Selasa, 26 Juli 2022

 

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MELALUI PEMBINAAN KETARAMPILAN KEISLAMAN DI PONDOK PESANTREN ASWAJA 

DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN JUJUHAN 

KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

 

SKRIPSI

 

 

 

 

 

 

RUSMI

NIM. 201180162

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2022

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                       

 

 

 

 

 

PERNYATAAN ORISINILITAS

 

            Saya meyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil dari karya saya sendiri.

            Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

            Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau berindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

 

Jambi,      Januari 2022

Penulis

 

 

 

Rusmi

NIM: 201180162

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERSEMBAHAN

 

 

Skripsi ini penulis persembahkan terkhusus kepada kedua orang tuaku ayah M. Yusuf. D Ibu ku Siti Fatimah yang telah mengasihiku dari  kecil hingga sekarang, kasihnya tiada terhingga sayanganya tak kan terbalas, semoga kedua orang tua ku selalu deberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT, Amin. Untuk saudadara-saudari ku Siti Aminah, Ade Sutra, Muhammad Kosdi, Siti Maryam, dan Adinda Lutfia Ananda yang telah memberi motivasi yang sangat luar biasa hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh dorongan dan semangat yang tinggi Serta guru-guruku yang mengajarkanku berbagai ilmu pengetahuan dan kepada seluruh teman-teman ku seperjuangan terima kasih yang tak terhingga penulis curahkan buat kalian semua.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MOTTO

 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (فصلت:33)

Artinya: “ Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata,” sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)”.( Q.S Al-fussilat;33)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

Alhamdulillah Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam semesta ini, dan yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : “Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Melalui Pembinaan Ketarampilan Keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis meyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1.  Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A, Ph.D. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2.  Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.,M. El selaku Wakil Rektor I, Dr.As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II dan Dr.Bahrul Ulum, S.Ag, MA  Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3.  Dr. Hj. Fadillah, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

4.  Dr. Risnita, M.Pd. selaku Wakil Dekan I, , Bapak Dr.Najmul Hayatl, S.Ag. M. Pd.I. Selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Yusria, S. Ag, M.Ag. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5.  Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Habib Muhammad, S.Ag, M.Ag. Selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam.

6.  Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I Selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7.  Ibu Habib Muhammad, M.Ag Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8.  Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, karyawan dan karyawati serta segenap Aktivitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan..

9.  Kepala dan majlis guru serta siswa pondok pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

10.  Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta segenap karyawan-karyawati.

11.  Teman-teman seperjuangan yang ikut memberikan perhatian dan partisipasinya dalam menulis skripsi ini.

12.  Serta kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terimakasih.

 

            Kemudian sebagai karya manusia tentu skripsi ini ada terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca diharapkan kesediaannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifat kontribusi membangun, seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

Jambi,      Januari 2022

Penulis

 

 

 

Rusmi

NIM: 201180162

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

 

Nama / NIM

:

Rusmi / 201180162

Program Studi

:

Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi

:

Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Melalui Pembinaan Ketarampilan Keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

 

Lingkungan pondok pesantren merupakan lingkungan yang cocok sebagai wahana santri dalam mengembangkan potensi diri baik dari segi spiritual maupun intelektual dirinya. Penelitian ini bertujuan agar siswa menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan, sebagai buah dari keaktifannya mengikuti suatu kegiatan ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dapat membiasakan siswa terampil mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan suatu gejala sosial dan bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Peneliti menggunakan desain penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui dan memberikan gambaran secara apa adanya mengenai pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Adapun pokok permasalahannya adalah :(1) bentuk-bentuk kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman, (2) pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman, serta (3) hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan ektrakurikuler siswa dapat terampil dengan bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dikalang sekolah maupun di masyarakat.

 

Kata Kunci: Ektrakurikuler, Pembinaan, Pondok Pesantren Aswaja

 

 

DAFTAR ISI

 

 

SAMPUL HALAMAN ..................................................................................

i

NOTA DINAS ...............................................................................................

ii

PENGESAHAN ............................................................................................

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ...............................................................

v

PERSEMBAHAN .........................................................................................

vi

MOTTO .........................................................................................................

vii

ABSTRAK .....................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xi

DAFTAR  TABEL .........................................................................................

xiii

 

BAB  I PENDAHULUAN

 

 

A. Latar  Belakang Masalah ............................................................

1

 

B. Rumusan Masalah .......................................................................

8

 

C. Batasan Masalah .........................................................................

9

 

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................

9

 

BAB II  KERANGKA TEORI

 

 

A. Kajian Teoritik ............................................................................

11

 

 

1. Pengertian Ekstrakurikuler .....................................................

11

 

 

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler ....

13

 

 

3. Tujuan Ekstrakurikuler ..........................................................

18

 

 

4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ..............................................

20

 

B. Studi Relevan ..............................................................................

22

 

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

 

 

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ..............................................

24

 

B. Setting dan Subjek Penelitian ......................................................

25

 

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................

27

 

D. Metode Pengumpulan Data .........................................................

28

 

E. Teknik Analisis Data ...................................................................

30

 

F. Triangulasi Pemerikasaan Keabsahan Data .................................

32

 

G.  Jadwal Penelitian ........................................................................

33

 

 

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

 

A. Temuan Umum

35

 

 

1. Historis Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ...............

35

 

 

2. Geografis Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang.............

35

 

 

3.  Struktur Organisasi Pondok Pesantren Aswaja .....................

36

 

 

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa Pondok Pesantren Aswaja .................................................................................

 

38

 

 

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Aswaja ...

39

 

B. Temuan Khusus ..........................................................................

42

 

 

1.Bentuk-bentuk Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi......................................

 

 

 

42

 

 

2. Pelaksanaan kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.....................................................................

 

 

 

49

 

 

3. Hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi........................................

 

 

 

55

 

BAB V PENUTUP

 

 

A. Kesimpulan .................................................................................

60

 

B. Saran-saran ..................................................................................

61

 

C. Kata Penutup ...............................................................................

62

 

 

- Daftar Pusta

- Lampiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

No

Jenis Tabel

Hal

      1.             

Jadwal Penelitian ...................................................................................

34

      2.             

Struktur organisasi Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

 

37

      3.             

Keadaan guru, karyawan Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi tahun ajaran 2021-2022 .............................................................................................

 

 

38

      4.             

Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022 ..............................................

 

39

      5.             

Keadaan sarana pembelajaran Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022 ..........................................................

 

41

      6.             

Keadaan prasarana pembelajaran Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022 ..........................................................

 

41

      7.             

Jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun 2021/2022 ....................................................................................

 

51

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Lingkungan pondok pesantren merupakan lingkungan yang cocok sebagai wahana santri dalam mengembangkan potensi diri baik dari segi spiritual maupun intelektual dirinya. Didalamnya juga sarana yang tepat dalam rangka pembinaan kepribadian para santri. Pondok pesantren selain merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, juga menjadi pusat kegiatan pendidikan yang telah berhasil menanamkan semangat kewiraswastaan, kemandirian, kepribadian, dan patriotik.

Secara filosofis bahwa landasan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai dalam tujuan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Secara Teoritis ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.

Secara Faktual bahwa keaktifan dan keterlibatan siswa dalam suatu organisasi atau kegiatan yang diikutinya merupakan gambaran perkembangan sosial siswa tersebut. (Roni Nasrudin, 2010:18). Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memiliki hal-hal berikut ini.

1

1)  Keikutsertaan atau keterlibatan pada salah satu organisasi dalam hal ini adalah salah satu unit kegiatan ekstrakurikuler.

2)  Adanya peranan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, meliputi posisi mereka dalam struktur berorganisasi dan tanggung jawab serta loyalitas terhadap kegiatan.

3)  Adanya tujuan yang jelas dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik tujuan yang bersifat kepentingan pribadi, sosial maupun akademis.

4)  Adanya manfaat yang mereka rasakan dari kegiatan yang mereka ikuti, baik manfaat yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis.

5) Adanya dukungan dalam keikutsertaan siswa pada kegiatan yang mereka dikuti, baik itu dukungan diri sendiri, guru, maupun teman.

6)   Adanya prestasi yang pernah diraih. (Roni Nasrudin, 2010:18).

 

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. (Wahyuddin Nur, 2017; hal. 79). Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler memiliki makna dan tujuan yang sama. Seringkali kegiatan kokurikuler disebut juga sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan mereka lebih menyukai dengan sebutan kegiatan ekstakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler bertjuan untuk mendidik para siswa agar terampil dan mampu berbicara di depan khalayak untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam di hadapan umum dengan penuh percaya diri. Firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 100 yang berbunyi:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ.....  (ال عمران : 110)

 

Artinya: Kamu (umat islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ( Q.S Ali Imran; 110)

 

 Ayat di atas mejelaskan bahawa untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat islam yang bergerak dalam bidang dakwah. Karena pada ayat ini diperintahkan agar supaya diantara umat islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebaikan menyeru kepada yang makruf (baik), dan mencegah dari yang mungkar (keji). Jelas ayat diatas memerintahkan kepada umat islam untuk menjadi umat yang pandai menyampaikan, mengajak, menyeru dan mencegah kepada kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar. Artinya umat harus pandai menyampaikan dengan bahasa yang baik dan santun agar orang lain dapat menerima seruan itu dengan baik. Salah satu cara untuk menyeru pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran yaitu di adakannya kegiataan muhadharah dalam dunia pendidikan

Kegiatan ekstrakurikuler secara langsung dapat mempengaruhi motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dalam kelas maupun diluar, dengan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berarti sudah melatih siswa untuk berani dan mau menunjukkan bakat dan keinginan yang tersimpan dalam dirinya. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang diikuti oleh para siswa diharapkan dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang sering muncul dalam proses pembelajaran dikelas, masalah tersebut antara lain: Siswa kurang aktif dalam kelas, cenderung pasif dan menanti perintah dari guru, kurangnya motivasi belajar bagi siswa, kurang mampu menerima pelajaran dengan baik, prestasi belajar siswa kurang memuaskan, karena belum sesuai dengan harapan pembelajaran

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. (Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2013). Dalam kegiatan eksrakurikuler inilah para santri dapat mengasah dan mengaplikasikan nilai-nilai kepribadian dengan lebih kompleks jika dibandingkan ketika mereka berada di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan penting kegiatan ekstrakurikuler ini adalah sebagai wahana pengembangan diri para santri. Karena dalam aplikasinya, semua kegiatan ekstrakurikuler yang ada membutuhkan komunikasi satu dengan yang lainnya. Mereka akan belajar bagaimana cara bersosialisasi, bermasyarakat, bertanggung jawab, bersikap, dan bertindak

Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler merupakan kegiatan terkoordinasi, terarah, dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, untuk mendukung pencapaian tujuan kurikulum. Yang dimaksud kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah di tentukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.

Secara teori ekstrakulikuler membutuhkan semangat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Pengertian ekstrakurikuler dapat ditemukan dalam panduan pengembangan diri yang diterbitkan oleh departemen Pendidikan Nasional. Ekstrakurikuler adalah kegiatan Pendidikan di luar jam mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. (Kompri, 2007:213)

 Abdul Rachman saleh juga mendefinisikan bahwa “program ekstra kurikuler merupakan kegiatan  pembelajaran   yang diselenggarakan  di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembinaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang”.( Abdul Rachman   Saleh, 2006:70).

Ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai peranan utama sebagai berikut :

1)        Memperdalam   dan   memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan   dengan   mata   pelajaran   sesuai dengan program kurikulum yang ada.

2)        Melengkapi    upaya    pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai- nilai kepribadian para siswa

3)      Membina  serta  meningkatkan  bakat, minat dan keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah kemampuan    mandiri,    percaya    diri    dan kreatif. (Winarno,2017:6).

Dalam lingkup dunia persekolahan, program ekstrakurikuler (ekskul) menjadi bagian penting dari  suatu  sekolah.  Bahkan  dapat  menjadi  ciri khas  sekolah,  dan  dapat  dijadikan  daya  tarik untuk meraih calon siswa baru.

Program ekstrakurikuler, dapat membentuk behaviour action. Siswa menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan, sebagai buah dari keaktifannya mengikuti suatu kegiatan ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dapat membiasakan siswa terampil mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya. Perlu dicatat, pembiasaan itu tidak didapatkan dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas.

Melalui   kegiatan   ekstrakurikuler   nantinya siswa diharapkan bisa melatih dirinya agar benar- benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial, sesuai dengan kapasitasnya sebagai insan terpelajar, dan jika benar-benar digalakkan sesuai esensinya, semua jenis kegiatan ekstrakurikuler mengarah pada apresiasi berbagai pengetahuan yang diserap siswa. Dalam hal ini, pendidikan di sekolah dan luar sekolah, serta pendidikan da lam keluarga maupun luar keluarga harus bersinergi. (Indra Djati Sidi, 2013:12).

            Setiap sekolah mempunyai budaya berbeda-beda yang harus dipahami dan dilibatkan dalam proses peningkatan mutu. Agar perubahan peningkatan mutu yang terjadi bisa berlangsung terus-menerus, maka pegembangan kultur sekolah harus diperbaiki. budaya sekolah akan menjelaskan bagaimana sekolah berfungsi dengan segala internal yang terjadi. Sekolah harus berusaha memperkuat budaya yang positif dan menghilangkan budaya yang negatif. Dengan memahami dan mengembangkan budaya sekolah yang positif  dan mengurangi yang negatif.

            Salah satu budaya sekolah yang harus dikembangkan adalah ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler bagi siswa sedikit banyak akan mempengaruhi hasil belajarnya dan kedisiplinan ini harus dimulai dari guru sebagai teladan yang utama. Contohnya seorang siswa yang memiliki minat belajar tinggi kemudian memiliki guru yang malas-malasan pergi mengajar, masuk ke dalam kelas tidak tepat waktu, tidak memiliki kemampuan akademis yang cukup untuk ditransfer ke anak didik, otomatis minat belajar akan menurun. Prilaku minat belajar yang rendah dari siswa tidak jarang dikarenakan dari pengaruh guru yang kurang memberikan dorongan atau motivasi bagi anak didiknya.

Keberadaan guru dan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran, siswa sebagai subjek belajar yang berkembang dan hasil siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor penentu terhadap keberhasilan dan kegagalan pembelajaran adalah kurangnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Ekstrakurikuler sekolah bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi siswa untuk mencaPendidikan Agama Islam tujuan pembelajaran.

            Kegiatan pendidikan formal dikemas dalam bentuk kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kurikuler dan kokurikuler telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memfokuskan pada  pembelajaran klasikal baik dalam kelas maupun di luar kelas. Namun pada sisi lain, ekstrakurikuler juga harus berjalan sesuai dengan standar yang ada. Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat ditemukan dalam program pengembangan diri. (Anonim, 2009:12). Dalam panduan tersebut dijelaskan bahwa pengembangan diri terdiri dari dua jenis kegiatan yaitu bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, secara sederhana dapat mendatangkan manfaat terhadap, siswa, masyarakat, dan sekolah. Dengan manfaat tersebut, sekolah bisa menjadi lebih terkenal dan populer dan bahkan bisa dijadikan sebagai tempat promosi sekolah kepada masyarakat.

Program ekstrakurikuler, dapat membentuk behaviour action. Siswa menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan, sebagai buah dari keaktifannya mengikuti suatu kegiatan ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dapat membiasakan siswa terampil mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya. Perlu dicatat, pembiasaan itu tidak didapatkan dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler nantinya siswa bisa melatih dirinya agar benar- benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial, sesuai dengan kapasitasnya sebagai insan terpelajar, dan jika benar-benar digalakkan sesuai esensinya, semua jenis kegiatan ekstrakurikuler mengarah pada apresiasi berbagai pengetahuan yang diserap siswa. Dalam hal ini, pendidikan di sekolah dan luar sekolah, serta pendidikan da lam keluarga maupun luar keluarga harus bersinergi.

Studi awal penulis di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi  dimana ada tingkat kesadaran siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sangatlah rendah, dimana saat kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah banyaknya siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dibuat oleh guru. Hal ini perlu adanya bimbingan dari guru agar siswa dapat mengikuti kegiatan tersebut. Pada sisi lain juga siswa kurang termotivasi saat mengikuti ekstrakurikuler diluar jam pelajaran. Kenyataannya  guru masih rendahnya memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga perlu adanya upaya dari untuk memberikan kesadaran kepada siswa untuk melakukan Kegiatan ekstrakurikuler khususnya kegiatan ekstrakurikuler Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Hasil obeservasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dimana kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, seperti pembinaan Tilawah al-Quran, Ceramah Keagamaan (muhadharah), Seni Rebana (Marawis, Samroh, Hadroh, Qasidah dan Rebana. Namun masih terdapat siswa atau santri yang tidak antusias mengikuti program ekstrakurikuler yang telah ditetapkan oleh pondok Pesantren Aswaja. Kondisi ini membuat para guru perlu adanya penamaman kesadaran bagi siswa akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler  kepada siswa untuk mengikuti kegiatan tersebut, karena hal ini dapat membantu siswa untuk menambah wawasan bagi mereka dalam belajar. (Observasi, 09 Agustus 2021).

Salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

 

 

 

 

 

 

 

 

(Dukmentasi: Ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang)

 

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian skripsi yang diberi judul “Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Melalui Pembinaan Ketarampilan Keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”.

 

B.     Rumusan Masalah

       Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah pokok yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1.      Apa saja bentuk-bentuk Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

2.      Bagaimana pelaksanaan kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?

3.      Bagaimana hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?

 

C.    Batasan Masalah

       Penelitian ini memfokuskan kajian tentang Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Penelitian ini terfokus pada kegiatan yang dilakukan oleh sekolah secara rutin dan berkelanjutan melalui guru Pendidikan Agama Islam dalam membangun karakter keagamaan. Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi seperti pembimbingan penyelenggaraan Baca Tulis al-Quran (BTQ), Tahfidz al-Quran, Pembinaan Tilawah al-Quran, Ceramah Keagamaan (muhadharah), Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah, rebana dan ceramah agama yang dikembangkan di sekolah pada luar jam pelajaran.

                            

D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.      Tujuan Penelitian

a)      Ingin mengetahui bentuk-bentuk Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

b)      Ingin mengetahui pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

c)      Ingin mengetahui hasil yang dicapai siswa dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

2.    Kegunaan Penelitian         

a.       Untuk menambah wawasan berpikir dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis mengenai pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan Ketarampilan Keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

b.      Untuk memberikan sumbang pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

c.       Untuk syarat guna mencapai gelar Sarjana Strata (S1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KERANGKA TEORI

 

 

A. Kajian Teoritik

       Berdasarkan fokus permasalahan di atas maka penulis memerlukan beberapa pendapat para ahli atau ide-ide pemikiran dengan sumber rujukan yang ada dan pokok permasalahan yang diteliti, oleh karenanya penulis akan mengemukakan beberapa defenisi-defenisi yang berkaitan dengan pokok penelitian yaitu tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam memotivasi siswa untuk melakukan Kegiatan Ekstra Kurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi sebagai berikut:

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Istilah ekstrakurikuler terdiri atas dua kata yaitu “ekstra” dan “kurikuler” yang digabungkan menjadi satu kata “ekstrakurikuler”. Dalam bahasa Inggris disebut dengan extracurricular dan memiliki arti di luar rencana pelajaran. (M. Echols 1992;227) Secara terminologi sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan factor minat dan bakat siswa. (http:// penelitian tindakan kelas. blogspot. Com. ekstrakurikuler, 11September 2021).

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya. (Wiyani, 2013:107, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016)

11

Kegiatan ekstrakurikuler diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang di lakukan diluar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilakukan di dalam maupun luar lingkungan sekolah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menginternalisasi nilai-nilai, aturan agama dan norma-norma sosial. (Novan Ardy Wiyani (2013 : 108, Jurnal Pendidikan Model Ektrakurikuler: Volume II, Nomor 04, Agustus 2008)

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1998: 6).

8

Menurut Direktorat Pendidikan menengah Kejuruan definisi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan  dan  kemampuan  yang  telah  dipelajari  dari  berbagai  mata pelajaran  dan  kurikulum. (Suryosubroto, 2002; 271)

Menurut Yudha M. Saputra (1998: 6), menjelaskan bahwa kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler memiliki makna dan tujuan yang sama. Seringkali kegiatan korikuler disebut juga sebagai kegiatanekstrakurikuler. Bahkan mereka lebih menyukai dengan sebutan kegiatan ekstakurikuler. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 7). Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau “merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yangwajib”. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain untuk mempertunjukkan pada orang tua dan temanteman apa yang mereka sedang pelajari.

Berdasarkan pengertian tentang ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang berada diluar jam pelajaran yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal pembentukan kepribadian para siswa.

An-Nahlawi mengemukakan bahwa kegiatan ektra kurikuler merupakan kegiatan tambahan yang merupakan bagian dari pelajaran di sekolah dan kelulusan siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam kegiatan Ekstra Kurikuler. Jelas, Ekstra Kurikuler juga merupakan majlis yang akan sangat berguna apabila dikuti. Selain merupakan kegiatan yang dapat memberi kelapangan dari Allah dan mengangkat derajat para siswa yang mengikutinya, kegiatan Ekstra Kurikuler juga merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program pelajaran yang biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. (An-Nahlawi, 1989, hlm. 56).

Hal yang paling penting untuk mempertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah isi dari pengembangan itu sendiri. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 11-13), menjelaskan tiga isi pengembangan program yaitu ; a). Rancangan Kegiatan, b). Tujuan Sekolah, dan c) Fungsi Kegiatan.

Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. (Moh. Uzer Usman, ddk, 1993, hlm. 22).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat dimaknai bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan peserta didik. Inilah makna secara sederhana yang bisa dipahami dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli.

 

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler

        Pada   umumnya   prinsip   pelaksanaan   kegiatan   ekstrakurikuler keagamaan dilakukan diluar jam pelajaran, dan merupakan serangkaian program yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler.  Prinsip-prinsip  program  ekstrakurikuler  adalah:

a.       Semua peserta didik, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

b.      Kerjasama tim adalah fundamental.

c.       Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.

d.      Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.

e.       Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

f.        Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

g.      Program dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.

h.      Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas juga memberikan sumber motivasi bagi kegiatan peserta didik.

i.        Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah,  (Suryosubroto, 2002;275-276)

   

    Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut.

  1. Segala kegiatan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak.
  2. Harus ada keseuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat.
  3. Harus sesuai dengan karakteristik anak.
  4. Harus selalu mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Yudha M. Saputra, 1998;10)

 

Pengembangan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan bagian dari proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicaPendidikan Agama Islam tidak semata-mata terampil dalam berbagai kegiatan, namun lebih menitik beratkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Prinsip Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren adalah:

1)    Bersifat individual, yaitu dikembangkan sesai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing;

2)    Bersifat wajib bagi peserta didik yang belum menguasai kompetensi Pendidikan Agama Islam tertentu.

3)    Partisipasi aktif, yaitu menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing;

4)    Menyenangkan, yaitu dilaksanakan dalam suasana yang mengembirakan peserta didik;

5)    Membangun etos kerja, yaitu dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan giat dan baik.

6)    Kemanfaatan sosial, yaitu dikembangkan dan dilaksanakan bagi peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat. (Aqip, 2011:68)

 

       Dari prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler diatas dapatlah dipahami bahwa pada dasarnya prinsi ekstrakurikuler adalah  proses yang menyangkut banyak faktor di samping keempat hal tersebut di atas, masih banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya: siapa yang terlibat dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler (guru, pembina dan pelatih); bagaimana proses pelaksanaanya (di luar jam pelajaran intrakurikuler); apa tujuanya (pengayaan dan perbaikan); dan kepada siapa program ini ditunjukkan (anak didik).

           Dalam upaya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak sekali hambatan dan permasalahan yang harus dihadapi baik terhadap SDM, sarana dan dana, tingkat kepedulian orang tua daan masyarakat maupun petunjuk pelaksanaan ekstra kurikuler itu sendiri sehingga kegiatan ekstra kurikuler di sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya, apalagi saat ini siswa dituntut untuk belajar penuh pagi dan sore. Sehingga hendaknya selain unsur penilaian positif mengenai ekstrakurikuler itu sendiri, maka beberapa kajian seperti tersebut diatas hendaklah menjadi suatu hal yang patut dicermati. (Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, Jurnal Penddidkkan. Kepelatihan. http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/ presiden--bentuk-karakter-bangsa-09September 2021. Pukul: 20.49 WIB). Hal yang paling penting untuk mempertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah isi dari pengembangan itu sendiri. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 11-13), menjelaskan tiga isi pengembangan program sebagai berikut.

a) Rancangan Kegiatan

       Program kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah serangkaian kegiatan dalam berbagai unit kegiatan untuk satu catur wulan. Titik pusat kegiatan bukan hanya memuat tentang pentingya program itu sendiri, namun merupakan perpaduan dari pengalaman belajar. Rencana belajar menunjuk pada strategi dan prosedur membina bagi kemudahan anak belajar. (Lutan, 1986;72)

b) Tujuan Sekolah

       Sebagai pengembang kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler seyogianya harus memberikan harapanmengenai hakikat sekolah, khususnya untuk mewujudkan tujuan sekolah yang bersangkutan. Meskipun program kokurikuler dan ekstrakurikuler secara garis besar sudah dituangkan dalam kurikulum sekolah dasar, namun tidak menutup kemungkinan bagi para pengelola untuk mengembangkanya sesuai dengan keinginan sekolah. Dalam hal ini sekolah lebih tahu kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, baik anak maupun sumber-sumber daya lainya sebagai pendukung kegiatan. (Lutan, 1986;72)

       Sebagai gambaran bagaimana tujuan sekolah itu dapat disesuaikan dengan prosedur dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan esktrakurikuler. Sebuah sekolah menyajikan kegiatan perlombaan dan pertandingan olahraga setiap tahun, mereka memiliki tujuan yang lebih luas yaitu mempertemukan kebutuhan masyarakat dengan sekolah. Sebab itu tujuan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan banyaknya peserta yang terlibat. Bahkan dalam pelaksanaanya, kegiatan tersebut juga mempertimbangkan partisipasi orang tua anak.

c) Fungsi Kegiatan

       Kegunaan fungsional dalam mengembangkan program kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut.

  1. Menyiapkan anak menjadi orang yang bertanggung jawab.
  2. Menemukan dan mengembangkan minat dan bakat pribadinya.
  3. Menyiapkan dan mengarahkan pada suatu spesialisasi, misalnya: atlet, ekonomi, agamawan, seniman, dan sebagainya. (Aqip, 2011;53),

 

       Ketiga tujuan tersebut di atas harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, sehingga produk sekolah memiliki kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

            Adapun fungsi Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:

1)    Pembinaan, yaitu membentuk perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan bantuan klinis bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam penguasaan kompetensi Pendidikan Agama Islam;  

2)    Pengembangan, yaitu bahwa kgiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter Islami;

3)    Sosial yaitu;bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan  kemampuan dan  rasa tanggung  jawab sosial keagamaan peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman praktik keterampilan  sosial dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial keagamaan

4)    Rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus mengembangkan kehidupan budaya Islami di sekolah yang lebih menarik bagi peserta didik;

5)    Persiapan karir, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas dan kompetensi Pendidikan Agama Islam.

      

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: pengembangan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan beberapa aspek penting yang mendukung keberlangsungan kegiatan ekstrakurkuler. Materi yang diberikan berisi materi yang sesuai dan mampu memberi pengayaan. Selain itu dapatmemberi kesempatan penyalurkan bakat serta minat dan bersifat positif tanpa mengganggu ataupun merusak potensi alam dan lingkungan.

3. Tujuan Ekstrakurikuler

      Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.” (Moh.Uzer Usman & Lilis, 1993, hlm. 22)

Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu:

a)       Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan tentang hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat rohani dan berkepribadian yang mantap dan mandiri, dan memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b)       Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian dan mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan. (Noer, A., Tambak, S, 201;21, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, vol. 2

 

      Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan. Tujuan dari ekstrakurikuler yaitu: (a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif (b) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya (c) Mengetahui serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya (Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2017 Halaman: 955—962)

Kegiatan ekstrakurikuler menurut memiliki beberapa tujuan di antaranya:

1.      Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.

2.      Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.

3.      Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.

4.      Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.

5.      Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.

6.      Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

7.      Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal. (Ria Yuni Lestari 1. UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 Untirta Civic Education Journal ISSN : 2541-6693)

 

      Sementara itu adapaun tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi adalah :

1)    Meningkatkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik;

2)    Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam pembinaan kepribadian muslim;

3)    Mewujudkan budaya keberagamaan (religious culture) pada tingkat satuan pendidikan;

4)    Meningkatkan syi’ar Islam

 

    Berdasar uraian di atas tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan: kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan mencegah berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini. Selain itu kegiatan ekstrakurikuer mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam upaya pembinaan pribadi.

4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

       Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Adapun Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan di antaranya:

1)    Baca Tulis al-Quran (BTQ),

2)    Tahfidz al-Quran,

3)    Pembinaan Tilawah al-Quran,

4)    Ceramah Keagamaan (muhadharah),

5)    Kaligrafi,

6)    Nasyid,

7)    Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah),

8)    Jurnalistik Islam (majalah dinding, bulletin, dan lain-lain).

 

Adapun Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler dapat digolongkan sebagai berikut:

a). Ekstrakurikuler Berdasarkan Pilihannya

1)      Ekstrakurikuler Wajib ini adalah salah satu program ekstrakurikuler yang sifatnya itu harus atau wajib diikuti oleh seluruh para peserta didik, terkecuali itu untuk peserta didik yang memiliki atau mempunyai kondisi tertentu yang membuatnya tidak mampu untuk bisa mengikuti kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler tersebut.

2)      Ekstrakurikuler Pilihan ini merupakan sebuah program pilihan ekstrakurikuler yang bisa atau dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat serta minatnya masing-masing. (Damanik, 2014:16, Jurnal Ilmu Keolahragaan).

 

b). Berdasarkan Waktu Pelaksanaannya

1)      Ekstrakurikuler Rutin ini merupakan suatu bentuk kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler yang dilaksanakan dengan secara terus menerus, seperti misalnya : latihan bola voli, latihan sepak bola serta sebagainya.

2)      Ekstrakurikuler Periodik ini merupakan segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, camping, pertandingan olah raga serta sebagainya. (Marno, M., Sariade, L., & Muchlis, A., 2020; 187. Jurnal Akademik FKIP Unidayan.

c). Berdasarkan Jenis Kegiatannya

1)       Krida – Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa,  Kepramukaan, PMR (Palang Merah Remaja) , Paskibra(Pasukan Pengibar Bendera)   dan lainnya.

2)       Karya Ilmiah – Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan serta kemampuan akademik, penelitian dan juga sebagainya.

3)       Latihan atau Olah Bakat atau juga Prestasi – Pengembangan bakat olahraga, seni serta budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya. (Lestari, Ria Yuni. 2016;1-2. Untirta Civic Education Journal 1.2

 

            Manfaat ekstrakurikuler menurut Usman dan Setiawati (1993:22) dapat meningkatkan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, mengembangkan bakat dan minat siswa dan membina pribadi yang positif dan berprestasi serta dapat mengetahui, mengenal dan membedakan antara hubungan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Menurut Sutisna (1985:57) kegiatan ekstrakurikuler memberikan manfaat seperti menggunakan waktu luang seoptimal mungkin, memberikan rekreasi mental dan fisik secara sosial, memperoleh pengalaman dan bekerja sama dengan orang lain serta mengembangkan tanggung jawab. Dari pendapat di atas dapat diketahui betapa pentingnya kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa karena melalui pengalaman-pengalaman tersebut akan berguna bagi masa yang akan datang. (Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2017 Halaman: 955—962).

Dari jenis kegiatan Ekstrakurikuler diatas dapatlah dipahami bahwa Sebuah kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler dilakukan di dalam suasana rilek, menggembirakan, serta  menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan atau aktivitas ekstrakulikuler harus bisa atau dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang serta lebih menarik bagi peserta didik

             

 

B. Studi Relevan

 Sepanjang yang penulis ketahui tidak ada peneliti yang melakukan  penelitian mengenai Pelakasanaan Kegiatan Ektrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Meskipun demikian, sepanjang penulis tahu peneliti-peniliti terdahulu sebelum penelitian ini ada kesamaan (pendekatan) dengan judul penelitian yang penulis bahas ini. Penelitian terdahulu yang telah dikemukakan mereka antara lain :

       1.  M. Firdaus, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi tahun ajaran 2008. dalam skripsi ini beiau mengemukakan pokok masalah diantaranya : Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di MTs Negeri Berembang, Apa saja kendala-kendala guru dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di MTs Negeri Berembang dan Bagaimana hasil yang dicaPendidikan Agama Islam guru dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di MTs Negeri Berembang

2. Ira Mariana dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur” tahun ajaran 2009. Dalam skripsi ini beliau mengemukan pokok masalah dianataranya : Bagaimana kedisiplinan siswa pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya Apa faktor yang menyebabkan kedisiplinan siswa pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya, Apa kendala guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya dan bagaimana cara mengatasinya dan Bagaimana hasil yang dicaPendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan siswa pada kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri Bandar Jaya.

3. Dian Anggraini, dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi tahun ajaran 2008. dalam skripsi ini beliau mengemukan pokok masalah dianataranya : Bagaimana strategi guru dalam tahap pra instruksional untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku, Apa strategi guru dalam tahap instruksional untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku dan Bagaimana strategi guru dalam tahap evaluasi untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Talang Duku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

 

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

 Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Maksudnya penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Peneliti menggunakan desain penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui dan memberikan gambaran secara apa adanya mengenai pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Menurut Sugiyono bahwa pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengambilan sampel secara random dengan pengumpulan data menggunakan instrumen, analisis data bersifat statistic. (Sugiono, 2015:14).

Lexy J Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J Moleong, 2016:6).

24

Penelitian kualitatif ini penulis gunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi serta memahami interaksi social untuk mengembangkan teori dan memastikan kebenaran data bagaimana bentuk-bentuk kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman, bagaimana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman serta hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskripftif.

2. Metode Penelitian

Sugiyono pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” (Sugiyono, 2016:2).  Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggambarkan pendekatan penelitian dengan menerapkan metode deskriptif. Menurut Sugiyono yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah: “Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan dengan variabel yang lain”. (Sugiyono, 2016:59)

Adapun alasan penulis menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, maka dengan menggunakan penelitian kualitatif penulis dapat memenuhi karakteristik terutama dalam hal pengungkapan data secara mendalam melalui wawancara, observasi dan kajian dokumen terhadap apa yang dilakukan para informan.

 

B. Setting dan Subjek Penlitian

1.  Setting Penelitian

       Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dengan alasan bahwa masih banyak terdapat siswa-siswi yang tidak mengikuti ektra kurikuler Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dan permasalan ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Oleh karenanya penulis tertarik menela’ah permasalahan tersebut dan sejauh mana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

 

 2. Subjek Penelitian

       Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi narasumber, atau partisipan, informan, teman, guru, atau konsultan dalam penelitian. Karena mereka tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan secara pasif tetapi secara aktif berinteraksi secara interaktif dengan peneliti seperti dengan peneliti seperti yang peneliti ciptakan.

   Adapun subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, guru tahfiz, guru tilawah, guru seni dan siswa-siswi kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi yang diambil dengan menggunakan cara Purposive Sampling yaitu teknik yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Amirul Hadi, 1998, hlm. 202).

Penulis menetapkan informan kunci adalah Guru Pendidikan Agama Islam, sedangkan siswa-siswi dijadikan informan. Subjek dalam penelitian ini sebagian didatangi dan diwawancarai, dan sebagian lagi didatangi untuk diamati atau diobservasi secara langsung. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data yang diperoleh melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi melalui teknik Triangulasi, sehingga data atau informasi samPendidikan Agama Islam pada titik jenuh.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a). Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. (Sugiyono, 2009 : 137). Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan. (Mukhtar, 2007, hlm. 87).

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono bahwa: “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” (Sugiyono, 2016:85). Adapun data Primer dalam penelitian ini diantaranya :

1). Kepala Madrasah

2). Guru PAI

3). Siswa-Siswi Kelas VIII

 

b).  Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Sugiyono, 2009:91).

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2007, hlm. 91). Dalam penelitian ini data yang diambil oleh penulis adalah  gambaran umum Pondok Pesantren umum di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi sebagai berikut:

1)    Historis  dan Georafis Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

2)    Struktur Organisasi Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

3)    Keadaan Guru dan Siswa Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

4)    Keadaan Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

 

2.    Sumber Data

       Sedangkan sumber data dalam penelitian ini guru Pendidikan Agama Islam Kepala Sekolah dan siswa-siswi kelas VIII Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi serta arsip dan peristiwa/kejadian.

 

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi data-data yang diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan beberapa metode sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi non partisipan dan teknik observasi terbuka. Yang dimaksud dengan teknik observasi non partisipan, yakni pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. (Narbuko dan Abu Achmadi, 2016:70). Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera. (Suharsimi Arikunto, 200:156).

Teknik observasi nonpartisipan digunakan karena dalam proses penelitian ini peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, akan tetapi hanya berperan mengamati kegiatan. Kalaupun ikut dalam kegiatan itu hanya dalam lingkup yang terbatas sesuai kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang benar-benar valid. Pemilihan teknik jenis ini dilakukan agar peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan pengamatan terhadap objek yang sedang diamati sehingga data observasi yang dihasilkan benar-benar valid dan sesuai dengan kondisi yang sedang diamati.

Adapun teknik observasi terbuka, kehadiran pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek yang secara sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. (Narbuko dan Abu Achmadi, 2016:70).

    Metode observasi ini penulis lalukan dengan mengamati permasalahan yang terjadi dilapangan mengenai bagaimana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. (Suharsimi Arikunto, 2006:155). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yakni wawancara yang pewancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara jenis ini disusun dengan rapi dan ketat. (Lexy J Moelong, 2017:90)

 Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 155). Wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan kaset dilakukan untuk mengumpulkan data tentang Pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, yang meliputi : bentuk-bentuk kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman , pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman serta hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai berikut cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat khabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2006:231). Dokumentasi sebagai berikut cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat khabar, majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2006;231). Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan gambaran umum  Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi meliputi ; historis  dan Georafis Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, struktur Organisasi Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, keadaan guru dan siswa Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dan keadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

 

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data seperti yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga samapai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkahlangkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut.

1. Reduksi Data

   Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman (1992:16).

Begitu banyak data yang harus penulis catat secara teliti dan rinci yang ada dilapangan serta memilih hal-hal pokok, oleh karenanya penulis hanya memfokus merudiksi data tentang bagaimana pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

2. Penyajian Data

       Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks naratif. (Sugiono, 2009:341). Langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, grafik, bagan, hubungan antar kategori, dan flowchart. Dalam hal ini Miles and Huberman Data collection Data reduction Data display Conclusion drawing/verifying 59 (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut

3. Verifikasi

  Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara , dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh buktibukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibel.

    Setelah data disajikan yang juga dalam rangkaian analisis data, maka proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Proses verifikasi dalam hal ini adalah tinjauan ulang terhadap catatan lapangan, tukar pikiran dengan teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektivitas”. (Salim dan Syahrum , 2016:150).

 

F. Triangulasi Pemerikasaan Keabsahan Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2007; 330). Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini. Ada empat macam trianggulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori. Penelitian ini penulis menggunakan triangulasi dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicaPendidikan Agama Islam dengan jalan:

a.    Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b.    Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

c.    Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d.    Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintah.

e.    Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Lexy J. Moleong, 2007, hlm. 330-331).

 

Trianggulasi dengan metode menurut Moleong adalah : Pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Trianggulasi dengan penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. Sedangkan, trianggulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara induktif dan secara logika (Lexy J. Moleong, 2007, hlm. 331-332).

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang Pelakasanaan kegiatan ektra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman Di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

 

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan perbaikan dan penggandaan laporan penelitian skripsi. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1: Jadwal Penelitian

No

KEGIATAN

2021/2022

 

September

Oktober

Nopember

Desember

Januari

Februari

 

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1.

Pengajuan judul skripsi dan dosen pembimbing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Pembuatan

Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

Perbaikan

Hasil Seminar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.

Izin Riset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.

Pengumpulan

Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6.

Verifikasi dan Analisa Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7.

Konsultasi pembimbing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8.

Perbaikan skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9.

Penggandaan

Laporan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10.

Ujian Munaqasyah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11.

Perbaiakan Skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

 

      A. Temuan Umum

1. Historis Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

            Berdirinya Pondok pesantren Aswaja tidak lepas dari semua unsur masyarakat Desa Rantau Panjang baik secara lansung maupun tidak langsung. Pada awal beridirnya Pondok pesantren Aswaja ini hanya terdiri 3 kelas yang mendapat bantuan dari pemerintah kerajaan Arab Saudi dan memulai membuka tahun ajaran baru pada tanggal 2 September 2010. Sementara jumlah santri saat itu hanya terdiri dari 65 orang dan 4 guru. Mereka para tokoh masrakat dan warga sekitar sepakat untuk mendirikan Pondok ini karena tempatnya sangat strategis untuk melanjutkan pendidikan anak-anak di sekitarnya sehingga terbaungunalah sebuah Pondok pesantren.

Pada tahun 2010 Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang ini juga mendirikan taman pendidikan islam (TPI), hal ini juga diperuntukkan bagi orang tua yang ingin melanjutakn pendidikan putra-putrinya di TPI ini sehingga sampai sekarang ini TPI ini cukup berkembang. Kemdian Pada tahun 2012, Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang menambah pendidikan MI dan dimulai pada tahun 2012-2013, dengan demikian sampai sekarang Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang Jambi ini mempunyai dua jenjang pendidikan yaitu MI dan MTs. (Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021)

 

2. Georafis Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

35

            Pondok pesantren Aswaja terletak di jalan lintas Jujuhan KM 4 Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Keberadaan Pondok Pesantren ini sangatlah startegi karena berada/terletak jauh dari permukinan warga sehingga menjadikan Pondok pesantren ini nyaman bagi orang tua wali murid yang melanjutkan pendidikan anaknya di Pondok pesantren ini dan pondok pesantren ini juga menyidiakan asrama bagi santri yang mukim di Pondok pesantren. Keberadaan Pondok pesantren ini sangatlah mudah ditempuh oleh mayarakat sehingga memudahkan orang untuk menuju ke Pondok Pesantren ini, baik menggunakan sepeda motor ataupun mobil. (Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021).

            Adapun batasan-batasan wilayah Madrasah Tsanawiyah Pondok pesantren Aswaja ini sebagai berikut :

  1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Jujuhan
  2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Penduduk
  3. Sebelah Barat berbatasan dengan asrama
  4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kebun Penduduk. (Dokumentasi. Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021).

 

3. Struktur Organisasi Pondok pesantren Aswaja Rantau Panjang

            Setiap pendidikan atau sekolah mempunyai organisasi, baik itu sekolah swasta maupun negeri hinga universitas, dan tidak terlapas bagi Pondok pesantren Aswaja yang merupakan salah satu Pondok Pesantren islam yang resmi, oleh karenanya Pondok pesantren Aswaja ini juga mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari guru-guru, pembina, siswa-siswi semuanya berada dalam struktur organisasi. Adapun Struktur Organisasi Pondok pesantren Aswaja terdiri dari Mudir/pimpinan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, TU, majlis guru dan siswa-siswi.

            Pimpinan (Mudir) Pondok pesantren Aswaja dalam proses pengajaran dibantu oleh wakil kepala sekolah guru-guru dan pegawai yang agar dapat melaksanakan proses pengajaran dengan baik. Apabila kita melihat kepada fungsi pimpinan pesantren merupakan peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dan dengan demikian pimpinan harus memilih guru yang taat dan punya kemampuan dalm tugasnya.

            Dengan adanya Struktur Organisasi sekolah menjadikan kepala sekolah dapat menyusun prose pengajaran dan pembelajaran atau kerjasama dalam semua pekerjaan, baik dalam sekolah maupun luar sekolah untuk memajukan yayasan pendidikan pada masa akan datang. Adapun kerjasama dalam pendidikan adalah bagiaman membentuk kerjasama yang baik semua unsur sehingga proses pengajaran berjalan dengan baik dan lancar untuk mencapai tujuan dari kurikulum pengajaran.

Adapun struktur organisasi pada Madrasah Tsanawiyah Madrasah Tsanawiyah Pondok pesantren Aswaja Rantau Panjang Kec. Jujuhan Kabupaten Bungo Jambi, dapat dilihat dibawah ini :

 

Struktur organisasi Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi tahun 2021-2022

Kepala Sekolah

Eli Susanti,S.Kom

Ka. TU

Rina Oktari

 

Yayasan

H. M. Daud

Waka. Kurikulum

Yuni,S.S

 

Bendahara

Mariatun

 

 

 

 

 

 


 

 

Waka. Kesiswaan

Al Mahdi

 

Wali Kls VII

Ikrom Mudin

Wali Kls VIII

M. Isrohul Huda

Wali Kls IX

Tuti Sriwahyuni,S.Pd

Majlis Guru

 

Siswa-siswi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021)

 

4. Keadaan Guru, Karyawan dan siswa Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

a. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab atas keberhasilan anak didiknya dalam membimbing untuk membentuk manusia Indonesia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Guru sebagai unsur pendidikan yang sangat penting dan sebagai sumber pengetahuan peserta didiknya. Yang sekaligus sebagai sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, guru memegang peranan penting pada suatu lembaga pendidikan.

            Berdasarkan hasil yang didapati oleh penulis di Pondok Pesantren Aswaja Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, jumlah guru dan karyawan di pondok pesantren Aswaja berjumlah 22 orang. Untuk mengetahui keadaan tenaga guru dan karyawan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang Jujuhan Kabupaten Bungo Jambi pada tahun ajaran 2021/2022 ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel  2 : Keadaan guru dan karyawan Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi tahun ajaran 2021-2022

NO

NAMA

JABATAN

MATAPELAJARAN

1

Eli Susanti,S.Kom

Kepala Sekolah

-

2

Amairiah,S.Pd.I

Waka Kurikulum

PAI

3

Al Mahdi

Waka Kesiswaan

Nahwu

4

Rina Oktari

TU

-

5

Mariatun

Bendahara

-

6

Ikrom Mudin

Guru

Tauhid

7

M. Isrohul Huda

Guru

Khat Imlak

8

Tuti Sriwahyuni,S.Pd

Guru

Bahasa Indonesia

9

Yuni,S.S

Guru

IPS

10

Agus Salim,S.Ag

Guru

Al-Qur’an

11

Asnidar,S.Pd

Guru

Penjaskes

12

Astuti Wulandari

Guru

MTK

13

Hendri

Guru

Bahasa Inggris

14

Ida Purnamasari,S.Pd

Guru

PPKN

15

Irma Wati

Guru

Seni

16

Nadia

Guru

Muthola’ah

17

Paradist

Guru

Shorof

18

Rosuna

Guru

IPA

19

Syahlah Rayani Lubis

Guru

Tahfiz

20

Yetno

Penjaga Sekolah

-

21

Muhammad Budi

Penjaga Sekolah

-

22

Baijuri

Mekanik Mesin

-

 

(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021)

b. Keadaan Siswa

            Siswa mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, karena mereka menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan. Adapun siswa-siswi di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang terdiri dari 97 orang dan dibagi 3 lokal belajar.

            Untuk mengetahui Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022  dapat  dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel : 3 Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022

NO

KELAS

JUMLAH SISWA

JUMLAH

L

P

1

VII

10

4

14

2

VIII

10

10

20

3

IX

36

22

58

 

JUMLAH

56

36

92

 

(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021)

 

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Aswaja

Penyelengarakan pendidikan, perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan dapat mempengaruhi siswa dalam prosese pembelajaran. Sarana dan prasarana yang memadai akan dapat menunjukan keberhasilan siswa dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Begitu pula sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dalam upaya untuk memotifasi siswanya. Sedangkan sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk praktek seperti alat-alat peraga serta ketersediaan perpustakaan yang cukup memadai.

Maksud sarana dan prasarana dalam uraian ini adalah alat-alat pendidikan dalam arti segala yang dapat dipergunakan dan dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan suatu sekolah. Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang sebagai wadah dalam menuntut ilmu haruslah memiliki sarana dan prasaran yang memadai, sebab pendidikan akan berjalan lancar kalau di tunjang dengan sarana yang lengkap, dengan demikian dapat membantu dan menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

            Namun pihak sekolah juga mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menciptikan manusia yang berkualitas, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, mandiri sehat jasmani dan rohani. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional di butuhkan adanya dukungan dana dan prasarana yang memadai, terutama tersedianya perpustakaan sekolah merupakan jantung dari sebuah sekolah dan memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.

Dari berbagai permasalahan dan kekurangan yang di hadapi Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, bukan berarti proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan lancar. Tetapi Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang,   optimis dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa dan mencari solusi dari problema tersebut. Walaupun berbagai permasalahan yang dihadapi pihak sekolah tetap berupaya memenuhi segala kekurangan dan mengatasi segala permasalahannya baik inisiatif sendiri maupun dengan meminta bantuan dan perhatian dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

Adapun sarana dan prasaran yang terdapat di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dapat dilihat dalam tabel berikut:

 

 

 

Tabel 4 : Keadaan sarana pembelajaran Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022

NO

DATA TANAH

LUAS (M2)

KET

1

Luas Tanah Seluruhnya

10.000 m2

 

2

Luas Bangunan

4.000 m2

 

3

Luas Pekarangan

1.000 m2

 

4

Luas Lapangan Upacara

250 m2

 

5

Luas Lapangan Olahraga

250 m2

 

6

Luas tanah Kosong / Kebun

4.500 m2

 

 

(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021)

 

            Adapun keadaan prasarana di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5 : Keadaan prasarana pembelajaran Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun ajaran 2021-2022

NO

BANGUNAN / RUANGAN

LUAS (M2)

JUMLAH

KEADAAN

BAIK

RUSAK

1

Ruang Kepala Sekolah

 

1

Baik

 

2

Ruang Wakasek

 

1

Baik

 

3

Ruang Majelis Guru

 

1

Baik

 

4

Ruang Tata Usaha

 

1

Baik

 

5

Ruang BK / BP

 

1

Baik

 

6

Ruang UKS

 

1

Baik

 

7

Ruang PMR

 

1

Baik

 

8

Ruang Osis

 

1

Baik

 

9

Ruang Kelas Belajar (RKB)

 

3

Baik

 

10

Laboratorium IPA

 

-

 

 

Laboratorium Kimia

 

-

 

 

Laboratorium Fisika

 

-

 

 

Laboratorium Biologi

 

-

 

 

Laboratoratorium Bahasa

 

-

 

 

Laboratorium Multimedia

 

-

 

 

Laboratorium Komputer

 

1

Baik 

 

11

Ruang Perpustakaan

 

1

Baik 

 

12

Ruang Keterampilan

 

1

Baik 

 

13

Ruang Serba Guna

 

1

Baik 

 

14

WC Kepala Sekolah

 

1

Baik 

 

15

WC Guru Laki-laki

 

1

16

WC Guru Perempuan

 

1

Baik 

17

WC Siswa Laki-laki

 

3

Baik 

18

WC Siswa Perempuan

 

3

Baik 

19

Rumah Penjaga Sekolah

 

1

Baik 

20

Perumahan Guru

 

5

Baik 

21

Musollah

 

1

Baik 

22

Lapangan Olahraga

 

1

Baik 

23

Asrama Siswa

 

23

Baik 

 

(Dokumentasi: Pondok Pesantren Aswaja  Rantau Panjang, 2021)

 

B. Temuan Khusus

1.      Bentuk-bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Dengan kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan yang formal menyelenggarakan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan sistematis oleh para guru profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan pada kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan masing-masing, oleh karena berbagai keterbatasan para orang tua anak.

    Program kegiatan ekstrakurikuler pada bidang studi Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa serta wujud pelaksanaan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua yang mempercayakan penanaman nilai-nilai agama anak kepada sekolah, terlebih alokasi waktu untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam yang sangat minim, yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu atau ± 90 menit dalam seminggu.

    Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang  adalah Baca Tulis al-Quran (BTQ), Tahfidz al-Quran, Pembinaan Tilawah al-Quran, Ceramah Keagamaan (muhadharah), Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah). Untuk lebih jelaskan, penulis memaparkan rincian bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang  sebagai berikut :

a). Baca Tulis al-Quran (BTQ)

   Kegiatan yang dilakukan guru Pendidian Agama Islam di luar jam pelajaran yaitu pada jam ekstrakurikuler dalam rangka mendidik, membimbing dan melatih siswa adalah kegiatan Baca Tulis Al Qur’an (BTQ), hal ini dilakukan guru 1 kali dalam seminggu dan bertjuan agar siswa dapat membacaan dan menulis al-Qur’an sesuai dengan ketentuan makhraj dan tajwidnya.

    Hasil observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dimana salah satu bentuk kegiatan ektrakurikuler  melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ialah diadakannya kegiatan Baca Tulis al-Quran (BTQ), hal ini tidak bertujuan agar siswa dapat membaca dan menulis al-Qur’an sesuai dengan ketentuan atau kaidah membaca dan menulis al-Qur’an d baik dan benar. (Observasi, 04 November 2021).

Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:

“Baca Tulis al-Quran (BTQ) merupakan kegiatan pembinaan kemampuan membaca dan menulis al-Quran bagi siswa-siswi dari kelas VII sampai dengan kelas IX, kegiatan ini meliputi penguasaan dasar menulis ayat-ayat al-Qur’an dan membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah dan ilmu tajwid, makharijul huruf, dan kelancaran membaca dan menulis. Kegiatan BTQ ini diharapkan siswa-siswi dapat membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik, dan ini dilakukan pada luar jam sekolah”. (Wawancara, 04 November 2021).

 

Dari wawancara penulis dengan guru PAI diatas dapatlah dipahami bahwa salah satu bentuk ektrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman adalah Baca Tulis Al Qur’an (BTQ), dengan adanya kegiatan ini siswa dapat terlatih membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik dan benar.

Kemudian wawancara penulis dengan salah seorang siswa kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama M. Yamin beliau mengtakan :

“Kegiatan ektrakurikuler yang dilakukan guru PAI di sekolah ini sangat membatu saya dalam memahami membaca dan menulis al-Qur’an, karenanya juga, ketika belajar di kelas waktunya sangat terbatas, dan dengan adanya kegiatan ekstraurikuler ini dapat menambah wawasan saya dalam belajar agama”. (Wawancara, 05 November 2021).

 

Kemudian penulis juga mewawancarai siswi yang lain yang bernama Susanti siswi kelas VIII beliau mengatakan :

“Pada kegiatan ekstrakurikuler ini saya lebih terbantu untuk dapat memdalami pelajaran keagamaan, dimana dengan adanya kegian BTQ ini saya dapat mengulangi pelajaran agama,karena pada saat jam pelajaran agama khususnya PAI sangat lah sedikit yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu atau ± 90 menit dalam seminggu”. (Wawancara, 05 November 2021).

 

Hasil wawancara penulis dengan siswa diatas dapatlah dipahami bahwa adanya kegiatan BTQ yang dilakukan guru pada ekstrakurikuler sangat membatu siswa dalam memamai dan memperdalam pelajaran agama khusus PAI.

Disamping kegiatan BTQ pada ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, kegiatan ekstrakurikuler lain yang dilakukan guru untuk kesadaran bergama adalah Tahfiz al-Qur’an.        

b). Tahfidz al-Quran

Tahfiz al-Qur’an merupakan kegiatan pembinaan keterampilan menghafal ayat-ayat al-Quran. Pembinaan ketarampilan menghafal ayat-ayat al-Qur’an disini lebih menekankan pada surat-surat pendek ayat pada Juz ‘amma, karena pada dasarnya siswa hanya dituntut untuk menghafal surat-surat pendek bukan menghafal al-Qur’an secara keseluruhannya.

Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman adalah tahfiz al-Qur’an, dimana guru mengajurkan siswa untuk dapat mengahafal surat-surat pendek khususnya pada Juz 30 atau Juz amma. (Observasi, 04 November 2021).

Pada kegitan ekstrakurikuler ini guru selaku pembimbing megajak dan mengajarkan siswa-siswi untuk menghafal surat-surat pendek yang ada pada Juz 30 atau Juz amma, dan diharpakan siswa-siswi dapat merealisasikan pada kehidupan sehar-hari khususnya dalam sholat 5 waktu dan ibadah-ibadah lainnya.

 Wawancara penulis dengan bapak Syahlah Rayani Lubis selaku Guru Tahfiz di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Tahfiz al-Qur’an merupakan kegiatan pembinaan keterampilan menghafal ayat-ayat al-Quran. Pembinaan ketarampilan menghafal ayat-ayat al-Qur’an disini lebih menekankan pada surat-surat pendek ayat pada Juz ‘amma, karena pada dasarnya siswa hanya dituntut untuk menghafal surat-surat pendek bukan menghafal al-Qur’an secara keseluruhannya. Disamping itu juga diharapkan siswa-siswi dapat merealisasikan pada kehidupan sehar-hari khususnya dalam sholat 5 waktu dan ibadah-ibadah lainnya”. (Wawancara, 04 November 2021).

           

Kegiatan ekstrakurikuler untuk dapat meningkatkan kesadaran beragama di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dalam membentuk karakter bakat dan minat siswa tentunya ada wadah tempat pembinaan dan pelatihan bagi siswa-siswi, hal ini siswa bisa menyalur bakat dan minat pada luar jam pelajaran.

Wawancara penulis dengan salah seoarang siswa kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama Ridwan beliau mengatakan :

“Kegiatan tahfiz al-Qur’an sangatlah bermanfaat bagi saya, dimana adanya tahfiz al-Qur’an khususnya Juz amma dapat membantu saya dalam merealisasikan dapal sholat 5 waktu, dan terkadang saya di suruh menjadi imam sholat magrib di musholla dekat rumah, dan saya bisa melakukannya, karena saya sudah ada yang hafal surat-surat pendek”. (Wawancara, 05 November 2021).

 

Lain pula dengan ungkapan seorang siswi kelas VIII yang bernama Dina saat wawancara penulis dengan beliau yang  mengatakan:

“Kegiatan tahfiz juz amma ini sangat membantu saya dalam meghafal, meskipun saya belum lancar membaca al-qur’an, namun dengan adanya tahfiz ini saya terpacu untuk bisa membaca al-qur’an dengan baik dan sempurna”. (Wawancara, 05 November 2021).

 

Dari hasil wawancara penulis dengan siswa-siswi diatas dapatlah dipahami bahwa kegiatan tahfiz al-Qur’an yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang sangatlah membantu siswa dalam memahami dan memperdalami pelajaran agama.

 

c). Pembinaan Tilawah al-Quran

Pembinaan tilawah al-Quran merupakan kegiatan pembinaan keterampilan seni membaca al-Quran yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul sab’ah (tujuh jenis bacaan).

  Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman adalah pembinaan tilawah al-Qur’an, yaitu sni membaca al-Qur’an yang dikembangkan melalui qira’ah sab’ah. Atau dengan kata lain pebinaan membaca al-Qur’an dengan irama lagu. (Observasi, 07 November 2021).

  Pada pembinaan tilawah ini al-Qur’an ini tidak lah diikuti semua siswa melain bagi siswa yang mempunyai bakat dan minat yang tinggi dan yang telah lancar membaca al-qur’an sesuai dengan ilmu tajwidnya. Hal ini agar siswa betul-betul dapat mempelajari tilawah dengan baik. Disamping itu juga, guru dapat memilih siswa-siswi yang layak untuk mengikuti ekstrakurikuler pada pembinaan tilawah al-Qur’an ini.

Wawancara penulis dengan bapak Agus Salim,S.Ag selaku Guru Tilawatil Qur’an di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Pembinaan tilawah al-Qur’an ini diharapkan siswa dapat terampil dalam kegiatan-kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi SAW, Isra’ Wal Mi’raj, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, dimana siswa dapat terampil membaca al-Qur’an dengan melatunkan lagu / irama yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil”. (Wawancara, 07 November 2021).

 

Kemudian wawancara penulis dengan kepala sekolah yaitu dengan Ibu Eli Susanti,S.Kom di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Saya sangat berharap kepada guru Agama untuk dapat mengembangkan keterampilan seni membaca al-Quran bagi siswa-siswi di sekolah ini yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul sab’ah (tujuh jenis bacaan), karena dengan adanya pembinaan tilawah al-Qur’an, siswa-siswi dapat terampil pada acara kegiatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi SAW, Isra’ Wal Mi’raj, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya”. (Wawancara,  08 November 2021).

 

 

Kemudian wawancara penulis dengan salah seorang siswa kelas VIII yang bernama Abdurrahman beliau mengatakan :

“Saya merasa sangat senang dengan adanya seni membaca al-Qur’an yang dilakukan guru pada kegiatan ekstrakurikuler, hal ini dapat membawa motivasi saya untuk belajar tilawah dan saya bisa terampil pada kegiatan peringatan hari besar islam di sekolah maupun di luar sekolah”. (Wawancara, 08 November 2021).

 

Hal senada juga disampaikan oleh salah seoarang siswa kelas VIII yang bernama Juwita Asna Dewi beliau mengatakan :

“Seni tilawah al-Qur’an ini membutuhkan bakat dan minat khusus, karena tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, hal ini langsung ditunjuk oleh guru bagi siswa-siswa yang mempunyai bakat tersebut, dan saya salah satu siswi yang ditunjuki untuk mengikuti pembinaan tilawa al-Qur’an ini”. (Wawancara, 08 November 2021).

 

  Dari hasil wawancara penulis dengan guru dan siswa-siswi diatas dapatlah dipahami bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler  yang dilakukan guru PAI di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah pembinaan tilawah al-Qur’an.

d). Ceramah Keagamaan (muhadharah)

       Ceramah keagamaan (muhadharah) merupakan kegiatan pembinaan keterampilan menyampaikan pesan keagamaan di depan publik secara lisan. Untuk melatih siswa-siswi di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, guru PAI membuat kegiatan tersebut melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu di luar jam pelajaran, hal ini menyangkut pada jam yang digunakan untuk kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang banyak dan hari yang tepat.

Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman bahwa ceramah keagamaan (muhadharah) pada ketiatan ekstrakurikuler biasanya guru lakukan pada hari sabtu pada minggu ke 3 pada setiap bulannya, dimana pada sore harinya siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini secara bersama-sama yang dibagikan pada kelompok-kelompok tertentu. (Observasi, 11 November 2021).

Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Untuk melatih siswa-siswi bisa terampil dalam menyampaikan pesan keagamaan di depan publik secara lisan, maka saya membuat kegiatan ekstrakurikuler yaitu ceramah keagamaan (muhadharah) yang saya bagi kepada beberapa kelompok dan dibina beberapa orang guru, dengan adanya pelatihan ceramah keagamaan (muhadharah) ini, siswa siap terampil dalam menyampaikan ceramah / pidato di depan halayak ramai seperti pada kegiatan PHBI atau pada kegiatan-kegiatan tertentu”. (Wawancara 11 November 2021).

 

Kemudian wawancara penulis dengan kepala sekolah yaitu dengan Ibu Eli Susanti,S.Kom di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Ceramah keagamaan (muhadharah) bertujuan agar siswa bisa terampil untuk menyampaikan ceramah didepan halayak ramai, saya selalu memonitoring kegiatan ekstrakurikuler ini, karena dengan adanya kegiatan seperti ini sayat bermanfaat bagi siswa, oleh karenanya saya juga menekankan kepada guru agama atau guru PAI untuk selalu bekerja sama dengan guru lain untuk saling membantu pada kegiatan ekstrakurikuler ini agar anak-anak didik betul-betul dapat mengikuti kegiatan ini “. (Wawancara, 12 November 2021).

 

Dari hasil wawancara penulis diatas dapatlah dipahami bahwa kegiatan ekstrakurikuler seperti ceramah agama (muhadarhah) sangat bermanfaat bagi siswa agar siswa bisa terampil dalam menyampaikan di depan pablik.

e). Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah)

Seni rebana merupakan kegiatan pembinaan keterampilan olah seni vokal yang diiringi alat musik bernuansa Islami, disamping itu juga seni rebana   merupakan kegiatan pembinaan keterampilan dalam bidang seni suara yang bercorak Islam dan mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi, sholawat, memuji Allah, dan sejenisnya yang dinyanyikan dengan mengutamakan olah vokal dengan menggunakan alat musik (acappela).

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler seni rebana ini lebih dominan bagi para siswi, karena sama halnya dengan seni tilawah al-Qur’an, dimana seni rebana ini juga diikuti ekstrakurikuler nya bagi siswa yang mempunyai bakat dan minat dalam mengembangka seni rebana ini.

Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang penulis menemukan bahwa salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI melalui pembinaan ketarampilan keislaman adalah seni rabana. Seni rebana ini dibagi pada marawis, samroh, hadroh, qasidah, yang terdiri dari vokalis dan diiring group gendang dan penari. (Observasi, 16 November 2021).

Wawancara penulis dengan ibu Irma Wati selaku guru seni di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Untuk membetuk hobi dan minat siswa dalam seni musik, saya berupaya mengembangkan seni rabana yang dipandu oleh guru pembimbing dalam mengembangkan seni musik islami, terutama pada guru PAI dan seluruh guru yang ada untuk dapat membantu siswa dalam berekreasi dalam seni musik islami ini, terutama pada seni rabana”. (Wawancara, 16 November 2021).

 

Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Siswa-siswa di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ini banyak yang suka dalam memainkan alat musik rebana, hal ini terlihat antusias siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah, apa lagi adanya kegiatan PHBI mereka selalu terampil dalam kegiatan tersebut”. (Wawancara, 16 November 2021). 

 

2.      Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

   Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sebagai tambahan jam belajar ini dimaksudkan adalah untuk membantu murid-murid agar mendapatkan penyelesaian yang baik dalam situasi belajar pendidikan agama Islam, serta untuk mengatasi berbagai jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sangat membawa dampak positif bagi perkembangan siswa, sehingga sedikit demi sedikit kesulitan belajar yang dialami siswa dapat teratasi. Dengan begitu ketika proses belajar mengajar di kelas guru lebih mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

   Hasil observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang penulis mendapati bahwa pembagian pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang dibagi beberapa minggu pada setiap bulannya, dimana minggu pertama hari sabtu kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan guru PAI adalah Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) dan Tahfiz al-Qur’an, pada mingggu kedua,  Pembinaan Tilawah al-Quran, minggu ketiga Ceramah Keagamaan (muhadharah), dan minggu keempat Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah). (Observasi, 18 November 2021).

    Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler PAI, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah. Dalam hal ini, guru menyusun dan merancang program kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Adapun rancangan dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah sebagai berikut :

a). Mengatur dan membuat jadwal kegiatan

Perencanaan yang matang dan terprogram merupakan bentuk upaya tercapainya suatu program kegiatan dengan sebaik-baik mungkin, guru PAI selaku yang bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah. Dalam hal ini, telah menyusun dan merancang program kegiatan ekstrakurikuler tersebut dalam bentuk jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.  

Berikut lampiran jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun 2021/2022

 

Tabel 5 : Jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang tahun 2021/2022

 

NO.

JENIS KEGIATAN

HARI

KET

KET

    1.                                                                                                                            

Baca Tulis al-Quran (BTQ)

Sabtu

Minggu Ke I

-

    2.                                                                                                                            

Tahfizh al-Qur’an

Sabtu

Minggu Ke I

-

    3.                                                                                                                            

Tilawah al-Qur’an

Jum’at

Minggu Ke II

-

    4.                                                                                                                            

Ceramah keagamaan (muhadarah)

Jum’at

Minggu Ke III

-

    5.                                                                                                                            

Seni Rebana, (Marawis, Hadrah, Samrah, Qasidah,)

Sabtu

Minggu Ke IV

-

 

(Sumber data : Dokumentasi  Pondok Pesantren Aswaja 2021)

  

Dari lampiran jadwal diatas dapatlah diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler, dimana guru PAI telah mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler, hal ini bertujuan agar kegiatan ektrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan sesuai apa yang diharapkan.

Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:

”Untuk kegiatan ektrakurikuler PAI, saya telah mengatur dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan, dimana hal ini bertujuan agar kegiatan ektrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan sesuai apa yang diharapkan, disamping itu juga, agar kegiatan ekstrakurikuler ini dapat diikuti siswa sesuai dengan bakat dan minat siswa”. (Wawancara, 18 November 2021).

 

Hal senada juga disampaikan oleh salah seoarang siswa kelas VIII yang bernama M. Subhan beliau mengatakan :

“Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, guru telah membuat jadwal kegiatan pada setiap minggunya, dimana hari yang dilaksanaka kegiatan ini lebih banyak pada hari sabtu, dan ada juga hari jum’at. Untuk itu kami diharapkan dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan sesuai jadwal yang telah dibuat guru”. (Wawancara, 18 November 2021).

 

            Seiring berjalanya kegiatan ekstrakurikuler PAI, berikut guru membuat lampiran penilaian member cek pada setiap kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dilakukan guru di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang.

Contoh Penilaian Keterampilan dengan  Daftar Cek (Check-list)

Penilaian BTQ

       Nama peserta didik         : 

       Kelas                               :  

       Kegiatan Ekstrakurikuler :  Baca Tulis al-Qur’an (BTQ)

No

Aspek Yang Dinilai

Baik

Tidak baik

1

Kelancaran bacaan

 

2

Ketepatan tajwid

 

3

Ketepatan Pengucapan Makhraj

 

Skor Perolehan

4

 

(Sumber data : Dokumentasi  Pondok Pesantren Aswaja 2021)

 

            Member cek diatas merupakan bentuk contoh yang diberikan kepada setiap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler BTQ, hal ini dapat berguna dan melihat sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTQ.

b). Membagi Kelompok Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

          Pembagian kelompok yang dimaksud adalah dimana setiap siswa dibagi dalam kelompok kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, misalnya, ada yang hobi tilawah al-Qur’an maka siswa dimasuk ke kelompok tilawah, begitu juga yang hobi seni musik islami, seperti rabana, qasyidah dan lain sebagainya, ataupun pada kelompok yang hobi pada ceramah keagamaan.

             Dalam pembagian kelompok ini, tidak lah semua siswa dibebankan pada ikut semua kegiatan ekstrakurikuler, melainkan tahfiz dan BTQ, karena ini merupakan kewajiban bagi setiap siswa untuk bisa terampil dalam membaca dan menulis al-Qur’an serta dapat menghafal surat-surat pendek.

      Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang saat proses kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, penulis menemukan bahwa adanya kelompok-kelompok tertentu yang telah dibagi guru dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, ada yang mengikuti kegiatan tilwah, ada pula yang mengikuti kegiatan ceramaha agama muhadarah dan lain sebagainya. (Observasi, 22 November 2021).

Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:

“Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, saya telah membagi kelompok-kelompk dalam kegiatan tersebut, hal ini bertujuan agar siswa dapat mengikitu program ekstrakurikuler sesuai dengan hobi, bakat dan minat siswa, namun, ada dua hal kegiatan ekstrakurikuler yang perlu diikuti siswa yaitu BTQ dan tahfiz, selain itu siswa boleh memilih kegiatan yang diminati, seperti tilawah al-Qur’an, ceramah muhadharah dan rebana, atau seni musik islami. (Wawancara, 22 November 2021).

 

Pada kesempatan itu juga penulis mewawancarai salah seorang siswi kelas VIII di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama Muniroh beliau mengatakan :

“Saya lebih memilih ikut ekstrakurikuler kegiatan tilawah al-Qur’an, karena kegiatan ini dapat memotivasi saya dalam belajar membaca al-Qur’an dengan lantunan irama, atau menggunakan bacaan qur’an secara terampil seni membaca al-Quran yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul sab’ah. (Wawancara, 23 November 2021).

 

Dari hasil observasi dan wawancara penulis diatas, dapatlah dipahami bahwa  dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang guru telah membagi kelompok kegiatan ekstrakurikuler tersebut sesuai bakat dan minat siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peran penting dalam mengembangkan watak dan kepribadian siswa. Cakupan kompetensi siswa yang dikembangkan dalam kegiatan ini meliputi : bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan  masalah dan kemandirian.

Adapun kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan keagamaan seperti: pesantren kilat, penyembelihan hewan qurban dan lain sebagainya itu merupakan kegiatan pembiasaan dalam rangka menciptakan religius culture di sekolah, namun tidak termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

c). Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

      Kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya  meliputi  proses  dan  pencapaian  kompetensi peserta  didik  dalam  Kegiatan  Ekstrakurikuler  yang  dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif, diberikan dan dinyatakan dalam buku raport.

Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada kegiatan ekstrakurikuler PAI pada setiap semester. Bagi peserta  didik  yang  belum mencapai  nilai  minimal  perlu  mendapat bimbingan  terus  menerus untuk mencapainya. Kriteria keberhasilan ditentukan melalui proses dan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler mengarah pada aspek keikutsertaan dalam kegiatan dan keterampilan. Penilaian aspek keterampilan dapat menggunakan instrumen penilaian produk, proyek, dan portofolio.

Observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang saat proses kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, penulis menemukan bahwa pada akhir semester guru selalu mengevaluasi  kegiatan  ekstrakurikuler, hal ini  dilakukan  untuk  mengukur ketercapaian  tujuan  pada  setiap  indikator  yang  telah  ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan  pendidikan  hendaknya  mengevaluasi  setiap  indikator  yang sudah  tercapai  maupun  yang  belum  tercapai. (Observasi, 29 November 2021).

Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan:

“Setelah didakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, saya selalu mengevaluasi dari hasil kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa, sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai kegiatan tersebut, kemudian juga dari hasil dalam kegiatan ekstrakurikuler ini perlu adanya tambahan atau mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport setiap siswa”. (Wawancara, 29 November 2021).

 

      Hasil wawancara penulis diatas dengan guru PAI dapatlah dipahami bahwa setiap siswa berhak mendapatkan nilai tambahan agama dalam buku rafort mereka apabila mereka tekun dan giat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dilaakukan di sekolah.

3.      Hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan Ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang

  Ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman yang dilakukan guru PAI di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang sangat berpengaruh bagi siswa dalam menambah pemahaman siswa dalam belajar yang dilakukan guru di luar jam pelajaran.

   Kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki kaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan kepada kegiatan pengayaan dan penguatan terhadap materi-materi pembahasan dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, seperti program kegiatan ekstrakurikuler membaca al-Qur’an (kursus membaca al-Qur’an). Kegiatan ini sangat penting “mengingat kemampuan membaca al-Qur’an merupakan langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut.

Hasil observasi penulis di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, hasil yang  dicapai siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman diantaranya adalah ; bertambahnya wawasan siswa dalam bidang keagamaan, seperti siswa sudah bisa baca tulis al-Qur’an dengan baik dan ada pula siswa yang sudah banyak hafal surat-surat pendek serta bisa membaca tilawah al-Qur’an, kemudian siswa terampil dalam berbagai kegiatan PHBI maupun kegiatan kemasyrakatan. (Observasi, 01 Nopember 2021).

  Dari hasil observasi penulis diatas, adapun Hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah sebagai berikut :

a). Bertambahnya wawasan siswa dalam bidang keagamaan

         Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang, siswa dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan agama, dimana siswa sudah bisa merasakan betapa pentingnya ilmu agama yang dapat di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

    Penulis mewawancarai salah seorang siswi kelas VII.C di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang yang bernama Susilawati beliau mengatakan :

“Semenjak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, saya merasa sudah bisa membaca al-quran dengan baik, disamping itu juga adanya kegiatan lain seperti tilawah al-qur’an dan seni rabana juga dapat menambah wawasan saya dalam memenuhi kebutuhan keagamaan”. (Wawancara, 02 Nopember 2021).

 

            Dari wawancara penulis dengan siswa diatas dapat dipahami bahwa siswa merasa bertambah wawasan ilmu agama setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

      Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Setelah diadakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, siswa sudah banyak yang memahami agama, terutama baca tulis al-qur’an dan tilawah al-qur’an, bahkan ada sebahagian siswa yang sudah hafal surat-surat pendek khusus juz amma”. (Wawancara, 02 Nopember 2021).

 

      Dari hasil wawancara penulis diatas dengan guru PAI dapatlah dipahami bahwa dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang siswa bertambah wawasan ilmu agama khususnya bidang BTQ dan tilawah al-qur’an.

   Pelaksanaan pendidikan yang berkualitas sangat tergantung terhadap keseriusan para penyelenggara pendidikan, baik formal, informal maupun nonformal. Pendidikan formal dewasa ini, membutuhkan perhatian yang tinggi, sehinga proses pembelajaran pada jenjang pendidikan ini dapat berjalan dengan baik.

         Kegiatan pendidikan formal dikemas dalam bentuk kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kurikuler dan kokurikuler telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memfokuskan pada  pembelajaran klasikal baik dalam kelas maupun di luar kelas. Namun pada sisi lain, ekstrakurikuler juga harus berjalan sesuai dengan standar yang ada.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, secara sederhana dapat mendatangkan manfaat terhadap, siswa, masyarakat, dan sekolah. Dengan manfaat tersebut, sekolah bisa menjadi lebih terkenal dan populer dan bahkan bisa dijadikan sebagai tempat promosi sekolah kepada masyarakat.

b). Siswa dapat terampil di depan umum

            Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang kiranya berdampak pada keberhasilan siswa, hal ini siswa bisa terampil dengan bakat dan minat masing-masing di depan, artinya, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ini siswa bisa terampil diacara keagamaan seperi tilwah al-qur’an atau pun ceramah agama, baik terampil di sekolah maupun di masyarakat.

      Wawancara penulis dengan Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Sekarang siswa-siswi di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang ini sudah bisa terampil dalam kegiatan keagamaan atau acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, mereka ada yang terampil dalam tilawah al-Qur’an dan ada pula yang terampil dalam seni musik islami atau rebana, bahkan mereka ada yang sudah bisa terampil menjadi imam shalat dengan cukup banyak hafalan surat-surat pendek”. (Wawancara, 03 Nopember 2021).

 

Kemudian  wawancara penulis dengan salah seorang siswa kelas VIII yang bernama M. Yusuf di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Saya disuruh kepala sekolah tampil membaca al-qur’an pada acara Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad, alhamdulillah saya bisa tampil dengan baik berkat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah”. (Wawancara, 03 Nopember 2021).

 

Kemudian  wawancara penulis dengan dua orang siswa kelas VIII yang bernama Sulastri dan Jumarni di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang mereka mengatakan mengatakan :

“Kami dapat tampil dalam acara Isra’ Mi’raj ini dengan membawa group rebana, dimana kami diajarkan seni rebana ini melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah”. (Wawancara, 03 Nopember 2021).

 

Disamping siswa bisa terampil dalam kegiatan PHBI yang ada di sekolah, ada pula siswa yang bisa terampil dalam tilwah al-Qur’an. Hal ini adanya siswa yang mengikuti iven Musabaqah Tilawtil Qur’an (MTQ) yang diselanggaran di Kecamatan Jujuhan, bentuk dari kegiatan ekstrakurikuler yang diselanggarakan di sekolah kiranya dapat siswa terampil dalam kegiatan keagamaan.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah, tentunya membawa manfaat, baik bagi siswa, sekolah, pendidikan, maupun bagi masyarakat luas. Secara terinci manfaat kegiatan ekstrakurikuler sebagai yang sampaikan oleh Ibu Amairiah,S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Secara terinci manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah untuk memberikan tambahan pengayaan pengalaman di kelas dan untuk mengeksplorasi pengalaman belajar yang baru yang mungkin menunjung kurikulum serta memberikan tambahan kesempatan dalam bimbingan kelompok ataupun individu dan memberikan motivasi dalam proses pembelajaran di kelas”. (Wawancara, 03 Nopember 2021).

 

Kemudian wawancara penulis dengan kepala sekolah yaitu dengan Ibu Eli Susanti,S.Kom selaku kepala sekolah di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang beliau mengatakan :

“Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan memberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas” Wawancara, 03 Nopember 2021).

 

Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya, baik tujuan, manfaat, prinsip, dan lain sebagainya. Perbedaan yang ada hanya pada orientasi pelaksanaannya kepada ajaran agama Islam serta dalam jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan.

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan kurikuler Pendidikan Agama Islam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan penulis pada bab-bab diatas, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.      Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah ;

a). Baca Tulis al-Quran (BTQ), hal ini bertjuan agar agar siswa dapat membacaan dan menulis al-Qur’an sesuai dengan ketentuan makhraj dan tajwidnya,

b).Tahfidz al-Quran yang merupakan kegiatan pembinaan keterampilan menghafal ayat-ayat al-Quran. Pembinaan ketarampilan menghafal ayat-ayat al-Qur’an disini lebih menekankan pada surat-surat pendek ayat pada Juz ‘amma, karena pada dasarnya siswa hanya dituntut untuk menghafal surat-surat pendek bukan menghafal al-Qur’an secara keseluruhannya.

c). Pembinaan Tilawah al-Quran yaitu keterampilan seni membaca al-Quran yang mengacu pada kaidah-kaidah tartil yang dikembangkan melalui qiraatul sab’ah (tujuh jenis bacaan).

d). Ceramah Keagamaan (muhadharah) yang merupakan kegiatan pembinaan keterampilan menyampaikan pesan keagamaan di depan publik secara lisan

e). Seni Rebana (marawis, samroh, hadroh, qasidah) yang merupakan kegiatan pembinaan keterampilan olah seni vokal yang diiringi alat musik bernuansa Islami

 

60

 

 


  2. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjangadalah :

a). Mengatur dan membuat jadwal kegiatan yang  merupakan bentuk upaya tercapainya suatu program kegiatan dengan sebaik-baik mungkin,

 b).Membagi kelompok dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pembagian kelompok yang dimaksud adalah dimana setiap siswa dibagi dalam kelompok kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa

c). Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang perlu mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya  meliputi  proses  dan  pencapaian  kompetensi peserta  didik  dalam  Kegiatan  Ekstrakurikuler  yang  dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif, diberikan dan dinyatakan dalam buku raport.

3.      Hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang adalah;

a). Bertambahnya wawasan siswa dalam bidang keagamaan, seperti siswa sudah bisa baca tulis al-Qur’an dengan baik dan ada pula siswa yang sudah banyak hafal surat-surat pendek serta bisa membaca tilawah al-Qur’an,

b). Siswa terampil dalam berbagai kegiatan PHBI maupun kegiatan kemasyrakatan.

 

B.     Saran-Saran

Sebelum mengakhiri tulisan ini tak lupa peneliti meyampaikan beberapa saran yang dirasakan berguna dan bermanfaat sebagai masukan dan demi perkembangan mutu pendidikan khususnya di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjangyang akan datang. Adapun saran dari peneliti sebagai berikut:

1.      Kepada kepala Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang untuk selalu memberi motivasi kepada para guru dalam mengembangkan kerativitas siswa dalam kegiatan ektrakurikuler khususnya bidang keagamaan.

2.      Kepada guru Pendidikan Agama Islam khususnya di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang untuk terus berupaya mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler, sehingga siswa benar-benar merasa manfaat dari kegitan tersebut.

3.      Kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Aswaja Rantau Panjang untuk dapat mengikuti kegitan tersebut tetap semangat serta tekun.

 

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat serta Taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis,  sehingga skripsi ini dapat diselesaaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari isinya maupun dari segi bahasanya. Untuk itu, kritikan dan saran yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah berpartisipasi membimbing penyelesaian skripsi ini. Jika terdapat kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya, akhir kata penulis mendo’akan semoga kita selalu dilindungi Allah SWT. Amin Ya Robbalalamin.

 

 

Jambi,    Januari 2022

Penulis

 

 

 

Rusmi

NIM. 201180162

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, (1991), Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama RI

 

_______, (2008), Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005), Jakarta: Asa Mandiri

 

_______, (2006), Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Jakarta: Sinar Grafika

 

Abu Ahmadi, (1990), Psikologi Belajar. Jakarta : Renika Cipta

 

Ahmad Tafsir, (1994), Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif, Bandung: Remaja Rosdakarya

 

Amirul Hadi dan Haryono. (1998) Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

 

An-Nahlawi, (1989), Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, Bandung : Diponegoro

 

Dalyono, (1990), Psikologi Pendidikan. Jakarta ; Rineka Cipta

 

Depdiknas, (2009), Panduan Pengembangan Diri, Jakarta: Depdiknas

 

Lexy J. Moleong. (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

Hadari Nawawi, (1993), Pendidikan dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas

 

M. Yudha Saputra. (1998), Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud.

 

Moh.  Uzer  dan  Lilis.  (1993). Upaya  Optimalisasi  Kegiatan  Belajar  Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

 

Muhammad Tholhah Hasan, (2005), Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press

 

Ramayulis, (2005), Medotodogi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia

 

Sanapiah Faisal. (1990), Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3 Malang.

 

Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, (2002), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press

 

Syaiful Bahri Djamarah, (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta

 

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

 

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Renika Cipta

 

Suharsimi Arikunto (2006) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D, Bandung: Alfabeta

 

Susilo Riwayadi dan Suci Nur Anisyah, (tt). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Sinar Terang

 

TIM, (2015), Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan  IAIN Shulthan Thaha Saifuddin Jambi

 

Umi Chulsum & Windy Novia, (2006), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko

 

Zakiah Daradjat, (1996), Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : PT Bulan Bintang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INSTUMEN PENGUMPULAN DATA

(IPD)

 

 

A. Wawancara

1. Kepala Sekolah

1). Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

2). Bagaimana struktur organisasi pondok pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

3).  Bagaimana keadaan guru dan siswa pondok pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

4).  Bagaimana keadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

    2. Guru PAI

4.      Apa saja bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

5.      Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?

6.      Bagaimana hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?

  3. Siswa

1)   Apa saja bentuk kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi?

2)   Apakah kegiatan ekstra kurikuler dapat menambah ilmu pengetahuan bagi siswa di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?

3)   Apa saja yang dihasilkan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler melalui pembinaan ketarampilan keislaman di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ?

 

B. Observasi

      1.            Mengamati pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

      2.            Mengamati apa saja bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

      3.            Mengamati keadaan guru dan siswa dalam proses kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

      4.            Mengamati keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

 

C. Dokumentasi

      1.            Sturuktur organisasi Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

      2.            Jumlah guru dan siswa Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

      3.            Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

      4.            Poto keagiatan pelaksanaan ekstra kurikuler yang dilakukan di Pondok Pesantren Aswaja Desa Rantau Panjang Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi          

 

DAFTAR INFORMAN

 

No

Nama

Keterangan

  1.  

Eli Susanti,S.Kom

Kepala Sekolah

  1.  

Amairiah,S.Pd.I

Guru PAI

  1.  

Syahlah Rayani Lubis

Guru Tahfiz

  1.  

Agus Salim,S.Ag

Guru Tilawatil

  1.  

Irma Wati

Guru Seni

  1.  

M. Yamin

Siswa

  1.  

Susanti

Siswa

  1.  

Ridwan

Siswa

  1.  

Dina

Siswa

  1.  

Abdurrahman

Siswa

  1.  

Juwita Asna Dewi

Siswa

  1.  

M. Subhan

Siswa

  1.  

Muniroh

Siswa

  1.  

Susilawati

Siswa

  1.  

M. Yusuf

Siswa

  1.  

Sulastri

Siswa

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 

 

Nama                                       : Rusmi

Jenis Kelaminan                      : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir           : Rantau Panjang, 05 April 2000

Alamat                                    : RT.05 Desa Rantau Panjang, Kec. Jujuhan Kab. Bungo

Alamat Email                          : rusmipasiah05@gmail.com

No. Kontak                             : 082283867745

 

Pendidikan Formal

No

Nama Sekolah

Tempat Sekolah

Tahun

1

SDN 83/11 Rantau Panjang

Rantau Panjang

2007 – 2012

2

MTs Azzakariyah Talang Sekuang

Merangin

2012 – 2015

3

MA Azzakariyah Talang Sekuang

Merangin

2015 – 2018

4

UIN STS Jambi

Jambi

2018 – 2022

 

 

DOKUMENTASI

PONDOK PESANTREN ASWAJA DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO JAMBI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POTO KEGIATAN EKTRAKURIKULER SISWA PONPES ASWAJA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POTO PENULIS DENGAN KEPALA DAN GURU PONPES ASWAJA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT