BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Bekang
Masalah
Pembelajaran berbasis proyek adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran.
Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa proyek perseorangan atau
kelompok dan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu secara
kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan
ditampilkan atau dipresentasikan. (Fathurrohman, 2015:227). Project Based Learning`(PjBL)
adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip utama
dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan
tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya
siswa bernilai, dan realistik.(Ngalimun, 2012:185).
Berbeda
dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik
kelas berdurasi pendek, terisolasi, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada
guru; model PjBL menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang,
holistic-interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik
dan isu-isu dunia nyata. Blumenfed menempatkan pembelajaran Project Based
Learning sebagai pendekatan instruksional komprehensif yang dapat
memotivasi anak-anak untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan, tidak
hanya fokus pada mendapatkan hal itu. (Shaunna Smith, 2016:2).
1 |
Keterampilan
kreatifitas yang tidak dikembangkan pada saat pembelajaran, menyebabkan peserta
didik hanya dapat mengingat dan mengulang materi pelajaran. Oleh sebab itu,
diperlukan juga pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efektif untuk dapat
mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik. Model pembelajaran
mengarah pada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan model pembelajaran guru
dapat membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara
berpikir, dan mengeekspresikan ide diri sendiri. (Ngalimun, , 2012:28)
Guru atau wali kelas merupakan orang yang paling penting statusnya dan
betanggung jawab atas semua proses pembelajaran, terutama mengelola kelas dan
mengusai kelas, karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu mengatur dan
mengelola kelas serta membina siswa dengan baik, sehingga dalam suasana di
kelas. Guru dapat menguasai kelas dalam memberikan pelajaran kepada siswa
dengan hasil yang baik. Dengan demikian kendala seperti mengenai materinya
dalam penyampaian pelajaran yang menyebabkan muncul prilaku siswa tentang
pemahaman pelajaran yang diberikan guru kepada siswa rendah harus di atasi guru.
Namun pada kenyataannya proses
pembelajaran yang dilakukan guru masih belum berjalan secara maksimal khususnya
pada pembelajaran tematik muatan IPA pada kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul
Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin
Jambi. Salah satu penyebabnya adalah cara guru mengajar yang masih konvensional
dengan ceramah, menjelaskan materi di depan kelas dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang bisa atau aktif
didalam kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan
beberapa peserta didik saja. Sedangkan bagi siswa yang pasif tidak memiliki banyak peran dalam proses
pembelajaran. Hal ini berdampak pada minat belajar anak yang berkurang pada pembelajaran tematik muatan IPA. Selain itu,
karena kurangnya peran peserta didik dalam pembelajaran akan membuat peserta
didik pasif, jenuh, dan bosan.
Model pembelajaran yang
dipilih sebaiknya dapat membuat peserta didik mengkontruksi pengetahuannya
sendiri dan bermakna melalui pengalaman nyata sesuai dengan hakikat
pembelajaran tematik muatan IPA yang terdiri atas proses, produk, sikap dan
aplikasi. Dengan lebih menekankan pada proses, dimana peserta didik aktif selama pembelajaran untuk membangun
pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran bermakna. Namun peserta
didik selama ini justru menerima begitu banyak cekokan dalam arti instruksi
bagaimana melakukan sesuatu di sekolah, sehingga peserta didik kehilangan
kesempatan mengembangkan keterampilan kreatifitas. Sejalan dengan hal tersebut,
Munandar menggungkapkan bahwa selama ini pendidik (guru) di Indonesia masih
kurang dapat memahami keterampilan kreatifitas dan bagaimana mengembangkannya
pada peserta didik. (Utami Munandar, 2009:13)
Hal tersebut sesuai dengan hasil
pra-penelitian penulis (Grendtour) di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin
Jambi dimana peneliti menemukan bahwa dengan penerapan pembelajaran aktif
berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kreatifitas
siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan
Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi. Hal ini dapat dilihat pada Penggunaan
model project based learning juga
sangat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar yang
dicapai siswa yaitu: a). Rata - rata ketuntasan pada kondisi awal yaitu 31.43
%, b). Rata - rata ketuntasan siklus I yaitu 77.14%, c). Rata - rata ketuntasan
siklus II yaitu 94.29%. Sementara Keatifan siswa dalam belajar juga menunjukkan
adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keaktigan a).
Rata-rata Kreatifitas siswa kondisi awal yaitu 22.15 %, b). Rata-rata Kreatifitas
siswa siklus 1 yaitu 71.43 %, c).ata - rata Kreatifitas siswa pada siklus 2
yaitu 93.75 %.. (Observsi, 11 Januari 2022).
Dari
penjelasan tersebut, ternyata metode dan model pembelajaran yang guru terapkan
cukup bervariasi, namun belum maksimal dalam mengembangkan keterampilan kreatifitas
peserta didik. Hal tersebut didukung dengan dokumentasi hasil tes keterampilan kreatifitas
peserta didik Kelas IV Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu
Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi, diketahui bahwa nilai rata-rata
keterampilan kreatifitas pada tiap indikator masih rendah.
Tabel :1.1. Nilai Keterampilan Kreatifitas
Peserta Didik Kelas IV Madrash
Ibtidaiyah Nurul
Islam Desa Lantak Seribu
Kelas |
Indikator Keterampilan Kreatifitas |
Peserta Didik |
|||
Kelancaran |
Keluwesan |
Keaslian |
Merinci |
||
IV |
55,56 |
44,99 |
48,33 |
36,66 |
24 |
(Dokumentasi, Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam, 2022)
Pada 24 peserta didik kelas IV diperoleh hasil keterampilan kreatifitas
pada tiap indikator berkategori rendah, sehingga keterampilan kreatifitas
peserta didik perlu dikembangkan.
Berkenaan dengan masalah tersebut penulis berusaha menerapkan
model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta
didik yang masih rendah. Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengembangkan keterampilan kreatifitas antara lain melalui, curah pendapat
(brainstorming), pemecahan masalah secara kreatif (creative problem solving),
dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). (Ridwan,
2014:24).
Penulis berusaha
untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik dengan menerapkan
salah satu alternatif model pembelajaran, yaitu model PjBL melalui pembuatan poster
pelestarian hewan langka terhadap keterampilan kreatifitas
peserta didik. Model PjBL dipilih sebab model PjBL memiliki kelebihan yang
terletak pada penerapannya yang melibatkan peserta didik agar aktif dalam mengerjakan
sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau
lingkungan. Peserta didik dilatih untuk melakukan analisis terhadap
permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi,
interprestasi, dan penilaian mengerjakan proyek yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji. Sehingga pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
Hal tersebut didukung dengan pendapat Muhammad Fathurrohman
yang mengemukakan bahwa, pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
keyakinan peserta didik, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan
mengagumi diri sendiri. Selain itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini
mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri,
serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik. (Fathurrohman, 2015:236). Melalui model PjBL diharapkan keterampilan kreatifitas
peserta didik dapat dikembangkan sehingga hasil belajar peserta didik dapat
meningkat dan tujuan pembelajaran tematik muatan IPA dapat tercapai dengan
semestinya.
Materi keanekaragaman makhluk hidup pada kompetensi mengklasifikasikan
makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengharapkan
terwujudnya pembelajaran yang membuat peserta didik dapat mengklasifikasikan
makhluk hidup sesuai dengan prinsip dasar klasifikasi melalui proses kreatifitas.
Melalui penerapan model PjBL, proses kreatifitas peserta
didik dapat dikembangkan, dengan memberikan tugas proyek berupa pengelompokkan
makhluk hidup di sekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Makhluk hidup
tersebut kemudian diidentifikasi berdasarkan ciri yang dimiliki. Hasil
identifikasi peserta didik tersebut diawetkan dalam bentuk bioplastik sebagai
media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses
pembelajaran.
Latar belakang masalah diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji
lebih jauh mengenai permasalahan yang terjadi di kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa
Lantak Seribu dalam penerapan pembelajaran aktif berbasis Project
Based Learning (PjBL) yang nanti penulis tuangkan dalam
karya ilmiyah dengan judul “Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Kreatifitas peserta didik kelas
IV di Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam belum lah optimal dan dikembangkan
oleh guru secara maksimal.
2. Kreatifitas peserta didik kelas
IV di Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam masih rendah, hal ini terindikasi
dari nilai keterampilan kreatifitas peserta didik pada tiap indikator.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak
Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi pada kelas IV Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022.
2. Keterampilan kreatifitas
diukur dengan indikator sebagai berikut : kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality),
dan merinci (elaboration).
3. Media yang
akan digunakan berupa pembuatan poster pelestarian hewan langka.
4. Pembelajaran tematik dengan tema “Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku” dan sub tema “membuat
poster pelestarian hewan langka”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan
pembelajaran aktif berbasis Project Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan kreatifitas siswa Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan
Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi
2.
Bagaimana penerapan
pembelajaran aktif berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat
meningkatkan kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa
Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi
E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah ingin mengetahui bagaimana
Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL)
Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu
Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi.
2.
Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan
dalam melakukan inovasi pembelajaran dan dapat menjadi landasan dalam peningkatan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL), khususnya pada pembelajaran tematik
pada sub tema membuat
poster pelestarian hewan langka
b. Manfaat Praktis
1). Bagi
Guru
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru bagi guru tematik
muatan IPA untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas serta meningkatkan
variasi model pembelajaran peserta didik.
2). Bagi
Peserta Didik
Penelitian
ini berguna untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik dalam
pembelajaran tematik muatan IPA.
3). Bagi
Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengalaman dalam penerapan model PjBL, serta salah satu syarata
untuk mendapatkan gelar sarjanan strata satu (S.1) pada jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
TINJAU
PUSTAKA
A. Kajian Toeritis
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang
berpusat pada
siswa
dan
guru hanya sebagai pemandu dalam prosesnya. Apabila mahasiswa memiliki tingkat kreativitas
yang memadai
niscaya akan
mampu mencetak guru-guru
yang memiliki kreativitas, sehingga siswa-siswi di
sekolah dapat aktif berpikir, berkembang, dan menghasilkan ide-ide yang kreatif. Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan (Tandogan,
2007:13)
Pembelajaran aktif
dimana siswa mengeksplorasi pertanyaan yang
autentik,
menanyakan dan menyelidiki konsep, mengembangkan rencana,
secara
reflektif
mengevaluasi
solusi, dan
menghasilkan
banyak gagasan. (Trianto, 2013:45).
Menurut Shaunna
Smith Pembelajaran aktif dimana
siswa mengekspolrasi pertanyaan autentik atau tugas, mengembangkan rencana, merenung mengevaluasi solusi, dan menghasilkan beberapa representasi dari ide- ide. (Shaunna Smith, 2016 : 2)
Hal tersebut
bersesuaian dengan
definisi berpikir kreatif
yaitu
keterampilan individu dalam menggunakan
proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik,
berdasarkan konsep-konsep yang
rasional,
serta merupakan pemikiran
yang
bersifat asli,
reflektif, dan
menghasilkan suatu produk
yang kompleks.
Pembelajaran PjBL merupakan penerapan dari
pembelajaran aktif, teori
konstruktivisme dari Vigotsky. Model PjBL merupakan
pembelajaran yang menggunakan proses
investigasi untuk dapat menemukan jawaban
atas suatu
permasalahan yang terjadi. Proses investigasi dapat dilakukan melalui observasi
ke lingkungan sekitar. Proses investigasi dalam pembelajaran proyek diharapkan mampu
meningkatkan keterampilan siswa untuk
berpikir tingkat tinggi seperti
analisis, sintesis
dan evaluasi.
2. Model Project Based Learning
(PjBL)
a.
Definisi Model PjBL
Project Based Learning`adalah model pembelajaran yang berfokus
pada konsep-konsep dan prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan siswa
dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi
peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan
puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik. Berbeda
dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik
kelas berdurasi pendek, terisolasi, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada
guru; model PjBL menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang,
holistic-interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik
dan isu-isu dunia nyata. (Ngalimun, 2012:185).
Pembelajaran
berbasis proyek berfokus pada pembelajaran aktif dimana siswa mengekspolrasi
pertanyaan autentik atau tugas, mengembangkan rencana, merenung mengevaluasi
solusi, dan menghasilkan beberapa representasi dari ide- ide. Blumenfed
menempatkan pembelajaran Project Based Learning sebagai pendekatan
instruksional komprehensif yang dapat memotivasi anak-anak untuk berpikir
tentang apa yang mereka lakukan, tidak hanya fokus pada mendapatkan hal itu. (Shaunna Smith, 2016:2).
8 |
Pembelajaran
berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek
dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat
berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang
hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. (Fathurrohman, 2015:227)
Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell dalam
buku Muhammad Fathurrohman, yaitu sebagai berikut:
1). Project
based learning is curriculum fueled and standards based. Model pembelajaran
berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya standar
isi dalam kurikulumnya.
2). Project
based learning asks a question or proses a problem that each student can answer.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar
dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun.
3). Project
based learning asks students to
investigate issues and topics
addressing real-world problems
while integrating subject
across the curriculum.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembela- jaran yang menuntut
peserta didik membuat “jembatan” yang menghu- bungkan antar berbagai subjek
materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata.
4).
Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran
yang memperhatikan pemahaman peserta didik dalam melakukan eksplorasi,
penilaian, interprestasi dan
mensisntesis informasi melalui
cara yang bermakna.
(Fathurrohman, 2015:230)
b.
Prinsip Model PjBL
Prinsip-prinsip yang mendasari
pembelajaran berbasis proyek adalah :
1).
Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada
kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
2). Tugas
proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik
yang telah ditentukan dalam pembelajaran. Pembelajaran model ini lebih tepat
dan praktis apabila diterapkan di laboratorium.
3).
Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk
nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema atau topik yang
disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau
hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan
dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.
4).
Kurikulum. Pembelajaran berbasis proyek tidak seperti pada kurikulum
tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai
pusat.
5).
Pembelajaran berbasis proyek
menekankan responsebility dan answerability para peserta
didik sendiri dan panutannya.
6). Realisme.
Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktivitas
ini mengintegrasi tugas autentik dan menghasilkan sikap
profesional.
g).
Menumbuhkan isu yang berujung pada pernyataan dan keinginan peserta didik untuk
mentukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses
pembelajaran yang mandiri.
7). Umpan
balik. Diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran
berdasarkan pengalaman.
8). Keterampilan umum. Pembelajaran berbasis
proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja,
tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti
pemecahan masalah, kerja kelompok dan self management.
9). Driving Questions. Pembelajaran
berbasis proyek difokuskan
pada pertanyaan atau permasalahan yang
memicu peserta didik
untuk menyelesaikan
permasalahan dengan konsep,
prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
10). Contructive Investigation. Pembelajaran
berbasis proyek sebagai
titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta
didik.
11). Autonomy. Proyek
menjadikan aktifitas peserta
didik yang penting. Blumenfeld mendeskripsikan model
Pembelajaran berbasis proyek berpusat pada
proses relative berjangka
waktu, unit pembelajaran bermakna. (Fathurrohman, 2015:233)
c.
Karakteristik Model PjBL
Pembelajaran berbasis proyek memiliki delapan karakteristik, diantaranya yaitu: (1) Peserta didik membuat sebuah kerangka kerja, (2) Adanya masalah yang diajukan kepada peserta didik, (3) Peserta didik mendesain proses
untuk menentukan solusi atas permasalahan, (4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan masalah, (5) Proses evaluasi dijalani
secara kontinyu, (6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi, (7)
Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi, (8) Situasi pembelajaran sangat
toleran terhadap kesalahan dan perubahan, (Rusman, 2015:199).
Situasi
pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.11
Sementara dalam
sumber sekunder lain,
memaparkan karakteristik
pembelajaran berbasis proyek diantaranya yaitu:
Efective project
based-learning has the following characteristics: Leads students to investigate
important ideas and questions, is framed around aninquiry process, is
differentiated according to student needs and interests,is driven by student
independent production and presentation rather thanteacher delivery of
information, requires the use of creative thinking,chritical thinking, and
information skill to investigate, draw conclusionsabout, and creat content,
connects to real world and authentic problemsand issues. (Barbara Stripling, 2009:2)
Berdasarkan hasil
review tentang PjBL,
dikemukakan beberapa
karakteristik penting PjBL, yakni sebagai berikut :
1).
Fokus pada permasalahan
untuk penugasan konsep
penting dalam pelajaran.
2).
Pembuatan proyek melibatkan siswa dalam melakukan investigasi konstruktif.
3).
Proyek harus realistis.
4).
Proyek direncanakan oleh siswa.
Sementara itu, menurut gagasan Stripling
dalam buku Ridwan Abdullah Sani, karakterisitik PjBL yang efektif adalah:
1).
Mengarahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting;
2).
Merupakan proses inkuiri;
3).
Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa;
4).
Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara
mandiri;
5).
Menggunakan keterampilan kreatifitas, kritis, dan mencari informasi untuk
melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk;
6).
Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik. (Fathurrohman, 2015:234).
d.
Langkah-Langkah Model PjBL
Secara umum, langkah-langkah
pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Penentuan Proyek |
3. Penyusunan Jadwal pelaksanaan proyek |
2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek |
6. Evaluasi proses
dan hasil proyek |
5.Penyusunan laporan dan
presentasi atau publikasi hasil proyek |
4. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru |
(Gambar
1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek)
Berdasarkan
gambar di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah pembelajaran
berbasis proyek adalah sebagai berikut :
1. Penentuan proyek
Pada
langkah ini, peserta didik menentukan tema atau topik proyek berdasarkan tugas
proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
atau menentukan proyek yang akan dikerjakan baik secara kelompok ataupun
mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
2. Perancangan langkah-langkah
penyelesaian proyek
Peserta
didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai
akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancang proyek ini berisi aturan
main dalam pelaksanaan
tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek,
pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama
antar anggota kelompok.
3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Peserta
didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah
dirancangnya. Berapa lama
proyek itu harus
diselesaikan tahap demi tahap.
4. Penyelesaian proyek dengan fasilitas
dan monitoring guru
Langkah
ini merupakan pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas
yang dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya adalah dengan membaca,
meneliti, observasi, interview, merekam, berkarya seni, mengunjungi objek
proyek, akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta
didik dalam melakukan tugas proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat
rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan
tugas proyek.
5. Penyusunan laporan dan presentasi
atau publikasi hasil proyek
Hasil
proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya
seni, atau karya
teknologi atau prakarya
dipresentasikan atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain
dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
6.
Evaluasi proses dan hasil proyek
Guru dan peserta didik pada akhir
proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas
proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu
maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,
peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan
tugas proyek yang berkembang
dengan diskusi untuk
memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap
ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah
dihasilkan. (Fathurrohman, 2015:235-238)
e.
Kelebihan dan Kelemahan Model PjBL
Setiap
model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing pada
proses pembelajaran. Kelebihan dari model pembelajaran berbasis proyek menurut
Moursund diantaranya yaitu: (1) Increased Motivation, pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajarsiswa; (2) increased
problem-solving ability, meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah. (3) Improved library research skills, Karena pembelajaran berbasis
proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi
melalui sumber-sumber informasi; (4) Increased collaboration meningkatkan
kemampuan siswa dalam bekerja sama; pentingnya kerja kelompokdalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikanketerampilan komunikasi; (5) Increased
resource-menagement skills, pembelajaran berbasis proyek yang
diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasikan proyek, membuat alokasi dan sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. (Made Wena, 2009 : 147)
Beberapa kelebihan
yang diperoleh dengan
menerapkan model PjBL yakni, model PjBL dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, meningkatkan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan
masalah, membuat siswa
lebih aktif dalam menyelasaikan
permasalahan yang kompleks, meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, mendorong
siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi, meningkatkan keterampilan siswa
dalam mengelola sumber daya, memberikan pengalaman kepada siswa dalam
mengorganisasikan proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya
seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas, memberikan kesempatan
belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia nyata, selain itu
model PjBL melibatkan siswa untuk
belajar mengumpulkan informasi dan
menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di
dunia nyata, serta membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. (Imas
Kurniasih, 2014:84)
Sedangkan
kelemahan dari penerapan model PBL antara lain, membutuhkan banyak
waktu untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan
produk, membutuhkan biaya yang cukup
besar, membutuhkan guru yang terampil, membutuhkan fasilitas, peralatan, dan
bahan yang memadai, selain itu model PjBL tidak sesuai dengan siswa yang mudah
menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan,
serta sulit melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok. (Ridwan Abdullah Sani,
2014:172-173).
Kelemahan
dari pembelajaran berbasis proyek yang dapat menyebabkan banyak dari para
pendidik dan peserta didik tidak minat menerapkannya, diantaranya yaitu: (1)
Pembelajaran ini membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah; (2)
Membutuhkan biaya yang cukup banyak; (3) Banyak instruktur yang merasa nyaman
dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas; (4)
Banyak peralatan yang harus disediakan; (5) Peserta didik yang memiliki
kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan;
(6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok; (7)
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak dapat memahami topik secara keseluruhan. (Widodo,
2011:3)
3. Kreatifitas
a.
Definisi Kreatifitas
Kreatifitas
yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk
menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik, berdasarkan
konsep-konsep yang rasional, persepsi,
dan intuisi. (Darmiyati
Zuchdi, 2008:.127).
Kreatif dipandang
sebagai satu kesatuan
atau kombinasi dari berpikir
logis dan berpikir
divergen untuk menghasilkan
sesuatu yang baru, Krulik dan Rudnick menyatakan bahwa
kreatifitas merupakan pemikiran yang bersifat asli, reflektif, dan menghasilkan
suatu produk yang kompleks. Keterampilan kreatifitas dapat didefinisikan
sebagai kecakapan siswa dalam berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu yang
baru bagi siswa yang sebelumnya belum ada atau yang sebelumnya sudah ada namun
dikombinasikan dengan dua atau lebih ide yang sudah ada dengan menunjukkan
komponen kreatifitas. (Camelina
Fitria, 2014:24-25).
Kreatifitas adalah salah satu perwujudan dari
berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kemampuan kreatifitas merupakan
kompetensi kognitif tertinggi. Untuk mengetahui kemampuan kreatifitas seseorang
ditunjukkan melalui produk pemikiran atau kreativitasnya menghasilkan sesuatu
yang baru. (Imas Kurniasih, 2014:14)
Sebagaimana
diungkapkan oleh Munandar ba hwa kreatifitas atau berpikir divergen adalah
kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana
penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Pengertian ini menunjukkan bahwa kemampuan kreatifitas seseorang dikatakan
tinggi, jika ia mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban
pada suatu masalah.
Dengan kata lain
jawaban yang ditunjukkan
bervariasi, benar, dan sesuai dengan masalah yang diberikan. (Alimuddin, 2017:14).
b.
Ciri-Ciri Kreatifitas
Berdasarkan
analisis faktor, Guilford menemukan bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri kreatifitas,
yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality),
merinci (elaboration).
1).
Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
2).
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau
pendekatan terhadap masalah.
3).
Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli,
tidak klise.
4).
Merinci adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci. (Dedi Supriadi, 2001:7).
Ciri-ciri
anak kreatif yaitu mereka memiliki rasa selalu ingin tahu, keinginan yang luas,
dan senang beraktifitas kreatif. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh
Munandar bahwa anak kreatif berperilaku imajinatif, mempunyai hasrat yang luas,
independen dalam berpikir, suka menjelajah, penuh semangat, tunak hati, serta
berani mengambil resiko (Munandar, 2012;2)
c.
Indikator Kreatifitas
Sejumlah
tes kreativitas telah disusun dan digunakan, diantaranya tes orrance untuk
mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test Of Creative Thinking: TTCT).
Ada empat indikator kreatifitas yang diukur melalui tes ini, yaitu: kelancaran,
keluwesan, keaslian dan merinci. (Dedi
Supriadi, 2001:31).
Sintaks
pada model project-based learning (PjBL) mengarahkan PjBL berpotensi dalam
memberdayakan keterampilan social dan berpikir kreatif. Berdasarkan latar
belakang di atas, peneliti mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap
Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 3
Penebel”. Tujuan penelitian adalah Pertama untuk mengetahui adanya pengaruh
secara simultan model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan sosial
dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Kedua untuk mengetahui adanya pengaruh
model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan sosial siswa.( Munandar,2011:13)
Dalam
meningkatkan kreativitas belajar siswa, diperlukan aspek-aspek indikator yang dapat
mengukur tingkat kreativitas siswa. Pengukuran kreativitas dalam penelitian
ini mengacu pada indikator kreativitas
yang dikembangkan oleh Guilford (dalam Suratno 2012:256) yaitu: 1) Kelancaran (fluency) adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan
banyak gagasan secara mandiri. 2) Keluwesan (flexibility) adalah
kemampuan siswa untuk mengemukakan bermacam- macam pemecahan
masalah atau pendekatan terhadap
masalah yang sedang dihadapi. 3) Keaslian (originality) adalah kemampuan
siswa untuk mencetuskan berbagai
gagasan dengan cara-cara
yang asli berdasarkan pemikirannya sendiri dan dengan cara-cara yang
tidak klise atau mengubah makna yang sebelumnya sudah diketahui. 4) Penguraian
(elaboration) adalah kemampuan siswa untuk meninjau atau mengecek
kembali suatu persoalan yang sedang dihadapi berdasarkan pandangan atau
perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui sebelumnya oleh banyak
orang. (Raharjo 2017:15)
Kegiatan belajar
mengajar di sekolah memiliki
tujuan yaitu hasil belajar yang baik. Kristin berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar
berarti hasil yang
diperoleh seseorang dari aktivitas
yang dilakukan dan mengakibatkan
terjadinya perubahan tingkah laku
(Kristin 2016:78).
B. Studi
Relevan
Berikut beberapa penelitian yang
relevan dengan penelitian ini, diantaranya yaitu:
1.
Satria
Mihardi, tahun 2013 yang berjudul “The Effect of Project Based Learning
Model with KWL Worksheet on Student Creative Thinking Process in Physics
Problems”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran berbasis proyek efektif untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas
siswa.
2.
Ferawati, tahun 2015 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Keterampilan Kreatifitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Parigi. Berdasarkan pada hasil penelitiannya, model pembelajaran berbasis
proyek berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan bepikir kreatif dan
hasil belajar siswa. Hasil ini kemudian didukung oleh n-gain dalam kategori
sedang.
3.
Susanti yang
berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Kreatifitas
dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Nutrisi”. Susanti menemukan bahwa kemampuan kreatifitas
siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis proyek mengalami peningkatan.
4.
Rindi
Novitri 2014 yang berjudul
“Pengaruh Model Project Based Learning Pada Mata
Kuliah Seminar
terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa”. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model Project Based Learning
berpengaruh
signifikan
dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif
mahasiswa dan
paling tinggi terutama pada indikator fluency (mengemukakan banyak
ide).
5.
Rena Surya Rohana tahu 2017 berjudul penerapan model PjBL dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif dan penguasaan konsep pada materi pencemaran lingkungan. Pada penelitian ini terdapat peningkatan hasil setelah diberi perlakuan menggunakan model PjBL.
Dari
studi relevan di atas, dimana adanya kesamaan penulis dengan penelitian
terdahulu yaitu sama-sama menggunakan metode PjBL namun dalam pelaksanaannya tentunya
berbeda dengan hasil yang diharapkan. Adapun
perbedaannya adalah dimana penulis lebih memfokuskan pada meningkatkan
kreatifitas siswa dengan Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based
Learning (PjBL), sementara penelitian terduhulu memfokuskan pada Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek Terhadap Keterampilan Kreatifitas dan Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Kreatifitas dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Nutrisi
C. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran yang melibatkan
peserta didik untuk aktif sehingga dapat mengembangkan keterampilan kreatifitasnya.
Melalui model PjBL peserta didik diarahkan untuk aktif dalam mengerjakan sebuah
proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau
lingkungan. Peserta didik dilatih untuk melakukan analisis terhadap
permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi,
interprestasi, dan penilaian mengerjakan proyek yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji.
D. Hipotesis
Berdasarkan
teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah terdapat pengaruh
pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan kreatifitas peserta didik pada
materi keberagaman makhluk
hidup di lingkungan ku. Data yang
diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran kemudian di analisis dengan uji
normalitas, uji homogenitas, serta uji hipotesis sebagai berikut:
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi
normal digunakan atau
tidak.
Untuk
menguji normalitas
digunakan
metode
Liliefors, dengan
langkah sebagai berikut:
Lhitung= Max │F(Z) – S(Z)│, Ltabel = L (a-n)
H0 : Sampel berasal populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak
berasal dari populasi berdistribusi normal
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2022, bertempat di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten
Merangin Jambi, pada peserta didik kelas IV Tahun Ajaran 2021/2022.
B.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Adapun jenis tindakan yang diamati adalah Penerapan
Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk
Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi pada semester geap tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang
dirancang untuk memberdayakan semua partisipan (siswa, guru, dan peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan.
Semua partisipan adalah
anggota aktif
dalam proses penelitian. (Prastowo, 201: 226).
C. Setting
Subjek Penelitian
Penelitian
ini merupakan permasalahan rill dalam Pembelajaran Tematik Muatan IPA di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah
Pemenang Kabupaten Merangi, tahun pelajaran 2021/2022. Subjek penelitian ini adalah penulis sebagai
peneliti, sedangkan subjek penerima PTK adalah siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam . Adapun jumlah siswa, yaitu 24 siswa
dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Dari 22 siswa tersebut, ada beberapa siswa yang belum bisa memahami mata pelajaran IPA dan juga banyak yang belum mampu
memahami isi meteri pembelajaran IPA. Para siswa tersebut mempunyai kemampuan
belajar yang berbeda-beda. Meskipun demikian, sebagian besar tingkat kemampuan
siswa di kelas IV ini sudah rata-rata.
22 |
D. Prosedur Penelitian
Desain penelitian tindakan adalah penelitian pendidikan yang melibatkan
pengumpulan informasi mengenai program dan hasil pendidikan saat ini,
menganalisis informasi, mengembangkan rencana untuk memperbaikinya,
mengumpulkan perubahan setelah rencana baru diimplementasikan, dan
mengembangkan kesimpulan tentang perbaikan. Tujuan utama penelitian tindakan
adalah untuk meningkatkan program pendidikan di sekolah. (Tuti,2015: 116). Adapun desain penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dengan sebuah spriral PTK
seperti gambar 1 berikut ini:
Perencanaan |
Pelaksanaan |
Pengamatan |
Refleksi |
Pelaksanaan |
Perencanaan |
Refleksi |
Pengamatan |
Siklus I |
Siklus II |
1.
Perencanaan
Perencanaan
yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkah-langkahnya. (Arikunto,2012:35). Adapun
tahapan perencanaan sebagai berikut :
a. Studi pendahuluan berupa pengamatan ke sekolah
terkait dan mencari kajian literatur penelitian untuk menyusun rencana
pembelajaran.
b. Menyelesaikan surat izin sekolah untuk melakukan
penelitian.
c. Merancang rencana pembelajaran (RPP).
d. Mendiskusikan prosedur jalannya penelitian kepada
pihak sekolah dan guru kelas IV .
e. Menyusun instrumen penelitian berupa tes
keterampilan kreatifitas.
f. Menyusun respon peserta
didik terhadap model PjBL melalui pembuatan poster pelestarian hewan langka.
g. Melakukan uji coba instrumen tes keterampilan kreatifitas.
h. Mengolah data hasil uji coba instrumen kemudian
menentukan soal yang akan digunakan dalam penelitian.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan
direncanakan dalam dua siklus dengan kompetensi dasar melalui media
alat peraga pada pembelajaran tematik muatan IPA. Materi yang disampaikan pada
siklus I mengenai poster pelestarian hewan langka. Materi pada siklus II tentang cara memahami poster pelestarian hewan langka.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada waku tindakan
sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Observasi
dilakukan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa,
lembar wawancara dan lembar soal. Kegiatan observasi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa, keterampilan guru, dan
mencatat kegiatan yang terjadi pada saat pembelajaran IPA mengenai materi poster pelestarian hewan langka.
4. Refleksi
Tahap
ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya. Setelah mengkaji proses pembelajaran pada siklus pertama yaitu aktivitas siswa, keterampilan guru,
serta hasil keterampilan media alat peraga IPA. Selanjutnya bersama tim
kolaborasi, peneliti membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1.
Wawancara
Wawancara atau interviewadalah suatu cara yang di gunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.”
(Daryanto,1997:33). Wawancara digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang terjadi pada saat di kelas terkait kurikulum, materi,
penerapan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan kondisi peserta didik
dalam proses belajar mengajar, hasil wawancara diperoleh dari guru mata
pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Desa
Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi pada
saat prapenelitian.
Wawancara dilakukan dengan dua bentuk yakni wawancara secara formal dengan
pertanyaan terstruktur, maupun wawancara informal dengan pertanyaan yang tidak
terstruktur dan lebih bersifat obrolan dalam suasana yang wajar dan kondusif.
2.
Observasi
Observasi menurut Arikunto (2006) adalah “Kegiatan pemuatan perhatian semua
objek dengan menggunakan seluruh indera.” (Arikunto, 2006 : 156). Jenis
observasi yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah observasi
berstruktur,dimana dalam melakukan pengamatanya, “Peneliti menggunakan
instrumen yang sudah baku dengan mempedomani rambu-rambu pengamatan.” (Saebeni,
2008 : 188).
Observasi dilaksanakan dengan
cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) selama proses penelitian
berlangsung, observasi yang dilakukan
merupakan observasi tertutup dengan mengambil data dari responden, data-data
yang di observasi antara lain: data jumlah peserta didik dan profil Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten
Merangin Jambi yang diperoleh dari pihak sekolah, serta data awal
keterampilan kreatifitas peserta didik pada materi keanekaragaman makhluk hidup
yang diperoleh melalui tes keterampilan kreatifitas.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010) metode dokumentasi yaitu “Mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip,buku,surat
kabar,majalah,prasasti,notulen,peraturan-peraturan rapat,agenda dan lain sebagainya.”(Arikunto,2010:201).
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi,
peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya karya seni, seperti
patung, film, dan lain sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metoda observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
(Sugiyono, 2014 : 83).
Adapun bentuk-bentuk
dokumentasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah berupa
foto-foto kegiatan pembelajaran, daftar kehaidaran siswa kelas IV Madrasah
Ibtiaiyah Nurul Islam, nilai mata pelajaran IPA serta data-data lain yang
berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian hal lain penueliti menggunakan metode ini penulis gunakan untuk mencari data yang
berkenaan dengan: (1) Historis sekolah, (2) Letak geografis sekolah, (3)
Struktur organisasi sekolah, dan (4) Keadaan siswa, serta hal-hal lain yang
memungkinkan datanya untuk dihimpun melalui teknik dokumentasi.
4. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 142). Sementara
Suharsimi (1995: 136-138) mengatakan angket tertutup adalah angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan
tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai. Angket terbuka adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket campuran yaitu
gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Angket atau kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup.
Angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk
dijawab. Angket pada penelitian ini bersifat tertutup dengan jawaban sangat
setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tujuan penggunaan angket
ini adalah untuk mengetahui respon peserta didik terhadap keterlaksanaan model
PjBL melalui pembuatan awetan bioplastik selama pembelajaran.
F. Teknik Analisi Data
Penelitian tindakan kelas
ini,
teknik analisis digunakan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kedua jenis data yang diperboleh tersebut, maka jenis
analisis
yang digunakan
pada penelitian ini adalah teknis
analisis data secara
kualitatif dan teknis data secara kuantitatif.
Pengkajian atau
analisis data
dilakukan dengan metode
kuantitaif untuk pengamatan kinerja
siswa dan penilaian hasil kerja
siswa. Sedangkan hasil wawancara
menggunakan metode
kualitatif. Berikut ini dijelaskan penerapan
kedua teknik tersebut.
1. Kualitatif
Data kualitatif diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data observasi untuk
mengetahui penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan kreatifitas siswa Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu. Data tersebut juga digunakan untuk menentukan yang akan diwawancarai. Sementara
itu, dokumentasi digunakan untuk merekam
kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran. Analisis dilakukan dengan menyamakan data secara
keseluruhan.
Analisis dan pendeskripsian
data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan semua
perilaku siswa dan perubahanya
selama
proses pembelajaran
dari Pra-Sikulus, Siklus I dan Siklus II.
2. Kuantitatif
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
1. Historis Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam
Adapun historis atau sejarah singkat berdirinya MIS Nurul
Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin dapat penulis
paparkan sebagai berikut .
Desa Lantak Seribu adalah sebuah desa yang penduduknya
mayoritas beragama Islam, oleh karena itu para tokoh agama dan pemuka
masyarakatnya peduli dengan pendidikan agama islam, sehingga pada suatu hari
mereka berkumpul dan bermusyawarah bagaimana cara agar anak-anaknya bisa
mendapatkan pendidikan agama dan pengetahuan umum yang pada dasarnya keduanya
tidak dapat dipisahkan.
Dari hasil musyawarah tersebut dengan didukung tenaga
pengajar lulusan pondok pesantren dan lulusan pendidikan agama, maka semua
sepakat untuk mendirikan gedung sekolah dasar yang berciri khas agama yang
diberi nama “ MIS Nurul Islam” , dengan berdirinya sekolah terdebut, maka
anak-anak usia sekolah dapat menimba ilmu pengetahuan umum dan agama dengan
harapan nantinya akan dapat tercipta generasi penerus yang cerdas, terampil dan
berakhlak mulia.
MIS Nurul Islam berdiri pada tanggal 11 Maret 1983,
gedung dibangun dari dana swadaya masyarakat di bawah naungan yayasan yang
bernama Yayasan Nurul Islam. Kami
mohonkan kepada Allah SWT agar para pendiri madrasah tersebut mendapatkan
imbalan pahala dari Allah sesuai dengan amalnya. Inilah sedekah Jariah yang tak
akan terputus pahalanya walaupun orang yang beramal telah meninggal dunia.
Demikianlah sejarah singkat MIS Nurul Islam Desa Lantak
Seribu yang dapat penulis paparkan dalam profil sekolah ini .
28 |
2. Geografis Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam
Adapun letak geografis MIS Nurul Islam berada di Desa
Lantak Seribu Kecamatan Renah Pamenang, Kabupaten Merangin. Sesuai dengan
observasi dan penelitian, MIS Nurul Islam tersebut adalah bagian dari bangunan
yang dibangun dari swadaya masyarakat yang terletak di Desa Lantak Seribu yang
luas tanahnya kurang lebih 1 hektar.
Agar lebih jelasnya penulis dapat menggambarkan letak geografis MIS
Nurul Islam sebagai berikut :
a.
Sebelah utara bernatasan dengan Kantor Desa
b.
Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Poros Desa Lantak
Seribu
c.
Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas
d.
Sebelah timur berbatasan dengan Lahan pemukiman warga.
Dokumentasi MIS Nurul Islam, 2022)
3.Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul
Islam
a. Visi
Menciptakan siswa yang cerdas, bertaqwa, berakhlak mulia
dan berwawasan luas
b. Misi
- Menanam dasar-dasar perilaku, budipekerti dan berakhlak
mulia
- Menciptakan manusia yang agamis dan islamis
- Menciptakan siswa yang mempunyai wawasan luas
- Membentuk rasa cinta dan bangga terhadap tanah air
c. Tujuan dan saran
- Mendidik siswa agar berguna bagi nusa dan bangsa
- Meningkatkan mutu pendidikan
- Meningkatkan kinerja guru
4. Profil Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam
Nama Madrasah : MIS Nurul Islam
No.
Statistik lama : 112150306033
No.
Statistik Baru : 111215020001
Propinsi : Jambi
Otonomi : 1
Kecamatan : Renah Pamenang
Desa/Kelurahan : Lantak Seribu
Jln/No : Jln Poros Depan Masjid Raya
Kode POS : 37352
Telp/Fax : -
Daerah : Pedesaan
Satus
Sekolah : Swasta
Kelompok
Sekolah : Inti
Status
Akreditasi : B
Tahun
Akreditasi :
No. SK
Akreditasi :
Tahun
berdiri : 1983
No. SK Ijin
Operasional : W.0/6PP.03.2/13/1983
Tgl SK Ijin
Operasional : 07 April 1993
Waktu
Belajar : Pagi hari
Bangunan
Sekolah : Milik sendiri
Luas Tanah : 8.924 m2
Luas
bangunan : 636 m2
Jarak ke
pusat kecamatan : 9 km
Jarak ke
pusat ibu kota kab. : 35 km
5. Struktur Organisasi Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Nurul
Islam
Dalam menjalankan
suatu roda kepemimpinan dalam organisasi/ Lembaga Pendidikan, diperlukan suatu
kerja sama dalam berbagai komponen yang dalam hal ini Kepala Sekolah dibantu
oleh Wakil Kepala Sekolah, guru bidang
study ( guru kelas ), sarana dan prasarananya. Sedangkan hubungan MIS Nurul
Islam dengan masyarakat dalam bidang administrasi ketata usahaan yang
dikoordinasi oleh Kepala Sekolah ataupun yang dibantu oleh Kepala Ketatausahaan (TU) yang mewakili
beberapa staf yakni, bendahara rutin dan bagian pengajaran, sedangkan yang
merupakan pelaksana pengajaran dan pendidikan adalah guru bidang study/ guru
kelas masing-masing.
Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Nurul Islam Desa Lantak Seribu Tahun 2021-2022
Ketua
Yayasan Salwadi |
Kepala Sekolah Mukhlisin, S.Pd.I |
Komite
Sekolah Ahmadi |
Ketata
Usahaan Siti Musyarifah,S.PdI |
Bendahara
Istiqomah |
Koordinator
Pendidikan Sri Suratmi,S.Pd.I |
Wali
Kelas I Lidiawati, S.Pd |
Wali
Kelas II Siti Musyarifah,S.Pd.I |
Wali
Kelas III Siti Fatimah,S.Pd |
Wali
Kelas IV Siti Firdawati,S.Pd.I |
Wali
Kelas V Nur Lailsari,S.Pd.I |
Wali
Kelas VI Warijo,S.Pd.I |
( Dokumen MIS Nurul Islam Tahun Pelajaran 2021/2022)
Dalam
pengamatan struktur diatas dapat diambil intisarinya bahwa suatu lembaga
sangatlah penting untuk membentuk organisasi kepengurusan, agar dapat membantu
proses kelancaran suatu kegiatan atau berjalannya suatu proses sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Adanya penanggung jawab dalam pengelolaan suatu proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan terkendali, dalam hal ini
diperlukan adanya koordinasi kerja sama yang baik antara pihak yang satu dengan
yang lainnya.
Demikian
pula halnya dengan proses pembelajaran di MIS Nurul Islam yang berlokasi di
Desa Lantak seribu Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin. Pelaksanaan
proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik atas dukungan dan kerja sama
berbagai pihak, yakni dalam pengelolaannya dibantu oleh beberapa orang yaitu
wakil kepala sekolah, majelis guru dan pegawai lainnya.
Seorang
kepala tidak akan mampu mengemban amanah jika hanya menjalankan sendirian tanpa bantuan orang lain. Kepala sekolah tentu membutuhkan orang lain
untuk membantu pekerjaannya, sehingga kehadiran para staf dan bawahan akan
sangat membantu kesuksesan pekerjaan apapun yang diprogramkan dalam organisasi
tersebut.
Dalam
struktur kepengurusan diatas, dapat dipahami bahwa sebagai penanggung jawab
dalam pengelolaan program pembelajaran adalah dipimpin oleh ibuk SRI SURATMI
sebagai Kepala Sekolah MIS Nurul Islam Lantak Seribu yang dibantu oleh bapak
WARIJO sebagai Wakil Kepala Sekolah, serta majelis guru sebagai pelaksana
proses pembelajaran dan juga pegawai perpustakaan serta penjaga sekolah yang
bertanggung jawab terhadap berhasilnya proses pembelajaran di sekolah ini,
serta siswa yang menjadi objek ajar dimana siswa adalah salah satu komponen
penting dalam proses pembelajaran.
6. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah
Swasta Nurul Islam
a. Keadaan Guru dan Pegawai
Dalam proses belajar
mengajar, guru dan siswa adalah faktor utama yang sangat menentukan terlaksana
atau tidaknya suatu proses pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan, apabila
dalam suatu lembaga pendidikan memiliki guru
yang memadai dan siswa sebagai sarana pembelajaran maka kegiatan proses
belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dengan di dukung oleh sarana dan
kurikulum yang telah ditentukan dan ditetapkan sesuai dengan tujuan pendidikan
yang akan dicapai.
Seorang guru merupakan
profesi yang sangat mulia, disamping guru adalah pengajar, guru juga seorang pendidik. Guru
adalah sosok yang di tiru, oleh karena itu profesi seorang guru diberi gelar
Pahlawan Tanpa Jasa, karena guru adalah penentu generasi yang akan datang.
Berhasil dan tidaknya pendidikan yang akan datang dapat ditentukan oleh
keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Keberhasilan seorang guru didukung oleh
metode yang digunakan dan sarana prasaranan pendidikan yang mewadai.
Guru atau tenaga pendidik
merupakan pola penuntun, oleh karena itu latar belakang pendidikan guru dan
keahlian dalam kedisiplinan ilmu yang digunakan untuk mengajar sangat
berpengaruh terhadap berhasilnya proses belajar mengajar sebagaimana yang
diharapkan .
Untuk lebih jelasnya bisa
kita lihat pada struktur guru dan pegawai MIS Nurul Islam Lantak Seribu menurut
data statistik guru dan pegawai pada Tahun Pelajaran 2021/2022
Tabel 4.1: Keadaan Guru
dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Desa Lantak Seribuk Tahuan
ajaran 2021/2022
NO |
NAMA |
JABATAN |
KET |
1 |
Mukhlisin,S.Pd.I |
Kepala Madrasah |
|
2 |
Sri Suratmi,A.Ma |
Koordinator Pendidikan |
- |
3 |
Warijo,S.Pd.I |
Guru Kelas |
- |
4 |
Siti Firdawati,S.PdI |
Guru Kelas |
- |
5 |
Siti Musyarifah,S.PdI |
Guru Kelas |
|
6 |
Siti Fatimah,S.Pd |
Guru Kelas |
- |
7 |
Lidiawati,S.Pd.I |
Guru Kelas |
- |
8 |
Nur Lailasari,SPd |
Guru Kelas |
- |
9 |
Asma Yulita,SPdI |
Guru Mapel Fiqih ,Aqidah |
- |
10 |
Istiqomah |
Bendahara |
- |
11 |
Nur Rofiq,SPdI |
Guru Mapel Bahasa Arab |
- |
12 |
Siti Zalna.A.Ma |
TU |
|
(Dokumen MIS Nurul Islam Lantak seribu Tahun Pelajaran
2021/2022)
Berdasarkan
tabel di atas, dapat penulis jelaskan secara singkat mengenai kondisi guru atau
tenaga pengajar MIS Nurul Islam Lantak Seribu, Kecamatan Renah Pamenang
Kabupaten Merangin, bahwa sudah memenuhi persyaratan mengajar di lingkungan
Madrasah Ibtidaiyah. Di sini dapat penulis simpulkan bahwa seorang guru adalah patut diberikan penghargaan bakti seorang guru.
Kita bisa mencetak generasi penerus yang mandiri, trampil dan berakhlak mulia.
b. Keadaan Siswa
Siswa atau anak didik merupakan faktor ini dalam
suatu lembaga pendidikan , karena siswa adalah objek/sasaran pendidikan yang
akan ditetapkan, dan juga siswa ialah individu yang akan menerima perubahan
nilai-nilai yang akan diberikan. Oleh karena itu MIS Nurul Islam Lantak Seribu
Tahun Pelajaran 2021/2022 berjumlah 84 siswa yang terdiri dari 6 kelas dengan
rincian sebagai berikut :
Adapun latar
belakang siswa-siswi madrasah ini adalah
lulusan dari TK dan Non TK.
Tabel 4.2: Keadaan Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Desa Lantak Seribuk Tahuan ajaran
2021/2022
No |
Kelas |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
||
L |
P |
|
|||
1. |
I |
8 |
14 |
22 |
|
2 |
II |
18 |
11 |
29 |
|
3. |
III |
10 |
10 |
20 |
|
4. |
IV |
11 |
13 |
24 |
|
5 |
V |
9 |
6 |
15 |
|
6. |
VI |
11 |
12 |
23 |
|
Jumlah |
67 |
66 |
133 |
||
(Dokumen MIS Nurul Islam
Lantak seribu Tahun Pelajaran 2021/2022
7. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul
Islam
Untuk memperoleh
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, perlu adanya sarana dan prasarana
yang memadai. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan, sebab tanpa adanya sarana dan prasarana yang mewadai maka
tujuan pembelajaran tidak mungkin bisa tercapai sesuai yang diharapkan.
Dari observasi dan
Dokumentasi yang penulis lakukan, sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia
di MIS Nurul Islam sudah cukup memadai walaupun untuk memenuhi ketentuan
sebagai penunjang dalam peningkatan mutu pendidikan masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan.
Berikut
data sarana dan prasarana pendidikan MIS Nurul Islam Lantak seribu :
Tabel 4.3: Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Desa Lantak Seribuk Tahuan ajaran 2021/2022
No |
Sarana dan Prasarana |
Jumlah |
Ket |
1. |
Ruang belajar |
6 |
Baik |
2. |
Ruang Kepala |
1 |
Baik |
3. |
Ruang Perpustakaan |
1 |
Baik |
4. |
Ruang guru |
1 |
Baik |
5. |
UKS |
1 |
Baik |
6. |
WC |
4 |
Baik |
7. |
Meja siswa |
90 |
Baik |
8. |
Kursi siswa |
90 |
Baik |
9. |
Papan tulis |
6 |
Baik |
10 |
Meja pengajar |
6 |
Baik |
11. |
Kursi pengajar |
6 |
Baik |
12. |
Lemari |
8 |
Baik |
13. |
Rak buku |
7 |
Baik |
14. |
Komputer |
3 set |
Baik |
15. |
Infokus |
1 buah |
Baik |
16. |
Laptop |
1 buah |
Baik |
17. |
Salon aktif |
1 set |
Baik |
18. |
TORSO |
3 buah |
Baik |
19. |
Kipas angin |
3 buah |
Baik |
20. |
Globe dan bola langit |
6 buah |
Baik |
21. |
KIT. IPA |
1 set |
Baik |
22. |
KIT. MTK |
1 set |
Baik |
23. |
KIT B.INGGRIS |
1 set |
Baik |
24. |
KIT B. INDONESIA |
1 set |
Baik |
25. |
Buku penunjang (ensiklpoesia) |
5 set |
baik |
26. |
Meja ping pong/ tenis meja |
1 set |
Baik |
27. |
Bola kaki |
3 buah |
Baik |
28. |
Bola takraw |
2 buah |
Baik |
29. |
Bola volly |
2 buah |
Baik |
30. |
Bendera merah putih |
1 buah |
Baik |
31. |
Gambar presiden & wakil presiden |
6 buah |
Baik |
(Dokumen MIS Nurul Islam
Lantak seribu Tahun Pelajaran 2021/2022
B. Penjelasan Data Per-Siklus
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan
kelas (Class Action
Research).
penelitian yang
diupayakan
untuk
peningkatan hasil tindakan
yang dalam pelaksanaannya dilakukan melalui siklus.
1. Pra-Tindakan
Keterampilan kreatifitas
peserta didik kelas IV Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak
Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi, dimana para siswa kelas
IV mengalami kesulitan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terutama
pada materi keanekaragaman makhluk
hidup.
Dari hasil observasi penulis saat melakukan
pengamatan awal, penulis menemukan bahwa masih rendahnya nilai KKM yang dicapai
oleh siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang
Kabupaten Merangin Jambi yaitu dibawa rata-rata KKM 75.
Berikut ini adalah
hasil tes pada kondisi awal Keterampilan kreatifitas peserta didik kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam .
Tabel 4.4 : Data Hasil Tes Kondisi Awal/Pra Siklus Kreatifitas Siswa
No |
Nama Siswa |
Kondisi Awal |
||
Nilai |
Ketuntasan |
|||
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Adibah Ulfatul Z |
50 |
|
✓ |
2 |
Adisti Aura Sabila |
65 |
|
✓ |
3 |
Aisyah Ramadhina L |
75 |
✓ |
|
4 |
Allyza nayla Andjani |
75 |
✓ |
|
5 |
Andira Yuniarti |
40 |
|
✓ |
6 |
Arkan Taufikul Iman |
45 |
|
✓ |
7 |
Azhar Zahrah |
40 |
|
✓ |
8 |
Balqis Aulia Sevira |
40 |
|
✓ |
9 |
Bayu sugiantoro |
40 |
|
✓ |
10 |
Fadlan Aulia Saputra |
45 |
|
✓ |
11 |
Fatia Ramadania |
75 |
✓ |
|
12 |
Habibah |
76 |
✓ |
|
13 |
Hani Ahyani |
75 |
✓ |
|
14 |
Karen Desilia Azzahra |
83 |
✓ |
|
15 |
Kasely Maulana Yusuf |
45 |
|
✓ |
16 |
M. Faza Wanda S |
75 |
✓ |
|
17 |
Meidita |
75 |
✓ |
|
18 |
Mesya Amira Pratiwi |
75 |
✓ |
|
19 |
Mochammad Revian |
40 |
|
✓ |
20 |
Muhamad Nabil S |
45 |
|
✓ |
21 |
Muhamad Zul Fajar |
45 |
|
✓ |
22 |
Muhammad Bayu D |
45 |
|
✓ |
23 |
Muhammad Haikal L F |
40 |
|
✓ |
24 |
Muhammad Husain Al |
40 |
|
✓ |
Jumlah |
1349 |
9 |
15 |
|
Rata-Rata |
56,21 |
37,50% |
62,50% |
Jika
digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada kondisi awal atau
pra siklus tersaji pada grafik berikut :
Grafik 1 : Data hasil Tes Kondisi Awal (Pra Siklus) Kreatifitas Siswa
Dari
data di atas terlihat perolehan nilai pada kondisi awal, dimana telah ditentukan
nilai KKM sebesar 75, yang mencapai ketuntasan 37.50 % yaitu hanya 9 orang
siswa mencapai nilai KKM dari seluruhnya jumlah siswa 24 orang. Sedangkan yang
direncanakan minimal 20 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan klasikal
80 %. Data di atas ternyata
berkebalikan dari yang diharapkan yaitu yang belum mencapai KKM
sebesar 62.50 %.
Selain ditinjau dari hasil berupa
nilai tes awal, juga ditinjau dari hasil observasi proses pembelajaran pada
kondisi awal yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data kreatifitas siswa kondisi awal/pra siklus
No |
Nama Siswa |
Antusiasme siswa mengikuti pelajaran |
Interaksi siswa dengan guru |
Aktivitas siswa dlm diskusi |
Partisipasi siswa menyimpulkan |
1 |
Adibah Ulfatul
Z |
- |
- |
- |
- |
2 |
Adisti Aura
Sabila |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
3 |
Aisyah
Ramadhina L |
✓ |
- |
✓ |
- |
4 |
Allyza nayla
Andjani |
- |
- |
- |
- |
5 |
Andira
Yuniarti |
- |
✓ |
- |
✓ |
6 |
Arkan Taufikul
Iman |
✓ |
- |
- |
- |
7 |
Azhar Zahrah |
- |
- |
- |
- |
8 |
Balqis Aulia
Sevira |
- |
- |
- |
- |
9 |
Bayu
sugiantoro |
- |
- |
- |
- |
10 |
Fadlan Aulia
Saputra |
- |
- |
- |
- |
11 |
Fatia
Ramadania |
- |
- |
- |
- |
12 |
Habibah |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
13 |
Hani Ahyani |
- |
- |
- |
- |
14 |
Karen Desilia
Azzahra |
- |
- |
- |
- |
15 |
Kasely Maulana
Yusuf |
✓ |
- |
- |
- |
16 |
M. Faza Wanda
S |
- |
- |
- |
- |
17 |
Meidita |
✓ |
✓ |
- |
- |
18 |
Mesya Amira
Pratiwi |
- |
- |
✓ |
- |
19 |
Mochammad
Revian |
- |
- |
- |
- |
20 |
Muhamad Nabil
S |
- |
- |
✓ |
- |
21 |
Muhamad Zul
Fajar |
- |
- |
- |
- |
22 |
Muhammad Bayu
D |
- |
- |
✓ |
- |
23 |
Muhammad
Haikal L F |
- |
- |
✓ |
- |
24 |
Muhammad
Husain Al |
- |
- |
- |
- |
Rata-rata |
20,83% |
16,67% |
29,17% |
12,50% |
|
Rata-Rata Siswa Aktif |
19,79% |
||||
Rata-Rata Siswa Tidak Aktif |
78,13% |
Jika digambarkan dalam
bentuk grafik, maka data hasil belajar pada kondisi awal atau pra siklus
tersaji pada grafik berikut :
Grafik 2 : Data Hasil Kreatifitas Siswa Kondisi Awal
Hasil observasi di atas menunjukkan
guru masih banyak kekurangan
dalam melaksanakan proses
pembelajaran, terutama
aspek kegiatan pokok
yang belum terlaksana secara optimal.
Sebagian besar
siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran
bahkan cenderung pasif. Untuk itu maka diperlukan tindakan perbaikan proses
dan hasil pembelajaran supaya target keberhasilan yang
telah ditentukan
dapat dicapai.
2. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil observasi dari siklus
pra tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan sebagai upaya
guru Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam
Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi
melalui Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning
(PjBL).
Sebelum proses pembelajaran
berlangsung, guru Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis
penelitian tindakan kelas. selanjutnya Menyiapkan sumber pembelajaran, bahan
ajar, dan juga alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, Menyiapkan
instrumen penilaian yang akan
digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi, Menyiapkan
kriteria ketuntasan minimal pencapaian
kompetensi serta menyiapkan
instrument tolak ukur
keberhasilan tindakan
Tindakan siklus I Pelaksanaan pembelajaran yang mengacu
kepada rencana pembelajaran yang telah disusun dan diurutkan pada pembelajaran
diatur sebagai berikut.
Tabel 4.6:
Rencana Pelaksanaan Siklus I
No |
Hari & Tanggal |
Alokasi Waktu |
Rencana pembelajaran |
Perangkat pembelajaran |
Keterangan |
1 |
04-Apr-22 |
2 Jampel |
RPP 2 (pertemuan2) |
LKS 2 |
Keberagaman
makhluk hidup di lingkungan dengan menggunakan
model Pembelajaran Project Based
Learning |
2 |
06-Apr-22 |
1 Jampel |
(Pertemuan3) |
Soal Evaluasi |
Untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa tentang poster
pelestarian hewan langka |
b.Tindakan
(action)
Setelah perencanaan selesai,
peneliti sekaligus sebagai guru atau pengajar melaksanakan tindakan atau proses
pembelajaran langsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah di susun sebelumnya. Setiap siklus pembelajaran terbagi
menjadi 3 tahap pelaksanaan yaitu, pembukaan, inti, dan penutup.
c.Observasi
(Observation)
Observasi ini dilakukan untuk
melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang dilakukan sudah dibuat dengan
baik, tidak ada hal yang membuat hasil dari penelitian kurang maksimal
dalam meningkatkan kreatifitas siswa Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah
Pemenang Kabupaten Merangin Jambi.
Pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan yang
telah dilakukan peneliti, diperoleh hasil 16 orang mencapai nilai KKM yaitu
nilai 80 ke atas, berarti nilai ketuntasan klasikal tercapai sebesar 66.67%.
Adapun rata-rata pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan sebesar 80.87% sebagaimana
terlampir dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 :
Evaluasi Siklus I
No |
Nama Siswa |
Siklus I |
||
Nilai |
Ketuntasan |
|||
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Adibah Ulfatul Z |
90 |
✓ |
|
2 |
Adisti Aura Sabila |
65 |
|
✓ |
3 |
Aisyah Ramadhina L |
90 |
✓ |
|
4 |
Allyza nayla Andjani |
95 |
✓ |
|
5 |
Andira Yuniarti |
80 |
✓ |
|
6 |
Arkan Taufikul Iman |
80 |
✓ |
|
7 |
Azhar Zahrah |
75 |
✓ |
|
8 |
Balqis Aulia Sevira |
90 |
✓ |
|
9 |
Bayu sugiantoro |
60 |
|
✓ |
10 |
Fadlan Aulia Saputra |
65 |
|
✓ |
11 |
Fatia Ramadania |
95 |
✓ |
|
12 |
Habibah |
85 |
✓ |
|
13 |
Hani Ahyani |
90 |
✓ |
|
14 |
Karen Desilia Azzahra |
90 |
✓ |
|
15 |
Kasely Maulana Yusuf |
60 |
|
✓ |
16 |
M. Faza Wanda S |
85 |
✓ |
|
17 |
Meidita |
90 |
✓ |
|
18 |
Mesya Amira Pratiwi |
95 |
✓ |
|
19 |
Mochammad Revian |
65 |
|
✓ |
20 |
Muhamad Nabil S |
90 |
✓ |
|
21 |
Muhamad Zul Fajar |
65 |
|
✓ |
22 |
Muhammad Bayu D |
95 |
✓ |
|
23 |
Muhammad Haikal L F |
65 |
|
✓ |
24 |
Muhammad Husain Al |
65 |
|
✓ |
Jumlah |
1925 |
16 |
8 |
|
Rata-Rata |
80,21 |
80,87% |
66,67% |
Jika digambarkan dalam bentuk grafik,
maka
data hasil belajar pada siklus I tersaji pada grafik berikut:
Grafik 3 : Data Hasil Ketuntasn belajar siswa siklus I
d.Refleksi
(Reflecting)
Berdasarkan table dan grafik di atas
diketahui ada peningkatan nilai rata-rata yang pada kondisi awal hanya 9 orang
mencapai nilai KKM yaitu nilai ketuntasan 37,50% menjadi 16 orang
mencapai KKM yang berarti rata-rata nilai ketuntasan 66,67 %. Hal ini
menunjukkan ada kenaikan nilai rata-rata
ketuntasan sebesar 29.17 %. Perubahan ini cukup signifikan yang berarti telah
terjadi peningkatan hasil belajar. Namun demikian nilai ketuntasan klasikal
yang direncanakan yaitu 22 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan
klasikal sebesar 80% masih belum tercapai. Oleh sebab itu penelitian dan
tindakan perbaikan masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Hasil Observasi pada siklus I menunjukkan
guru telah berusaha melaksanakan semua aspek pada kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup, dengan baik sehingga
terlihat perubahan terhadap Kreatifitas
siswa ketika mengikuti proses pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.8 :
Data Kreatifitas siswa Siklus I
No |
Nama Siswa |
Antusiasme siswa mengikuti pelajaran |
Interaksi siswa dengan guru |
Aktivitas siswa dlm diskusi |
Partisipasi siswa menyimpulkan |
1 |
Adibah Ulfatul
Z |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
2 |
Adisti Aura
Sabila |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
3 |
Aisyah
Ramadhina L |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
4 |
Allyza nayla
Andjani |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
5 |
Andira
Yuniarti |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
6 |
Arkan Taufikul
Iman |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
7 |
Azhar Zahrah |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
8 |
Balqis Aulia
Sevira |
✓ |
- |
✓ |
- |
9 |
Bayu
sugiantoro |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
10 |
Fadlan Aulia
Saputra |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
11 |
Fatia
Ramadania |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
12 |
Habibah |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
13 |
Hani Ahyani |
- |
- |
- |
- |
14 |
Karen Desilia
Azzahra |
✓ |
- |
- |
✓ |
15 |
Kasely Maulana
Yusuf |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
16 |
M. Faza Wanda
S |
- |
- |
- |
✓ |
17 |
Meidita |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
18 |
Mesya Amira
Pratiwi |
- |
- |
✓ |
✓ |
19 |
Mochammad
Revian |
✓ |
✓ |
- |
- |
20 |
Muhamad Nabil
S |
- |
✓ |
✓ |
- |
21 |
Muhamad Zul
Fajar |
✓ |
✓ |
- |
- |
22 |
Muhammad Bayu
D |
- |
✓ |
✓ |
- |
23 |
Muhammad
Haikal L F |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
24 |
Muhammad
Husain Al |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
Rata-rata |
29,17% |
33,33% |
20,83% |
37,50% |
|
Rata-Rata Siswa Aktif |
71,88% |
||||
Rata-Rata Siswa Tidak Aktif |
30,21% |
Penyajian data di atas dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4 : Data Hasil Kreatifitas Belajar Siswa Siklus I
Kreatifitas siswa dalam proses
pembelajaran pembelajaran belum mencapai target karena telah direncanakan Kreatifitas
siswa minimal 80% sedangkan Kreatifitas siswa pada siklus I ini baru 71.88%.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan
hasil pelaksanaan proses pembelajaran Siklus I maka pada Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) Siklus II ini dilakukan sebagai upaya guru untuk lebih meningkatkan
kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu
Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi.
Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis penelitian tindakan kelas. Selanjutnya
Menyiapkan sumber pembelajaran, bahan ajar, dan juga alat yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan untuk
mengukur pencapaian kompetensi,
Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian kompetensi serta
menyiapkan instrument tolak ukur keberhasilan tindakan. Pada Siklus II ini guru
menekankan pada pemahaman teks pendek dan mengupayakan kelas agar lebih
kondusif.
Pelaksanaan program pembelajaran ini dilakukan tidak berkelompok
melainkan individu. Adapun urutan
pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada rencana pembelajaran yang
telah disusun, maka urutan pembelajaran diatur sebagai
berikut:
Tabel 4.9 :
Rencana Pelaksanaan Siklus II
No |
Hari & Tanggal |
Alokasi Waktu |
Rencana pembelajaran |
Perangkat pembelajaran |
Keterangan |
1 |
11-Apr-22 |
2 Jampel |
RPP 3 |
LKS 3 |
Membuat
poster pelestarian hewan langka menggunakan media kertas |
2 |
12-Apr-22 |
1 Jampel |
RPP 3 |
LKS 4 |
Mempraktikkan poster pelestarian hewan langka menggunakan media kertas sehari-hari Keberagaman makhluk hidup di
lingkungan ku” |
b.Tindakan
(Action)
Tindakan disini meliputi seluruh
kegiatan proses pembelajaran tentang Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Dalam hal ini, ada tiga kegiatan, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
c. Observasi
(Observation)
Observasi ini dilakukan secara terus
menerus dan terinci dalam proses dan hasil pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan
untuk mengamati dampak dari Penerapan Pembelajaran
Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan
Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu
Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku
dengan menggunakan model pembelajaran project based learning, diperoleh hasil
sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini (sebagai pembanding disajikan pula
data hasil tes pada kondisi awal dan hasil tes pada siklus I)
Tabel 4.10
: Evaluasi Siklus II
No |
Nama Siswa |
Siklus II |
||
Nilai |
Ketuntasan |
|||
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1 |
Adibah Ulfatul Z |
90 |
✓ |
|
2 |
Adisti Aura Sabila |
95 |
✓ |
|
3 |
Aisyah Ramadhina L |
95 |
✓ |
|
4 |
Allyza nayla Andjani |
95 |
✓ |
|
5 |
Andira Yuniarti |
80 |
✓ |
|
6 |
Arkan Taufikul Iman |
90 |
✓ |
|
7 |
Azhar Zahrah |
90 |
✓ |
|
8 |
Balqis Aulia Sevira |
90 |
✓ |
|
9 |
Bayu sugiantoro |
60 |
|
✓ |
10 |
Fadlan Aulia Saputra |
95 |
✓ |
|
11 |
Fatia Ramadania |
95 |
✓ |
|
12 |
Habibah |
90 |
✓ |
|
13 |
Hani Ahyani |
95 |
✓ |
|
14 |
Karen Desilia Azzahra |
90 |
✓ |
|
15 |
Kasely Maulana Yusuf |
60 |
✓ |
|
16 |
M. Faza Wanda S |
95 |
✓ |
|
17 |
Meidita |
95 |
✓ |
|
18 |
Mesya Amira Pratiwi |
95 |
✓ |
|
19 |
Mochammad Revian |
95 |
✓ |
|
20 |
Muhamad Nabil S |
95 |
✓ |
|
21 |
Muhamad Zul Fajar |
90 |
✓ |
|
22 |
Muhammad Bayu D |
95 |
✓ |
|
23 |
Muhammad Haikal L F |
90 |
✓ |
|
24 |
Muhammad Husain Al |
65 |
|
✓ |
Jumlah |
2125 |
22 |
2 |
|
Rata-rata |
89,54 |
91,67% |
8,33% |
Jika digambarkan dalam bentuk
grafik, maka data hasil evaluasi pada siklus II tersaji pada grafik berikut :
Grafik 5: Data hasil ketuntasan belajar siswa siklus II
d. Refleksi
Berdasarkan tabel dan grafik di atas
dapat diketahui bahwa sebanyak 22 orang telah mencapai nilai KKM pada
siklus II ini, berarti nilai ketuntasanya sebesar 91.67%. Dengan demikian
target pencapaian ketuntasan klasikal telah terlampaui.
Selain menggunakan data nilai siswa secara
kuantitas pada siklus
II ini juga dilengkapi dengan
hasil pengamatan observer yang mengamati proses berlangsung nya pembelajaran
dalam siklus II. Adapun observer dan aspek-aspek yang diamati sama seperti pada
siklus 1, sedangkan hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.11
: Data Kreatifitas siswa Siklus
II
No |
Nama Siswa |
Antusiasme siswa mengikuti pelajaran |
Interaksi siswa dengan guru |
Aktivitas siswa dlm diskusi |
Partisipasi siswa menyimpulkan |
1 |
Adibah Ulfatul Z |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
2 |
Adisti Aura Sabila |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
3 |
Aisyah Ramadhina L |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
4 |
Allyza nayla Andjani |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
5 |
Andira Yuniarti |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
6 |
Arkan Taufikul Iman |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
7 |
Azhar Zahrah |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
8 |
Balqis Aulia Sevira |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
9 |
Bayu sugiantoro |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
10 |
Fadlan Aulia Saputra |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
11 |
Fatia Ramadania |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
12 |
Habibah |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
13 |
Hani Ahyani |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
14 |
Karen Desilia Azzahra |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
15 |
Kasely Maulana Yusuf |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
16 |
M. Faza Wanda S |
✓ |
- |
- |
✓ |
17 |
Meidita |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
18 |
Mesya Amira Pratiwi |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
19 |
Mochammad Revian |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
20 |
Muhamad Nabil S |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
21 |
Muhamad Zul Fajar |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
22 |
Muhammad Bayu D |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
23 |
Muhammad Haikal L F |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
24 |
Muhammad Husain Al |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
Rata-Rata |
100% |
95,83% |
91,66% |
100% |
|
Rata-Rata Siswa Aktif |
96,88% |
||||
Rata-Rata Siswa Tidak Aktif |
3,13% |
Jika data di atas disajikan dalam bentuk
grafik
akan tampak seperti berikut:
Grafik 6 : Data hasil Kreatifitas siswa siklus II
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Kreatifitas
siswa telah memenuhi target yang ditentukan yaitu minimal 80% siswa menunjukkan
Kreatifitas, ternyata hasil melebihi target yaitu rata-rata 96.88 %.
C. Pembahasan
1. Aktivitas Belajar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran Pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dari
siklus I ke siklus II.
Pada awal kegiatan, siswa mengamati pembelajaran
dengan memerhatikan, mengamati, mendengarkan, dan mencatat hal-hal yang penting
yang terdapat dalam materi pembalajaran yang sesuai dengan materi yang akan
dipelajari. Penggunaan konsep media gambar
pembelajaran dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat
dalam belajar.
Selain itu,
siswa bersungguh-sungguh dalam mengamati materi pembelajaran, berani bertanya,
dan mengemukakan pendapat sesuai dengan materi yang diberikan guru. Penerapan
model pembelajaran project based learning, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif melakukan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas yang dilakukan
siswa, yaitu memilih proyek, merencanakan proyek, melakukan percobaan, diskusi
kelompok, membuat laporan, dan mempersentasikan laporan. Aktivitas yang terjadi
selama proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi siswa. Potensi yang
dimiliki siswa dapat lebih aktif dan teroptimalkan karena tidak hanya potensi intelektual
yang dikembangkan, tetapi juga fisik, emosi, dan sosial, sehingga dapat mendorong
siswa melakukan berbagai aktivitas selama proses pembelajaran.
Suasana pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning memunculkan interaksi yang terjadi antara
siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, mendorong siswa melakukan berbagai aktivitas
belajar. Interaksi tersebut mendukung kelancaran proses pembelajaran. Siswa
menunjukkan antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran. Antusias siswa
ditunjukkan dengan bersungguh-sungguh melakukan berbagai aktivitas belajar
selama proses pembelajaran berlangsung. Guru hanya memfasilitasi siswa agar
aktif melakukan berbagai aktivitas belajar. Kreatifitas ini memunculkan
keberanian siswa untuk bertanya, mengungkapkan pendapat, dan memberikan saran,
sehingga interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran dapat mengubah
perilaku siswa. Siswa yang awalnya tidak berani melakukan beberapa aktivitas
menjadi lebih berani untuk melakukan
aktivitas belajar.
2. Hasil
Belajar
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran project based learning menggunakan
konsep media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul
Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi dari
siklus I ke siklus II.
Pada awal kegiatan, siswa
mengamati materi pembelajaran yang berkaitan dengan materi
Keberagaman makhluk hidup di
lingkungan ku” dan sub tema “membuat poster pelestarian hewan langka”. Ketika materi pembelajaran berikan, siswa
tertarik untuk mengamati media pembelajaran. Dengan sajian materi melalui media
gambar, siswa mengamati, memperhatikan, membaca, dan mencatat hal-hal penting
yang terdapat pada media pembelajaran. Melalui kegiatan mengamati siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Kegiatan mengamati
merupakan salah satu cara untuk membantu siswa belajar. Untuk itu, bimbingan
guru sangat diperlukan, sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Penerapan
model pembelajaran project based learning, siswa diajak terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Siswa merancang proyek yang akan
dikerjakan. Dalam merencanakan proyek, siswa memilih proyek yang akan
dikerjakan. Berdasarkan proyek pilihanya, siswa menentukan sendiri rancangan
proyek dan menyiapkan alat dan bahan yang berkaitan dengan proyek.
Kegiatan pembelajaran project
based learning memberikan kesempatan kepada siswa mempersentasikan laporan
secara berkelompok. Siswa mempresentasikan laporan dengan sistematis, percaya
diri, suara terdengar jelas. Siswa yang tidak persentasi dapat mendengarkan
persentasi dengan baik. Kegiatan mempersentasikan laporan dapat mendorong siswa
untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Dalam hal ini, siswa
dituntut untuk dapat menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Siswa
harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif. Kegiatan seperti
itu, dapat mendorong siswa untuk mengambil informasi bagi siswa yang mendengarkan
persentasi, dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki bagi siswa yang melakukan
persentasi, sehingga siswa dapat mengkontruksi informasi secara mandiri. Selain
itu, melalui kegiatan persentasi siswa dapat menunjukkan tingkat penguasaannya terhadap
materi yang dipelajari dan keterampilan berkomunikasi.
3. Hasil
Akhir
Keterampilan kreatifitas
peserta didik dalam Penerapan
Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk
Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV
Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, dimana pada kondisi penulis menemukan
masih rendahnya nilai KKM yang dicapai oleh siswa kelas IV Madrash
Ibtidaiyah Nurul yaitu dibawa rata-rata. Pada kondisi awal, dimana telah ditentukan
nilai KKM sebesar 75, yang mencapai ketuntasan 37.50 % yaitu hanya 9 orang
siswa mencapai nilai KKM dari seluruhnya jumlah siswa 24 orang. Sedangkan yang
direncanakan minimal 20 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan klasikal
80 %. Data di atas ternyata
berkebalikan dari yang diharapkan yaitu yang belum mencapai KKM
sebesar 62.50 %. Sebagian
besar siswa belum
terlibat
aktif dalam
proses pembelajaran
bahkan cenderung pasif. Untuk itu maka diperlukan tindakan perbaikan proses
dan hasil pembelajaran supaya target keberhasilan yang
telah ditentukan
dapat dicapai
untuk itu perlu adanya tindakan untuk mencapai KKM yang telah ditentukan yakni
dengan melaksanakan tindakan Silus I.
Pada siklus I menunjukkan bahwa pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan yang
telah dilakukan peneliti, diperoleh hasil 16 orang mencapai nilai KKM yaitu
nilai 80 ke atas, berarti nilai ketuntasan klasikal tercapai sebesar 66.67%.
Adapun rata-rata pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan sebesar 80.87%. Namun demikian
nilai ketuntasan klasikal yang direncanakan yaitu 22 orang mencapai nilai KKM
atau nilai ketuntasan klasikal sebesar 80% masih belum tercapai. Oleh
sebab itu penelitian dan tindakan perbaikan masih perlu dilanjutkan ke siklus II.
Hasil
pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa Kreatifitas siswa telah memenuhi
target yang ditentukan yaitu minimal 80% siswa menunjukkan Kreatifitas,
ternyata hasil melebihi target yaitu rata-rata 96.88 %. Hal ini juga dapat
diketahui bahwa sebanyak 22 orang telah mencapai nilai KKM pada siklus II ini,
berarti nilai ketuntasanya sebesar 91.67%. Dengan demikian target pencapaian
ketuntasan klasikal telah terlampaui.
Berikut
penulis lampirkan perbandingan keterampilan kreatifitas peserta didik dalam Penerapan
Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) aiswa kelas IV
Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Tabel 4.12.
Data perbandingan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra-Tindakan, Siklus I dan Siklus
II
No |
Nama Siswa |
Pra-Tindakan |
Siklus I |
Siklus II |
||||||
Nilai |
Ketuntasan |
Nilai |
Ketuntasan |
Nilai |
Ketuntasan |
|||||
Tuntas |
Tidak Tuntas |
Tuntas |
Tidak Tuntas |
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||||
1 |
Adibah Ulfatul Z |
50 |
|
✓ |
90 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
2 |
Adisti Aura Sabila |
65 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
95 |
✓ |
|
3 |
Aisyah Ramadhina L |
75 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
4 |
Allyza nayla Andjani |
75 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
5 |
Andira Yuniarti |
40 |
|
✓ |
80 |
✓ |
|
80 |
✓ |
|
6 |
Arkan Taufikul Iman |
45 |
|
✓ |
80 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
7 |
Azhar Zahrah |
40 |
|
✓ |
75 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
8 |
Balqis Aulia Sevira |
40 |
|
✓ |
90 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
9 |
Bayu sugiantoro |
40 |
|
✓ |
60 |
|
✓ |
60 |
|
✓ |
10 |
Fadlan Aulia Saputra |
45 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
95 |
✓ |
|
11 |
Fatia Ramadania |
75 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
12 |
Habibah |
76 |
✓ |
|
85 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
13 |
Hani Ahyani |
75 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
14 |
Karen Desilia Azzahra |
83 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
15 |
Kasely Maulana Yusuf |
45 |
|
✓ |
60 |
|
✓ |
60 |
✓ |
|
16 |
M. Faza Wanda S |
75 |
✓ |
|
85 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
17 |
Meidita |
75 |
✓ |
|
90 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
18 |
Mesya Amira Pratiwi |
75 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
19 |
Mochammad Revian |
40 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
95 |
✓ |
|
20 |
Muhamad Nabil S |
45 |
|
✓ |
90 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
21 |
Muhamad Zul Fajar |
45 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
90 |
✓ |
|
22 |
Muhammad Bayu D |
45 |
|
✓ |
95 |
✓ |
|
95 |
✓ |
|
23 |
Muhammad Haikal L F |
40 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
90 |
✓ |
|
24 |
Muhammad Husain Al |
40 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
65 |
|
✓ |
Jumlah |
1349 |
9 |
15 |
1925 |
16 |
8 |
2125 |
22 |
2 |
|
Rata-Rata |
56,21 |
37,50% |
62,50% |
80,21 |
80,87 |
66,67% |
88,54 |
91,67% |
8,33% |
Data tabel diatas menunjukkan adanya
peningkatan ketuntasan dalam kreatifitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi dengan penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL) dimana pada kondiswa awal atau pada Pra-Tindakan
nilai ketuntasan siswa dengan KKM 75 yang diperoleh 1349 dengan Rata-Rata 56,21
atau dengan kata lain bahwa siswa yang tuntas hanya 9 orang dari 24 siswa
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 15 orang siswa.
Pada penerapan Siklus I adanya
peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan
Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) dimana nilai
yang diperoleh siswa adalah 1925 dengan rata-tata 80,21 atau
dengan kata lain bahwa siswa yang tuntas mencapai 16 orang siswa sedangkan yang
belum tuntas hanya 8 orang. Selanjutnya
pada Siklus II ketuntasan belajar siswa dengan penerapan
Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) sudah mencapai
diangka 91,67% dimana nilai yang diperoleh siswa adalah 2125 dengan rata-tata
88,54 atau dengan kata lain bahwa siswa dimana siswa yang tuntas mencapai 22 orang siswa sedangkan yang belum tuntas hanya
2 orang.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik,
maka
data hasil perbandingan belajar pada Pra-Tindakan,
siklus I dan Siklus II dapat dilhat pada grafik berikut:
Grafik 7
: Data Hasil Perbandingan Hasil Evaluasi Pra-Rindakan, Siklus I dan Siklus II
Dari grafik diatas
menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awala atau Pra-Tindakan
ke Siklus I dimana adanya peningkatan
ketuntasan dalam kreatifitas siswa dalam penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diman dari 56,21% Pra-Tindakan menjadi 80,21%
pada Siklus I atau naik 27%. Sedangkan pada siklus II dari 80,21% menjadi 91,67% atau naik 11%.
Selanjutnya jika ditinjau dari hasil
observasi proses pembelajaran pada kondisi awal mengenai Kreatifitas siswa dari
Pra-Tindakan dan Siklus I serta Siklus II juga mengalami kenaikan yang sangat
signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Kreatifitas siswa pada Pra-Tindakan atau
kondisi awal hanya mencapai 19,79% sedangkan siswa yang tidak aktif mencapai
78,13%.
Untuk
lebih jelasnya penulis lampirkan perbandingan rata-rata siswa yang aktif dan
siswa yang tidak aktif pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.13.
Data perbandingan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra-Tindakan, Siklus I dan Siklus
II
No |
Nama Siswa |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
Pra-Tindakan |
Siklus I |
Siklus II |
||||||||||||
1 |
Adibah Ulfatul
Z |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
2 |
Adisti Aura
Sabila |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
3 |
Aisyah
Ramadhina L |
✓ |
- |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
4 |
Allyza nayla
Andjani |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
5 |
Andira
Yuniarti |
- |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
6 |
Arkan Taufikul
Iman |
✓ |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
7 |
Azhar Zahrah |
- |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
8 |
Balqis Aulia
Sevira |
- |
- |
- |
- |
✓ |
- |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
9 |
Bayu
sugiantoro |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
10 |
Fadlan Aulia
Saputra |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
11 |
Fatia
Ramadania |
- |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
12 |
Habibah |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
13 |
Hani Ahyani |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
14 |
Karen Desilia Azzahra |
- |
- |
- |
- |
✓ |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
15 |
Kasely Maulana
Yusuf |
✓ |
- |
- |
- |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
16 |
M. Faza Wanda
S |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
- |
- |
✓ |
|
17 |
Meidita |
✓ |
✓ |
- |
- |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
18 |
Mesya Amira
Pratiwi |
- |
- |
✓ |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
|
19 |
Mochammad
Revian |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
20 |
Muhamad Nabil
S |
- |
- |
✓ |
- |
- |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
21 |
Muhamad Zul
Fajar |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
22 |
Muhammad Bayu
D |
- |
- |
✓ |
- |
- |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
23 |
Muhammad
Haikal L F |
- |
- |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
24 |
Muhammad
Husain Al |
- |
- |
- |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
- |
✓ |
✓ |
✓ |
✓ |
|
Rata-rata |
20,83% |
16,67% |
29,17% |
12,50% |
29,17% |
33,33% |
20,83% |
37,50% |
100% |
95,83% |
91,66% |
100% |
|
|
Rata-Rata Siswa Aktif |
19,79% |
71,88% |
96,88% |
|||||||||||
Rata-Rata Siswa Tidak Aktif |
78,13% |
30,21% |
3,13% |
Keterangan :
1. Antusiasme siswa mengikuti
pelajaran
2. Interaksi siswa dengan guru
3. Aktivitas siswa dalam diskusi
4. Partisipasi siswa menyimpulkan
Tabel
diatas menunjukkan adanya peningkatan siswa yang aktif pada setiap tindakan
yang diberi oleh guru. Hal ini sangat jelas bahwa pada pra-tindakan dimana
siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajar rata-rata mencapai 19,79%
sedangkan siswa yang tidak aktif rata-rata 78,13%. Namun pada siklus I setelah
diadakan tindakan lebih lanjut, dimana adanya peningkatan partisifasi Kreatifitas
siswa dalam proses belajar meningkat yaitu dari 19,79% menjadi 71,88% atau naik 52,09%. Sedangkan pada siklus II,
dimana Kreatifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah menjacapai 96,88%
atau sudah dikategori berhasil.
Berikut
penulis lampirkan diagram Kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.
Grafik 8
: Data hasil Kreatifitas Siswa Pra-Rindakan, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.14.
Data perbandingan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra-Tindakan, Siklus I dan Siklus
II
Grafik :
8. Perbandingan Kreatifitas siswa Pra-Rindakan, Siklus I dan Siklus II
Grafik diatas menunjukkan
adanya peningkatan Kreatifitas siwa dari kondisi awal atau Pra-Tindakan ke
Siklus I dimana adanya peningkatan Kreatifitas siswa dalam kreatifitas
siswa dalam penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project
Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, diman dari 19,79% siswa yang aktif pada
Pra-Tindakan menjadi 71,88% pada Siklus I atau naik 52,09%. Sedangkan pada
siklus II dari 71,88% menjadi 96,88% atau naik 25%.
PENUTUP
A. Kesimpulan
64 |
B. Saran
Saran ini penulis tujukan kepada semua
elemen sekolah Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu
Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diantaranya :
1. Siswa
Pada saran ini penulis lebih mempokuskan
pada siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan
Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi agar makin meningkatkan lagi
aktivitas dan peran sertanya dalam KBM agar nilai hasil belajarnya dapat ditingkatkan.
2. Guru
Kepada guru kelas IV sekolah Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi agar selalu beronovasi dalam menerapkan variasi model pembelajaran
dan
guru kiranya dapat mengatasi kejenuhan
siswa
dalam belajar. Oleh karennya Salah satunya menerapkan
berbagai macam metode/pendekatan
pembelajaran
khususnya model pembelajaran project based
learning perlu ditingkatkan lagi.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan untuk program pembinaan sekolah
dalam
rangka
meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan KBM di masing-masing kelas,
agar
sekolah Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah
Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi menjadi percontohan
dalam mengembangkan
model-
model pembelajaran.
4. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini kiranya dapatlah dijadikan sebagai bahan untuk
mengembangkan model pembelajaran di Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi. Hal ini bertjuan agar
para
tenaga pengajar di Madrash
Ibtidaiyah Nurul Islam lebih
giat lagi dalam
menerapkan model-model pembelajaran.
Alimuddin, Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Tugas-Tugas Pemecahan Masalah Prosiding : Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan Mipa Fakultas Mipa, (Universitas Negeri
Yogyakarta, 16 Mei 2009)
Anas Sudijono, Pengatar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2011)
Camelina Fitria, “Profil
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika
Ditinjau dari Tipe Kepribadian (Sanguinis, Koleris, Melankolis, dan Phlegmatis)”,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.3 No.3 (Juni, 2014)
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan
yang Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Dedi Supriadi, Kreativitas, Kebudayaan, dan
Perkembangan IPTEK, (Bandung: ALFABETA, 2001).
Kementerian Pendidikan Nasional. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. (Jakarta: Kemendiknas, 2010)
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual
Konsep dan Aplikasi (Bandung: Refika Aditama,2013)
Muhammad Fathurrohman, Paradigma
Pembelajaran Kurikulum 2013 Strategi Alternatif Pembelajaran di Era Global,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015)
Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas
Anak Sekolah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992)
Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta:
Aswaja Presindo, 2012)
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Sani, RA. Pembelajaran Saintifik: Untuk
Implementasi Kurikulum 2013. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Shaunna Smith,” (Re) Counting Meaningful Learning Experiences:
Using StudentCreated Reflective Videos To Make Invisible Learning Visible
During Pjbl Experiences”, Interdisciplinary Journal Of Problem-Based Learning,
Vol.10 No.1 (April 2016)
Sudarma, M.
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung : Alpabeta, 2013)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013)
Utami
Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009)