PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang
diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat
Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung sebagai ibadah
dan tidak akan ditolak kebenarannya. Kebenaran Al-Qur’an dan keterpeliharaannya
sampai saat ini justru semakin terbukti. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an Allah
SWT. Telah memberikan penegasan terhadap kebenaran dan keterpeliharaannya.
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam
menghadapi segala persoalan hidup dan kehidupannya sepanjang zaman yang tak
layu oleh waktu dan tak lekang oleh zaman, guna memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia maupun akhirat. Sebagai petunjuk dalam kehidupan umat Islam, Al-Qur’an
tidak hanya cukup dibaca dengan suara yang indah dan fasih, tetapi selain
memahami harus ada upaya konket dalam memeliharanya, baik dalam bentuk tulisan
maupun hafalan. Al-Qur’an tidak boleh dibiarkan begitu saja sebagai koleksi atau
apapun nama dan bentuknya, tanpa penjaggan dan pemeliharaan yang serius dari
umatnya (Ahsin W. Al-Hafidz : 2013:36).
Akhir-akhir ini ada perkembangan yang cukup menggembirakan dengan
tumbuhnya lembaga-lembaga ke-Al-Qur’an an. Baik kecil ataupun besar, baik
swasta maupun yang memiliki keterkaitan dengan pemerintah setempat. Umat Islam
berkewajiban memelihara dan menjaganya, antara lain adalah dengan membaca
(al-tilawah), menulis (al-kitabah) dan menghafal (at-tahfidz), sehingga wahyu
tersebut senantiasa terjaga dan terpelihara dari perubahan dan penggantian,
baik huruf maupun susunan kata-katanya sepanjang masa. Allah SWT. menyebutkan
dalam firman-Nya:
1
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ ( الحجر/15:9)
Artinya :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan alquran, dan pasti Kami (pula) yang
memelihara. (QS.Al-Hijr:9).
Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT. memberikan garansi bahwa Dia
senantiasa menjaga Al-Qur’an sepanjang masa. Penjagaan Allah SWT. terhadap
Al-Qur’an bukan berarti Allah SWT. menjaga secara langsung fase-fase penulisan
Al-Qur’an, tetapi melibatkan para hamba-Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an
tersebut.
Salah satu bentuk
realisasinya adalah Allah SWT mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang akan
menjadi penghafal Al-Qur’an dan menjaga kemurnian kalimat serta bacaannya. Sebab memelihara kesucian dengan
melafalkannya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia, yang sangat
dianjurkan Rasulullah. Dalam kehidupan
kaum Muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur’an karena Al-Qur’an yang sangat
lengkap dan sempurna isinya itu diyakini sebagai petunjuk serta menjadi pedoman
hidup dalam urusan duniawi dan ukhrawi sehingga tidaklah mengherankan jika kaum
muslimin selalu kembali kepada Al-Qur’an setiap menghadapi permasalahan
kehidupan.
Al-Qur’an adalah suatu Kalam dari Tuhan Yang Maha Esa yang
menunjukkan tata cara kehidupan manusia sesama makhluk hidup lainnya di dunia
ini baik dari segi hukum, muamala ( jual beli), sosial, ibadah, lingkungan dan
lain sebagainya yang lengkap dan sempurna sebagai sumber ajaran kehidupan. Di
samping Al-Qur’an juga berfungsi sebagai
sumber ajaran Islam, Al-Qur’an juga sebagai dasar petunjuk di dalam berfikir,
berbuat dan beramal sebagai khalifah di muka bumi. Ini membuktikan bahwa
Al-Qur’an itu benar-benar sebagai pedoman dan petunjuk agar kita tidak tersesat
di dunia ini.
Untuk itu, agar kita dapat
memahami bacaan maupun fungsi Al-Qur’an tersebut, maka setiap manusia yang
beriman harus berusaha belajar, mengenal, membaca dengan fasih sesuai dengan
aturan membaca (ilmu tajwidnya), makharijul huruf, menghafalnya, dan
mempelajari baik yang tersurat maupun yang terkandung di dalamnya (tersirat),
menghayatinya serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari (Abu Yahya As-Syilasyabi, 2017:12).
Metode Ummi merupakan metode yang disusun oleh para pakar yang
sangat berpengalaman di bidang pengajaran Al-Qur’an. Mereka berasal dari
surabaya, jawa timur. Dengan naungan remi Ummi Foundation. Metode ini
ditekankan cara membaca sesuai kaidah ilmu tajwid dan tartil sekaligus
diterapkan metode menghafal dengan cepat. Dalam praktek menghafalnya memakai
metode talaqi, yaitu metode menirukan bacaan yang diulang-ulang secara terus
menerus sampai lancar dan hafal. Pengajaran dalam metode ummi juga menggunakan
nada-nada dalam baca Al-Qur’an sehingga dapat membuat anak-anak menjadi senang
dan nyaman serta tidak monoton.
Metode Ummi adalah sebuah metode yang digunakan dalam pembelajaran
membaca Al-Qur‟an yang mudah menyenangkan dan menyentuh hati, yang diciptakan
oleh Ummi Foundation. Kekuatan mutu yamg dibangun Umm Foundation ada dari 3 hal
yaitu: Metode yang bermutu, guru yang bermutu, sistem yang bermutu, yaitu
berkualitas dengan baik. (Afdal, 2016: 77)
Dengan menggunakan metode akan mampu mengembangkan sikap mental dan
kepribadian agar peserta didik menerima agar peserta didik menerima pelajaran
dengan mudah, efektif dan mudah dicerna dengan baik. Metode adalah prosedur
atau rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran
secara teratur dan serasi serta tidak saling bertentangan satu sama lain.
Kalau dimasa lampau penghafal Tahfiz Juz ‘Amma merupakan dasar bagi
pendidikan Muslim, maka dewasa ini tampa adanya perubahan titik berat dalam
pendidikan Islam. Namun demikian, tampak bahwa penghafal Al-Qur’an masih tetap
diperlukan bagi seluruh umat Muslim, dikarenakan oleh alasan bahwa menghafal
Al-Qur’an merupakan sunnah Rasul, dan hal ini dilaksanakan oleh para sahabat,
tabi’in dan orang-orang sahih terdahulu. Selain itu, kemampuan membaca
Al-Qur’an dalam bentuk hafalan amat diperlukan agar dapat melaksanakan shalat
dengan baik”. (Ahsin W. Al-Hafidz, 2013:12).
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai
Mancur Kabupaten Bungo Jambi merupakan salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Bungo. Sekolah
yang terdapat program tahfidz Al-Qur’an yang di jalankan oleh ibu wakil kepala
sekolah sekaligus guru Mata Pelajaran Al-Qu’ran Hadits di sekolahan ini. Beliau
sangat tekun dalam menjalankan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan dikalangan umat Islam saat ini, kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan kualitas peserta didik agar pandai
membaca Al-Qur’an. Namun, hanya sedikit sekali peserta didik yang
berminat mengikuti kegiatan menghafal Al-Qur’an tersebut, apalagi kegiatan ini
di lakukan hanya ketika di luar jam pelajaran. Mereka lebih memilih untuk
mendahulukan kegiatan ekstrakulikuler yang lain, seperti pramuka dan
sebagainya.
Hasil observasi
penulis di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi menemukan bahwa
kemampuan peserta didik dalam menghafal sangatlah beragam, sebagian mampu
menghafal materi yang bersifat verbal ataupun bahasa namun sebagian yang
lainnya lebih mudah menghafalkan rumus-rumus matematika. Beragamnya kemampuan
dalam menghafal inilah yang menjadi kekurangan dalam memenuhi kompetensi dasar
yang menjadi tujuan dasar pembelajaran
Pada mata pelajaran
Tahfiz Juz ‘Amma di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten
Bungo Jambi banyak mengandung materi ayat-ayat Al- Qur‟an. Ayat-ayat tersebut
biasanya untuk dihafal
oleh peserta didik,
tidak hanya ayat- ayatnya namun juga mengandung arti yang
harus dipahami dan juga dihafalkan. Ayat-ayat tersebut biasanya
berupa ayat-ayat pendek
ataupun surah pendek
dalam Al-Qur‟an yang disebut juz
amma
Disisi lain penulis
juga menemukan bahwa masih banyaknya santri yang bermalas-malasan ketika
disuruh menghafal, selain itu, dilihat dari segi kemampuan santrinya akan
menimbulkan hasil yang berbeda antara satu santri dengan santri yang lain,
sehingga hasil hafalan dari semua santri kurang maksimal. Kendala menunjukkan bahwa pembelajaran
ditempat tersebut masih kurang efektif, karena kurangnya kreatifitas yang
digunakan guru. Hal inilah yang membuat para santri kurang terlibat langsung
(aktif) di dalam proses pembelajaran, sehingga hal ini berakibat pada kurang
maksimalnya nilai yang diperoleh santri. Oleh karenya kreatifitas yang
digunakan masih bertumpu pada kemandirian santri untuk belajar atau menghafal
tanpa bimbingan yang baik. Kegiatan belajar mengajar tersebut akan lebih
maksimal apabila ada variasi antara metode dan media pembelajaran.
Tabel. 1: Data Awal Hasil Pra Siklus
Kemampuan Menghafal Juz 'Amma Siswa di Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Amirah Inayah |
65 |
|
√ |
2 |
Anita Sundari |
80 |
√ |
|
3 |
Ayu Novita Sari |
50 |
|
√ |
4 |
Bunga Lestari |
85 |
√ |
|
5 |
Devi Anggraini |
45 |
|
√ |
6 |
Dian Ramadayanti |
55 |
|
√ |
7 |
Dwi Astuti |
40 |
|
√ |
8 |
Eka Karmila Sari |
55 |
|
√ |
9 |
Husniah |
45 |
|
√ |
10 |
Junita |
55 |
|
√ |
11 |
Khirunnisa |
50 |
|
√ |
12 |
Kiky Amelia |
76 |
√ |
|
13 |
Mirnawati |
50 |
|
√ |
14 |
Musdalifah |
55 |
|
√ |
15 |
Nur Aini |
40 |
|
√ |
16 |
Nurul Hasanah |
65 |
|
√ |
17 |
Rahmah |
30 |
|
√ |
18 |
Ririn |
40 |
|
√ |
19 |
Siska Nurjanah |
65 |
|
√ |
20 |
Wahyuni |
55 |
|
√ |
Jumlah |
1.101 |
3 |
17 |
|
Rata – Rata |
55,05 |
15,00% |
85,00% |
|
Ketuntasan belajar klasikal |
15,00% |
|
|
(Dukumentasi Hasil Pra Siklus Kemampuan Menghafal
Juz 'Amma Siswa di
Tabel
diatas dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam meghafal juz amma masih
tergolong sangat rendah, terbukti dari 20 orang siswa hanya 3 orang siswa (15%)
yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≥80.
Sedangkan 17 orang siswa (85%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan
nilai KKM ≤80.
Permasalahan
yang terjadi adalah sejauhmana kreatifitas yang digunakan oleh guru dalam
meningkatkan kemampuan Tahfiz Juz ‘Amma santri di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai
Mancur Kabupaten Bungo Jambi dengan menerapkan metode Ummi dalam menghafal juz
amma.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis akan
melakukan penelitian yang selanjutnya akan diberi judul: Kreativitas Guru
Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Juz 'Amma Siswa di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
B. Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang
masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Kemampuan Menghafal siswi kelas VII.A MTs Putri mata
pelajaran Tahfiz Al-Qur’an masih rendah
2. Kegiatan pembelajaran siswi kelas VII MTs Putri mata
pelajaran Tahfiz Al-Qur’an menoton dan membosankan
3. Metode menghafal yang digunakan guru belum optimal dengan
materi pelajaran Tahfiz Al-Qur’an
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak
melebar luas pada pembahasan lain, maka penulis membatasi permsalahan dalam
penelitian ini yaitu pada kreativitas guru dalam meningkatkan
kemampuan menghafal juz 'amma siswi di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Penulis memfokus
penelitian ini pada santriwati kelas VII.A Putri yang berjumlah 20 orang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar
belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa pokok permasalahan yang
menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini. Pokok permasalahan tersebut dapat
dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana kreativitas yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan
menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?
2.
Apa saja kendala yang
dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern
Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?
3.
Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz
‘amma di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.
Untuk mengetahui kreativitas
yang dilakukan guru tahfidz dalam pembelajaran hafalan juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
b.
Untuk mengetahui apa saja kendala guru dalam meningkatkan kemampuan
menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern
Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
c.
Untuk mengetahui bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan
menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern
Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan
tercapainya tujuan tersebut, dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil
penelitian dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang terkait pada umumnya
dan para guru Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
Kegunaan penelitian yang diharapkan adalah:
a.
Kegunaan teoritik
1)
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran kepada dunia pendidikan
agama Islam, khususnya mengenai kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan
menghafal anak didik.
2)
Dapat memberi manfaat sebagai salah satu referensi untuk
pengembangan pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
3)
Untuk memperkaya hazanah kepustakaan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dalam penelitian lapangan (field
research).
b.
Kegunaan praktis
Secara
praktis penelitian ini dapatbermanfaat sebagai berikut:
1)
Bagi penulis dapat menambah hazanah ilmu pengetahuan di
bidang pembelajaran Al-Qur’an pada khususnya dan dapat memberikan informasi
serta masukan dalam melaksanakan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi pada umumnya.
2)
Dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi guru mata pembelajaran
Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi,
bagi lembaga, dan pengelola pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran
agar lebih kreatif.
3)
Untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar sarjan S1. Pada
prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
KERANGKA TEORI
A. Kreativitas Guru
1. Pengertian Kreativitas
Kreatif menurut Chaplin yang
dikutip oleh Syaiful Sagala “berkenaan dengan penggunaan atau upaya memungsikan
kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah, atau
upaya pengembangan-pengembangan bentuk artistik dan mekanis, biasanya dengan
maksud agar orang mampu menggunakan informasi yang tidak berasal dari
pengalaman atau prosese belajara secara langsung maupun yang berasal dari
perluasan konseptual dari sumber-sumber informasi”. (Syaiful Sagala, 2011:174).
Krativitas menurut Djoko Adi
merupakan hasil dari pikiran yang kreatif, atau kemampuan sesorang untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas didefinisikan
secara berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi ini, sehingga pengertian kreativitas bergantung pada bagaimana
pandangan orang yang mendefinisikannya. Dalam kamus Bahasa Indonesia,
kreativitas berarti daya cipta atau kemajuan mencipta. Dalam hal ini
kreativitas lebih diartikan pada cipta atau kemajuan mencipta. Dalam hal ini
kreativitas lebih diartikan pada “kemampuan membuat gabungan atau
kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya, sekalipun
dalam bentuk sederhana". (Djoko Adi Wulajo, 2021:41).
10
2. Pengertian Guru
Guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. “Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushola, di rumah, dan
sebagainya”. (Syaiful Bahrin Djamarah, 2015 :
31).
Guru adalah tenaga profesional yang
bertanggung jawab untuk mendidik dan mengajarkan anak didik dengan pengelaman
yang dimiliknya baik dalam bentuk formal dan nonformal. “Guru adalah orang yang
peling penting statusnya di dalam kegiatan belajar mengajar karena guru
memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan kelas”.
(Suharsimi Arikunto, 2019 : 293). Jadi,
guru adalah orang yang memberikan informasi atau ilmu pengetahuan kepada
peserta didik dengan rasa tanggung jawab, baik itu pendidikan formal maupun non
formal.
3. Kreativitas Guru
a.
Kreativitas
Kreativitas guru adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan
hal-hal yang sudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik
di sekolah. Peranan kreativitas guru tidak sekedar membantu proses belajar
mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi
mencakup aspek-aspek lainnya, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
Secara umum Rochman Hadjam yang dikutip oleh
Guntur Tajajan, fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam
antara lain sebagai berikut :
1). Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat peserta didik terhadap
mata pelajaran Tahfiz Juz Amma
Produk
kreativitas guru diharapkan akan memberikan situasi nyata pada proses
pembelajaran. Penerapan produk kreativitas guru misalnya berupa instrument yang
mampu mengajak peserta didik belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan
mempu menurunkan rasa bosan mereka dan meningkatkan minatnya pada mata
pelajaran.
2). Kreativitas guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh
Hasil inovasi berupa instrument bantu
pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada
aktifnya indera peserta didik, baik indera penglihatan, pendengaran, dan
penciuman, sehingga peserta didik menemui situasi seperti aslinya. Produk
kreativitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami
peserta didik dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang
didapatkan dari teks.
3). Kreativitas guru berguna bagi dalam merangsang peserta didik untuk
lebih berfikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam
yang menjadi objek kajian dalam belajar.
Hasil-hasil kreativitas guru akan
merangsang peserta didik untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi masalah,
mengobservasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis. Kegiatan
tersebut tidak hanya memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi
juga berfungsi sebagai pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang
pemahaman.
4). Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas peserta didik.
Kreativitas mengajar yang dapat ditunjukkan
oleh guru tersebut adalah hal utamanya membuat rancangan pembelajaran,
pembuatan soal, menyusun pertanyaan, variasi dalam memperoleh informasi,
penyelesaian, sering mengadakan inovasi agar siswa tidak bosan dalam
pembelajaran di kelas.
Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan atau focus pada dua
komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreativitas dan hasil inovasi yang
mendukung manajemen kelas serta hasil kreativitas dan hasil inovasi dalam
bentuk media pembelajaran. (Guntur Talajan, 2012 : 58).
b. Kreativitas guru dalam manajemen kelas
Manajemen kelas adalah aktifitas guru
dalam mengelola dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta
menyusun perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam
proses pembelajaran yang baik.
c. Kreativitas dalam pemanfaatan media belajar
Media belajar adalah alat atau benda yang
dapat mendukung proses pembelajaran di sekolah. Fokus kreativitas guru dalam
pembelajaran mencakup, yaitu:
1) Cara guru dalam
merencanakan pembelajaran.
2) Cara guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
3) Cara guru dalam
melakukan evaluasi pembelajaran. (Mahmud
Yusuf, 2010 :104).
B. Tahfizul Qur’an
1. Pegertian Tahfiz Juz Amma
Juz ‘amma adalah kumpulan surat-surat
juz ke 30 dalam kitab suci Al-Qur’an yang di
dalamnya terdapat 37 surat dimulai dengan surat An-Naba’ dan di akhiri
dengan surah An-Naas. Ciri bacaan surat pada juz ‘amma adalah jumlah ayat yang
relatif sedikit, sehingga biasa digunakan sebagai hafalan bacaan shalat setelah
membaca surat Al-Fatihah.
Pembelajaran sejak dini bagi anak
sangatlah penting untuk dilakukan. “Anak sendiri memiliki hak untuk belajar
dengan aman dan dalam pendidikan yang dikemas melalui permainan, baik dengan
teman sebaya dan orang dewasa”. (Rahma Fitri Wahadati, 2017:2).
Keutamaan membaca dan
menghafal juz amma adalah sebagai berikut: 1. Menghafal maupun membaca Juz
‘amma adalah perbuatan mulia, 2.Berdasarkan Hadits Rasulullah, orang yang
membaca Al-Qur’an akan diberi syafaat pada hari kiamat, 3. Dengan membaca dan memahami
Juz ‘amma kita akan mendapat petunjuk.
Sedangkan Al-Qur’an secara bahasa merupakan
“bentukan kata dari kata dasar qara’a-yaqra’u-qur’atan-qur’anan yang
artinya bacaan atau yang dibaca (Mahrus As’ad, dkk, 2018:2). Sedangkan menurut
istilah sebagaimana yang didefinisikan oleh ulama ushul, ulama fiqih, dan ulama
bahasa adalah “kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad; yang
lafadz-lafadznya mengundang mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir, yang ditulis pada mushaf, mulai dari awal Qur’an
adalah nama bagi kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW”.
(Muhammad Amin Suma, 2011:6)
Berdasarkan uraian di atas maka
Tahfidzul Qur’an adalah proses untuk memelihara, menjaga, dan melestarikan
kemurnian Al-Qur’an yang perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari
kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagiannya. Tahfidzul Qur’an atau
menghafal Al-Qur’an adalah suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji.
Sebab, orang yang menghafalkan Al-Qur’an merupakan salah satu hamba yang
Ahlullah di muka bumi. Itulah sebabnya, tidaklah mudah dalam menghafal
Al-Qur’an, diperlukan metode-metode khusus untuk menghafalkannya. Selain itu
juga harus disertai dengan do’a kepada Allah SWT supaya diberi kemudahan dalam menghafal
ayat-ayat-Nya yang begitu banyak dan rumit. Sebab banyak kalimat yang mirip
dengan kalimat lain, demikian juga kalimatnya yang panjang-panjang, bahkan
mencapai tiga sampai empat baris tanpa adanya waqaf, namun ada juga yang
pendek-pendek. (Wiwi Alawiyah Wahid, 2015:13).
Meskipun menghafal Al-Qur’an rumit namun ia
merupakan sebuah kitab yang mudah untuk dipelajari dan dihafalkan sebagaimana
janji Allah SWT dalam Q.S Al-Qomar ayat
17.
وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ( القمر/54:17)
Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan
Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”. (Q.S.
Al-Qamar :17) (Anonim, 2013 :529).
Menghafal
Al-Qur’an merupakan suatu proses, mengingat materi yang dihafalkan harus
sempurna, karena ilmu tersebut dipelajari untuk dihafalkan bukan untuk
difahami. Namun setelah hafalan Al-Qur;an tersebut sempurna maka selanjutnya
ialah diwajibkan untuk mengetahui isi kandungan yang ada di dalamnya.
Sebagaimana yang
dikatakan oleh Atkinson, salah seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa sangat
penting untuk membuat perbedaan dasar mengenai ingatan seseorang. Ada tiga
tahapan tentang ingatan seseorang, sebagai berikut:
a. Encoding (memasukkan informasi kedalam ingatan) Encoding
adalah suatu proses memasukkan data-data informasi ke dalam ingatan. Prosese
ini melui dua alat indra manusia, yaitu penglihatan dan pendengaran. Kedua alat
indra yaitu mata dan telinga, memegang peranan penting dalam penerimaan
informasi sebagaimana banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dimana
penyebutan mata dan telinga selalu beriringan.
b. Storage (penyimpanan) Storage adalah penyimpanan informasi
yang masuk di dalam gudang memori. Gudang memori terletak di dalam memori
panjang (long term memory). Semua informasi yang dimasukkan dan disimpan
di dalam gudang memori itu tidak akan pernah hilang. Apa yang disebut lupa
sebenarnya hanya kita tidak berhasil menemukan kembali informasi tersebut ke
dalam gudang memori.
c. Retrieval (pengungkapan kembali) Retrieval adalah
pengungkapan kembali (reproduksi) informasi yang telah disimpan di dalam gudang
memori adakalanya serta merta dan adakalanya perlu pancingan. Apabila upaya
mengingat kembali tidak berhasil walaupun kita menemukan informasi dalam gudang
memori, sungguhpun ia tetap ada di sana. (Wiwi Alawiyah Wahid, 2015: 15-24).
Diantara kurikulum
Islam dalam pendidikan adalah mengajari anak-anak menghafal Al-Qur’an dari
kecil. Karena Al-Qur’an membangun perilaku dan akhlak, juga memelihara lisan,
mengokohkan aqidah serta menjamin masa depan pemuda. (Muhammad Zuhaili,
2012:78).
Para ulama sepakat bahwa
hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, apabila diantara anggota
masyarakat ada yang sudah melaksanakannya maka bebaslah beban anggota
masyarakat lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali maka berdosalah semuanya.
Imam As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Itqan mengatakan : “ketahuilah, sesungguhnya
menghafal Al-Qur’an itu adalah fardhu kifayah bagi umat”. (Sa’adullah,
2018:19).
Setiap orang yang ingin
menghafal Al-Qur’an harus mempunyai persiapan yang matang agar proses hafalan
dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu persiapan ini merupakan syarat
yang harus dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang
maksimal dan memuaskan. Beberapa persiapan atau syarat-syarat yang harus
dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Niat yang ikhlas.
Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama dalam masalah Tahfiz
Juz ‘Amma. Sebab, apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar
mencari keridhoan Allah semata, maka amalnya akan sia-sia belaka.
b. Izin dari orang
tua, wali atau suami. Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan
Al-Qur’an, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua dan
kepada suami (bagi wanita yang sudah menikah). Sebab hal itu akan menentukan
keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafal Al-Qur’an.
c. Tekad yang kuat dan
bulat. Tekad yang kuat dan sungguh-sungguh akan mengantar seseorang ketempat
tujuan, dan akan membentengi atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang
mungkin akan merintanginya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S
Al-Isra’:19).
وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا (الاسراۤء/17:19)
Artinya: “ Barang
siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang
yang usahanya dibalasi dengan baik”. (Q.S. Al-Isra’ : 19).
d. Sabar. Keteguhan
dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat penting bagi orang yang
sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena proses
menghafal Al-Qur’an akan banyak sekali ditemui berbagai macam kendala.
e. Istiqomah. Yang
dimaksud Istiqomah adalah konsisiten, yaitu tetap menjaga semangat dalam
menghafal Al-Qur’an. Dengan perkataan lain penghafal harus senantiasa
kontinuitas dan efisiensi terhadap waktu untuk menghafal Al-Qur’an. (Amjad
Qosim, 2012 : 85).
Menurut Wiwi Alawiyah
Wahid terdapat beberapa faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an adalah
sebagai berikut:
a. Faktor kesehatan
b. Faktor psikologis
c. Faktor kecerdasan
d. Faktor motivasi
e. Faktor usia (Wiwi
Alawiyah Wahid, 2015 : 139).
Adapun faktor-faktor pendukung
yang memudahkan seseorang dalam menjaga dan menguatkan Tahfiz Juz ‘Amma adalah:
a. Membaca ayat-ayat
yang telah dihafal shalat sunnah.
b. Mengulang-ulang
hafalan disetiap waktu dan kesempatan.
c. Bacaan penguji.
d. Mendengar
kaset-kaset murottal Al-Qur’an.
e. Konsisten dengan
satu mushaf.
f.
Mengoptimalkan seluruh fungsi panca indera. (Amjad
Qasim, 2018 : 154).
2. Metode Ummi
a.
Pengertian Metode Ummi
Metode Ummi adalah sebuah metode yang digunakan dalam pembelajaran
membaca Al-Qur‟an yang mudah menyenangkan dan menyentuh hati, yang diciptakan
oleh Ummi Foundation. Kekuatan mutu yamg dibangun Umm Foundation ada dari 3 hal
yaitu: Metode yang bermutu, guru yang bermutu, sistem yang bermutu, yaitu
berkualitas dengan baik. (Afdal, 2016: 77)
Metode ummi adalah metode belajar membaca Al-Qur‟an model terbaru
yang disusun oleh Masruri dan Yusuf M.S. metode ini mempunyai 3 kriteria yang
telah dikembangkan dalam pembelajaran Al-Qur‟an yaitu mudah. Menyenangknn dan
menyentuh hati. Jika dilihat dari kriteria tersebut, maka metode ummi ini
menggambarkan metode yang adapat menciptakn kondisi kelas yang nyaman bagi anak
didiknya. Disamping itu anak didik tersentuh hatinya, maka materi pembelajaran
akan mudah melekat pada peserta didik.
Ummi bermakna “ibuku” berasal dari bahasa arab dari kata “Ummun”
dengan tambahan ya’mutakalim. Kita sebagai manusia harus mengingat dan
menghormati jasa ibu. Tiada orang yang paling berjasa kepada kita semua kecuali
orang tua kita terutama ibu. Ibulah yang telah mengajarkan banyak hal dan
pengajaran pengetahuan kepada kita. Dalam pembelajaran membaca AlQur‟an metode
Ummi menggunakan sebuah pendekatan. Pendekatan itu adalah pendekatan seorang
ibu yang pada hakekatnya pendekatan seorang ibu itu ada 3 unsur:
a.
Direct methode (Metode langsung) : Yaitu langsung dibaca tanpa di
eja/diurai tidak banyak penjelasan. Atau dengan kata lain learning by doing,
belajar dengan melakukan secara langsung.
b.
Repeatation (diulang-ulang) : Bacaan Al-Qur‟an yang semakin
kelihatan keindahan, kekuatan, dan kemudahannya ketika mengulangulang ayat atau
surat dalam Al-Qur‟an begitu pula seorang ibu dalam mengajarkan pengetahuan
kepada anaknya.
c.
Kasih Sayang Tulus : kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan
kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak, adalah kunci kesuksesannya. Demikian
juga seorang ibu yang mengajar Al-Qur‟an jika ingin sukses hendaknya meneladani
seorang ibu agar guru juga dapat mnyentuh hati siswa mereka.
b. Model Pembelajaran Metode Ummi
Model pembelajaran metode Ummi dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Privat / individual dalam prakteknya santri atau siswa dipanggil
satu persatu secara bergiliran menurut kemampuan membacanya (mungkin satu, dua,
atau tiga bahkan empat halaman).
2. Klasikal Individual Model baca Al-Qur‟an yang dijalankan dengan
membaca bersama halaman yang ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah tuntas
oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan individual.
3. Klasikal baca simak Model baca Al-Qur‟an yang dijalankan dengan
cara membaca satu halaman yang ditentukan oleh guru, selenjutya setelah
dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan pola baca simak,
yaitu anak membaca sementara lainya menyimak halaman yang dibaca oleh temannya.
Hal ini dilakukan walaupun halaman baca anak yang satu dengan yang lain. (Sri
Belia Harahap, 2017:29)
c. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Ummi
1.
Pembukaan
a) guru menyiapkan murid dikelompok masing-masing dengan berkata
“ista‟adadtum?” kemudian murid menjawab “ista‟adadnaa”
b) Guru menginstrusikan murid berdo‟a dengan berkata “posisi
berdo‟a” kemudian murid mengangkt tangan sejajar bahudan berdo‟a surat Al-Fatihah.
c) Guru mengucapkan salam
2. Materi
a) Guru membaca 2-3 baris dari 1 halaman Metode Ummi
b) Murid mengikuti bacaan guru
c) Guru mengistruksikan murid satu persatu membacakan satu halaman
d) Guru memastiksn semua murid mampu membaca dengan benar
e) Guru memberikan apresiasi nilai semangat dengan berkata
mumtaazh. Masyaa Allah dan lain sebagainya
3.
Penutup
a) Murid mebuat barisan dan guru berada di depan
b) Kemudian guru menyiapkan dan mengkondisikan santri
c) Guru menanyakan kabar siswa dan berkata “kaifa halukum?”
d) Guru menanamkan adab-adab dan pesan-pesan kepada santri.
e) Guru menginstruksikan berdo‟a dan berkata “posisi berdo‟a” dan
murid mengangkat tangan dan membaca doa kafaratul majelis
f) Guru berdiri didepan murid dan bersalam-salaman. (Khoiru Ummah,
2017:14)
C. Studi Relevan
Penelitian mengambil sampel di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Ini tidak terlepas dari perbandingan antara sumber relevan
ini:
1. Sifah Amalia, 2019.
“Manajemen Program Tahfidz Qur’an di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari” Penelitian ini sama-sama
membahas masalah Tahfiz Qur’an. Penelitian saudari Sifah memfokuskan pada
bagaimana manajemen yang dilakukan di SMP ITAsh-Shiddiiqi agar program tahfidz
Qur’an. Sedangkan penulis memfokus pada Kreatvitas guru dalam meningkatkan
hafalan juz amma siswa.
2. “Upaya Guru Dalam
Meningkatkan Tahfiz Juz ‘Amma di MTsN Olak Kemang Kota Jambi”. Pada penelitian
Siti Ma’rifatul juga sama-sama meneliti meningkatkan Tahfiz Juz Amma. Sama
halnya dengan yang diteliti oleh penulis yaitu menghafal juz amma. Pada
perbedaan antara peneitian penulis dengan Siti Ma’rifatul yaitu terletak pada
fokus upaya guru dalam meningkatkan tahfiz juz amma, sedangkan penulis adalah
mengenai kreativitas guru.
3. Romi Sukma
Apriansyah, 2018. “Upaya Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Siswa di Madrasah Aliyah Minhajussa’adah Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi”. Adapun kesamaan dalam penelitian ini yaitu terletak
pada meningkatkan kemampuan menghafal, namun disini penitian Romi Sukma
Apriansyah lebih memfokus pada mata pelajaran Al-qur’an hadis. Perbedaan
diantara penelitian ini terletak pada mata pelajaran, dimana penulis memfokus
pada hafalan juz amma sedangkan penelitan Romi Sukma Apriansyah lebih memfokus
pada mata pelajaran al-qur’an hadis.
D. Kerangka
Berfikir
Keberhasilan
di dalam kelas
sangatlah mempengaruhi, karena
dengan keberhasilan belajar siswa
seorang pendidik akan lebih mudah untuk dapat menilai siswa dan dapat
mengetahui kekurangan yang dimiliki peserta
didiknya. Akan tetapi
keberhasilan pembelajaran itu tidak akan tercapai tanpa adanya media,
metode, strategi, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
Ummi yang dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan
kemampuan menghafal siswa kelas I pada mata pelajaran Tahfiz Al-Qur’an materi
surah Al-Bayyinah pada siswa kelas VII.A MTs Putri Pondok Pesantren Moder
Darussalam Sungai Mancur Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan jenis masalahnya maka penelitian ini lebih tepat menggunakan
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) sebenarnya diawali dengan dari istilah “action research” atau penelitian
tindakan. Secara umum “action research”
digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam
tugasnya sehari- hari di mana pun tempatnya, baik di kantor, di rumah sakit, di
kelas, maupun ditempat tugas- tugas lain
Istilah “action research” sangat
dikenal dalam penelitian pendidikan, bahkan sudah merupakan aliran tersendiri.
Untuk membedakannya dengan “action
researh” dalam bidnag lain, para peneliti sering menggunakan istilah ”classroom action research” atau “clasroom research”. Dengan
penambahan “classroom” pada “action research”, kegiatan
lebih diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan
langsung di kelas, walaupun istilah “kelas” perlu dipahami lebih luas lagi,
yaitu tidak hanya di dalam ruang kelas, tetapi di tempat mana saja guru
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. (Wina Sanjaya, (2009:27)
Sedangkan menurut Hopkin bahwa penelitian tindakan adalah suatu proses
yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan (siswa, guru, dan peserta
lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam
pengalaman pendidikan. Semua partisipan adalah anggota aktif dalam proses
penelitian. (Andi Prastowo, 2008:226)
22
Adapun pendapat beberapa para ahli mengenai Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
adalah :
1. Hopkins, PTK adalah
suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif, yang dilakukan
oleh pelaku tindakan untuk
meningkatkan
kemantapan
rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan
memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik
pembelajaran.
2. Kemmis dan Mc
Taggart, PTK adalah studi yang
dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman
kerja sendiri, yang
dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan
dengan sikap mawas diri.
3. Rochman Natawijaya, PTK adalah pengkajian terhadap masalah praktis yang bersifat
situasional dan kontekstual, yang
ditujukan untuk menentukan
tindakan yang
tepat dalam
rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
4. Sunyanto, PTK adalah suatu
bentuk
penelitian yang
bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan
praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara profesional.
5. Tim PGSM, PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di
mana praktik pembelajara tersebut
dilakukan. (Andi Prastowo, 2008:8-9)
B. Seeting dan Subjek
Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern
Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi. Terpilihnya lokasi ini dikarenakan peneliti telah mensurvey lokasi
tersebut dan penulis juga merupakan alumni dari Pondok tersebut. Alasan agar
dalam penelitian serta hasil pengamatan ini sesuai dengan keadaan dan kondisi
sebenarnya.
2. Subjek penelitian
Penelitian kualitatif tidak dikenal konsep “keterwakilan contoh/ sampel
dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi. (Faisal, 2013:38). Konsep penelitian kualitatif sebenarnya
menekankan pada proses dan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan
yang intim antara peneliti yang diteliti dan kendala situasional yang membentuk
penyelidikan. (Arifin,2011:143)
Untuk memperoleh hasil yang ideal maka penentuan sampel dan informasi
yang ditentukan oleh empat faktor derajat kesimpulan, proposisi yang
dikehendaki dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu.
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas maka yang akan
dijadikan sebagai informasi (Subjek Penelitian) ini adalah:
1.
Guru bidang studi Tahfiz Juz Amma kelas VII.A Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
2.
Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
3.
Siswai kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern
Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
Dalam penelitian ini guru bidang
studi Tahfiz Juz Amma, majelis guru, siswa-siswa sebagai responden sebagai
kunci informasi.
C. Jenis dan Sumber
Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a.
Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar,2010:86) yakni data yang diperoleh
secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) kepada responden
yaitu adalah para guru bidang study Tahfiz Juz Amma, majelis guru dan
siswa-siswa.
Wujud data primer pada penelitian ini adalah:
1) Bagaimana
kreativitas yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz
‘amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?
2) Apa saja kendala
yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?
3) Bagaimana upaya
guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi?
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan oleh
peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, Koran, keterangan-keterangan
atau duplikasi lainnya. (Mukhtar,2010:91). Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui wawancara, dokumentasi, observasi di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi.
2. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Sumber data berupa manusia, guru Tahfiz Juz Amma, majelis guru,
siswa-siswa dan kepala sekolah.
b.
Sumber data berupa buku yang berkaitan dengan permasalahan yang di angkat
oleh peneliti
c.
Sumber data berupa dokumentasi, berupa photo kegiatan, arsip dokumentasi
yang berkaitan dengan proses pembelajaran, media pembelajaran, dan alokasi
waktu yang digunakan.
D. Prosedur
Penelitian
Penelitian ini direncanakan
akan menggunakan dua siklus, yang mana siklus tersebut fungsinya adalah untuk
melihat perubahan dari hasil belajar siswa. Desain penelitian yang dilaksanakan
adalah desain Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan skema menurut
Suharsimi ArikuntoObservasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan
terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk memperoleh data data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Satori dan Komariyah, 2012:105).
Permasalahan
Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Repleksi I Pengamatan/Pengumpulan Data I Permasalahan
Baru Hasil Refleksi Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Repleksi II Pengamatan/Pengumpulan Data II Apabila
Permasalahan Belum Selasai Dilanjutkan Ke Siklus berikutnya
Gambar I. Siklus Penelitian
Tindakan
Kelas (PTK)
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan,
peneliti mengadakan beberapa kali pertemuan dengan guru bidang study Tahfiz
Al-Quran sebagai mitra kolaborasi untuk berdiskusi dan membahas tentang teknis pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Dalam pertemuan peneliti akan membahas dan
menganalisa materi pelajaran, kemudian peneliti :
a. Menentukan
materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum, yaitu surah Al-Bayyinah.
b. Membuat rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
tentang surah-surah pendek sesuai dengan metode/media yang akan
digunakan.
c. Mendiskusikan bahan
dan alat-alat yang
digunakan dalam pembelajaran
nantinya melalui Metode Ummi.
d. Menyusun lembar observasi yang akan
digunakan ketika dalam proses pembelajaran.
e. Menyusun Teks
untuk mengukur kemampuan
menghafal siswa selama
penelitian diterapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
I
Kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
Metode menghafal yang
sesuai dengan rancangan pembelajaran, pelaksanaan siklus
berlangsung sebanyak dua kali pertemuan. Pada akhir tindakan akan dilakukan tes
dengan tujuan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Menjelaskan kepada siswa tentang
teknis pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Memberrikan pengarahan
kepada siswa bagaimana
dalam menghafal surah
Al- Bayyinah dengan baik dan benar.
c. Memberikan kesempatan
kepada siswa bagaimana
dalam pelaksanaan praktek menghafal surah Al-Bayyinah yang
telah dijelaskan oleh guru.
d. Membimbing siswa dalam menghafal.
e. Memberikan kepada siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya tentang penggunaan metode Ummi yang telah diterapkan.
3. Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini dilakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas secara langsung dan proses
pembelajaran agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya
dan observasi ini bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan guna
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang
sesuai dengan yang akan dikehendaki.
4. Refleksi I
Kegiatan refleksi dilakukan
dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang telah dilakukan serta melihat
kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada
akhirnya kelemahannya dan kekurangannya untuk dapat diperbaiki dalam siklus
kedua
Siklus II
1. Perencanaan (Planning) II
Dari hasil analisa dan
evaluasi yang dilakukan pada tindakan yang pertama dengan menemukan alternatif
permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya akan diperbaiki pada
siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan masa sama yaitu :
a. Menentukan materi yang akan
diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum, yaitu surah Al-Bayyinah.
b. Membuat rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
tentang surah-surah pendek sesuai dengan metode/media yang akan
digunakan.
c. Mendiskusikan bahan
dan alat-alat yang
digunakan dalam pembelajaran
nantinya melalui Metode menghafal.
d. Menyusun lembar observasi yang
akan digunakan ketika dalam proses pembelajaran.
e.
Menyusun Teks untuk
mengukur kemampuan menghafal
siswa selama penelitian diterapkan
2. Pelaksanaan tindakan II
Pada tahap ini yang akan
dilaksanakan ialah : peneliti melaksanakan pembelajaran dengan Menggunakan Metode
Ummi pada materi pelajaran surah-surah pendek yang sesuai dengan rancangan yang
telah disusun oleh peneliti pada tahap perencanaan antara lain:
a. Melakukan
apersepsi kepada siswa tentang teknis
pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus sebelumnya.
b. Menjelaskan
kembali kepada siswa bagaimana dalam pelaksanaan menghafal surah Al- Bayyinah
dengan baik dan benar dengan menggunakan Meode Ummi.
c. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
melaksanaan/ praktek menghafal
yang telah dijelaskan oleh guru.
d.
Membimbing siswa dalam menghafal surah Al-Bayyinah sesuai metode.
e. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya tentang penggunaan metode Ummi yang telah diterapkan.
3. Pengamatan (Observing) II
Seperti pada siklus I,
pengamatan dilaksanakan untuk melihat perubahan yang telah terjadi pada
siswa, juga dengan
tujuan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat kemampuan menghafal
terhadap materi yang
telah diberikan dengan
menerapkan Metode Ummi ini. Dan hasil pengamatan akan ditindak lanjuti
dengan analisis untuk bahan refleksi.
4. Refleksi II
Pada tahap ini, peneliti
berharap tidak ada lagi hambatan atau kesulitan yang dialami siswa sehingga
akan tercapai ketuntasan baik secara individu maupun secara klasikal. Jika ada
kesulitan yang dialami siswa, maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya
yang tahap pelaksanaannya sama dengan pelaksanaan tahapan tindakan pada siklus
II.
E. Teknik Pengumpulan
Data
Untuk memperoleh
data yang akan
nantinya diperoleh dalam
penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Tes
Tes yaitu instrumen untuk
mengukur perilaku, atau kinerja seseorang. Alat ukur tersebut berupa
serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing subyek yang menuntut
penemuan tugas-tugas kognitif. Respon atau jawaban yang diberikan subyek
terhadap pertanyaan tersebut diberi nilai angka yang mencerminkan karakteristik
subyek.
2. Observasi
Observasi, dilakukan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sesuai dengan sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan
informasi, observer dapat
dicatat berbagai kelemahan
dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga
guru dapat mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah
disusun untuk mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang
sesuai dengan yang dikehendaki. (Wina Sanjaya, 2013: 177).
3. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan Tanya
Jawab secara langsung kepada responden. Wawancara dilakukan untuk menggali
informasi dari guru serta kegiatan, pembelajaran dan kendala-kendala yang
dihadapi siswa pada saat pembelajaran.
4. Dokumentasi
Dokumentasi, Yaitu pengolahan
data dokumen dari
hasil evaluasi siswa dengan menggunakan Metode menghafal.
F. Teknik Analisis
Data
Data dalam penelitian ini
dianalisis untuk mengetahui kesimpulan terhadap pelaksanaan penerapan
Metode Ummi, melihat
tingkat keberhasilan siswa, dengan menggunakan teknik analisis
data model Miles dan Huberman yaitu;
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai
proses pemilihan, pemusutan, pemerhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan- catan tulisan yang ada
di lapangan.
2. Penyajian data
Penyajian data yaitu
sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa
dari kemampuan menghafal dengan soal berbentuk pilihan berganda yang terdiri
dari 4 (empat) pilihan dimana jawaban yang benar diberi nilai 5 (lima) dan
untuk jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).
a. Daya Perorangan
Rumus Individu
Nilai =
x100
Kriteria Nilai ketuntasan
N>75 Tuntas
N<75 Belum Tuntas
b. Daya Serap Klasikal
Untuk mengetahui persen siswa
yang sudah tuntas belajar secara klasikal digunakan rumus:
PKK = x 100% Keterangan :
PKK = Persen Keberhasilan
Klasikal
P = Jumalah siswa ketuntasan >75
N = Jumlah siswa pada kelas tersebut
c. Rumusan rata-rata
Analisi data dilakukan dengan
berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan dengan menggunakan :
P = x100%
P = Angka prestasi
P= jumlah siswa yang mengalami perubahan
N= jumlah seluruh siswa
Kategori penilaian
90%-100% = Baik sekali
80%-89% = Baik
70%-79% = Cukup
60%-69% = Kurang
0%-59% = Sangat Kurang
3. Verifikasi
Kegiatan verifikasi
dilakukan terhadap kesalahan
jawaban siswa dengan menafsirkan dan membuat kesimpulan
tentang jawaban tersebut.
4. Penarikan kesimpulan
Dalam kegiatan
ini ditarik kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi
pelaksanaan siklus berikutnya dan perlu tidaknya siklus I dilanjutkan atas
permasalahan yang diduga
G. Jadwal Penelitian
Tabel :2: Jadwal Penelitian
No |
Kegiatan |
Tahun 2022 |
|||||||||||||||||||||||
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
Nopember |
|||||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
|||||
1 |
Pengajuan Judul Penelitian |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
2 |
Menyusun atau Menulis Konsep Proposal |
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
3 |
Pengajuan Dosen Pembimbing |
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
4 |
Konsultasi dengan Dosen Pembimbing |
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
5 |
Seminar Proposal |
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
6 |
Perbaikan Hasil Seminar |
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
7 |
Pengajuan Izin Riset |
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
8 |
Pengumpulan Data di Lapangan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
9 |
Konsultasi dan Perbaikan Skripsi kepada Dosen Pembimbing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|||
10 |
Penggandaan Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|||
11 |
Munaqasah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|||
12 |
Perbaikan dan Pengesahan Skripsi kepada TIM Penguji dan
Fakultas |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
|
|||
* Jadwal penelitian diatas sewaktu-waktu dapat berubah
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Historis dan Geografi Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
didirikan pada tahun 1996 dan terletak di Jalan Lintas Sumatera KM. 19 Arah
Padang Desa Sungai Tembang Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo
Provinsi. Pondok Pesantren ini berdiri di atas sebidang tanah yang luas areal
seluruhnya 200 M2 dan tanah Pondok Pesantren tersebut sepenuhnya
milik yayasan Al Ikhsan. Sekitar Pondok Pesantren dikelilingi oleh pagar
sepanjang 360 M. (Observasi, 03 Oktober 2022)
Sejak awal berdirinya tahun 1996 Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur sampai sekarang Pondok Pesantren tersebut
masih berstatus Swasta. Walaupun status Pondok Pesantren tersebut masih Swasta
kegiatan belajar mengajar tidak berbeda jauh dengan Pondok Pesantren yang berstatus
Negeri.
Hasil wawancara penulis dengan pimpinan pondok
pesantren Darus Salam Sungai Mancur yaitu dengan bapak Dr. Ahmad Basri, M.Si,
beliau mengatakan bahwa :
“Kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai
Mancur dilaksanakan sebagaimana di Pondok Pesantren Negeri yaitu dilaksanakan
pada pagi hari. Namun perbedaannya yaitu pada hari jum’at di Pondok Pesantren
Modern Darus Salam dijadikan hari libur dan hari minggu dijadikan kegiatan
aktif belajar sedangkan Pondok Pesantren maupun sekolah lain tetap mengikuti
libur hari minggu sebagai libur nasional. (Wawancara, 11 September 2022)
34 25
Pada tahun 2013 yayasan Al Ikhsan mencanangkan
untuk memisahkan Pondok Pesantren tersebut untuk menjadi 2 Pondok Pesantren
yaitu Pondok Pesantren Darus Salam yang diperuntukkan untuk santriwati perempuan
sedangkan Pondok Pesantren Darul Hikmah yang diperuntukkan untuk santri
laki-laki tetapi masih dalam lingkup yayasan yang sama yaitu Al Ikhsan dan pada
tahun 2014 Pondok Pesantren tersebut telah selesai di bangun walaupun bangunan
kelas masih kurang dan sarana prasarana belum memadai.
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Pondok
Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur penulis berkesempatan mewawancarai
pimpinan dari Pondok Pesantren Darus Salam sekaligus perintis Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur yaitu Bapak Dr
Ahmad Basri, M Si, beliau menjelaskan bahwa:
“Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur didirikan pada tahun 1996.Sejak awal berdiri
sampai sekarang Pondok Pesantren masih berstatus Swasta, walaupun Swasta
kegiatan belajar mengajar tidak beda jauh dengan yang berstatus Negeri maupun
sekolah umum. Pada tahun 2013 lalu yayasan Al Ikhsan mencanangkan memisahkan
Pondok Pesantren yang diperuntukkan untuk siswa dan Pondok Pesantren yang
diperuntukkan bagi santriwati . Dan pada tahun ini pembangunan Pondok Pesantren
baru telah dibangun walaupun bangunan kelas maupun sarana dan prasarana masih
kurang dan belum memadai”. (Wawancara, 11 September 2022)
Perkembangan Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo selama 15 tahun
terakhir ini sudah cukup banyak mengalami perubahan, baik dari segi fisik
maupun non fisik. Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur, sejak awal
berdirinya sampai dengan sekarang dipimpin oleh Dr Ahmad Basri, M.Si dibawah
kepemimpinan Kepala Pondok Pesantren para tenaga pengajar melakukan interaksi
guna membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga mendapat
pelajaran yang berguna untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
2. Visi dan Misi
Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur
a.
Visi Sekolah
“Terwujudnya Pondok Pesantren yang berkualitas,
Bersih, dan disiplin, Berlandaskan Imtaq dan Iptek yang berkesinambungan”
b.
Misi Sekolah
1.
Menciptakan Pondok Pesantren yang berkarakter dan bermutu
2.
Memberikan Pendidikan Agama yang utuh, berwawasan dan fungsional
3.
Memberikan Pendidikan Iptek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman
4.
Memberikan Pendidikan Keterampilan yang praktis
5.
Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan melalui program
pendidikan, pelatihan, penataran, dan sejenisnya.
6.
Menerapkan menejement transparant dan pertisipatif dengan melibatkan
seluruh warga sekolah. (Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam
Sungai Mancur 2022)
3. Profil
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
Berikut adalah Profil
Pondok Pesantren Modern Darus SalamSungai Mancur
1. Nama Sekolah : Pondok
Pesantren Modern
Darus Salam
Alamat Jalan/Desa : Jl. Lintas
Sumatera KM. 19
Kecamatan : Tanah Sepenggal Lintas
Kabupaten : Bungo
NSS : 121215080010
NPSN : 10508220
2. Nama Kepala Sekolah : Dr Ahmad Basri, M.Si
3. Kategori Sekolah : Swasta
4. Tahun Didirikan/Tahun
beroperasi : 1996/ 01/09/1997
5. Kepemilikan Tanah : Yayasan
a. Luas Tanah/Status Tanah : 2000 m2 /wakaf
b. Luas Bangunan : 1112 m2
7. Nilai Akreditasi Sekolah : C
8. Waktu belajar : Pagi
4. Struktur
Organisasi Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
Struktur Organisasi merupakan bagian yang menggambarkan pembagian tugas
dan tanggung jawab serta hirarki kekuasaan, mulai dari kepala Pondok Pesantren
sampai bawahan, Besar dan kompleknya sebuah struktur organisasi menggambarkan
tingginya intensitas yang dilakukan.
Struktur juga mencangkup semua komponen yang terdapat pada tubuh sebuah
Pondok Pesantren, mulai dari kepala Pondok Pesantren sebagai pimpinan yang
memiliki garis koordinasi dengan komite Pondok Pesantren, pada bagian menejemen
tengah kepala Pondok Pesantren dibantu oleh tiga orang wakil kepala yang
masing-masing membidangi urusan kurikulum, kesiswaan, humas dan sarana
prasarana. Guna mendukung kelancaran tugas administrasi kepala Pondok Pesantren
dibantu oleh kepala urusan tata usaha, selanjutnya untuk membantu bagian
administrasi bagian tata usaha dibantu oleh beberapa staf yang mengurusi bagian
umum dan keuangan dan dalam bimbingan serta proses pembelajaran kepala Pondok
Pesantren dibantu oleh satu orang guru bimbingan dan penyuluhan (BP) serta
beberapa guru bidang studi.
Struktur organisasi Pondok Pesantren Tsanawiyah Darus Salam Sungai Mancur
berdasarkan dokumentasi dilapangan cukup sederhana seiring dengan tipologi
sekolah tersebut, untuk lebih jelas bagian struktur organisasi Pondok Pesantren
Tsanawiyah Darus Salam Sungai Mancur dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN MODERN
DARUS SALAM SUNGAI MANCUR TANAH SEPENGGAL LINTAS KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Bendahara Reni Efriani, SE Ketua Yayasan Abdul Somad H.Z Mudir Dr.
Ahmad Basri, M.Si Komite Sekolah Kepala Tata
Usaha Nurul
Huda Eka
Suryani
Waka Kurikulum Bahren,S.Pd.I Waka Saspras Endutra, S.Pd.I Waka Kesiswaan Darnawati, S.Pd.I
Wali Kelas Majlis Guru Siswa/Siswi
(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam
Sungai Mancur 2022)
5. Muatan Kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Dalam lembaga pendidikan baik itu Negeri maupun Swasta kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari dan
bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum.
Peryataan ini, didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan
oleh guru merupakan bagian utama dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya
adalah adanya kurikulum sebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam merancang
program pembelajaran maupun melaksanakan proses pembelajaran akan selalu
berpedoman pada kurikulum.
Struktur kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur kelas
VII sampai dengan kelas IX meliputi:
a.
Kurikulum setiap kelas terdiri atas: 23 mata
pelajaran, muatan lokal (konservasi dan pemberdayaan potensi bahan) dan program
pengembangan diri.
b.
Pondok Pesantren tidak menambah alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran. Jam mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
c.
Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit.
Untuk lebih jelasnya tentang alokasi waktu dalam struktur kurikulum di
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal
Lintas Kabupaten Bungo dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 3: Alokasi Waktu Dalam Struktur Kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Tahun Ajaran 2022/2023
Komponen |
Alokasi Waktu |
|||||
Kelas VII |
Kelas VIII |
Kelas IX |
||||
A.
Mata pelajaran |
Smt 1 |
Smt 2 |
Smt 1 |
Smt 2 |
Smt 1 |
Smt 2 |
1. Al quran |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2. PKN |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3. B. Indonesia |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
4. B. Inggris |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
5. Matematika |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
6. Seni Budaya |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
7. Penjas |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
8. TIK |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
9. B. Arab |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
10. Hadist |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
11. Fiqih |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
12. Nahwu |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
13. Sorof |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
14. Khot |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
15. Tauhid |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
16. Tarikh Islam |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
17. Grammar |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
18. Tafsir |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
19. Al quran Hadist |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
20. Akidah Akhlak |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
21. SKI |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
22. IPA |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
23. IPS |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
B. Muatan Lokal -
Tajwid -
Pidato -
Praktek Ibadah |
2 2 2 2 |
2 2 2 2 |
2 2 2 2 |
2 2 2 2 |
2 2 2 2 |
2 2 2 2 |
C.Pengembangan Diri |
2*) |
2*) |
2*) |
2*) |
2*) |
2*) |
Jumlah |
60 |
60 |
60 |
60 |
60 |
60 |
(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam
Sungai Mancur 2022)
Berdasarkan tabel di atas, dapat di bangun pemahaman bahwa alokasi waktu
dalam struktur kurikulum di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
akan menjadi pedoman untuk guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru dapat
mengajar sesuai alokasi waktu sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Penyusunan struktur kurikulum di Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur didasarkan atas standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP. Pondok
Pesantren atas persetujuan Yayasan Al Ikhsan dan memperhatikan keterbatasan
sarana belajar serta minat didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut:
1)
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
menerapkan sistem paket. Peserta didik mengikuti sesuai dengan yang telah
diprogramkan dalam struktur kurikulum.
2)
Jumlah rombongan belajar berjumlah 3 (tiga) yaitu
pada tingkat kelas VII, kelas VIII dan kelas IX.
3)
Tiap kelas dipisah antara putri dengan putra.
Muatan kurikulum Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP dan muatan
lokal yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren.
a). Mata Pelajaran
Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran
pilihan sebagai berikut:
1)
Mata Pelajaran Wajib: Pendidikan Agama (Fiqih, Al
quran Hadis, Akidah Akhlak, SKI, Bahasa Arab, Hadist, Tauhid, Nahwu, Sorof,
Khot, Mahfudzot, Tarikh Islam), PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS, Penjas, Seni dan Budaya, Prakarya atau Mulok dan Praktek
Ibadah.
2)
Mata Pelajaran Pilihan: Arab Grammar (pilihan mata
pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber daya manusia yang memadai dan
kehidupan masyarakatnya yang menunjang program pembelajaran tersebut.
Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat antara siswa dan guru.
Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik. Guru sebagai
fasilitator mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik
secara fisik dan mental. Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada
masing-masing mata pelajaran diberikan secara konstektual dengan memperhatikan
perkembangan kekinian dari berbagai aspek kehidupan.
2). Muatan Lokal
Program muatan
lokal disusun bekerja sama antara Pondok Pesantren dengan Pondok Pesantren
Tsanawiyah Darus Salam Gontor Jawa Timur. Muatan lokal ini sesuai dengan
program kabupaten yaitu meningkatkan Iptek dan Iptaq.
3). Kegiatan pengembangan Diri
a) Pengembangan diri
diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk
mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan
persoalan kebangsaan. Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut:
b) Pengembangan diri
yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (infrastruktur) dengan alokasi
waktu 2 jam tatap muka yaitu bimbingan konseling
c) Pengembangan diri
yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh oleh
guru Pembina yaitu (pramuka, palang merah remaja, kelompok ilmiah kerja, jamaah
yasin, shalat dhuha, muhadarah, bola kaki, bola volley, silat dan melukis),
d) Program pembiasaan
mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter siswa yang dilakukan secara
rutin, spontan, dan keteladanan
6. Keadaan Guru dan
Siswa Pondok Pesantren Darus Salam Sungai Mancur
a. Keadaan Guru
Setiap lembaga pendidikan baik itu Pondok Pesantren maupun sekolah umum
pastinya memiliki unsur-unsur utama pendidikan. Di Pondok Pesantren Darus Salam
Sungai Mancur memiliki unsur-unsur pendidikan yaitu kepala Pondok Pesantren,
tenaga pengajar atau guru, karyawan dan siswa.
Dalam usaha membimbing dan mengefektifkan suatu pembelajaran maka di
Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur tidak terlepas dari kualitas
tenaga pengajarnya. Tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional sangat
dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan serta mendapatkan
lulusan-lulusan yang memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. Guru
adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu
menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dan mencapai
tingkat kedewaasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan. Jadi dalam proses
belajar mengajar keberhasilan siswa tidak hanya dari kuantitas guru tetapi juga
dari kualitas guru itu sendiri baik dari ilmu pengetahuannya maupun dari latar
belakang pendidikan yang dimilikinya.
Seluruh personil Pondok Pesantren Modern Darus Salam Darssalam Sungai
Mancur hingga saat ini berjumlah 30 guru honorer (Non PNS), karyawan tata usaha
2 orang dan satpam 2 orang. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan guru di Pondok
Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur sekaligus meliputi pembagian tugas
dan status pada setiap Guru untuk tahun ajaran 2022/2023 dapat dilihat dalam
table berikut:
Tabel 4 : Keadaan Guru Madrasah Tsanwiyah Pondok Pesantren Darus Salam Sungai Mancur Tahun
Ajaran 2022/2023
No |
Nama Guru |
Jabatan |
Guru Mapel |
1. |
Pimpinan |
- |
|
2. |
Bahren, S.Pd.I |
Wakil |
B.inggris |
3. |
Saimun, S.Pd.I |
Non PNS |
B. Arab |
4. |
Ahmad Pudaili, S.Pd.I |
Non PNS |
PKN |
5. |
Bahman, SE |
Non PNS |
IPS |
6. |
Endutra, S.Pd.I |
Non PNS |
Arab Melayu |
7. |
Riduan, S.Hi |
Non PNS |
Al Quran Hadis |
8. |
Marfuah, S.Pd.I |
Non PNS |
Tahfiz Juz Amma |
10. |
Isniyanti, A.Ma |
Non PNS |
Tauhid |
11. |
Eka Suryani, S.Pd.I |
Non PNS |
Mahfudzot |
12. |
Abdussomad,A.Ma |
Non PNS |
Mulok |
13. |
Saipul Amri, S.Pd.I |
Non PNS |
MTK |
14. |
Siti Aminah, S.Pd.I |
Non PNS |
B. Indonesia |
15. |
M.Safii |
Non PNS |
Penjas |
16. |
Darnawati, S.Pd.I |
Non PNS |
TIK/Prakarya |
17. |
Nurhalimah, S.Pd.I |
Non PNS |
Mahfudzot |
18. |
Yupita |
Non PNS |
FIQH |
19. |
Reni Afriani, S.Pd.I |
Non PNS |
Tarikh Islam |
20. |
Sahari, S.Pd.I |
Non PNS |
Hadist |
21. |
A. Pardede, S.Pd.I |
Non PNS |
MTK |
22. |
Nurul Huda |
Non PNS |
Nahwu |
23. |
Muhammad Syafri, S.Pd.I |
Non PNS |
Aqidah Akhlak |
24. |
Irma Suryani, S.Pd |
Non PNS |
B. Inggris |
25. |
Dahrani NST, S.Ag |
Non PNS |
Tafsir |
26. |
Eka Yanti, S.Pd.I |
Non PNS |
Tahfiz Al Quran |
27. |
Zelfa H |
Non PNS |
Mutholaah |
28. |
Muhammad Habibi |
Non PNS |
Grammar |
29. |
Tinta Murni |
Non PNS |
Mutholaah |
30. |
M. Padli Darmawan |
Non PNS |
Khot, Sorof |
(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)
Berdasarkan tabel diatas, dapat
disimpulkan bahwa sejumlah tenaga pengajardi Pondok Pesantren Modern Darus
Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo 100%
berstatus guru Non PNS, walaupun Pondok Pesantren tersebut Minim Guru PNS
tetapi sudah dapat dikatakan memenuhi kualifikasi dari latar pendidikan, jejang
pendidikan dan pengalaman mengajar.
b. Keadaan siswa
Semua siswa merupakan siswa yang berbakat sejak lahir. Siswa mempunyai
potensi yang unik, bila dibina dan dikembangkan dengan benar dapat menjadi
siswa yang berguna bagi bangsa.Siswa juga memiliki keanekaragaman watak,
perilaku dan kebiasaan. Tantangan besar bagi guru dalam membimbing, membina dan
mengembangkan potensi setiap siswa sehingga menjadi siswa yang berpengetahuan,
memiliki kepribadian dan moral yang baik serta memiliki keterampilan.
Adapun jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2022/2023 seluruhnya
berjumlah 508 orang. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas merata.
Separuh dari peserta didik (50%) berasal dari kecamatan lain, yakni Kecamatan
Limbur, Lubuk Mengkuang, Tanah Tumbuh, Pelayang, Kecamatan Jujuhan, Jujuhan
Ilir, Tanah Sepanggal, Bathin III, Babeko, Kecamatan Bungo Dani, Kecamatan
Pelepat dan Pelepat Ilir, Kecamatan Rantau Panjang Kabupaten Merangin,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, dan Kabupaten Darmasraya Provinsi
Sumatra Barat. Mereka semuanya bermukim dan tinggal di asrama. Mereka dibina
setiap waktu dan berikan pelajaran-pelajaran baik umum maupun agama.
Untuk lebih jelasnya tentang Jumlah peserta didik
di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepanggal
Lintas Kabupaten Bungo dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 5: Keadaan Siswa Madrasah Tsanwiyah Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Tahun
Ajaran 2022/2023.
NO |
Kelas |
||||
Putra |
Jumlah |
Putri |
Jumlah |
||
1 |
Rombel VII. A |
17 |
Rombel VII. A |
20 |
|
2 |
Rombel VII. B |
21 |
Rombel VII. B |
19 |
|
3 |
Rombel VII. C |
18 |
Rombel VII. C |
19 |
|
4 |
Rombel VII. D |
18 |
Rombel VII. D |
20 |
|
5 |
Rombel VIII. A |
15 |
Rombel VIII. A |
24 |
|
6 |
Rombel VIII. B |
18 |
Rombel VIII. B |
21 |
|
7 |
Rombel VIII. C |
17 |
Rombel VIII. C |
21 |
|
8 |
Rombel IX.A |
18 |
Rombel IX.A |
21 |
|
9 |
Rombel IX.B |
17 |
Rombel IX.B |
22 |
|
10 |
Rombel IX.C |
16 |
Rombel IX.C |
23 |
|
|
10 Rombel |
175 |
10 Rombel |
210 |
|
Jumlah Keseluruhan |
385 |
||||
(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)
Berdasarkan tabel diatas, terlihat jelas bahwa siswa Pondok Pesantren
Modern Darus Salam Sungai Mancur Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten
Bungo sudah cukup banyak. Jumlah paling banyak yaitu siswa perempuan yakni
berjumlah 211 orang siswa,
sedangkan siswa laki-laki kelas IX paling sedikit yakni berjumlah 174 orang siswa.
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Darus
Salam Sungai Mancur
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu
yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
Oleh karena itu, sarana dan prasarana sangat mendukung bagi kelancaran proses
pembelajaran di Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur. Dengan
adanya sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan dapat meningkatkan
efektifitas pembelajaran siswa. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Modern Darus
Salam Sungai Mancur dalam rangka menunjang dan menbantu pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6: Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanwiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur
Tahun Ajaran 2022/2023
No |
Sarana dan prasarana |
Jumlah |
keterangan |
1. |
Ruang Kepala Sekolah |
1 |
Baik |
2. |
Ruang TU |
1 |
Baik |
3. |
Ruang Guru |
1 |
Baik |
4. |
Ruang Kelas |
10 |
Baik |
5. |
Ruang Perpustakaan |
1 |
Baik |
6. |
Ruang Serba Guna |
1 |
Baik |
7. |
Musholla |
1 |
Baik |
8. |
Ruang Osis |
1 |
Baik |
9. |
WC Guru |
4 |
Baik |
10. |
WC Siswa |
10 |
Baik |
11. |
Kantin |
2 |
Baik |
12. |
Kursi Guru |
35 |
Baik |
13. |
Meja Guru |
34 |
Baik |
14. |
Papan Tulis |
10 |
Baik |
15. |
Sumur |
5 |
Baik |
(Dokumentasi Pondok Pesantren Moder Darus Salam Sungai Mancur 2022)
B. Uji Hipotesis
Tahfizd Juz Amma merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai
Mancur. Pada kenyataannya tingkat hafalan santri/siswa kelas I MTs sangatlah
berbeda-beda, dimana masih rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam menghafal
khusus tahfiz juz amma. Oleh karenanya, pada pembahasan ini, penulis
menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) sejauh mana tingkat kemampuan siswa
dalam menghafal tahfiz juz amma dengan tahapan (perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi) yang disajikan dalam dua siklus sebagai berikut:
1.
Siklus Pra Tindakan
Sebelum melakukan
proses pembelajaran, peneliti melakukan observasi terhadap tingkat kemampuan
santri mengahafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren
Moder Darussalam Sungai Mancur sebelum menggunakan menggunakan
metode Ummi.
Hasil observasi
siklus pra tindakan, penulis menemukan bahwa bahwa guru masih menggunakan
strategi pembelajaran monoton, yakni dengan cara membaca dan menyuruh santri
menghafal sehingga menyebabkan kesulitan
bagi santri dalam meningkat hafalan juz amma.
Disini penulis menemukan bahwa ketika guru menyampaikan mata pelajaran
tahfiz juz amma, pada saat siswa disuruh untuk menghafal tanpa mengajarkan cara
menghafalnya yang menyebabkan belum maksimal dalam meningkatkan hafalannya.
Hasil pelaksanaan kegiatan pada kondisi awal
menunjukkan hasil sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel. 7: Data
kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur pra tindakan tahun
2022/2023
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Amirah
Inayah |
65 |
|
√ |
2 |
Anita
Sundari |
80 |
√ |
|
3 |
Ayu
Novita Sari |
50 |
|
√ |
4 |
Bunga Lestari |
85 |
√ |
|
5 |
Devi
Anggraini |
45 |
|
√ |
6 |
Dian
Ramadayanti |
55 |
|
√ |
7 |
Dwi
Astuti |
40 |
|
√ |
8 |
Eka
Karmila Sari |
55 |
|
√ |
9 |
Husniah
|
45 |
|
√ |
10 |
Junita
|
55 |
|
√ |
11 |
Khirunnisa |
50 |
|
√ |
12 |
Kiky
Amelia |
76 |
√ |
|
13 |
Mirnawati |
50 |
|
√ |
14 |
Musdalifah |
55 |
|
√ |
15 |
Nur
Aini |
40 |
|
√ |
16 |
Nurul
Hasanah |
65 |
|
√ |
17 |
Rahmah |
30 |
|
√ |
18 |
Ririn |
40 |
|
√ |
19 |
Siska
Nurjanah |
65 |
|
√ |
20 |
Wahyuni |
55 |
|
√ |
Jumlah |
1.101 |
3 |
17 |
|
Rata – Rata |
55,05 |
15,00% |
85,00% |
|
Ketuntasan belajar klasikal |
15,00% |
|
|
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan siswa
dalam meghafal juz amma masih tergolong sangat rendah, terbukti dari 20 orang
siswa hanya 3 orang siswa (15%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar
siswa dengan nilai KKM ≥80. Sedangkan 17 orang siswa (85%) belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≤80. Dan nilai rata-rata hasil tes
siswa sebelum diterapkan metode Ummi 56,5 dan secara klasikal pembelajaran
dikatakan belum tuntas.
Tabel
8 : Data
kemampuan siswi menghafal
tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder
Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
NO |
Kemampuan Siswa Menghafal Tahfiz Juz Amma |
Tuntas |
Tidak Tuntas |
||
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Sangat Baik |
2 |
10% |
20 |
90% |
2 |
Baik |
5 |
25% |
15 |
75% |
3 |
Cukup Baik |
5 |
25% |
15 |
75% |
4 |
Kurang Baik |
8 |
40% |
12 |
60% |
Reta-rata kemampuan menghafal tahfiz juz amma |
2 |
10% |
18 |
90% |
Dari data diatas menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas I
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur dalam menghafal surah pendek atau tahfiz juz
amma belum maksimal,
karenanya perlu dilakukan pengembangan metode dengan
menggunakan audio visual.
Berdasarkan tabel
diatas dapat dilihat kemampuan siswa dalam menghafal tahfiz juz amm masih
tergolong sangat rendah, terbukti dari 20 orang siswa hanya 2 orang siswa (10%)
yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM ≥80.
Sedangkan 18 orang siswa (90%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan
nilai KKM ≤80. Dan nilai rata-rata hasil tes siswa sebelum diterapkan metode
menghafal kitabah yaitu 56,5 dan secara klasikal pembelajaran dikatakan belum
tuntas.
2. Siklus I
a. Permasalahan
Berdasarkan
pengamatan langsung dan hasil tes awal dengan siswa setelah dilakukan pre
test (tes awal), diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengingat
materi surah al-bayyinah. Adapun hasil pre test dan pengamatan langsung
yang dilakukan, permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran tahfiz juz
amma materi surah Al-Bayyinah pada umumnya:
1) Pemahaman dan penguasaan siswa dalam materi Surah
Al-Bayyinah tergolong masih cukup rendah.
2) Kurangnya kemampuan dalam mengingat/ menghafal ayat pada
surah Al-Bayyinah.
3) Kurangnya semangat siswa dalam proses pembelajaran
tahfiz juz amma
Dari permasalahan diatas, maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa harus dilakukan tindakan yang dapat meningkatkan
kemampuan menghafal siswa dengan menggunakan metode Ummi .
b.
Perencanaan Tindakan I
Setelah diperoleh letak kesulitan dari
hasil pengamatan dan pre test (tes awal), maka ditahap ini yang dilakukan
peneliti adalah merencanakan tindakan yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun pre test
2) Membuat Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan materi pembelajaran.
3) Mempersiapkan bahan, media dan sumber belajar yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
4) Membuat lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian metode mengahafal surah Al-Bayyinah.
5) Menyusun alat observasi, untuk mengukur hasil belajar
siswa selama tindakan penelitian diterapkan.
c.
Pelaksaan Tindakan I
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
dimana peneliti bertindak sebagai guru di kelas. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan metode Ummi. Materi yang diajarkan adalah surah Al-Bayyinah.
Penelti melaksanakan tindakan kegiatan pembelajaran berdasakan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Pertemuan I
Pada
pertemuan siklus I ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode Ummi yang sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran, pada akhir pembelajaran dilakukan tes tentang sejauh
mana siswa memahami pelajaran. Kemudian kegiatan pembelajaran yang dilakukan
adalah:
1) Menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP.
2) Guru memberi salam, berdo‟a dan mengabsen siswa.
3) Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan
dicapai.
4) Guru mengajak siswa mendengar bunyi bacaan materi yang
akan dihafal bersama-sama.
5) Guru meminta siswa mendengar bacaan melalui kaset yang
diputar.
6) Guru meminta siswa untuk menghafal materi yang
diberikan.
7) Guru mendengar hasil hafalan siswa untuk melihat
kemampuan mengingat siswa dalam menghafal
8) Guru mengajak siswa berdo‟a dan menutup pelajaran.
d. Observasi I
Pada tahap ini, dilakukan observasi pada peneliti yang
sekaligus menjadi guru dan siswa kelas I MTs Hidayatul Musthafawiyah. Observasi
yang dimulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai akhir pelaksanaan tindakan
untuk melihat keterampilan guru dalam mengajar dan melihat aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Berikut ini hasil observasi pada
siklus I ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel
9: Data hasil
observasi guru pada Siklus I kemampuan siswa menghafal
tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder
Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No |
Kegiatan |
1 |
2 |
3 |
4 |
A |
Membuka Pembelajaran |
|
|
|
|
1 |
Menarik perhatian
siswa |
|
|
ü |
|
2 |
Penampilan mengajar dan
mengambil posisi |
|
|
ü |
|
3 |
Memberi motivasi terhadap
siwa |
|
ü |
|
|
B |
Mengelola Kegiatan
Belajar Mengajar |
|
|
|
|
1 |
Menyediakan sumber belajar yang bersangkutan dengan materi surah Al-Bayyinah |
|
ü |
|
|
2 |
Menyampaikan materi
surah
Al-Bayyinah menggunakan metode menghafal kitabah dalam pembelajaran |
|
|
ü |
|
3 |
Memberi penguatan |
|
|
ü |
|
C |
Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar |
|
|
|
|
1 |
Mengatur penggunaan
waktu |
|
|
|
ü |
2 |
Mengorganisasikan murid |
|
|
ü |
|
3 |
Mengatur dan
memanfaatkan fasilitas belajar |
|
ü |
|
|
D |
Komunikasi Dengan Siswa |
|
|
|
|
1 |
Mengajak siswa membaca bersama untuk memperbaiki bacaan siswa pada materi surah Al-Bayyinah
menggunakan metode menghafal kitabah |
|
|
ü |
|
2 |
Menanggapi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam |
|
|
|
ü |
Keterangan
:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah skor 42 dan diperoleh
nilai 70 % adalah nlai dengan kategori cukup, berarti peneliti sudah
melaksanakan penelitian dengan baik, namun perlu diperbaiki pada beberapa item
agar hasil yang diperoleh lebih maksimal lagi.
Selama proses berlangsung peneliti mengamati reaksi yan timbul ketika
proses kegiatan belajar mengajar tersebut berlangsung, peneliti melihat selama
proses pembelajaran berlangsung masih terdapat sebagian siwa yang belum fokus
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah
ini:
Tabel 10: Data hasil observasi
aktivitas belajar siswa pada siklus I
kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No |
Keterangan |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
Memperhatikan penjelasan guru saat memberikan penjelasan tentang materi surah
Al-Bayyinah |
|
|
ü |
|
2 |
Menyelesaikan tugas
yang diberikan guru
tentang materi surah Al-Bayyinah |
|
ü |
|
|
3 |
Keseriusan dalam menghafal pada materi surah Al-bayyinah |
|
ü |
|
|
4 |
Aktif dalam menjawab pertanyaan
guru |
|
|
ü |
|
5 |
Kemampuan menulis dalam materi surah Al-Bayyinah |
|
ü |
|
|
Jumlah |
12 |
Keterangan
:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Berdasarkan
tabel diatas, dapat
disimpulkan bahwa selama
pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa dengan jumlah skor 12
dan diperoleh nilai
60 % tergolong
dalam kategori cukup. Dan hal ini belum sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh peneliti, masih ada beberapa hal yang dianggap masih kurang dan
perlu diadakan perbaikan.
Diakhir
pelaksanaan siklus I,
siswa dberi tes
I yang bertujuan
untuk melihat keberhasilan
tindakan yang diberikan. Adapun data hasil tes I dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel
11: Data Ketuntasan Belajar Siswa
Pada Tes I kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas
VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur
tahun 2022/2023
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Amirah
Inayah |
80 |
ü |
|
2 |
Anita
Sundari |
85 |
ü |
|
3 |
Ayu
Novita Sari |
80 |
ü |
|
4 |
Bunga
Lestari |
90 |
ü |
|
5 |
Devi
Anggraini |
75 |
ü |
|
6 |
Dian
Ramadayanti |
80 |
ü |
|
7 |
Dwi
Astuti |
70 |
|
ü |
8 |
Eka
Karmila Sari |
85 |
ü |
|
9 |
Husniah
|
60 |
|
ü |
10 |
Junita
|
65 |
|
ü |
11 |
Khirunnisa |
80 |
ü |
|
12 |
Kiky
Amelia |
65 |
|
ü |
13 |
Mirnawati |
70 |
|
ü |
14 |
Musdalifah |
85 |
ü |
|
15 |
Nur
Aini |
75 |
ü |
|
16 |
Nurul
Hasanah |
80 |
ü |
|
17 |
Rahmah |
60 |
|
ü |
18 |
Ririn |
75 |
ü |
|
19 |
Siska
Nurjanah |
70 |
|
ü |
20 |
Wahyuni |
75 |
ü |
|
Jumlah |
1.505 |
13 |
7 |
|
Rata – Rata |
75,25 |
65,00% |
35,00% |
|
Ketuntasan belajar klasikal |
58,33% |
|
|
Dari tabel diatas, terlihat
kemampuan siswa sudah mengalami kemajuan. Dari hasil kegiatan tes yang
dilakukan pada siklus I terjadi peningkatan pada siswa yang “Tuntas”, dan
terjadi penurunan pada siswa yang “Belum Tuntas”. Dari tabel diatas dapat
diketahui hasil tes pada siklus I bahwa dari 20 siswa terdapat 13 (65,00 %)
siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM >75,
sedangkan 7 siswa (35,00%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan
nilai KKM ≤ 75 dan nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 73,54. Metode
menghafal yang dilakukan sudah dapat meningkatkan kemmapuan menghafal siswa
tetapi belum mencapai ketuntasan dengan nilai KKM > 75. Oleh karena itu,
peneliti akan melanjutkan penelitian ini pada tahap kedua (Siklus II).
e. Analisis Data
1) Reduksi Data
Reduksi data bertujuan untuk mentransformasikan data yang diperoleh dari
lapangan kedalam bentuk transkip catatan. Dari hasil tes belajar I diperoleh
bahwa masiih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam menghafal
pada materi surah Al-Bayyinah.
2) Memaparkan data
Data yang sudah direduksi kemudian dijelaskan dengan paparan data.
Berdasarkan tes hasil belajar siklus I diperoleh paparannya yang terdapat pada
tabel diatas. Dari tabel tersebut dapat diketahui dari 20 siswa terdapat 13 (65,00 %)
siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM >75,
sedangkan 7 siswa (35,00%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan
nilai KKM ≤ 75 dan nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 73,54.
3) Kesimpulan
Dari tes hasil belajar I diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil
belajar siswa dari tes sebelumnya adalah 56,25 menjadi 73,54. Dari hasil
observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I ini termasuk kategori rendah.
Hasil ini digunakan sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan tindakan pada siklus
II sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa.
f. Refleksi I
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghafal siswa
dari tes hasil belajar pada siklus I masih rendah dan masih terdapat siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan hafalan yang berkaitan dengan materi
surah Al-Bayyinah, yaitu 7 siswa dengan nilai
persentase 35,00 %. Selain itu,siswa juga
masih kesulitan dalam mejawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikakn kepada
mereka tentang surah
Al-Bayyinah.Sedangkan siswa yang mengalami ketuntasan nilai KKM > 75
berjumlah 13 orang dengan nilai
persentase 65,00 %.
Berdasarkan data tersebut,
maka perlu dilakukan
perbaikan tindakan unik siklus II.
3. Siklus II
a. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan pada siklus II adalah kesalahan-kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tes hasil belajar pada siklus I,
kendala yang ditemukan adalah:
1) Masih banyak siswa yang belum mampu menghafalkan dengan baik
potongan-potongan ayat dalam surah al-bayyinah.
2) Masih ada siswa yang kurang dalam mengartikan potongan ayat sehingga
kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan soal-soal dalam tes hasil belajar.
b. Perencanaan Tindakan
Untuk meningkatkan keberhasilan dan memperbaiki ketidaktuntasan belajar
yang terdapat pada siklus I, maka langkah-langkah yang ditempuh pada rencana
tindaakan II ini adalah:
1) Mengidentifikasi masalah yang
muncul pada siklus I dan mencari pemecahan masalah.
2) Guru memperbaiki dan mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi pembelajaran dengan menggunakan metode Ummi yang
akan digunakan dalam penelitian.
3) Mempersiapkan materi tetang surah Al-Bayyinah yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
4) Membuat lembar kerja siswa.
5) Memuat lembar observasi guru
dan siswa yang akan digunakan dalam penelitian.
6) Menyusun tes, untuk mengukur hasil belajar siswa selama tindakan
penelitian diterapkan.
7) Guru menyiapkan lembar wawancara
untuk siswa.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran yang dilakukan pada tindakan II ini, peneliti kembali
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Ummi dengan harapan
hasilnya akan lebih meningkat dari pada hasil yang diperoleh pada saat kegiatan
siklus I. Materi yang akan diajarkan
masih sama yaitu surah Al-Bayyinah.
Pertemuan II
Pertemuan II, sebagai tindakan II
yang dilakukan dengan berbagai perbaikan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan metode menghafal
kitabah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Menerapkan tindakan yang
mengacu pada RPP.
2) Guru memberi salam, berdo‟a dan
mengabsen siswa.
3) Guru menanayakan kondisi siswa dan kesiapan untuk mengikuti
pembelajaran.
4) Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran
yang akan dicapai.
5) Guru menjelaskan dan mengenalkan kembali metode Ummi agar lebih
memahami.
6) Guru mengajak siswa membaca
materi yang akan dibahas bersama-sama.
7) Guru meminta siswa mendengar mengikuti bacaan yang diputar
melalui kaset.
8) Guru menyimak hasil hafalan siswa untuk melihat kemampuan
siswa.
8) Guru mengajak siswa berdo‟a dan menutup pelajaran.
d. Observasi
Sama halnya pada siklus I, observasi pada siklus II dilakukan oleh guru tahfis kelas I MTs
Hidayatul Musthafawiyah sebagai observer mulai awal pelaksanaan tindakan
sampai akhir pelaksanaan pembelajaran
untuk melihat keterampilan
guru dalam mengajar
dan melihat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Berikut ini adalah hasil observasi pada siklus II ditujukan pada tabel berikut:
Tabel 12: Data hasil
observasi guru pada Siklus II kemampuan siswa menghafal
tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder
Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No |
Kegiatan |
1 |
2 |
3 |
4 |
A |
Membuka Pembelajaran |
|
|
|
|
1 |
Menarik perhatian
siswa |
|
|
|
ü |
2 |
Penampilan mengajar dan
mengambil posisi |
|
|
ü |
|
3 |
Memberi motivasi terhadap
siwa |
|
|
ü |
|
B |
Mengelola Kegiatan
Belajar Mengajar |
|
|
|
|
1 |
Menyediakan sumber belajar yang bersangkutan dengan materi surah Al-Bayyinah |
|
|
ü |
|
2 |
Menyampaikan materi
surah
Al-Bayyinah menggunakan metode menghafal kitabah dalam pembelajaran |
|
|
|
ü |
3 |
Memberi penguatan |
|
|
ü |
|
C |
Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar |
|
|
|
|
1 |
Mengatur penggunaan
waktu |
|
|
|
ü |
2 |
Mengorganisasikan murid |
|
|
ü |
|
3 |
Mengatur dan
memanfaatkan fasilitas belajar |
|
|
|
ü |
D |
Komunikasi Dengan Siswa |
|
|
|
|
1 |
Mengajak siswa membaca bersama untuk memperbaiki bacaan siswa
pada materi surah Al-Bayyinah menggunakan audio visual |
|
|
ü |
|
2 |
Menanggapi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam menghafal |
|
|
|
ü |
E |
Mengadakan
Evaluasi |
|
|
|
|
1 |
Memberikan
soal latihan tentang materi Surah Al-Bayyinah
|
|
|
ü |
|
2 |
Memberikan
waktu yang cukup pada saat evaluasi berlangsung |
|
|
|
ü |
3 |
Memberikan
penghargaan atau pujian |
|
|
ü |
|
Jumlah |
51 |
Dari hasil
pengamatan yang dilakukan
oleh guru kelas
I atau sebagai
observer terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
dengan jumlah skor 51 dan diperoleh nilai 85 % adalah kategori baik, dan telah
berhasil dengan nilai yang memuaskan, maka tidak perlu diadakan tindakan
lanjutan
Tabel
13: Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II kemampuan siswa
menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No |
Keterangan |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
Memperhatikan penjelasan guru saat memberikan penjelasan
tentang materi surah
Al-Bayyinah |
|
|
|
ü |
2 |
Menyelesaikan
tugas yang
diberikan
guru tentang
materi
surah Al-Bayyinah |
|
|
ü |
|
3 |
Keseriusan dalam menghafal pada materi surah
Al-bayyinah |
|
|
|
ü |
4 |
Aktif
dalam menjawab pertanyaan
guru |
|
|
ü |
|
5 |
Kemampuan menghafal dalam materi surah Al-Bayyinah |
|
|
ü |
|
Jumlah |
17 |
Dari
pengamatan nyang dilakukan terhadap aktivitas siswa adalah mendapat jumlah skor
17 dan diperoleh kategori nilai baik. Dengan begitu berarti sudah 85% kegiatan
aktivitas siswa pada saat belajar mengajar berlangsung. Dan hal ini sudah
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Beberapa hal pada siklus I diselesaikan
dengan baik pada siklus II.
Berikut
ini hasil tes siswa siklus II dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 14
: Data Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar II kemampuan siswa
menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder
Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Amirah
Inayah |
85 |
ü |
|
2 |
Anita
Sundari |
95 |
ü |
|
3 |
Ayu
Novita Sari |
85 |
ü |
|
4 |
Bunga
Lestari |
95 |
ü |
|
5 |
Devi
Anggraini |
80 |
ü |
|
6 |
Dian
Ramadayanti |
80 |
ü |
|
7 |
Dwi
Astuti |
70 |
|
ü |
8 |
Eka
Karmila Sari |
85 |
ü |
|
9 |
Husniah
|
80 |
ü |
|
10 |
Junita
|
75 |
ü |
|
11 |
Khirunnisa |
85 |
ü |
|
12 |
Kiky
Amelia |
75 |
ü |
|
13 |
Mirnawati |
70 |
|
ü |
14 |
Musdalifah |
85 |
ü |
|
15 |
Nur
Aini |
85 |
ü |
|
16 |
Nurul
Hasanah |
80 |
ü |
|
17 |
Rahmah |
60 |
|
ü |
18 |
Ririn |
80 |
ü |
|
19 |
Siska
Nurjanah |
80 |
ü |
|
20 |
Wahyuni |
75 |
ü |
|
Jumlah |
1.605 |
17 |
3 |
|
Rata – Rata |
80,25 |
85,00% |
15,00% |
|
Ketuntasan belajar klasikal |
83,33% |
|
|
Dari
tabel nilai diatas dapat diketahui kemampuan siswa dalam menghafal pada materi
surah Al-Bayyinah pada siklus II pertemuan terakhir lebih maningkat
dibandingkan dengan siklus I, ini terlihat dari 20 siswa terdapat 17 siswa
(85,00 %) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai KKM ≥ 75,
sedangkan 3siswa ( 15,00%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan
nilai KKM ≤ 75 dan nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 79. Maka dengan adanya
perbaikan pada siklus II telah mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa secara
klasikal.
e. Analisis Data
1) Reduksi data
Reduksi data bertujuan untuk mentransformasikan data yang
diperoleh dari lapangan ke dalam bentuk transkip catatan. Dari hasil tes belajar
II diperoleh bahwa kemampuan siswa sudah meningkat dan lebih aktif dibandingkan
dengan siklus I, ini terlihat dari hasil tes yang sudah dipaparkan.
2) Memaparkan data
Data yang sudah direduksi kemudian dijelaskan dengan
paparan data. Berdasarkan tes hasil belajar siklus II pada pertemuan kedua dari
tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi surah al-bayyinah pada tes siklus II pertemuan terakhir lebih
meningkat dibanding siklus I, ini terlihat dari 20 siswa terdapat 17 siswa
dengan nilai persentase 83,3 % yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar
siswa dengan nilai KKM ≥ 75, sedangkan 3 siswa dengan nilai persentase 15,00 %
belum mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa secara perseorangan dengan nilai
yang diperoleh di bawah nilai KKM ≤75, dan nilai rata-rata kelas yaitu 79,37
dan pembelajaran pada akhir siklus II telah mencapai ketuntasan belajar sswa
secara klasikal, maka pembelajaran dikatakan tuntas.
3) Kesimpulan
Dari tes hasil belajar II diperoleh peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar siswa dari tes sebelumnya adalah 65,00 menjadi 79,37.
Dari hasil observasi, kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
sebagai upaya meningkatkan kemampuan menghafal siswa pada materi surah Al-Bayyinah.
f. Refleksi
Dari hasil analilis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menghafal siswa pada siklus II ini lebih meningkat dibandingkan dengan siklus
I. Pada siklus II ini siswa lebih efektif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Ummi. Hal ini didasarkan pada hasil tes dan observasi yang
menunjukkan peningkatan semakin membaik dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Tes hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu dari tes awal yang 10%,
pada siklus I mnejadi 65,00% kemudian pada siklus II menjadi 85,00%. Dapat
disimpulkan bahwa persentase kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode menghafal kitabah pada siklus I,
siklus II mengalami peningkatan.
Selengkapnya rekapitulasi hasil belajar siswa pada pra tindakan, siklus I dan
siklus II
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Tindakan/Pree Test, Siklus I Dan Siklus II.
Tabel 15:
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswi kelas VII.A Putri Pada Pra Tindakan/Pree Test, Siklus I dan Siklus II
kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas VII.A Putri Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No |
Siklus |
Kumulatif Nilai |
Rata-rata |
Persentase ketuntasan |
1 |
Pra Tindakan |
1.101 |
55,05 |
15,00 |
2 |
Siklus I |
1.505 |
75,25 |
65,00 |
3 |
Siklus II |
1.605 |
80,25 |
85,00 |
Dengan
demikian, berdasarkan rekapitulasi hasil belajar tahfiz juz amma siswa pada
materi surah Al-Bayyinah telah sesuai dengan target yang ingin dicapai, karena
tingkat kemampuan menghafal siswa sudah tercapai, maka guru tidak melanjutkan
pada siklus berikutnya. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan
pembelajaran dengan metode Ummi dapat meningkatkan kemmapuan menghafal siswa.
C. Pembahasan
Penggunaan metode uadio
visual pada mata pelajaran Tahfiz Al-Qur‟an dapat meningkatkan kemampuan
menghafal siswa, khususnya pada materi surah Al-Bayyinah. Hal ini telah
dibuktikan dengan terlaksananya dan tercapainya hasil belajar siswa dikelas I MTs
Hidayatul Musthafawiyah.
Berdasarkan tes awal yang
diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode Ummi diperoleh nilai
rata-rata 56,25 terdapat 3 siswa dengan nilai
persentase 15% yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar
secara perseorangan dengan nilai KKM ≥75. Sedangkan 17 siswa dengan nilai
persentase 85% belum mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa
dengan nilai KKM ≤75, dari tingkatan ketuntasan klasikal yang diperoleh masih
tergolong sangat rendah. Maka
dari itu, pelaksanaan
metode audio
visual pada materi surah Al-Bayyinah yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menghafal siswa.
Diakhir
siklus I siswa diberikan tes hasil belajar I yang kemudian terdapat 13 siswa
dengan nilai persentase 65,00% yzng telah mencapai tingkat ketuntasan belajar,
sedangkan 7 siswa dengan nilai persentase 35,00% belum mencapai tingkat
ketuntasan belajar, dan nilai rata-ratanya 73,54. Dari tingkatan ketuntasan
klasikal yang diperoleh belum mencapai hasil yang memuaskan, maka pembelajaran
dilanjutkan pada siklus II. Kemudian
setelah diberikan tindakan pada siklus II, siswa kembali diberi tes hasil
belajar II yang kemudian diperoleh pada pertemuan II terdapat 17 siswa dengan
nilai persentase 85,00% yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar,
sedangkan 3 siswa dengan nilai persentase 15,00% dibawah tingkat ketuntasan
belajar. Dan nilai rata-rata 79,37, maka sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar
secara klasikal.
Dari hasil penelitian yang
telah dilaksanakan oleh peneliti terdapat kesulitan siswa yang belum menghafal materi surah Al-Bayyinah.
Oleh karena itu, dilaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemmapuan
menghafal siswa dengan menggunakan metode Ummi yang lebih efektif dan mampu
membangun kemampuan mengingat siswa yaitu dengan menggunakan audio
visual. Peningkatan
itu juga dapat
dilihat dari hasil
observasi yang dilakukan
pada saat kegiatan siklus I dan
siklus II berlangsung, berikut ini tabel observasi pengajaran pada siklus I dan
siklus II.
Tabel 16
: Hasil
Observasi Guru Siklus I dan Siklus II kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma
kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur
tahun 2022/2023
No |
Kegiatan |
Nilai Siklus I |
Nilai Siklus II |
|||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|||||
A |
Membuka Pembelajaran |
|
||||||||||
1 |
Menarik perhatian
siswa |
|
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|||
2 |
Penampilan mengajar dan
mengambil posisi |
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|
|||
3 |
Memberi motivasi terhadap
siwa |
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|
|||
B |
Mengelola Kegiatan
Belajar Mengajar |
|
||||||||||
1 |
Menyediakan sumber belajar yang bersangkutan dengan materi surah Al-Bayyinah |
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|
|||
2 |
Menyampaikan materi
surah
Al-Bayyinah menggunakan metode menghafal kitabah dalam pembelajaran |
|
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|||
3 |
Memberi penguatan |
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|
|||
C |
Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar |
|
||||||||||
1 |
Mengatur penggunaan
waktu |
|
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|||
2 |
Mengorganisasikan murid |
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|
|||
3 |
Mengatur dan
memanfaatkan fasilitas belajar |
ü |
|
|
|
|
|
|
ü |
|||
D |
Komunikasi Dengan Siswa |
|
|
|||||||||
1 |
Mengajak siswa membaca bersama untuk memperbaiki bacaan siswa
pada materi surah Al-Bayyinah menggunakan audio visual |
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|
|||
2 |
Menanggapi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam menghafal |
|
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|||
3 |
Mengembangkan
hafalan siswa |
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|
|||
E |
Mengadakan
Evaluasi |
|
|
|||||||||
1 |
Memberikan
soal latihan tentang materi Surah Al-Bayyinah
|
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|
|||
2 |
Memberikan
waktu yang cukup pada saat evaluasi berlangsung |
|
|
|
ü |
|
|
|
ü |
|||
3 |
Memberikan
penghargaan atau pujian |
|
ü |
|
|
|
|
ü |
|
|||
Jumlah |
1 |
12 |
18 |
12 |
- |
- |
27 |
24 |
||||
Total |
42 = 70% |
51 = 85% |
||||||||||
Gambar II.
Diagram
Persentase Observasi Guru Pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar tabel diatas dan diagram
diperoleh hasil perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan
siklus II. Dimana siklus I mendapat 70% dan siklus II 85%, selisih peningkatan siklus I dan siklus II yaitu
15%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan dalam proses
pembelajaran.
Dibawah ini adalah tabel dan diagram
perbandingan dari jumlah, rata-rata, tuntas dan tidak tuntas dari pree test,
siklus I dan siklus II.
Tabel 17
: Peningkatan
Nilai Rata-Rata, Persentase Jumlah Siswa, Tuntas dan Tidak Tuntas
kemampuan siswa menghafal tahfiz juz amma kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023
No Urut |
Nama Siswa |
Pree Test |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Amirah
Inayah |
65 |
80 |
85 |
2 |
Anita
Sundari |
80 |
85 |
95 |
3 |
Ayu Novita
Sari |
50 |
80 |
85 |
4 |
Bunga
Lestari |
85 |
90 |
95 |
5 |
Devi
Anggraini |
45 |
75 |
80 |
6 |
Dian
Ramadayanti |
55 |
80 |
80 |
7 |
Dwi
Astuti |
40 |
70 |
70 |
8 |
Eka
Karmila Sari |
55 |
85 |
85 |
9 |
Husniah
|
45 |
60 |
80 |
10 |
Junita
|
55 |
65 |
75 |
11 |
Khirunnisa |
50 |
80 |
85 |
12 |
Kiky
Amelia |
76 |
65 |
75 |
13 |
Mirnawati |
50 |
70 |
70 |
14 |
Musdalifah |
55 |
85 |
85 |
15 |
Nur
Aini |
40 |
75 |
85 |
16 |
Nurul
Hasanah |
65 |
80 |
80 |
17 |
Rahmah |
30 |
60 |
60 |
18 |
Ririn |
40 |
75 |
80 |
19 |
Siska
Nurjanah |
65 |
70 |
80 |
20 |
Wahyuni |
55 |
75 |
75 |
|
Jumlah |
1.101 |
1.505 |
1.605 |
Rata-rata |
55,05 |
75,25 |
80,25 |
|
Tuntas |
15,00% |
65,00% |
85,00% |
|
Belum Tuntas |
85,00% |
35,00% |
15,00% |
Gambar III.
Diagram Persentase Nilai
Rata-Rata, Jumlah Siswa Yang Tuntas dan Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas Pada
Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Diagram diatas menunjukkan
peningkatan yang terjadi dari mulai pree test, siklus I dan siklus II. Adapun hasil
dari pree test rata-ratanya adalah 55,05 dengan jumlah siswa yang
tuntas 3 siswa (15%) dan yang belum tuntas 17 siswa (85%). Namun setelah
diadakannya tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode Ummi nilai
rata-rata meningkat menjadi 75,25 dengan jumlah siswa yang
tuntas 13 siswa (65,00%) dan yang belum tuntas 7 siswa (35,00%). Setelah diadakan tindakan
perbaikan pada siklus II masih dengan menggunakan metode Ummi nilai rata-rata
meningkat menjadi 80,25 dengan jumlah
siswa yang tuntas
17 siswa (85,00%) dan
yang belum tuntas
3 siswa (15,00%).
Berdasarkan peningkatan yang
terjadi mulai siklus I dan siklus II membuktikan bahwa metode Ummi berhasil
meningkatkan kemampuan menghafal siswa dalam materi surah Al-Bayyinah pada mata
pelajaran tahfiz juz amma. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode Ummi berhasil
diterapkan pada siswa kelas I Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Moder Darussalam Sungai Mancur tahun 2022/2023.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada pokok pembahasan bab di atas mengenai kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal juz ‘amma siswa di
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam Sungai Mancur Kabupaten
Bungo Jambi dapatlah penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Sebelum diterapkan metode Ummi pada mata pelajaran tahfiz juz amma
di kelas I Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darussalam Sungai Mancur
Tahun Ajaran 2022-2023 berdasarkan hasil tes awal masih dibawah KKM yaitu 55,05
hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menghafal masih rendah yang berpengaruh
pada tingkat ketuntasan siswa.
2.
Penggunaan metode Ummi dapat meninkatkan kemampuan menghafal siswa
secara signifikan dimana diketahui dari peningkatan nilai rata-rata. Pra
tindakan diperoleh nilai rata-rata sebesar 55,05 dengan siswa yang memenuhi
standar KKM sebanyak 3 siswa (15,00%). Di siklus I terjadi peningkatan nilai sebanyak 17,29 rata-rata
dari 56,25 (pra tindakan) menjadi 65,00 (siklus I) dengan siswa yang memenuhi
standar KKM sebanyak 13 siswa (65,00%). Pada siklus II diperoleh peningkatan
sebanyak 80,25 dari 85,00 (siklus I) menjadi 79,37 (siklus II) dengan siswa
yang memenui standar KKM sebanyak 17 siswa (85,00).
B. Saran
Pelaksanaan pembelajaran
hafalan juz amma di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darus Salam
Sungai Mancur Kabupaten Bungo Jambi sudah berjalan dengan baik, namun perlu
adanya peningkatan, baik dari kepala sekolah, guru mapun siswa itu sendiri. Untuk
itu sedikit penulis memberikan saran diantaranya:
70
1.
Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah dalam hal ini adalah orang yang memegang peran dalam
membuat dan mengatur semua aktivitas di sekolah, tak terkecuali dalam menyusun
program. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah kemampuan guru dan cara
mendidik guru kepada siswa perlu diawasi, sejauh mana kompetensi guru dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban seorang, dan tentunnya juga harus
memperhatikan sarana dan prasarana pendukung dalam sebuah program di sekolah.
2.
Bagi guru Tahfiz
Keberhasilan seorang guru sebagai
pendidik bukan hanyak dilihat dari kepegawaian guru dalam memilih dan
melaksanakan tugas, namun jauh lebih dari itu, guru tentunya menjadi suri
tauladan bagi siswa-siswi. Oleh karenanya, bagi seorang guru tidak lepas hanya
tugas mengajar saja, namun perlu adanya perhatian dan bimbingan berkelanjutan
kepada siswa.
3.
Bagi siswa
Bagi siswi khusus kelas VII.A
hendaklah selalu giat dalam belajar, terutama dalam menghafal juz amma, karena
menghafal juz amma adalah bekal kalian nanti jika sudah terjun di masyarakat,
kalian harus siap pakai dalam mengemban dakwah baik itu menjadi imam, memimpin
tahlil dan doa serta lain sebagainya.
C. Kata Penutup
Alhamdulilah, berkat segala limpahan rahmat
dan hidayahnya Allah SWT, penulis dapat menyelesaiakan tugas akhir ini, meski
disana terdapat hambatan yang penulis lalui, namun penulis dapat mengarungi
dengan sabar dan ikhlas. Penulis sangat
berterima kasih kepada kedua pembimbing yang penuh kasih sayang dan
sabar serta ikhlas dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiyah
ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya
ilmiyah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis sangat
mengharap kepada semua pembaca kritik dan sarannya untuk kesempurnaan karya
ilmiyah ini.
Akhirnya penulis haturkan kehadirat Allah
SWT, Alhamdulilah penulis dapat menyelasikan karya ilmiyah ini. Semoga karya
ilmiyah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin ya
robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, (Jakarta : Depag RI),
2012
Al-Hafidz, Ahsin Wijaya, Bimbingan praktis menghafal
Al-Qur’an (Jakarta : Amzah), 2018
Amin Suma, Muhammad, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an,
(Banjar Masin: Pustaka Firdaus), 2011
Arikunto, Suharmini, Dasar-dasar evaluasi pendidikan,
cetakan ke-9 (Jakarta : Bumi Aksara), 2019
As-Syilasyabi, Abu Yahya, Cara Mudah Membaca Al-Qur’an
Sesuai Kaidah Tajwid. (Yogyakarta : Daar Ibn Hazm), 2017
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan anak didik dalam
interaksi edukatif, cetakan ke-2 (Jakarta : Rineka cipta), 2015
Djoko Adi Wulajo, “Kreativitas” Artikel (online),
http//lead.sabda.org/ mengajar yang kreatif.) diakses pada 23 Juni 2022 pukul
19:15 WIB
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.
(Bandung : Remaja Rosda Karya), 2014
Mahrus As’ad, dkk, Ayo Memahami Al-Qur’an Dan Hadits Untuk
MTs/SMP, (Jakarta : Erlangga), 2018
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah.
(Jambi: Sulthan Thaha Press), 2017
Qasim, Amjad, Hafal Al-Qur’an Dalam Satu Bulan, (Jawa
Timur, Qiblat Press), 2018
Rahma Fitri Wahadati, Jurnal “Aplikasi menghafal juz ‘amma
digital menggunakan construct 2” : (Jakarta : Renika Cipta), 2017
Satori dan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Alfabeta), 2013
Singarimbun dan Effendi, Metode Penelitian Survey,
(Jakarta : PT. Pustaka LP3ES. Simamora, Bilson), 2016
Sugiyono, Memahami Penelitian Kwualitatif, (Bandung :
Alpabet), 2013
Syaiful Sagala, Kemampuan professional guru dan tenaga
kependidikan, (Bandung : Alfaabet), 2011
Talajan, Guntur, Menumbuhkan kreativitas dan prestasi guru,
cetakan ke-1, (Yogyakarta : Laksbang Pressindo), 2012
Wiwi Alawiyah Wahid, Panduan Menghafal Al-Qur’an Super
Kilat. (Yogyakarta : Diva Press), 2015
Zuhaili, Muhammad, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini.
Jakarta : Baadilah Press), 2012