiapkan bahan, media dan sumber belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

4) Membuat lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian metode mengahafal surah Al-Bayyinah.

5) Menyusun alat observasi, untuk mengukur hasil belajar siswa selama tindakan penelitian diterapkan.

c. Pelaksaan Tindakan I

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dimana peneliti bertindak sebagai guru di kelas. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode Ummi. Materi yang diajarkan adalah surah Al-Bayyinah. Penelti melaksanakan tindakan kegiatan pembelajaran berdasakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 

Pertemuan I

            Pada pertemuan siklus I ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Ummi yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, pada akhir pembelajaran dilakukan tes tentang sejauh mana siswa memahami pelajaran. Kemudian kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: 

1) Menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP.

2) Guru memberi salam, berdo‟a dan mengabsen siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai.

4) Guru mengajak siswa mendengar bunyi bacaan materi yang akan dihafal bersama-sama.

5) Guru meminta siswa mendengar bacaan melalui kaset yang diputar.

6) Guru meminta siswa untuk menghafal materi yang diberikan.

7) Guru mendengar hasil hafalan siswa untuk melihat kemampuan mengingat siswa dalam menghafal

8) Guru mengajak siswa berdo‟a dan menutup pelajaran.

 

d. Observasi I 

Pada tahap ini, dilakukan observasi pada peneliti yang sekaligus menjadi guru dan siswa kelas I MTs Hidayatul Musthafawiyah. Observasi yang dimulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai akhir pelaksanaan tindakan untuk melihat keterampilan guru dalam mengajar dan melihat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Berikut ini hasil observasi pada siklus I ditunjukkan pada tabel berikut: 

 

Tabel 9: Data hasil observasi guru pada Siklus I kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

No

Kegiatan

1

2

3

4

A

Membuka Pembelajaran

 

 

 

 

1

Menarik perhatian siswa

 

 

ü

 

2

Penampilan mengajar dan mengambil posisi

 

 

ü

 

3

Memberi motivasi terhadap siwa

 

ü

 

 

B

Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar

 

 

 

 

1

Menyediakan sumber belajar yang bersangkutan dengan materi

 

surah Al-Bayyinah

 

ü

 

 

2

Menyampaikan   materi   surah   Al-Bayyinah   menggunakan

 

metode menghafal kitabah dalam pembelajaran

 

 

ü

 

3

Memberi penguatan

 

 

ü

 

C

Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar

 

 

 

 

1

Mengatur penggunaan waktu

 

 

 

ü

2

Mengorganisasikan murid

 

 

ü

 

3

Mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar

 

ü

 

 

D

Komunikasi Dengan Siswa

 

 

 

 

1

Mengajak siswa membaca bersama untuk memperbaiki bacaan

siswa pada materi surah Al-Bayyinah  menggunakan metode menghafal kitabah

 

 

ü

 

2

Menanggapi   dan     mengoreksi   kesalahan-kesalahan   dalam

 

 

 

ü

 

Keterangan :

1 = Kurang              

2 = Cukup                      

3 = Baik                           

4 = Baik Sekali

 

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah skor 42 dan diperoleh nilai 70 % adalah nlai dengan kategori cukup, berarti peneliti sudah melaksanakan penelitian dengan baik, namun perlu diperbaiki pada beberapa item agar hasil yang diperoleh lebih maksimal lagi.

Selama proses berlangsung peneliti mengamati reaksi yan timbul ketika proses kegiatan belajar mengajar tersebut berlangsung, peneliti melihat selama proses pembelajaran berlangsung masih terdapat sebagian siwa yang belum fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 10: Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

No

                                Keterangan

1

2

3

4

1

Memperhatikan penjelasan guru saat memberikan penjelasan  tentang materi surah Al-Bayyinah

 

 

ü

 

2

Menyelesaikan  tugas  yang  diberikan  guru  tentang  materi surah Al-Bayyinah

 

ü

 

 

3

Keseriusan dalam menghafal pada materi surah Al-bayyinah

 

ü

 

 

4

Aktif dalam menjawab pertanyaan guru

 

 

ü

 

5

Kemampuan menulis dalam materi surah Al-Bayyinah

 

ü

 

 

Jumlah

12

 

Keterangan :

1 = Kurang              

2 = Cukup                      

3 = Baik                           

4 = Baik Sekali

 

  Berdasarkan  tabel  diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa  selama  pembelajaran   yang dilakukan  oleh  siswa  dengan  jumlah  skor  12  dan  diperoleh  nilai  60  %  tergolong  dalam kategori cukup. Dan hal ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, masih ada beberapa hal yang dianggap masih kurang dan perlu diadakan perbaikan.

Diakhir  pelaksanaan  siklus  I,  siswa  dberi  tes  I  yang  bertujuan  untuk  melihat keberhasilan tindakan yang diberikan. Adapun data hasil tes I dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11: Data Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes I kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

Keterangan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Amirah Inayah

80

ü

 

2

Anita Sundari

85

ü

 

3

Ayu Novita Sari

80

ü

 

4

Bunga Lestari

90

ü

 

5

Devi Anggraini

75

ü

 

6

Dian Ramadayanti

80

ü

 

7

Dwi Astuti

70

 

ü

8

Eka Karmila Sari

85

ü

 

9

Husniah

60

 

ü

10

Junita

65

 

ü

11

Khirunnisa

80

ü

 

12

Kiky Amelia

65

 

ü

13

Mirnawati

70

 

ü

14

Musdalifah

85

ü

 

15

Nur Aini

75

ü

 

16

Nurul Hasanah

80

ü

 

17

Rahmah

60

 

ü

18

Ririn

75

ü

 

19

Siska Nurjanah

70

 

ü

20

Wahyuni

75

ü

 

Jumlah

1.505

13

7

Rata – Rata

75,25

65,00%

35,00%

Ketuntasan belajar klasikal

58,33%

 

 

 

Dari tabel diatas, terlihat kemampuan siswa sudah mengalami kemajuan. Dari hasil kegiatan tes yang dilakukan pada siklus I terjadi peningkatan pada siswa yang “Tuntas”, dan terjadi penurunan pada siswa yang “Belum Tuntas”. Dari tabel diatas dapat diketahui hasil tes pada siklus I bahwa dari 20 siswa terdapat 13 (65,00 %) siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM >75, sedangkan 7 siswa (35,00%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤ 75 dan nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 73,54. Metode menghafal yang dilakukan sudah dapat meningkatkan kemmapuan menghafal siswa tetapi belum mencapai ketuntasan dengan nilai KKM > 75. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan penelitian ini pada tahap kedua (Siklus II).

e.  Analisis Data

1)   Reduksi Data

Reduksi data bertujuan untuk mentransformasikan data yang diperoleh dari lapangan kedalam bentuk transkip catatan. Dari hasil tes belajar I diperoleh bahwa masiih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam menghafal pada materi surah Al-Bayyinah.

2)   Memaparkan data

Data yang sudah direduksi kemudian dijelaskan dengan paparan data. Berdasarkan tes hasil belajar siklus I diperoleh paparannya yang terdapat pada tabel diatas. Dari tabel tersebut dapat diketahui dari 20 siswa terdapat 13 (65,00 %) siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM >75, sedangkan 7 siswa (35,00%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤ 75 dan nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 73,54.

 

3)   Kesimpulan

Dari tes hasil belajar I diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes sebelumnya adalah 56,25 menjadi 73,54. Dari hasil observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I ini termasuk kategori rendah. Hasil ini digunakan sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa.

 

f.  Refleksi I

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghafal siswa dari tes hasil belajar pada siklus I masih rendah dan masih terdapat siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan hafalan yang berkaitan dengan materi surah Al-Bayyinah, yaitu 7 siswa dengan nilai persentase 35,00 %. Selain itu,siswa juga masih kesulitan dalam mejawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikakn   kepada   mereka   tentang   surah   Al-Bayyinah.Sedangkan siswa yang mengalami ketuntasan nilai KKM > 75 berjumlah 13 orang dengan nilai  persentase  65,00  %.  Berdasarkan  data  tersebut,  maka  perlu  dilakukan  perbaikan tindakan unik siklus II.

 

3.  Siklus II

a.  Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan pada siklus II adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tes hasil belajar pada siklus I, kendala yang ditemukan adalah:

1) Masih banyak siswa yang belum mampu menghafalkan dengan baik potongan-potongan ayat dalam surah al-bayyinah.

2) Masih ada siswa yang kurang dalam mengartikan potongan ayat sehingga kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan soal-soal dalam tes hasil belajar.

 

 

 

b. Perencanaan Tindakan

Untuk meningkatkan keberhasilan dan memperbaiki ketidaktuntasan belajar yang terdapat pada siklus I, maka langkah-langkah yang ditempuh pada rencana tindaakan II ini adalah:

1)  Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan mencari pemecahan masalah.

2) Guru memperbaiki dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi pembelajaran  dengan menggunakan metode Ummi  yang  akan digunakan dalam penelitian.

3) Mempersiapkan materi tetang surah Al-Bayyinah yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

4)   Membuat lembar kerja siswa.

5)  Memuat lembar observasi guru dan siswa yang akan digunakan dalam penelitian.

6) Menyusun tes, untuk mengukur hasil belajar siswa selama tindakan penelitian diterapkan.

7)   Guru menyiapkan lembar wawancara untuk siswa.

 

c.  Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran yang dilakukan pada tindakan II ini, peneliti kembali melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Ummi dengan harapan hasilnya akan lebih meningkat dari pada hasil yang diperoleh pada saat kegiatan siklus I. Materi  yang akan diajarkan masih sama yaitu surah Al-Bayyinah.

 

Pertemuan II

Pertemuan II,  sebagai tindakan II yang dilakukan dengan berbagai perbaikan pada proses pembelajaran  dengan  menggunakan  metode  menghafal  kitabah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

1)   Menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP.

2)   Guru memberi salam, berdo‟a dan mengabsen siswa.

3) Guru menanayakan kondisi siswa dan kesiapan untuk mengikuti pembelajaran.

4)  Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai.

5) Guru menjelaskan dan mengenalkan kembali metode Ummi agar lebih memahami.

6)   Guru mengajak siswa membaca materi yang akan dibahas bersama-sama.

7) Guru meminta siswa mendengar mengikuti bacaan yang diputar melalui kaset.

8)   Guru menyimak hasil hafalan siswa untuk melihat kemampuan siswa.

8)   Guru mengajak siswa berdo‟a dan menutup pelajaran.

 

d.   Observasi

Sama halnya pada siklus I, observasi pada siklus II   dilakukan oleh guru tahfis kelas I MTs Hidayatul Musthafawiyah sebagai observer mulai awal pelaksanaan tindakan sampai akhir  pelaksanaan  pembelajaran  untuk  melihat  keterampilan  guru  dalam  mengajar  dan melihat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Berikut ini adalah hasil observasi pada siklus II ditujukan pada tabel berikut:

Tabel 12: Data hasil observasi guru pada Siklus II kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

No

Kegiatan

1

2

3

4

A

Membuka Pembelajaran

 

 

 

 

1

Menarik perhatian siswa

 

 

 

ü

2

Penampilan mengajar dan mengambil posisi

 

 

ü

 

3

Memberi motivasi terhadap siwa

 

 

ü

 

B

Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar

 

 

 

 

1

Menyediakan sumber belajar yang bersangkutan dengan materi

 

surah Al-Bayyinah

 

 

ü

 

2

Menyampaikan   materi   surah   Al-Bayyinah   menggunakan

 

metode menghafal kitabah dalam pembelajaran

 

 

 

ü

3

Memberi penguatan

 

 

ü

 

C

Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar

 

 

 

 

1

Mengatur penggunaan waktu

 

 

 

ü

2

Mengorganisasikan murid

 

 

ü

 

3

Mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar

 

 

 

ü

D

Komunikasi Dengan Siswa

 

 

 

 

1

Mengajak siswa membaca bersama untuk memperbaiki bacaan siswa pada materi surah Al-Bayyinah  menggunakan audio visual

 

 

ü

 

2

Menanggapi   dan     mengoreksi   kesalahan-kesalahan   dalam menghafal

 

 

 

ü

E

Mengadakan Evaluasi

 

 

 

 

1

Memberikan soal latihan tentang materi Surah Al-Bayyinah 

 

 

ü

 

2

Memberikan waktu yang cukup pada saat evaluasi berlangsung

 

 

 

ü

3

Memberikan penghargaan atau pujian

 

 

ü

 

Jumlah

51

 

Dari  hasil  pengamatan  yang  dilakukan  oleh  guru  kelas  I  atau  sebagai  observer terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah skor 51 dan diperoleh nilai 85 % adalah kategori baik, dan telah berhasil dengan nilai yang memuaskan, maka tidak perlu diadakan tindakan lanjutan

Tabel 13: Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

No

Keterangan

1

2

3

4

1

Memperhatikan penjelasan guru saat memberikan penjelasan tentang materi surah Al-Bayyinah

 

 

 

ü

2

Menyelesaikan  tugas  yang  diberikan  guru  tentang  materi surah Al-Bayyinah

 

 

ü

 

3

Keseriusan dalam menghafal pada materi surah Al-bayyinah

 

 

 

ü

4

Aktif dalam menjawab pertanyaan guru

 

 

ü

 

5

Kemampuan menghafal dalam materi surah Al-Bayyinah

 

 

ü

 

Jumlah

17

 

Dari pengamatan nyang dilakukan terhadap aktivitas siswa adalah mendapat jumlah skor 17 dan diperoleh kategori nilai baik. Dengan begitu berarti sudah 85% kegiatan aktivitas siswa pada saat belajar mengajar berlangsung. Dan hal ini sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Beberapa hal pada siklus I diselesaikan dengan baik pada siklus II.

Berikut ini hasil tes siswa siklus II dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 14 : Data Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar II kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

Keterangan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Amirah Inayah

85

ü

 

2

Anita Sundari

95

ü

 

3

Ayu Novita Sari

85

ü

 

4

Bunga Lestari

95

ü

 

5

Devi Anggraini

80

ü

 

6

Dian Ramadayanti

80

ü

 

7

Dwi Astuti

70

 

ü

8

Eka Karmila Sari

85

ü

 

9

Husniah

80

ü

 

10

Junita

75

ü

 

11

Khirunnisa

85

ü

 

12

Kiky Amelia

75

ü

 

13

Mirnawati

70

 

ü

14

Musdalifah

85

ü

 

15

Nur Aini

85

ü

 

16

Nurul Hasanah

80

ü

 

17

Rahmah

60

 

ü

18

Ririn

80

ü

 

19

Siska Nurjanah

80

ü

 

20

Wahyuni

75

ü

 

Jumlah

1.605

17

3

Rata – Rata

80,25

85,00%

15,00%

Ketuntasan belajar klasikal

83,33%

 

 

Dari tabel nilai diatas dapat diketahui kemampuan siswa dalam menghafal pada materi surah Al-Bayyinah pada siklus II pertemuan terakhir lebih maningkat dibandingkan dengan siklus I, ini terlihat dari 20 siswa terdapat 17 siswa (85,00 %) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≥ 75, sedangkan 3siswa ( 15,00%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤ 75 dan nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 79. Maka dengan adanya perbaikan pada siklus II telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal.

e.  Analisis Data

1)   Reduksi data

Reduksi data bertujuan untuk mentransformasikan data yang diperoleh dari lapangan ke dalam bentuk transkip catatan. Dari hasil tes belajar II diperoleh bahwa kemampuan siswa sudah meningkat dan lebih aktif dibandingkan dengan siklus I, ini terlihat dari hasil tes yang sudah dipaparkan.

2)   Memaparkan data

Data yang sudah direduksi kemudian dijelaskan dengan paparan data. Berdasarkan tes hasil belajar siklus II pada pertemuan kedua dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi surah al-bayyinah pada tes siklus II pertemuan terakhir lebih meningkat dibanding siklus I, ini terlihat dari 20 siswa terdapat 17 siswa dengan nilai persentase 83,3 % yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≥ 75, sedangkan 3 siswa dengan nilai persentase 15,00 % belum mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa secara perseorangan dengan nilai yang diperoleh di bawah nilai KKM ≤75, dan nilai rata-rata kelas yaitu 79,37 dan pembelajaran pada akhir siklus II telah mencapai ketuntasan belajar sswa secara klasikal, maka pembelajaran dikatakan tuntas.

 

 

 

3)   Kesimpulan

Dari tes hasil belajar II diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes sebelumnya adalah 65,00 menjadi 79,37. Dari hasil observasi, kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sebagai upaya meningkatkan kemampuan menghafal siswa pada materi surah Al-Bayyinah.

 

f.  Refleksi

Dari hasil analilis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghafal siswa pada siklus II ini lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini siswa lebih efektif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Ummi. Hal ini didasarkan pada hasil tes dan observasi yang menunjukkan peningkatan semakin membaik dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu dari tes awal yang 10%, pada siklus I mnejadi 65,00% kemudian pada siklus II menjadi 85,00%. Dapat disimpulkan bahwa persentase kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode menghafal kitabah pada siklus I, siklus  II mengalami peningkatan. Selengkapnya rekapitulasi hasil belajar siswa pada pra tindakan, siklus I dan siklus II

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Tindakan/Pree Test, Siklus I Dan Siklus II.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 15: Rekapitulasi Hasil Belajar Siswi kelas VII.A Putri Pada Pra Tindakan/Pree Test, Siklus I dan Siklus II kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

No

Siklus

Kumulatif

Nilai

Rata-rata

Persentase

ketuntasan

1

Pra Tindakan

1.101

55,05

15,00

2

Siklus I

1.505

75,25

65,00

3

Siklus II

1.605

80,25

85,00

 

Dengan demikian, berdasarkan rekapitulasi hasil belajar tahfiz juz amma siswa pada materi surah Al-Bayyinah telah sesuai dengan target yang ingin dicapai, karena tingkat kemampuan menghafal siswa sudah tercapai, maka guru tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan pembelajaran dengan metode Ummi dapat meningkatkan kemmapuan menghafal siswa.

 

C.  Pembahasan

Penggunaan metode uadio visual pada mata pelajaran Tahfiz Al-Qur‟an dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa, khususnya pada materi surah Al-Bayyinah. Hal ini telah dibuktikan dengan terlaksananya dan tercapainya hasil belajar siswa dikelas I MTs Hidayatul Musthafawiyah.

Berdasarkan tes awal yang diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode Ummi diperoleh nilai rata-rata 56,25 terdapat 3 siswa dengan nilai persentase 15% yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara perseorangan dengan nilai KKM ≥75. Sedangkan 17 siswa dengan nilai persentase 85% belum mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≤75, dari tingkatan ketuntasan klasikal yang diperoleh masih tergolong  sangat  rendah. Maka  dari  itu,  pelaksanaan  metode  audio visual  pada materi surah Al-Bayyinah yang dilakukan pada siklus I dan siklus II diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa.

Diakhir siklus I siswa diberikan tes hasil belajar I yang kemudian terdapat 13 siswa dengan nilai persentase 65,00% yzng telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 7 siswa dengan nilai persentase 35,00% belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dan nilai rata-ratanya 73,54. Dari tingkatan ketuntasan klasikal yang diperoleh belum mencapai hasil yang memuaskan, maka pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus II, siswa kembali diberi tes hasil belajar II yang kemudian diperoleh pada pertemuan II terdapat 17 siswa dengan nilai persentase 85,00% yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 3 siswa dengan nilai persentase 15,00% dibawah tingkat ketuntasan belajar. Dan nilai rata-rata 79,37, maka sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara klasikal.

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdapat kesulitan siswa yang belum menghafal materi surah Al-Bayyinah. Oleh karena itu, dilaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemmapuan menghafal siswa dengan menggunakan metode Ummi yang lebih efektif dan mampu membangun kemampuan mengingat siswa yaitu dengan menggunakan audio visual. Peningkatan  itu  juga  dapat  dilihat  dari  hasil  observasi  yang  dilakukan  pada  saat kegiatan siklus I dan siklus II berlangsung, berikut ini tabel observasi pengajaran pada siklus I dan siklus II.

Tabel 16 : Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II  kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

 

No

 

Kegiatan

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

1

2

3

4

1

2

3

4

A

Membuka Pembelajaran

 

1

Menarik perhatian siswa

 

 

ü

 

 

 

 

ü

2

Penampilan mengajar dan mengambil posisi

 

 

ü

 

 

 

ü

 

3

Memberi motivasi terhadap siwa

 

ü

 

 

 

 

ü

 

B

Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar

 

1

Menyediakan sumber belajar yang bersangkutan dengan materi

 

surah Al-Bayyinah

 

ü

 

 

 

 

ü

 

2

Menyampaikan   materi   surah   Al-Bayyinah   menggunakan

 

metode menghafal kitabah dalam pembelajaran

 

 

ü

 

 

 

 

ü

3

Memberi penguatan

 

ü

 

 

 

 

ü

 

C

Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar

 

1

Mengatur penggunaan waktu

 

 

 

ü

 

 

 

ü

2

Mengorganisasikan murid

 

 

ü

 

 

 

ü

 

3

Mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar

ü

 

 

 

 

 

 

ü

D

Komunikasi Dengan Siswa

 

 

1

Mengajak siswa membaca bersama untuk memperbaiki bacaan siswa pada materi surah Al-Bayyinah  menggunakan audio visual

 

 

ü

 

 

 

ü

 

2

Menanggapi   dan     mengoreksi   kesalahan-kesalahan   dalam menghafal

 

 

 

ü

 

 

 

ü

3

Mengembangkan hafalan siswa

 

ü

 

 

 

 

ü

 

E

Mengadakan Evaluasi

 

 

1

Memberikan soal latihan tentang materi Surah Al-Bayyinah 

 

 

ü

 

 

 

ü

 

2

Memberikan waktu yang cukup pada saat evaluasi berlangsung

 

 

 

ü

 

 

 

ü

3

Memberikan penghargaan atau pujian

 

ü

 

 

 

 

ü

 

 Jumlah

1

12

18

12

-

-

27

24

Total

42 = 70%

51 = 85%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar II.

Diagram Persentase Observasi Guru Pada Siklus I dan Siklus II

  Berdasarkan gambar tabel diatas dan diagram diperoleh hasil perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II. Dimana siklus I mendapat 70% dan siklus II 85%,  selisih peningkatan siklus I dan siklus II  yaitu  15%.  Hal  ini menunjukkan  terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran.

  Dibawah ini adalah tabel dan diagram perbandingan dari jumlah, rata-rata, tuntas dan tidak tuntas dari pree test, siklus I dan siklus II.

 

 

Tabel 17 : Peningkatan Nilai Rata-Rata, Persentase Jumlah Siswa, Tuntas dan Tidak Tuntas kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023

No

Urut

 

Nama Siswa

 

Pree Test

 

Siklus I

 

Siklus II

1

Amirah Inayah

65

80

85

2

Anita Sundari

80

85

95

3

Ayu Novita Sari

50

80

85

4

Bunga Lestari

85

90

95

5

Devi Anggraini

45

75

80

6

Dian Ramadayanti

55

80

80

7

Dwi Astuti

40

70

70

8

Eka Karmila Sari

55

85

85

9

Husniah

45

60

80

10

Junita

55

65

75

11

Khirunnisa

50

80

85

12

Kiky Amelia

76

65

75

13

Mirnawati

50

70

70

14

Musdalifah

55

85

85

15

Nur Aini

40

75

85

16

Nurul Hasanah

65

80

80

17

Rahmah

30

60

60

18

Ririn

40

75

80

19

Siska Nurjanah

65

70

80

20

Wahyuni

55

75

75

 

Jumlah

1.101

1.505

1.605

Rata-rata

55,05

75,25

80,25

Tuntas

15,00%

65,00%

85,00%

Belum Tuntas

85,00%

35,00%

15,00%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar III.

            Diagram Persentase Nilai Rata-Rata, Jumlah Siswa Yang Tuntas dan Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas Pada Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Diagram diatas menunjukkan peningkatan yang terjadi dari mulai pree test, siklus I dan siklus II. Adapun hasil dari pree test rata-ratanya adalah 55,05 dengan jumlah siswa yang tuntas 3 siswa (15%) dan yang belum tuntas 17 siswa (85%). Namun setelah diadakannya tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode Ummi nilai rata-rata meningkat menjadi 75,25 dengan jumlah siswa yang tuntas 13 siswa (65,00%) dan yang belum tuntas 7 siswa (35,00%). Setelah diadakan tindakan perbaikan pada siklus II masih dengan menggunakan metode Ummi nilai rata-rata meningkat menjadi 80,25 dengan  jumlah  siswa  yang  tuntas  17 siswa  (85,00%)  dan  yang  belum  tuntas  3  siswa (15,00%).

Berdasarkan peningkatan yang terjadi mulai siklus I dan siklus II membuktikan bahwa metode Ummi berhasil meningkatkan kemampuan menghafal siswa dalam materi surah Al-Bayyinah pada mata pelajaran tahfiz juz amma. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode Ummi berhasil diterapkan pada siswa kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023.

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Pada pokok pembahasan bab di atas mengenai kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma siswa di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi dapatlah penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1.      Sebelum diterapkan metode Ummi pada mata pelajaran tahfiz juz amma di kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darussalam Sungai Mancur Tahun Ajaran 2022-2023 berdasarkan hasil tes awal masih dibawah KKM yaitu 55,05 hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menghafal masih rendah yang berpengaruh pada tingkat ketuntasan siswa.

2.      Penggunaan metode Ummi dapat meninkatkan kemampuan menghafal siswa secara signifikan dimana diketahui dari peningkatan nilai rata-rata. Pra tindakan diperoleh nilai rata-rata sebesar 55,05 dengan siswa yang memenuhi standar KKM sebanyak 3 siswa (15,00%). Di siklus I terjadi  peningkatan nilai sebanyak 17,29 rata-rata dari 56,25 (pra tindakan) menjadi 65,00 (siklus I) dengan siswa yang memenuhi standar KKM sebanyak 13 siswa (65,00%). Pada siklus II diperoleh peningkatan sebanyak 80,25 dari 85,00 (siklus I) menjadi 79,37 (siklus II) dengan siswa yang memenui standar KKM sebanyak 17 siswa (85,00).

 

B. Saran 

                   Pelaksanaan pembelajaran hafalan juz amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi sudah berjalan dengan baik, namun perlu adanya peningkatan, baik dari kepala sekolah, guru mapun siswa itu sendiri. Untuk itu sedikit penulis memberikan saran diantaranya:

70

 


1.    Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah dalam hal ini adalah orang yang memegang peran dalam membuat dan mengatur semua aktivitas di sekolah, tak terkecuali dalam menyusun program. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah kemampuan guru dan cara mendidik guru kepada siswa perlu diawasi, sejauh mana kompetensi guru dalam melaksanakan tugas dan kewajiban seorang, dan tentunnya juga harus memperhatikan sarana dan prasarana pendukung dalam sebuah program di sekolah.

2.    Bagi guru Tahfiz

          Keberhasilan seorang guru sebagai pendidik bukan hanyak dilihat dari kepegawaian guru dalam memilih dan melaksanakan tugas, namun jauh lebih dari itu, guru tentunya menjadi suri tauladan bagi siswa-siswi. Oleh karenanya, bagi seorang guru tidak lepas hanya tugas mengajar saja, namun perlu adanya perhatian dan bimbingan berkelanjutan kepada siswa. 

3.    Bagi siswa

            Bagi siswi khusus kelas VII.A hendaklah selalu giat dalam belajar, terutama dalam menghafal juz amma, karena menghafal juz amma adalah bekal kalian nanti jika sudah terjun di masyarakat, kalian harus siap pakai dalam mengemban dakwah baik itu menjadi imam, memimpin tahlil dan doa serta lain sebagainya.

 

C. Kata Penutup

          Alhamdulilah, berkat segala limpahan rahmat dan hidayahnya Allah SWT, penulis dapat menyelesaiakan tugas akhir ini, meski disana terdapat hambatan yang penulis lalui, namun penulis dapat mengarungi dengan sabar dan ikhlas. Penulis sangat  berterima kasih kepada kedua pembimbing yang penuh kasih sayang dan sabar serta ikhlas dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiyah ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

          Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiyah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis sangat mengharap kepada semua pembaca kritik dan sarannya untuk kesempurnaan karya ilmiyah ini.

         Akhirnya penulis haturkan kehadirat Allah SWT, Alhamdulilah penulis dapat menyelasikan karya ilmiyah ini. Semoga karya ilmiyah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin ya robbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Depag RI), 2012

Al-Hafidz, Ahsin Wijaya, Bimbingan praktis menghafal Al-Qur’an (Jakarta : Amzah), 2018

 

Amin Suma, Muhammad, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, (Banjar Masin: Pustaka Firdaus),  2011

 

Arikunto, Suharmini, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, cetakan ke-9 (Jakarta : Bumi Aksara), 2019

 

As-Syilasyabi, Abu Yahya, Cara Mudah Membaca Al-Qur’an Sesuai Kaidah Tajwid. (Yogyakarta : Daar Ibn Hazm), 2017

 

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, cetakan ke-2 (Jakarta : Rineka cipta), 2015

 

Djoko Adi Wulajo, “Kreativitas” Artikel (online), http//lead.sabda.org/ mengajar yang kreatif.) diakses pada 23 Juni 2022 pukul 19:15 WIB

 

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosda Karya), 2014

 

Mahrus As’ad, dkk, Ayo Memahami Al-Qur’an Dan Hadits Untuk MTs/SMP, (Jakarta : Erlangga), 2018

 

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. (Jambi: Sulthan Thaha Press), 2017

 

Qasim, Amjad, Hafal Al-Qur’an Dalam Satu Bulan, (Jawa Timur, Qiblat Press), 2018

 

Rahma Fitri Wahadati, Jurnal “Aplikasi menghafal juz ‘amma digital menggunakan construct 2” : (Jakarta : Renika Cipta), 2017

 

Satori dan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta), 2013

 

Singarimbun dan Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta : PT. Pustaka LP3ES. Simamora, Bilson), 2016

 

Sugiyono, Memahami Penelitian Kwualitatif, (Bandung : Alpabet), 2013

 

Syaiful Sagala, Kemampuan professional guru dan tenaga kependidikan, (Bandung : Alfaabet), 2011

 

Talajan, Guntur, Menumbuhkan kreativitas dan prestasi guru, cetakan ke-1, (Yogyakarta : Laksbang Pressindo), 2012

 

Wiwi Alawiyah Wahid, Panduan Menghafal Al-Qur’an Super Kilat. (Yogyakarta : Diva Press), 2015

 

Zuhaili, Muhammad, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini. Jakarta : Baadilah Press), 2012

 

 

                                                                                        

 

 

 

 

 


Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT