Jumat, 28 Juni 2024

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Bekang Masalah

            Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka  waktu tertentu secara  kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. (Fathurrohman, 2015:227). Project Based Learning`(PjBL) adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.(Ngalimun, 2012:185).

       Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas berdurasi pendek, terisolasi, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; model PjBL menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, holistic-interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Blumenfed menempatkan pembelajaran Project Based Learning sebagai pendekatan instruksional komprehensif yang dapat memotivasi anak-anak untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan, tidak hanya fokus pada mendapatkan hal itu. (Shaunna Smith, 2016:2).

1

            Kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatu produk. Kemampuan kreatifitas memiliki ciri-ciri mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, pertanyaan, atau penyelesaian masalah; memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal; mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran; mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik; menambahkan atau memperinci detil-detil dari objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik; dan mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, (Munandar, 1992: 98).

            Keterampilan kreatifitas yang tidak dikembangkan pada saat pembelajaran, menyebabkan peserta didik hanya dapat mengingat dan mengulang materi pelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan juga pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efektif untuk dapat mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik. Model pembelajaran mengarah pada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengeekspresikan ide diri sendiri. (Ngalimun, , 2012:28)

            Guru atau wali kelas merupakan orang yang paling penting statusnya dan betanggung jawab atas semua proses pembelajaran, terutama mengelola kelas dan mengusai kelas, karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu mengatur dan mengelola kelas serta membina siswa dengan baik, sehingga dalam suasana di kelas. Guru dapat menguasai kelas dalam memberikan pelajaran kepada siswa dengan hasil yang baik. Dengan demikian kendala seperti mengenai materinya dalam penyampaian pelajaran yang menyebabkan muncul prilaku siswa tentang pemahaman pelajaran yang diberikan guru kepada siswa rendah harus di atasi guru.

            Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan guru masih belum berjalan secara maksimal khususnya pada pembelajaran tematik muatan IPA pada kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi. Salah satu penyebabnya adalah cara guru mengajar yang masih konvensional dengan ceramah, menjelaskan materi di depan kelas dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang bisa atau aktif didalam kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan beberapa peserta didik saja. Sedangkan bagi siswa yang pasif tidak memiliki banyak peran dalam proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada minat belajar anak yang berkurang pada pembelajaran tematik muatan IPA. Selain itu, karena kurangnya peran peserta didik dalam pembelajaran akan membuat peserta didik pasif, jenuh, dan bosan.

            Model pembelajaran yang dipilih sebaiknya dapat membuat peserta didik mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna melalui pengalaman nyata sesuai dengan hakikat pembelajaran tematik muatan IPA yang terdiri atas proses, produk, sikap dan aplikasi. Dengan lebih menekankan pada proses, dimana peserta didik aktif  selama pembelajaran untuk membangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran bermakna. Namun peserta didik selama ini justru menerima begitu banyak cekokan dalam arti instruksi bagaimana melakukan sesuatu di sekolah, sehingga peserta didik kehilangan kesempatan mengembangkan keterampilan kreatifitas. Sejalan dengan hal tersebut, Munandar menggungkapkan bahwa selama ini pendidik (guru) di Indonesia masih kurang dapat memahami keterampilan kreatifitas dan bagaimana mengembangkannya pada peserta didik. (Utami Munandar, 2009:13)

Hal tersebut sesuai dengan hasil pra-penelitian penulis (Grendtour) di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi dimana peneliti menemukan bahwa dengan penerapan pembelajaran aktif berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi. Hal ini dapat dilihat pada Penggunaan model project based    learning    juga    sangat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu: a). Rata - rata ketuntasan pada kondisi awal yaitu 31.43 %, b). Rata - rata ketuntasan siklus I yaitu 77.14%, c). Rata - rata ketuntasan siklus II yaitu 94.29%. Sementara Keatifan siswa dalam belajar juga menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keaktigan a). Rata-rata Kreatifitas siswa kondisi awal yaitu 22.15 %, b). Rata-rata Kreatifitas siswa siklus 1 yaitu 71.43 %, c).ata - rata Kreatifitas siswa pada siklus 2 yaitu 93.75 %.. (Observsi, 11 Januari 2022).

 Dari penjelasan tersebut, ternyata metode dan model pembelajaran yang guru terapkan cukup bervariasi, namun belum maksimal dalam mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik. Hal tersebut didukung dengan dokumentasi hasil tes keterampilan kreatifitas peserta didik Kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi, diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan kreatifitas pada tiap indikator masih rendah.

Tabel :1.1. Nilai Keterampilan Kreatifitas Peserta Didik Kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu

 

 

Kelas

Indikator Keterampilan Kreatifitas

Peserta

Didik

Kelancaran

Keluwesan

Keaslian

Merinci

IV

55,56

44,99

48,33

36,66

24

 

(Dokumentasi, Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam, 2022)

Pada 24 peserta didik kelas IV diperoleh hasil keterampilan kreatifitas pada tiap indikator berkategori rendah, sehingga keterampilan kreatifitas peserta didik perlu dikembangkan. 

Berkenaan dengan masalah tersebut penulis berusaha menerapkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik yang masih rendah. Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas antara lain melalui, curah pendapat (brainstorming), pemecahan masalah secara kreatif (creative problem solving), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). (Ridwan, 2014:24).

  Penulis berusaha untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik dengan menerapkan salah satu alternatif model pembelajaran, yaitu model PjBL melalui pembuatan poster pelestarian hewan langka terhadap keterampilan kreatifitas peserta didik. Model PjBL dipilih sebab model PjBL memiliki kelebihan yang terletak pada penerapannya yang melibatkan peserta didik agar aktif dalam mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan. Peserta didik dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interprestasi, dan penilaian mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji. Sehingga pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.

Hal tersebut didukung dengan pendapat Muhammad Fathurrohman yang mengemukakan bahwa, pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keyakinan peserta didik, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri. Selain itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik. (Fathurrohman, 2015:236).  Melalui model PjBL diharapkan keterampilan kreatifitas peserta didik dapat dikembangkan sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat dan tujuan pembelajaran tematik muatan IPA dapat tercapai dengan semestinya.

Materi keanekaragaman makhluk hidup pada kompetensi mengklasifikasikan makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengharapkan terwujudnya pembelajaran yang membuat peserta didik dapat mengklasifikasikan makhluk hidup sesuai dengan prinsip dasar klasifikasi melalui proses kreatifitas.

Melalui penerapan model PjBL, proses kreatifitas peserta didik dapat dikembangkan, dengan memberikan tugas proyek berupa pengelompokkan makhluk hidup di sekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Makhluk hidup tersebut kemudian diidentifikasi berdasarkan ciri yang dimiliki. Hasil identifikasi peserta didik tersebut diawetkan dalam bentuk bioplastik sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses pembelajaran.

Latar belakang masalah diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai permasalahan yang terjadi di kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu dalam penerapan pembelajaran aktif berbasis Project Based Learning (PjBL) yang nanti penulis tuangkan dalam karya ilmiyah dengan judul Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

 

B. Identifikasi Masalah

            Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kreatifitas peserta didik kelas IV di Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam belum lah optimal dan dikembangkan oleh guru secara maksimal.

2. Kreatifitas peserta didik kelas IV di Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam masih rendah, hal ini terindikasi dari nilai keterampilan kreatifitas peserta didik pada tiap indikator.

 

 

 

 

 

 

 

 

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi pada kelas IV Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022.

2. Keterampilan kreatifitas diukur dengan indikator sebagai berikut : kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan merinci (elaboration).

3. Media yang akan digunakan berupa pembuatan poster pelestarian hewan langka.

4. Pembelajaran tematik dengan tema “Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku” dan sub tema “membuat poster pelestarian hewan langka”.

 

 

 

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah :

1.       Apakah penerapan pembelajaran aktif berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi

2.       Bagaimana penerapan pembelajaran aktif berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi

 

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini ialah ingin mengetahui bagaimana Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi. 

2. Manfaat Penelitian

   a. Manfaat Teoritis

        Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam melakukan inovasi pembelajaran dan dapat menjadi landasan dalam peningkatan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL), khususnya pada pembelajaran tematik pada sub tema membuat poster pelestarian hewan langka

  b. Manfaat Praktis

1). Bagi Guru

         Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru bagi guru tematik muatan IPA untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas serta meningkatkan variasi model pembelajaran peserta didik.

2). Bagi Peserta Didik

       Penelitian ini berguna untuk mengembangkan keterampilan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran tematik muatan IPA.

3). Bagi Peneliti

        Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam penerapan model PjBL, serta salah satu syarata untuk mendapatkan gelar sarjanan strata satu (S.1) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.


BAB II

TINJAU PUSTAKA

A. Kajian Toeritis

1. Pembelajaran Aktif

            Pembelajaran   aktif  merupakan  suatu  pembelajaran  yang  berpusat  pada  siswa  dan  guru hanya   sebagai   pemandu   dalam   prosesnya.      Apabila   mahasiswa   memiliki   tingkat kreativitas   yang  memadai  niscaya  akan  mampu  mencetak  guru-guru  yang  memiliki kreativitas, sehingga siswa-siswi di sekolah dapat aktif berpikir, berkembang, dan menghasilkan ide-ide yang kreatif. Berdasarkan  hasil observasi langsung yang dilakukan (Tandogan, 2007:13)

            Pembelajaran   aktif dimana   siswa   mengeksplorasi   pertanyaan   yang  autentik,   menanyakan   dan menyelidiki  konsep,  mengembangkan  rencana,  secara  reflektif  mengevaluasi solusi,  dan  menghasilkan  banyak  gagasan. (Trianto, 2013:45).

            Menurut Shaunna Smith Pembelajaran aktif dimana siswa mengekspolrasi pertanyaan autentik atau tugas, mengembangkan rencana, merenung mengevaluasi solusi, dan menghasilkan beberapa representasi dari ide- ide. (Shaunna Smith, 2016 : 2)

            Hal  tersebut  bersesuaian  dengan definisi berpikir kreatif  yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik, berdasarkan  konsep-konsep  yang  rasional, serta merupakan pemikiran  yang bersifat asli, reflektif, dan menghasilkan suatu produk yang kompleks.

 Pembelajaran  PjBL  merupakan  penerapan  dari  pembelajaran  aktif,  teori

 

konstruktivisme dari Vigotsky. Model PjBL merupakan pembelajaran yang menggunakan proses investigasi untuk dapat menemukan jawaban atas suatu permasalahan yang terjadi. Proses investigasi dapat dilakukan melalui observasi ke lingkungan sekitar. Proses investigasi dalam pembelajaran proyek diharapkan mampu meningkatkan keterampilan siswa untuk berpikir tingkat tinggi seperti

analisis,   sintesis   dan   evaluasi.   

 

2. Model Project Based Learning (PjBL)

   a. Definisi Model PjBL

       Project Based Learning`adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik. Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas berdurasi pendek, terisolasi, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; model PjBL menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, holistic-interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. (Ngalimun, 2012:185).

        Pembelajaran berbasis proyek berfokus pada pembelajaran aktif dimana siswa mengekspolrasi pertanyaan autentik atau tugas, mengembangkan rencana, merenung mengevaluasi solusi, dan menghasilkan beberapa representasi dari ide- ide. Blumenfed menempatkan pembelajaran Project Based Learning sebagai pendekatan instruksional komprehensif yang dapat memotivasi anak-anak untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan, tidak hanya fokus pada mendapatkan hal itu. (Shaunna Smith, 2016:2).

8

        Depdiknas dalam buku Kokom Komalasari menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek atau tugas terstruktur (Project-Based Learning) merupakan  pendekatan  pembelajaran  yang  membutuhkan  suatu  pembelajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi suatu materi pelajaran, dan melalukan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkonstruk (membentuk pembelajarannya, dan mengkluminasikannya dalam produk nyata). (Kokom Komalasari, 2013 :70)

         Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka  waktu tertentu secara  kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. (Fathurrohman, 2015:227)

          Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell dalam buku Muhammad Fathurrohman, yaitu sebagai berikut:

1). Project based learning is curriculum fueled and standards based. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya.

2). Project based learning asks a question or proses a problem that each student can answer. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun.

3). Project based  learning asks students to investigate issues and  topics addressing  real-world  problems  while  integrating  subject  across  the curriculum. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembela- jaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghu- bungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.

4). Pembelajaran  berbasis  proyek  merupakan  model  pembelajaran  yang memperhatikan pemahaman peserta didik dalam melakukan eksplorasi, penilaian,  interprestasi  dan  mensisntesis  informasi  melalui  cara  yang bermakna. (Fathurrohman, 2015:230)

b. Prinsip Model PjBL

           Prinsip-prinsip yang mendasari pembelajaran berbasis proyek adalah :

1). Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

2). Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran. Pembelajaran model ini lebih tepat dan praktis apabila diterapkan di laboratorium.

3). Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema atau topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.

4). Kurikulum. Pembelajaran berbasis proyek tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.

5). Pembelajaran    berbasis    proyek    menekankan    responsebility    dan answerability para peserta didik sendiri dan panutannya.

6). Realisme. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan  situasi  yang  sebenarnya.  Aktivitas  ini  mengintegrasi  tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional.

g). Menumbuhkan isu yang berujung pada pernyataan dan keinginan peserta didik untuk mentukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.

7). Umpan balik. Diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.

8).  Keterampilan umum. Pembelajaran berbasis proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok dan self management.

9). Driving  Questions.  Pembelajaran  berbasis  proyek  difokuskan  pada pertanyaan   atau   permasalahan   yang   memicu   peserta   didik   untuk menyelesaikan    permasalahan    dengan    konsep,    prinsip    dan    ilmu pengetahuan yang sesuai.

10). Contructive  Investigation.  Pembelajaran  berbasis  proyek  sebagai  titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.

11). Autonomy.  Proyek  menjadikan  aktifitas  peserta  didik  yang  penting. Blumenfeld   mendeskripsikan   model   Pembelajaran   berbasis   proyek berpusat  pada  proses  relative  berjangka  waktu,  unit  pembelajaran bermakna. (Fathurrohman, 2015:233)

 

c. Karakteristik Model PjBL

       Pembelajaran    berbasis    proyek    memiliki    delapan karakteristik, diantaranya yaitu: (1) Peserta didik membuat sebuah kerangka kerja, (2) Adanya masalah yang diajukan kepada peserta didik, (3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan, (4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah, (5) Proses evaluasi dijalani secara kontinyu, (6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi, (7) Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi, (8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan, (Rusman, 2015:199).

Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.11

       Sementara  dalam  sumber  sekunder  lain,  memaparkan  karakteristik pembelajaran berbasis proyek diantaranya yaitu:

Efective project based-learning has the following characteristics: Leads students to investigate important ideas and questions, is framed around aninquiry process, is differentiated according to student needs and interests,is driven by student independent production and presentation rather thanteacher delivery of information, requires the use of creative thinking,chritical thinking, and information skill to investigate, draw conclusionsabout, and creat content, connects to real world and authentic problemsand issues. (Barbara Stripling, 2009:2)

 

            Berdasarkan    hasil    review    tentang    PjBL,    dikemukakan    beberapa karakteristik penting PjBL, yakni sebagai berikut :

1). Fokus  pada  permasalahan  untuk  penugasan  konsep  penting  dalam pelajaran.

2). Pembuatan proyek melibatkan siswa dalam melakukan investigasi konstruktif.

3). Proyek harus realistis.

4). Proyek direncanakan oleh siswa.

         Sementara itu, menurut gagasan Stripling dalam buku Ridwan Abdullah Sani, karakterisitik PjBL yang efektif adalah:

1). Mengarahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting;

2). Merupakan proses inkuiri;

3). Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa;

4). Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara mandiri;

5). Menggunakan keterampilan kreatifitas, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk;

6). Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik. (Fathurrohman, 2015:234).

 

d. Langkah-Langkah Model PjBL

            Secara umum, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penentuan Proyek

3. Penyusunan Jadwal pelaksanaan proyek

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

 

6. Evaluasi proses dan

   hasil proyek

5.Penyusunan laporan dan  presentasi atau

publikasi hasil proyek

 

4. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan

monitoring guru

 

 

 

 

 

 


(Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek)

 

Berdasarkan gambar di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut :

1. Penentuan proyek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema atau topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih atau menentukan proyek yang akan dikerjakan baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancang proyek ini berisi  aturan  main  dalam  pelaksanaan  tugas proyek,  pemilihan  aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan  yang telah  dirancangnya.  Berapa  lama  proyek  itu  harus  diselesaikan tahap demi tahap.

4. Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru

Langkah ini merupakan pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya adalah dengan membaca, meneliti, observasi, interview, merekam, berkarya seni, mengunjungi objek proyek, akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek.

5. Penyusunan laporan dan presentasi atau publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni,  atau  karya  teknologi  atau  prakarya  dipresentasikan  atau  dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.

 

 

6.  Evaluasi proses dan hasil proyek

             Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada  tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek  yang  berkembang  dengan  diskusi  untuk  memperbaiki  kinerja  selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan. (Fathurrohman, 2015:235-238)

e. Kelebihan dan Kelemahan Model PjBL

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing pada proses pembelajaran. Kelebihan dari model pembelajaran berbasis proyek menurut Moursund diantaranya yaitu: (1) Increased Motivation, pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajarsiswa; (2) increased problem-solving ability, meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. (3) Improved library research skills, Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi; (4) Increased collaboration meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama; pentingnya kerja kelompokdalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikanketerampilan komunikasi; (5) Increased resource-menagement skills, pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, membuat alokasi dan sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. (Made Wena, 2009 : 147)

Beberapa  kelebihan  yang  diperoleh  dengan  menerapkan  model  PjBL yakni, model PjBL dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting, meningkatkan kemampuan  siswa  dalam  menyelesaikan  masalah,  membuat  siswa  lebih  aktif dalam menyelasaikan permasalahan yang kompleks, meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi, meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya, memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasikan proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas, memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia nyata, selain itu model PjBL melibatkan siswa untuk  belajar mengumpulkan informasi dan  menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata, serta membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. (Imas Kurniasih, 2014:84)

Sedangkan kelemahan dari penerapan model PBL antara lain, membutuhkan  banyak  waktu  untuk  menyelesaikan masalah  dan  menghasilkan

produk, membutuhkan biaya yang cukup besar, membutuhkan guru yang terampil, membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai, selain itu model PjBL tidak sesuai dengan siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan, serta sulit melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok. (Ridwan Abdullah Sani, 2014:172-173).

            Kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek yang dapat menyebabkan banyak dari para pendidik dan peserta didik tidak minat menerapkannya, diantaranya yaitu: (1) Pembelajaran ini membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah; (2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak; (3) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas; (4) Banyak peralatan yang harus disediakan; (5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan; (6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok; (7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak dapat memahami topik secara keseluruhan. (Widodo, 2011:3)

 

3. Kreatifitas

a. Definisi Kreatifitas

Kreatifitas yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik, berdasarkan konsep-konsep  yang rasional, persepsi, dan intuisi. (Darmiyati Zuchdi, 2008:.127).

Kreatif  dipandang  sebagai  satu  kesatuan  atau  kombinasi  dari berpikir  logis  dan  berpikir  divergen  untuk  menghasilkan  sesuatu  yang  baru, Krulik dan Rudnick menyatakan bahwa kreatifitas merupakan pemikiran yang bersifat asli, reflektif, dan menghasilkan suatu produk yang kompleks. Keterampilan kreatifitas dapat didefinisikan sebagai kecakapan siswa dalam berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru bagi siswa yang sebelumnya belum ada atau yang sebelumnya sudah ada namun dikombinasikan dengan dua atau lebih ide yang sudah ada dengan menunjukkan komponen kreatifitas. (Camelina Fitria, 2014:24-25).

  Kreatifitas adalah salah satu perwujudan dari berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kemampuan kreatifitas merupakan kompetensi kognitif tertinggi. Untuk mengetahui kemampuan kreatifitas seseorang ditunjukkan melalui produk pemikiran atau kreativitasnya menghasilkan sesuatu yang baru. (Imas Kurniasih, 2014:14)

Sebagaimana diungkapkan oleh Munandar ba hwa kreatifitas atau berpikir divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Pengertian ini menunjukkan bahwa kemampuan kreatifitas seseorang dikatakan tinggi, jika ia mampu menunjukkan banyak kemungkinan  jawaban  pada  suatu  masalah.  Dengan  kata  lain  jawaban  yang ditunjukkan bervariasi, benar, dan sesuai dengan masalah yang diberikan. (Alimuddin, 2017:14).

b. Ciri-Ciri Kreatifitas

Berdasarkan analisis faktor, Guilford menemukan bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri kreatifitas, yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), merinci (elaboration).

1). Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

2). Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

3). Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise.

4). Merinci adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci. (Dedi Supriadi, 2001:7).

          Ciri-ciri anak kreatif yaitu mereka memiliki rasa selalu ingin tahu, keinginan yang luas, dan senang beraktifitas kreatif. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Munandar bahwa anak kreatif berperilaku imajinatif, mempunyai hasrat yang luas, independen dalam berpikir, suka menjelajah, penuh semangat, tunak hati, serta berani mengambil resiko (Munandar, 2012;2)

c. Indikator Kreatifitas

Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakan, diantaranya tes orrance untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test Of Creative Thinking: TTCT). Ada empat indikator kreatifitas yang diukur melalui tes ini, yaitu: kelancaran, keluwesan, keaslian dan merinci. (Dedi Supriadi, 2001:31).

Sintaks pada model project-based learning (PjBL) mengarahkan PjBL berpotensi dalam memberdayakan keterampilan social dan berpikir kreatif. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 3 Penebel”. Tujuan penelitian adalah Pertama untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan sosial dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Kedua untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan sosial siswa.( Munandar,2011:13)

            Dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa, diperlukan aspek-aspek indikator yang dapat mengukur tingkat kreativitas siswa. Pengukuran kreativitas dalam  penelitian  ini  mengacu  pada indikator   kreativitas  yang dikembangkan oleh Guilford (dalam Suratno 2012:256) yaitu: 1)    Kelancaran    (fluency)    adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan banyak gagasan secara mandiri. 2) Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan siswa untuk mengemukakan bermacam- macam  pemecahan  masalah  atau pendekatan terhadap masalah yang sedang dihadapi. 3) Keaslian (originality) adalah kemampuan siswa untuk mencetuskan berbagai  gagasan  dengan  cara-cara  yang asli berdasarkan pemikirannya sendiri dan dengan cara-cara yang tidak klise atau mengubah makna yang sebelumnya sudah diketahui. 4) Penguraian (elaboration) adalah kemampuan siswa untuk meninjau atau mengecek kembali suatu persoalan yang sedang dihadapi berdasarkan pandangan atau perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui sebelumnya oleh banyak orang. (Raharjo 2017:15)

            Kegiatan  belajar  mengajar  di sekolah memiliki tujuan yaitu hasil belajar yang baik. Kristin berpendapat bahwa hasil  belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman   belajarnya. Hasil   belajar berarti   hasil  yang   diperoleh   seseorang dari    aktivitas    yang dilakukan dan mengakibatkan  terjadinya  perubahan tingkah   laku   (Kristin   2016:78).

           

B. Studi Relevan

            Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya yaitu:

1.      Satria Mihardi, tahun 2013 yang berjudul “The Effect of Project Based Learning Model with KWL Worksheet on Student Creative Thinking Process in Physics Problems”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek efektif untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas siswa.

2.      Ferawati, tahun 2015 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Kreatifitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Parigi. Berdasarkan pada hasil penelitiannya, model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan bepikir kreatif dan hasil belajar siswa. Hasil ini kemudian didukung oleh n-gain dalam kategori sedang.

3.      Susanti yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Kreatifitas dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Nutrisi”. Susanti menemukan bahwa kemampuan kreatifitas siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis proyek mengalami peningkatan.

4.      Rindi  Novitri  2014 yang berjudul   Pengaruh Model Project Based Learning Pada Mata Kuliah Seminar terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model Project Based Learning berpengaruh signifikan  dalam  meningkatkan  keterampilan  berpikir  kreatif  mahasiswa  dan paling tinggi terutama pada indikator fluency (mengemukakan banyak ide).

5.      Rena Surya Rohana tahu 2017 berjudul penerapan model PjBL dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep pada materi pencemaran lingkungan. Pada penelitian ini terdapat peningkatan hasil setelah diberi perlakuan menggunakan model PjBL.

            Dari studi relevan di atas, dimana adanya kesamaan penulis dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan metode PjBL namun dalam pelaksanaannya tentunya berbeda dengan hasil yang diharapkan. Adapun  perbedaannya adalah dimana penulis lebih memfokuskan pada meningkatkan kreatifitas siswa dengan Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL), sementara penelitian terduhulu memfokuskan pada Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Kreatifitas dan Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Kreatifitas dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Nutrisi

C. Kerangka Berpikir

        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

       Model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk aktif sehingga dapat mengembangkan keterampilan kreatifitasnya. Melalui model PjBL peserta didik diarahkan untuk aktif dalam mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan. Peserta didik dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interprestasi, dan penilaian mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.

 

D. Hipotesis

            Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan  adalah terdapat pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan kreatifitas peserta didik pada materi keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku. Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran kemudian di analisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, serta uji hipotesis sebagai berikut:

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi

normal  digunakan  atau  tidak.  Untuk  menguji  normalitas  digunakan  metode

Liliefors, dengan langkah sebagai berikut:

 

Lhitung= Max F(Z) – S(Z), Ltabel =  L (a-n)

 

H0 : Sampel berasal populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

A. Waktu dan Tempat Penelitian

        Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2022, bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi, pada peserta didik kelas  IV Tahun Ajaran 2021/2022.

B. Metode Penelitian

        Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun jenis tindakan yang diamati adalah Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi pada semester geap tahun pelajaran 2021/2022.  Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan (siswa, guru, dan peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Semua partisipan adalah anggota aktif dalam proses penelitian. (Prastowo, 201: 226).

 

C. Setting Subjek Penelitian  

          Penelitian ini merupakan permasalahan rill dalam Pembelajaran Tematik Muatan IPA di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangi, tahun pelajaran 2021/2022. Subjek penelitian ini adalah penulis sebagai peneliti, sedangkan subjek penerima PTK adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam . Adapun jumlah siswa, yaitu 24 siswa dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dari 22 siswa tersebut, ada beberapa siswa yang belum bisa memahami mata pelajaran IPA dan juga banyak yang belum mampu memahami isi meteri pembelajaran IPA. Para siswa tersebut mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda. Meskipun demikian, sebagian besar tingkat kemampuan siswa di kelas IV ini sudah rata-rata.

22

 


D. Prosedur Penelitian

     Desain penelitian tindakan adalah penelitian pendidikan yang melibatkan pengumpulan informasi mengenai program dan hasil pendidikan saat ini, menganalisis informasi, mengembangkan rencana untuk memperbaikinya, mengumpulkan perubahan setelah rencana baru diimplementasikan, dan mengembangkan kesimpulan tentang perbaikan. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan program pendidikan di sekolah. (Tuti,2015: 116). Adapun desain penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dengan sebuah spriral PTK seperti  gambar 1 berikut ini:

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Siklus I

Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


1. Perencanaan

          Perencanaan yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkah-langkahnya. (Arikunto,2012:35). Adapun tahapan perencanaan sebagai berikut :

a. Studi pendahuluan berupa pengamatan ke sekolah terkait dan mencari kajian literatur penelitian untuk menyusun rencana pembelajaran.

b. Menyelesaikan surat izin sekolah untuk melakukan penelitian.

c. Merancang rencana pembelajaran (RPP).

d. Mendiskusikan prosedur jalannya penelitian kepada pihak sekolah dan guru kelas IV .

e. Menyusun instrumen penelitian berupa tes keterampilan kreatifitas.

f. Menyusun respon  peserta  didik  terhadap model  PjBL melalui pembuatan poster pelestarian hewan langka.

g. Melakukan uji coba instrumen tes keterampilan kreatifitas.

h. Mengolah data hasil uji coba instrumen kemudian menentukan soal yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Pelaksanaan

       Pelaksanaan  tindakan  direncanakan dalam  dua  siklus dengan kompetensi dasar melalui media alat peraga pada pembelajaran tematik muatan IPA. Materi yang disampaikan pada  siklus I  mengenai poster pelestarian hewan langka. Materi pada siklus II tentang cara memahami poster pelestarian hewan langka.

3. Pengamatan

        Pengamatan dilakukan pada waku tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Observasi dilakukan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa, lembar wawancara dan lembar soal. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati  aktivitas siswa, keterampilan guru, dan mencatat kegiatan yang terjadi pada saat pembelajaran IPA mengenai materi poster pelestarian hewan langka.

4. Refleksi

          Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Setelah mengkaji proses pembelajaran  pada siklus pertama  yaitu aktivitas siswa, keterampilan guru, serta hasil keterampilan media alat peraga IPA. Selanjutnya  bersama tim kolaborasi, peneliti membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya. 

E. Teknik Pengumpulan Data

        Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Wawancara 

         Wawancara atau interviewadalah suatu cara yang di gunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.” (Daryanto,1997:33). Wawancara digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang terjadi pada saat di kelas terkait kurikulum, materi, penerapan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan kondisi peserta didik dalam proses belajar mengajar, hasil wawancara diperoleh dari guru mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi pada saat prapenelitian.

        Wawancara dilakukan dengan dua bentuk yakni wawancara secara formal dengan pertanyaan terstruktur, maupun wawancara informal dengan pertanyaan yang tidak terstruktur dan lebih bersifat obrolan dalam suasana yang wajar dan kondusif.

2. Observasi 

        Observasi menurut Arikunto (2006) adalah “Kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.” (Arikunto, 2006 : 156). Jenis observasi yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah observasi berstruktur,dimana dalam melakukan pengamatanya, “Peneliti menggunakan instrumen yang sudah baku dengan mempedomani rambu-rambu pengamatan.” (Saebeni, 2008 : 188).

          Observasi dilaksanakan dengan cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) selama proses penelitian berlangsung, observasi  yang dilakukan merupakan observasi tertutup dengan mengambil data dari responden, data-data yang di observasi antara lain: data jumlah peserta didik dan profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi yang diperoleh dari pihak sekolah, serta data awal keterampilan kreatifitas peserta didik pada materi keanekaragaman makhluk hidup yang diperoleh melalui tes keterampilan kreatifitas.

 3. Dokumentasi

         Menurut Arikunto (2010) metode dokumentasi yaitu “Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip,buku,surat kabar,majalah,prasasti,notulen,peraturan-peraturan  rapat,agenda dan lain sebagainya.”(Arikunto,2010:201).

          Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya karya seni, seperti patung, film, dan lain sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metoda observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono, 2014 : 83).

       Adapun bentuk-bentuk dokumentasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah berupa foto-foto kegiatan pembelajaran, daftar kehaidaran siswa kelas IV Madrasah Ibtiaiyah Nurul Islam, nilai mata pelajaran IPA serta data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian hal lain penueliti menggunakan metode ini penulis gunakan untuk mencari data yang berkenaan dengan: (1) Historis sekolah, (2) Letak geografis sekolah, (3) Struktur organisasi sekolah, dan (4) Keadaan siswa, serta hal-hal lain yang memungkinkan datanya untuk dihimpun melalui teknik dokumentasi.

4. Angket

          Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 142). Sementara Suharsimi (1995: 136-138) mengatakan angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai. Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup.

            Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Angket pada penelitian ini bersifat tertutup dengan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tujuan penggunaan angket ini adalah untuk mengetahui respon peserta didik terhadap keterlaksanaan model PjBL melalui pembuatan awetan bioplastik selama pembelajaran.

F. Teknik Analisi Data

Penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis digunakan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kedua jenis data yang diperboleh tersebut, maka jenis analisis  yang digunakan  pada penelitian ini adalah teknis analisis data secara kualitatif dan teknis data secara kuantitatif. Pengkajian atau analisis data dilakukan dengan metode kuantitaif untuk pengamatan kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. Sedangkan hasil wawancara menggunakan metode kualitatif. Berikut ini dijelaskan penerapan kedua teknik tersebut.

1. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara,  dan  dokumentasi.  Data observasi  untuk  mengetahui  penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan kreatifitas siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu. Data tersebut juga digunakan untuk menentukan yang akan diwawancarai.   Sementara   itu,  dokumentasi   digunakan   untuk merekam kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Analisis dilakukan dengan menyamakan data secara keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan semua  perilaku  siswa  dan  perubahanya  selama  proses  pembelajaran  dari Pra-Sikulus, Siklus I dan Siklus II.

2. Kuantitatif

Dalam kuantitatif merupakan data dari hasil  kreatifitas didik pada  siklus  I  dan  siklus  II.  Data  kuantitatif  diperoleh  dari  hasil  yang dikerjakan siswa pada siklus I dan siklus II.  Adapun data kuantitatif dalam penelitian ini berupa Dalam analisis data penulisan akan mengambil data tentang hasil observasi belajar siswa dan aktivitas mengajar guru serta nilai rata-rata keterampilan siswa data jumlah siswa, nilai keterampilan siswa, nilai rata-rata siswa, di kelas Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi. Setelah diperoleh data pretest dan posttest, kemudian dilakukan perhitungan N-Gain untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut


BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Historis Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

            Adapun historis atau sejarah singkat berdirinya MIS Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin dapat penulis paparkan sebagai berikut .

            Desa Lantak Seribu adalah sebuah desa yang penduduknya mayoritas beragama Islam, oleh karena itu para tokoh agama dan pemuka masyarakatnya peduli dengan pendidikan agama islam, sehingga pada suatu hari mereka berkumpul dan bermusyawarah bagaimana cara agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan agama dan pengetahuan umum yang pada dasarnya keduanya tidak dapat dipisahkan.

            Dari hasil musyawarah tersebut dengan didukung tenaga pengajar lulusan pondok pesantren dan lulusan pendidikan agama, maka semua sepakat untuk mendirikan gedung sekolah dasar yang berciri khas agama yang diberi nama “ MIS Nurul Islam” , dengan berdirinya sekolah terdebut, maka anak-anak usia sekolah dapat menimba ilmu pengetahuan umum dan agama dengan harapan nantinya akan dapat tercipta generasi penerus yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia.

            MIS Nurul Islam berdiri pada tanggal 11 Maret 1983, gedung dibangun dari dana swadaya masyarakat di bawah naungan yayasan yang bernama Yayasan Nurul Islam.  Kami mohonkan kepada Allah SWT agar para pendiri madrasah tersebut mendapatkan imbalan pahala dari Allah sesuai dengan amalnya. Inilah sedekah Jariah yang tak akan terputus pahalanya walaupun orang yang beramal telah meninggal dunia.

            Demikianlah sejarah singkat MIS Nurul Islam Desa Lantak Seribu yang dapat penulis paparkan dalam profil sekolah ini .

28

 


2. Geografis Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

          Adapun letak geografis MIS Nurul Islam berada di Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pamenang, Kabupaten Merangin. Sesuai dengan observasi dan penelitian, MIS Nurul Islam tersebut adalah bagian dari bangunan yang dibangun dari swadaya masyarakat yang terletak di Desa Lantak Seribu yang luas tanahnya kurang lebih 1 hektar.  Agar lebih jelasnya penulis dapat menggambarkan letak geografis MIS Nurul Islam sebagai berikut :

a.  Sebelah utara bernatasan dengan Kantor Desa

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Poros Desa Lantak Seribu

c.  Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas

d. Sebelah timur berbatasan dengan Lahan pemukiman warga. Dokumentasi MIS Nurul Islam, 2022)

 

3.Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

a. Visi                                   

      Menciptakan siswa yang cerdas, bertaqwa, berakhlak mulia dan   berwawasan luas

b. Misi

- Menanam dasar-dasar perilaku, budipekerti dan berakhlak mulia

- Menciptakan manusia yang agamis dan islamis

- Menciptakan siswa yang mempunyai wawasan luas

- Membentuk rasa cinta dan bangga terhadap tanah air

c. Tujuan dan saran

- Mendidik siswa agar berguna bagi nusa dan bangsa

- Meningkatkan mutu pendidikan

- Meningkatkan kinerja guru

 

 

 

4. Profil Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

         Nama Madrasah                         :    MIS Nurul Islam

         No. Statistik lama                       :    112150306033

         No. Statistik Baru                      :    111215020001

          Propinsi                                      :     Jambi

         Otonomi                                     :     1

         Kecamatan                                 :     Renah Pamenang

         Desa/Kelurahan                          :     Lantak Seribu

         Jln/No                                         :     Jln Poros Depan Masjid Raya

         Kode POS                                  :     37352

         Telp/Fax                                     :     -

         Daerah                                        :     Pedesaan

         Satus Sekolah                             :     Swasta

         Kelompok Sekolah                    :     Inti

         Status Akreditasi                        :     B

         Tahun Akreditasi                       :    

         No. SK Akreditasi                     :    

         Tahun berdiri                             :     1983

         No. SK Ijin Operasional             :     W.0/6PP.03.2/13/1983

         Tgl SK Ijin Operasional             :     07 April 1993

         Waktu Belajar                            :     Pagi hari

         Bangunan Sekolah                     :     Milik sendiri

         Luas Tanah                                 :     8.924 m2

         Luas bangunan                           :     636 m2

         Jarak ke pusat kecamatan          :     9 km

         Jarak ke pusat ibu kota kab.       :     35 km

 

 

 

 

 

5. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

           Dalam menjalankan suatu roda kepemimpinan dalam organisasi/ Lembaga Pendidikan, diperlukan suatu kerja sama dalam berbagai komponen yang dalam hal ini Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah, guru  bidang study ( guru kelas ), sarana dan prasarananya. Sedangkan hubungan MIS Nurul Islam dengan masyarakat dalam bidang administrasi ketata usahaan yang dikoordinasi oleh Kepala Sekolah ataupun yang dibantu  oleh Kepala Ketatausahaan (TU) yang mewakili beberapa staf yakni, bendahara rutin dan bagian pengajaran, sedangkan yang merupakan pelaksana pengajaran dan pendidikan adalah guru bidang study/ guru kelas masing-masing.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta

Nurul Islam Desa Lantak Seribu Tahun 2021-2022

 

Ketua Yayasan

Salwadi

Kepala Sekolah Mukhlisin, S.Pd.I

Komite Sekolah Ahmadi

 


                                   

Ketata Usahaan

Siti Musyarifah,S.PdI

Bendahara

Istiqomah

 

 

 

 


                                                     

Koordinator Pendidikan

Sri Suratmi,S.Pd.I

Wali Kelas I

  Lidiawati, S.Pd

Wali Kelas II

  Siti Musyarifah,S.Pd.I           

Wali Kelas III

  Siti Fatimah,S.Pd   

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Wali Kelas IV

Siti Firdawati,S.Pd.I

                                         

Wali Kelas V

Nur Lailsari,S.Pd.I

Wali Kelas VI

Warijo,S.Pd.I

 

 

 


( Dokumen MIS Nurul Islam Tahun Pelajaran 2021/2022)

 

 

 

 

 

            Dalam pengamatan struktur diatas dapat diambil intisarinya bahwa suatu lembaga sangatlah penting untuk membentuk organisasi kepengurusan, agar dapat membantu proses kelancaran suatu kegiatan atau berjalannya suatu proses sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adanya penanggung jawab dalam pengelolaan suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan terkendali, dalam hal ini diperlukan adanya koordinasi kerja sama yang baik antara pihak yang satu dengan yang lainnya.

            Demikian pula halnya dengan proses pembelajaran di MIS Nurul Islam yang berlokasi di Desa Lantak seribu Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin. Pelaksanaan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik atas dukungan dan kerja sama berbagai pihak, yakni dalam pengelolaannya dibantu oleh beberapa orang yaitu wakil kepala sekolah, majelis guru dan pegawai lainnya.

            Seorang kepala tidak akan mampu mengemban amanah jika hanya menjalankan sendirian  tanpa bantuan orang lain.  Kepala sekolah tentu membutuhkan orang lain untuk membantu pekerjaannya, sehingga kehadiran para staf dan bawahan akan sangat membantu kesuksesan pekerjaan apapun yang diprogramkan dalam organisasi tersebut.

            Dalam struktur kepengurusan diatas, dapat dipahami bahwa sebagai penanggung jawab dalam pengelolaan program pembelajaran adalah dipimpin oleh ibuk SRI SURATMI sebagai Kepala Sekolah MIS Nurul Islam Lantak Seribu yang dibantu oleh bapak WARIJO sebagai Wakil Kepala Sekolah, serta majelis guru sebagai pelaksana proses pembelajaran dan juga pegawai perpustakaan serta penjaga sekolah yang bertanggung jawab terhadap berhasilnya proses pembelajaran di sekolah ini, serta siswa yang menjadi objek ajar dimana siswa adalah salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran.

                                                                                      

 

 

 

 

 

6. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

a. Keadaan Guru dan Pegawai

Dalam proses belajar mengajar, guru dan siswa adalah faktor utama yang sangat menentukan terlaksana atau tidaknya suatu proses pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan, apabila dalam suatu lembaga pendidikan memiliki guru  yang memadai dan siswa sebagai sarana pembelajaran maka kegiatan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dengan di dukung oleh sarana dan kurikulum yang telah ditentukan dan ditetapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.

Seorang guru merupakan profesi yang sangat mulia, disamping guru adalah  pengajar, guru juga seorang pendidik. Guru adalah sosok yang di tiru, oleh karena itu profesi seorang guru diberi gelar Pahlawan Tanpa Jasa, karena guru adalah penentu generasi yang akan datang. Berhasil dan tidaknya pendidikan yang akan datang dapat ditentukan oleh keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan.  Keberhasilan seorang guru didukung oleh metode yang digunakan dan sarana prasaranan pendidikan yang mewadai.

Guru atau tenaga pendidik merupakan pola penuntun, oleh karena itu latar belakang pendidikan guru dan keahlian dalam kedisiplinan ilmu yang digunakan untuk mengajar sangat berpengaruh terhadap berhasilnya proses belajar mengajar sebagaimana yang diharapkan .

Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada struktur guru dan pegawai MIS Nurul Islam Lantak Seribu menurut data statistik guru dan pegawai pada Tahun Pelajaran 2021/2022

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.1: Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Desa Lantak Seribuk Tahuan ajaran 2021/2022

NO

NAMA

JABATAN

 

KET

 

1

Mukhlisin,S.Pd.I

Kepala Madrasah

 

 

2

Sri Suratmi,A.Ma

Koordinator Pendidikan

-

 

3

Warijo,S.Pd.I

Guru Kelas

 

-

4

Siti Firdawati,S.PdI

Guru Kelas

 

-

5

Siti Musyarifah,S.PdI

Guru Kelas

 

 

6

Siti Fatimah,S.Pd

Guru Kelas

 

-

7

Lidiawati,S.Pd.I

Guru Kelas

 

-

8

Nur Lailasari,SPd

Guru Kelas

 

-

9

Asma Yulita,SPdI

Guru Mapel Fiqih ,Aqidah

 

-

10

Istiqomah

Bendahara

 

-

11

Nur Rofiq,SPdI

Guru Mapel Bahasa Arab

 

-

12

Siti Zalna.A.Ma

TU

 

 

 

(Dokumen MIS Nurul Islam Lantak seribu Tahun Pelajaran 2021/2022)

 

 

 

 

           

            Berdasarkan tabel di atas, dapat penulis jelaskan secara singkat mengenai kondisi guru atau tenaga pengajar MIS Nurul Islam Lantak Seribu, Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin, bahwa sudah memenuhi persyaratan mengajar di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah. Di sini dapat penulis simpulkan bahwa  seorang guru adalah patut  diberikan penghargaan bakti seorang guru. Kita bisa mencetak generasi penerus yang mandiri, trampil dan berakhlak mulia.

 

b. Keadaan Siswa

                   Siswa atau anak didik merupakan faktor ini dalam suatu lembaga pendidikan , karena siswa adalah objek/sasaran pendidikan yang akan ditetapkan, dan juga siswa ialah individu yang akan menerima perubahan nilai-nilai yang akan diberikan. Oleh karena itu MIS Nurul Islam Lantak Seribu Tahun Pelajaran 2021/2022 berjumlah 84 siswa yang terdiri dari 6 kelas dengan rincian sebagai berikut :                      

                Adapun latar belakang siswa-siswi madrasah ini adalah  lulusan  dari TK dan Non TK.

Tabel 4.2: Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Desa Lantak Seribuk Tahuan ajaran 2021/2022

 

No

 

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah

L

P

 

1.

I

8

14

22

2

II

18

11

29

3.

III

10

10

20

4.

IV

11

13

24

5

V

9

6

15

6.

VI

11

12

23

Jumlah

67

66

133

 

(Dokumen MIS Nurul Islam Lantak seribu Tahun Pelajaran 2021/2022

 

           

7. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam

Untuk memperoleh keberhasilan dalam proses belajar mengajar, perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, sebab tanpa adanya sarana dan prasarana yang mewadai maka tujuan pembelajaran tidak mungkin bisa tercapai sesuai yang diharapkan.

Dari observasi dan Dokumentasi yang penulis lakukan, sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di MIS Nurul Islam sudah cukup memadai walaupun untuk memenuhi ketentuan sebagai penunjang dalam peningkatan mutu pendidikan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.

            Berikut data sarana dan prasarana pendidikan MIS Nurul Islam Lantak seribu :

Tabel 4.3: Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Desa Lantak Seribuk Tahuan ajaran 2021/2022                                          

No

Sarana dan Prasarana

Jumlah

Ket

1.

Ruang belajar

6

Baik

2.

Ruang Kepala

1

Baik

3.

Ruang Perpustakaan

1

Baik

4.

Ruang guru

1

Baik

5.

UKS

1

Baik

6.

WC

4

Baik

7.

Meja siswa

90

Baik

8.

Kursi siswa

90

Baik

9.

Papan tulis

6

Baik

10

Meja pengajar

6

Baik

11.

Kursi pengajar

6

Baik

12.

Lemari

8

Baik

13.

Rak buku

7

Baik

14.

Komputer

3  set

Baik

15.

Infokus

1  buah

Baik

16.

Laptop

1  buah

Baik

17.

Salon aktif

1  set

Baik

18.

TORSO

3   buah

Baik

19.

Kipas angin

3  buah

Baik

20.

Globe dan bola langit

6  buah

Baik

21.

KIT. IPA

1  set

Baik

22.

KIT. MTK

1   set

Baik

23.

KIT B.INGGRIS

1  set

Baik

24.

KIT B. INDONESIA

1   set

Baik

25.

Buku penunjang (ensiklpoesia)

5  set

baik

26.

Meja ping pong/ tenis meja

1  set

Baik

27.

Bola kaki

3  buah

Baik

28.

Bola takraw

2  buah

Baik

29.

Bola volly

2  buah

Baik

30.

Bendera merah putih

1   buah

Baik

31.

Gambar presiden & wakil presiden

6   buah

Baik

 

(Dokumen MIS Nurul Islam Lantak seribu Tahun Pelajaran 2021/2022

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B. Penjelasan Data Per-Siklus

           Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Class Action Research). penelitian  yang  diupayakan  untuk peningkatan hasil tindakan yang dalam pelaksanaannya dilakukan melalui siklus.

     1. Pra-Tindakan

           Keterampilan kreatifitas peserta didik kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi, dimana para   siswa   kelas   IV mengalami kesulitan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terutama pada materi keanekaragaman makhluk hidup.

            Dari hasil observasi penulis saat melakukan pengamatan awal, penulis menemukan bahwa masih rendahnya nilai KKM yang dicapai oleh siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul  Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi yaitu dibawa rata-rata KKM 75.

          Berikut ini adalah hasil tes pada kondisi awal Keterampilan kreatifitas peserta didik kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam .

         Tabel 4.4 : Data Hasil Tes Kondisi Awal/Pra Siklus Kreatifitas Siswa

 

No

Nama Siswa

Kondisi Awal

Nilai

Ketuntasan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Adibah Ulfatul Z

50

 

2

Adisti Aura Sabila

65

 

3

Aisyah Ramadhina L

75

 

4

Allyza nayla Andjani

75

 

5

Andira Yuniarti

40

 

6

Arkan Taufikul Iman

45

 

7

Azhar Zahrah

40

 

8

Balqis Aulia Sevira

40

 

9

Bayu sugiantoro

40

 

10

Fadlan Aulia Saputra

45

 

11

Fatia Ramadania

75

 

12

Habibah

76

 

13

Hani Ahyani

75

 

14

Karen Desilia Azzahra

83

 

15

Kasely Maulana Yusuf

45

 

16

M. Faza Wanda S

75

 

17

Meidita

75

 

18

Mesya Amira Pratiwi

75

 

19

Mochammad Revian

40

 

20

Muhamad Nabil S

45

 

21

Muhamad Zul Fajar

45

 

22

Muhammad Bayu D

45

 

23

Muhammad Haikal L F

40

 

24

Muhammad Husain Al

40

 

Jumlah

1349

9

15

Rata-Rata

56,21

37,50%

62,50%

 

               Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada kondisi awal atau pra siklus tersaji pada grafik berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik 1 : Data hasil Tes Kondisi Awal (Pra Siklus) Kreatifitas Siswa

 

 

         Dari data di atas terlihat perolehan nilai pada kondisi awal, dimana telah ditentukan nilai KKM sebesar 75, yang mencapai ketuntasan 37.50 % yaitu hanya 9 orang siswa mencapai nilai KKM dari seluruhnya jumlah siswa 24 orang. Sedangkan yang direncanakan minimal 20 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan klasikal 80 %. Data di atas ternyata   berkebalikan dari yang diharapkan yaitu yang belum mencapai KKM sebesar  62.50 %.

            Selain ditinjau dari hasil berupa nilai tes awal, juga ditinjau dari hasil observasi proses pembelajaran pada kondisi awal yaitu sebagai berikut:       

Tabel 4.5 Data kreatifitas siswa kondisi awal/pra siklus

 

No

Nama Siswa

Antusiasme siswa mengikuti pelajaran

Interaksi siswa dengan guru

Aktivitas siswa dlm diskusi

Partisipasi siswa menyimpulkan

1

Adibah Ulfatul Z

-

-

-

-

2

Adisti Aura Sabila

-

3

Aisyah Ramadhina L

-

-

4

Allyza nayla Andjani

-

-

-

-

5

Andira Yuniarti

-

-

6

Arkan Taufikul Iman

-

-

-

7

Azhar Zahrah

-

-

-

-

8

Balqis Aulia Sevira

-

-

-

-

9

Bayu sugiantoro

-

-

-

-

10

Fadlan Aulia Saputra

-

-

-

-

11

Fatia Ramadania

-

-

-

-

12

Habibah

13

Hani Ahyani

-

-

-

-

14

Karen Desilia Azzahra

-

-

-

-

15

Kasely Maulana Yusuf

-

-

-

16

M. Faza Wanda S

-

-

-

-

17

Meidita

-

-

18

Mesya Amira Pratiwi

-

-

-

19

Mochammad Revian

-

-

-

-

20

Muhamad Nabil S

-

-

-

21

Muhamad Zul Fajar

-

-

-

-

22

Muhammad Bayu D

-

-

-

23

Muhammad Haikal L F

-

-

-

24

Muhammad Husain Al

-

-

-

-

Rata-rata

20,83%

16,67%

29,17%

12,50%

Rata-Rata Siswa Aktif

19,79%

Rata-Rata Siswa Tidak Aktif

78,13%

 

                        Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada kondisi awal atau pra siklus tersaji pada grafik berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik 2 : Data Hasil Kreatifitas Siswa Kondisi Awal

 

           

 

 

 

            Hasil observasi di atas menunjukkan guru masih banyak kekurangan dalam melaksanakan proses pembelajaran, terutama aspek kegiatan pokok yang belum terlaksana secara optimal. Sebagian besar siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran bahkan cenderung pasif. Untuk itu maka diperlukan tindakan perbaikan proses  dan hasil pembelajaran supaya target keberhasilan yang telah ditentukan dapat dicapai.

 

2. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

          Berdasarkan hasil observasi dari siklus pra tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan sebagai upaya guru Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi melalui Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL). 

          Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis penelitian tindakan kelas. selanjutnya Menyiapkan sumber pembelajaran, bahan ajar, dan juga alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,   Menyiapkan   instrumen   penilaian   yang akan  digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi, Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian   kompetensi   serta   menyiapkan   instrument   tolak   ukur   keberhasilan tindakan

            Tindakan siklus I Pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada rencana pembelajaran yang telah disusun dan diurutkan pada pembelajaran diatur sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.6: Rencana Pelaksanaan Siklus I

No

Hari & Tanggal

Alokasi Waktu

Rencana pembelajaran

Perangkat pembelajaran

Keterangan

1

04-Apr-22

2 Jampel

RPP 2 (pertemuan2)

LKS 2

Keberagaman makhluk hidup di lingkungan dengan menggunakan model Pembelajaran Project    Based Learning

2

06-Apr-22

1 Jampel

(Pertemuan3)

Soal Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa tentang poster pelestarian hewan langka

 

           

b.Tindakan (action)

            Setelah perencanaan selesai, peneliti sekaligus sebagai guru atau pengajar melaksanakan tindakan atau proses pembelajaran langsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di susun sebelumnya. Setiap siklus pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap pelaksanaan yaitu, pembukaan, inti, dan penutup.

c.Observasi (Observation)

            Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang dilakukan sudah dibuat dengan baik, tidak ada hal yang membuat hasil dari penelitian kurang  maksimal  dalam  meningkatkan  kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi.

            Pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan yang telah dilakukan peneliti, diperoleh hasil 16 orang mencapai nilai KKM yaitu nilai 80 ke atas, berarti nilai ketuntasan klasikal tercapai sebesar 66.67%. Adapun rata-rata pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan sebesar 80.87% sebagaimana terlampir dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 : Evaluasi Siklus I

No

Nama Siswa

Siklus I

Nilai

Ketuntasan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Adibah Ulfatul Z

90

 

2

Adisti Aura Sabila

65

 

3

Aisyah Ramadhina L

90

 

4

Allyza nayla Andjani

95

 

5

Andira Yuniarti

80

 

6

Arkan Taufikul Iman

80

 

7

Azhar Zahrah

75

 

8

Balqis Aulia Sevira

90

 

9

Bayu sugiantoro

60

 

10

Fadlan Aulia Saputra

65

 

11

Fatia Ramadania

95

 

12

Habibah

85

 

13

Hani Ahyani

90

 

14

Karen Desilia Azzahra

90

 

15

Kasely Maulana Yusuf

60

 

16

M. Faza Wanda S

85

 

17

Meidita

90

 

18

Mesya Amira Pratiwi

95

 

19

Mochammad Revian

65

 

20

Muhamad Nabil S

90

 

21

Muhamad Zul Fajar

65

 

22

Muhammad Bayu D

95

 

23

Muhammad Haikal L F

65

 

24

Muhammad Husain Al

65

 

Jumlah

1925

16

8

Rata-Rata

80,21

80,87%

66,67%

 

            Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada siklus I tersaji pada grafik  berikut:

 

 

 

Grafik 3 : Data Hasil Ketuntasn belajar siswa siklus I

 

 

 

d.Refleksi (Reflecting)

            Berdasarkan table dan grafik di atas diketahui ada peningkatan nilai rata-rata yang pada kondisi awal hanya 9 orang mencapai nilai KKM yaitu nilai ketuntasan 37,50% menjadi 16 orang mencapai KKM yang berarti rata-rata nilai ketuntasan 66,67 %. Hal ini menunjukkan  ada kenaikan nilai rata-rata ketuntasan sebesar 29.17 %. Perubahan ini cukup signifikan yang berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar. Namun demikian nilai ketuntasan klasikal yang direncanakan yaitu 22 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan klasikal sebesar 80% masih belum tercapai. Oleh sebab itu penelitian dan tindakan perbaikan masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

            Hasil Observasi pada siklus I menunjukkan guru telah berusaha melaksanakan semua aspek pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dengan   baik   sehingga   terlihat   perubahan terhadap  Kreatifitas  siswa  ketika  mengikuti proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8 : Data Kreatifitas siswa Siklus I

 

No

Nama Siswa

Antusiasme siswa mengikuti pelajaran

Interaksi siswa dengan guru

Aktivitas siswa dlm diskusi

Partisipasi siswa menyimpulkan

1

Adibah Ulfatul Z

2

Adisti Aura Sabila

3

Aisyah Ramadhina L

4

Allyza nayla Andjani

5

Andira Yuniarti

6

Arkan Taufikul Iman

-

7

Azhar Zahrah

-

8

Balqis Aulia Sevira

-

-

9

Bayu sugiantoro

10

Fadlan Aulia Saputra

11

Fatia Ramadania

-

12

Habibah

13

Hani Ahyani

-

-

-

-

14

Karen Desilia Azzahra

-

-

15

Kasely Maulana Yusuf

-

16

M. Faza Wanda S

-

-

-

17

Meidita

-

18

Mesya Amira Pratiwi

-

-

19

Mochammad Revian

-

-

20

Muhamad Nabil S

-

-

21

Muhamad Zul Fajar

-

-

22

Muhammad Bayu D

-

-

23

Muhammad Haikal L F

-

24

Muhammad Husain Al

-

Rata-rata

29,17%

33,33%

20,83%

37,50%

Rata-Rata Siswa Aktif

71,88%

Rata-Rata Siswa Tidak Aktif

30,21%

 

 

 

 

 

Penyajian  data  di  atas  dalam  bentuk grafik sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik 4 : Data Hasil Kreatifitas Belajar Siswa Siklus I

 

 

            Kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran belum mencapai target karena telah direncanakan Kreatifitas siswa minimal 80% sedangkan Kreatifitas siswa pada siklus I ini baru 71.88%.

 

2. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

          Berdasarkan hasil pelaksanaan proses pembelajaran Siklus I maka pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus II ini dilakukan sebagai upaya guru untuk lebih meningkatkan kreatifitas siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi.

              Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis penelitian tindakan kelas. Selanjutnya Menyiapkan sumber pembelajaran, bahan ajar, dan juga alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi,  Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian kompetensi serta menyiapkan instrument tolak ukur keberhasilan tindakan. Pada Siklus II ini guru menekankan pada pemahaman teks pendek dan mengupayakan kelas agar lebih kondusif.

        Pelaksanaan program pembelajaran ini dilakukan tidak berkelompok melainkan individu.     Adapun     urutan     pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada rencana pembelajaran   yang   telah   disusun,   maka urutan pembelajaran diatur sebagai berikut:

Tabel 4.9 : Rencana Pelaksanaan Siklus II

No

Hari & Tanggal

Alokasi Waktu

Rencana pembelajaran

Perangkat pembelajaran

Keterangan

1

11-Apr-22

2 Jampel

RPP 3

LKS 3

Membuat poster pelestarian hewan langka menggunakan media kertas

 

 

2

12-Apr-22

1 Jampel

RPP 3

LKS 4

Mempraktikkan poster pelestarian hewan langka menggunakan media kertas sehari-hari Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku”

 

 

 

b.Tindakan (Action)

            Tindakan disini meliputi seluruh kegiatan proses pembelajaran tentang Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Dalam hal ini, ada tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

           

c. Observasi (Observation)

            Observasi ini dilakukan secara terus menerus dan terinci dalam proses dan hasil pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan untuk mengamati dampak dari Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

            Pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku dengan menggunakan model pembelajaran project based learning, diperoleh hasil sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini (sebagai pembanding disajikan pula data hasil tes pada kondisi awal dan hasil tes pada  siklus I)

Tabel 4.10 : Evaluasi Siklus II

 

No

Nama Siswa

Siklus II

Nilai

Ketuntasan

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Adibah Ulfatul Z

90

 

2

Adisti Aura Sabila

95

 

3

Aisyah Ramadhina L

95

 

4

Allyza nayla Andjani

95

 

5

Andira Yuniarti

80

 

6

Arkan Taufikul Iman

90

 

7

Azhar Zahrah

90

 

8

Balqis Aulia Sevira

90

 

9

Bayu sugiantoro

60

 

10

Fadlan Aulia Saputra

95

 

11

Fatia Ramadania

95

 

12

Habibah

90

 

13

Hani Ahyani

95

 

14

Karen Desilia Azzahra

90

 

15

Kasely Maulana Yusuf

60

 

16

M. Faza Wanda S

95

 

17

Meidita

95

 

18

Mesya Amira Pratiwi

95

 

19

Mochammad Revian

95

 

20

Muhamad Nabil S

95

 

21

Muhamad Zul Fajar

90

 

22

Muhammad Bayu D

95

 

23

Muhammad Haikal L F

90

 

24

Muhammad Husain Al

65

 

Jumlah

2125

22

2

Rata-rata

89,54

91,67%

8,33%

 

            Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil evaluasi pada siklus II tersaji pada grafik berikut :

 

 

Grafik 5: Data hasil ketuntasan belajar siswa siklus II

 

 

 

d. Refleksi

Berdasarkan tabel dan grafik di atas   dapat diketahui bahwa sebanyak 22 orang telah mencapai nilai KKM pada siklus II ini, berarti nilai ketuntasanya sebesar 91.67%. Dengan demikian target pencapaian ketuntasan klasikal telah terlampaui.

Selain menggunakan data nilai siswa secara   kuantitas   pada   siklus   II ini   juga dilengkapi dengan hasil pengamatan observer yang mengamati proses berlangsung nya pembelajaran dalam siklus II. Adapun observer dan aspek-aspek yang diamati sama seperti pada siklus 1, sedangkan hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah :

 

Tabel 4.11 : Data Kreatifitas siswa Siklus II

 

No

Nama Siswa

Antusiasme siswa mengikuti pelajaran

Interaksi siswa dengan guru

Aktivitas siswa dlm diskusi

Partisipasi siswa menyimpulkan

1

Adibah Ulfatul Z

2

Adisti Aura Sabila

3

Aisyah Ramadhina L

4

Allyza nayla Andjani

5

Andira Yuniarti

6

Arkan Taufikul Iman

7

Azhar Zahrah

8

Balqis Aulia Sevira

9

Bayu sugiantoro

10

Fadlan Aulia Saputra

11

Fatia Ramadania

12

Habibah

13

Hani Ahyani

14

Karen Desilia Azzahra

15

Kasely Maulana Yusuf

16

M. Faza Wanda S

-

-

17

Meidita

18

Mesya Amira Pratiwi

-

19

Mochammad Revian

20

Muhamad Nabil S

21

Muhamad Zul Fajar

22

Muhammad Bayu D

23

Muhammad Haikal L F

24

Muhammad Husain Al

Rata-Rata

100%

95,83%

91,66%

100%

Rata-Rata Siswa Aktif

96,88%

Rata-Rata Siswa Tidak Aktif

3,13%

 

 

 

Jika data di atas disajikan dalam bentuk grafik akan tampak seperti berikut:

 

 

 

Grafik 6 : Data hasil Kreatifitas siswa siklus II

 

            Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Kreatifitas siswa telah memenuhi target yang ditentukan yaitu minimal 80% siswa menunjukkan Kreatifitas, ternyata hasil melebihi target yaitu rata-rata 96.88 %.

C. Pembahasan

1. Aktivitas Belajar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II.

Pada awal kegiatan, siswa mengamati pembelajaran dengan memerhatikan, mengamati, mendengarkan, dan mencatat hal-hal yang penting yang terdapat dalam materi pembalajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Penggunaan konsep media gambar pembelajaran dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat dalam belajar.

 Selain itu, siswa bersungguh-sungguh dalam mengamati materi pembelajaran, berani bertanya, dan mengemukakan pendapat sesuai dengan materi yang diberikan guru. Penerapan model pembelajaran project based learning, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif melakukan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas yang dilakukan siswa, yaitu memilih proyek, merencanakan proyek, melakukan percobaan, diskusi kelompok, membuat laporan, dan mempersentasikan laporan. Aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi siswa. Potensi yang dimiliki siswa dapat lebih aktif dan teroptimalkan karena tidak hanya potensi intelektual yang dikembangkan, tetapi juga fisik, emosi, dan sosial, sehingga dapat mendorong siswa melakukan berbagai aktivitas selama proses pembelajaran.

Suasana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran project based learning memunculkan interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, mendorong siswa melakukan berbagai aktivitas belajar. Interaksi tersebut mendukung kelancaran proses pembelajaran. Siswa menunjukkan antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran. Antusias siswa ditunjukkan dengan bersungguh-sungguh melakukan berbagai aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Guru hanya memfasilitasi siswa agar aktif melakukan berbagai aktivitas belajar. Kreatifitas ini memunculkan keberanian siswa untuk bertanya, mengungkapkan pendapat, dan memberikan saran, sehingga interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran dapat mengubah perilaku siswa. Siswa yang awalnya tidak berani melakukan beberapa aktivitas menjadi  lebih berani untuk melakukan aktivitas belajar.

 

2. Hasil Belajar

       Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran project based learning menggunakan konsep media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Jambi dari siklus I ke siklus II.

       Pada awal kegiatan, siswa mengamati materi pembelajaran yang berkaitan dengan materi Keberagaman makhluk hidup di lingkungan ku” dan sub tema “membuat poster pelestarian hewan langka. Ketika materi pembelajaran berikan, siswa tertarik untuk mengamati media pembelajaran. Dengan sajian materi melalui media gambar, siswa mengamati, memperhatikan, membaca, dan mencatat hal-hal penting yang terdapat pada media pembelajaran. Melalui kegiatan mengamati siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

       Kegiatan mengamati merupakan salah satu cara untuk membantu siswa belajar. Untuk itu, bimbingan guru sangat diperlukan, sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Penerapan model pembelajaran project based learning, siswa diajak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa merancang proyek yang akan

dikerjakan. Dalam merencanakan proyek, siswa memilih proyek yang akan dikerjakan. Berdasarkan proyek pilihanya, siswa menentukan sendiri rancangan proyek dan menyiapkan alat dan bahan yang berkaitan dengan proyek.

       Kegiatan pembelajaran project based learning memberikan kesempatan kepada siswa mempersentasikan laporan secara berkelompok. Siswa mempresentasikan laporan dengan sistematis, percaya diri, suara terdengar jelas. Siswa yang tidak persentasi dapat mendengarkan persentasi dengan baik. Kegiatan mempersentasikan laporan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk dapat menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Siswa harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif. Kegiatan seperti itu, dapat mendorong siswa untuk mengambil informasi bagi siswa yang mendengarkan persentasi, dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki bagi siswa yang melakukan persentasi, sehingga siswa dapat mengkontruksi informasi secara mandiri. Selain itu, melalui kegiatan persentasi siswa dapat menunjukkan tingkat penguasaannya terhadap materi yang dipelajari dan keterampilan berkomunikasi.

 

3. Hasil Akhir

          Keterampilan kreatifitas peserta didik dalam Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, dimana pada kondisi penulis menemukan  masih rendahnya nilai KKM yang dicapai oleh siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul  yaitu dibawa rata-rata. Pada kondisi awal, dimana telah ditentukan nilai KKM sebesar 75, yang mencapai ketuntasan 37.50 % yaitu hanya 9 orang siswa mencapai nilai KKM dari seluruhnya jumlah siswa 24 orang. Sedangkan yang direncanakan minimal 20 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan klasikal 80 %. Data di atas ternyata   berkebalikan dari yang diharapkan yaitu yang belum mencapai KKM sebesar  62.50 %. Sebagian besar siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran bahkan cenderung pasif. Untuk itu maka diperlukan tindakan perbaikan proses  dan hasil pembelajaran supaya target keberhasilan yang telah ditentukan dapat dicapai untuk itu perlu adanya tindakan untuk mencapai KKM yang telah ditentukan yakni dengan melaksanakan tindakan Silus I.

 

 

        Pada siklus I menunjukkan bahwa pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan yang telah dilakukan peneliti, diperoleh hasil 16 orang mencapai nilai KKM yaitu nilai 80 ke atas, berarti nilai ketuntasan klasikal tercapai sebesar 66.67%. Adapun rata-rata pembelajaran Keberagaman makhluk hidup di lingkungan sebesar 80.87%. Namun demikian nilai ketuntasan klasikal yang direncanakan yaitu 22 orang mencapai nilai KKM atau nilai ketuntasan klasikal sebesar 80% masih belum tercapai. Oleh sebab itu penelitian dan tindakan perbaikan masih perlu dilanjutkan ke siklus II.

       Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa Kreatifitas siswa telah memenuhi target yang ditentukan yaitu minimal 80% siswa menunjukkan Kreatifitas, ternyata hasil melebihi target yaitu rata-rata 96.88 %. Hal ini juga dapat diketahui bahwa sebanyak 22 orang telah mencapai nilai KKM pada siklus II ini, berarti nilai ketuntasanya sebesar 91.67%. Dengan demikian target pencapaian ketuntasan klasikal telah terlampaui.

       Berikut penulis lampirkan perbandingan keterampilan kreatifitas peserta didik dalam Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) aiswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

 

Tabel 4.12. Data perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra-Tindakan, Siklus I dan Siklus II

 

No

Nama Siswa

Pra-Tindakan

Siklus I

Siklus II

Nilai

Ketuntasan

Nilai

Ketuntasan

Nilai

Ketuntasan

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

1

Adibah Ulfatul Z

50

 

90

 

90

 

2

Adisti Aura Sabila

65

 

65

 

95

 

3

Aisyah Ramadhina L

75

 

90

 

95

 

4

Allyza nayla Andjani

75

 

95

 

95

 

5

Andira Yuniarti

40

 

80

 

80

 

6

Arkan Taufikul Iman

45

 

80

 

90

 

7

Azhar Zahrah

40

 

75

 

90

 

8

Balqis Aulia Sevira

40

 

90

 

90

 

9

Bayu sugiantoro

40

 

60

 

60

 

10

Fadlan Aulia Saputra

45

 

65

 

95

 

11

Fatia Ramadania

75

 

95

 

95

 

12

Habibah

76

 

85

 

90

 

13

Hani Ahyani

75

 

90

 

95

 

14

Karen Desilia Azzahra

83

 

90

 

90

 

15

Kasely Maulana Yusuf

45

 

60

 

60

 

16

M. Faza Wanda S

75

 

85

 

95

 

17

Meidita

75

 

90

 

95

 

18

Mesya Amira Pratiwi

75

 

95

 

95

 

19

Mochammad Revian

40

 

65

 

95

 

20

Muhamad Nabil S

45

 

90

 

95

 

21

Muhamad Zul Fajar

45

 

65

 

90

 

22

Muhammad Bayu D

45

 

95

 

95

 

23

Muhammad Haikal L F

40

 

65

 

90

 

24

Muhammad Husain Al

40

 

65

 

65

 

Jumlah

1349

9

15

1925

16

8

2125

22

2

Rata-Rata

56,21

37,50%

62,50%

80,21

80,87

66,67%

88,54

91,67%

8,33%

 

            Data tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan dalam kreatifitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dengan penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) dimana pada kondiswa awal atau pada Pra-Tindakan nilai ketuntasan siswa dengan KKM 75 yang diperoleh 1349 dengan Rata-Rata 56,21 atau dengan kata lain bahwa siswa yang tuntas hanya 9 orang dari 24 siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 15 orang siswa.

            Pada penerapan Siklus I adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) dimana nilai yang diperoleh siswa adalah 1925 dengan rata-tata 80,21 atau dengan kata lain bahwa siswa yang tuntas mencapai 16 orang siswa sedangkan yang belum tuntas hanya 8 orang.            Selanjutnya pada Siklus II ketuntasan belajar siswa dengan penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) sudah mencapai diangka 91,67% dimana nilai yang diperoleh siswa adalah 2125 dengan rata-tata 88,54 atau dengan kata lain bahwa siswa dimana siswa yang tuntas mencapai 22 orang siswa sedangkan yang belum tuntas hanya 2 orang.

            Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil perbandingan belajar pada Pra-Tindakan, siklus I dan Siklus II dapat dilhat pada grafik  berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik 7 : Data Hasil Perbandingan Hasil Evaluasi Pra-Rindakan, Siklus I dan Siklus II

 

            Dari grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awala atau Pra-Tindakan ke Siklus I dimana adanya peningkatan ketuntasan dalam kreatifitas siswa dalam penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diman dari 56,21% Pra-Tindakan menjadi 80,21% pada Siklus I atau naik 27%. Sedangkan pada siklus II dari  80,21% menjadi 91,67% atau naik 11%.

            Selanjutnya jika ditinjau dari hasil observasi proses pembelajaran pada kondisi awal mengenai Kreatifitas siswa dari Pra-Tindakan dan Siklus I serta Siklus II juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Kreatifitas siswa pada Pra-Tindakan atau kondisi awal hanya mencapai 19,79% sedangkan siswa yang tidak aktif mencapai 78,13%.

            Untuk lebih jelasnya penulis lampirkan perbandingan rata-rata siswa yang aktif dan siswa yang tidak aktif pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.13. Data perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra-Tindakan, Siklus I dan Siklus II

No

Nama Siswa

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

 

Pra-Tindakan

Siklus I

Siklus II

1

Adibah Ulfatul Z

-

-

-

-

 

2

Adisti Aura Sabila

-

 

3

Aisyah Ramadhina L

-

-

 

4

Allyza nayla Andjani

-

-

-

-

 

5

Andira Yuniarti

-

-

 

6

Arkan Taufikul Iman

-

-

-

-

 

7

Azhar Zahrah

-

-

-

-

-

 

8

Balqis Aulia Sevira

-

-

-

-

-

-

 

9

Bayu sugiantoro

-

-

-

-

 

10

Fadlan Aulia Saputra

-

-

-

-

 

11

Fatia Ramadania

-

-

-

-

-

 

12

Habibah

 

13

Hani Ahyani

-

-

-

-

-

-

-

-

 

14

Karen Desilia Azzahra

-

-

-

-

-

-

 

15

Kasely Maulana Yusuf

-

-

-

-

 

16

M. Faza Wanda S

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 

17

Meidita

-

-

-

 

18

Mesya Amira Pratiwi

-

-

-

-

-

-

 

19

Mochammad Revian

-

-

-

-

-

-

 

20

Muhamad Nabil S

-

-

-

-

-

 

21

Muhamad Zul Fajar

-

-

-

-

-

-

 

22

Muhammad Bayu D

-

-

-

-

-

 

23

Muhammad Haikal L F

-

-

-

-

 

24

Muhammad Husain Al

-

-

-

-

-

 

Rata-rata

20,83%

16,67%

29,17%

12,50%

29,17%

33,33%

20,83%

37,50%

100%

95,83%

91,66%

100%

 

Rata-Rata Siswa Aktif

19,79%

71,88%

96,88%

Rata-Rata Siswa Tidak Aktif

78,13%

30,21%

3,13%

 

Keterangan :

1.    Antusiasme siswa mengikuti pelajaran

2.    Interaksi siswa dengan guru

3.    Aktivitas siswa dalam diskusi

4.    Partisipasi siswa menyimpulkan

            Tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan siswa yang aktif pada setiap tindakan yang diberi oleh guru. Hal ini sangat jelas bahwa pada pra-tindakan dimana siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajar rata-rata mencapai 19,79% sedangkan siswa yang tidak aktif rata-rata 78,13%. Namun pada siklus I setelah diadakan tindakan lebih lanjut, dimana adanya peningkatan partisifasi Kreatifitas siswa dalam proses belajar meningkat yaitu dari 19,79% menjadi 71,88%  atau naik 52,09%. Sedangkan pada siklus II, dimana Kreatifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah menjacapai 96,88% atau sudah dikategori berhasil.

            Berikut penulis lampirkan diagram Kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik 8 : Data hasil Kreatifitas Siswa Pra-Rindakan, Siklus I dan Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.14. Data perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra-Tindakan, Siklus I dan Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik : 8. Perbandingan Kreatifitas siswa Pra-Rindakan, Siklus I dan Siklus II

           

            Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan Kreatifitas siwa dari kondisi awal atau Pra-Tindakan ke Siklus I dimana adanya peningkatan Kreatifitas siswa dalam kreatifitas siswa dalam penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, diman dari 19,79% siswa yang aktif pada Pra-Tindakan menjadi 71,88% pada Siklus I atau naik 52,09%. Sedangkan pada siklus II dari  71,88%  menjadi 96,88% atau naik 25%.


BAB V

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

64

          Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan diuraikan pada bab IV mengenai pembahsan tentang Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, maka penulis dapatlah mengambil sebuah kesimpulan dimana dengan Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.  Selalin itu perubahan Kreatifitas  belajar siswa meningkat dari yang  semula  hanya  22.15  %  menjadi 93.75 %, dengan meningkatnya Kreatifitas siswa maka berdampak pada kemampuan mereka dalam menyerap materi pelajaran, sehingga pada akhirnya hasil belajar mereka meningkat pula yaitu dari ketuntasan rata-rata sebesar 31.43 % menjadi 94.29 %. Kemudian pada penggunaan model project    based    learning    juga    sangat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu: Rata - rata ketuntasan pada kondisi awal yaitu 31.43 %,. Rata - rata ketuntasan siklus I yaitu 77.14%, dan Rata-rata ketuntasan siklus II yaitu 94.29%. Disini sangatlah jelah bahwa terdapat perubahan yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai siswa sebelum menggunakan model pembelajaran project based learning.

B. Saran

       Saran ini penulis tujukan kepada semua elemen sekolah Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Kelas IV Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diantaranya :

1. Siswa

          Pada saran ini penulis lebih mempokuskan pada siswa kelas IV Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi agar makin meningkatkan lagi aktivitas dan peran sertanya dalam KBM agar nilai hasil belajarnya dapat ditingkatkan.

2. Guru

           Kepada guru kelas IV sekolah Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi agar selalu beronovasi dalam menerapkan variasi  model  pembelajaran  dan guru kiranya dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar. Oleh karennya Salah satunya menerapkan berbagai macam metode/pendekatan pembelajaran khususnya model pembelajaran project based learning perlu ditingkatkan lagi.

 

3. Sekolah

          Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan untuk program pembinaan sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan KBM di masing-masing kelas, agar sekolah Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi menjadi percontohan dalam mengembangkan model- model pembelajaran.

4. Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini kiranya dapatlah dijadikan sebagai bahan untuk mengembangkan   model   pembelajaran   di Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pemenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Hal ini bertjuan agar para tenaga pengajar di Madrash Ibtidaiyah Nurul Islam lebih giat lagi dalam menerapkan model-model pembelajaran.


DAFTAR PUSTKA

 

Alimuddin, Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Tugas-Tugas Pemecahan Masalah Prosiding : Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan Mipa Fakultas Mipa, (Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009)

 

Anas Sudijono, Pengatar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011)

 

Camelina Fitria, “Profil Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian (Sanguinis, Koleris, Melankolis, dan Phlegmatis)”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.3 No.3 (Juni, 2014)

 

Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008

 

Dedi Supriadi, Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK, (Bandung: ALFABETA, 2001).

 

Kementerian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. (Jakarta: Kemendiknas, 2010)

 

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung: Refika Aditama,2013)

 

Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013 Strategi Alternatif Pembelajaran di Era Global, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015)

 

Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992)

 

Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2012)

 

Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)

 

Sani, RA. Pembelajaran Saintifik: Untuk Implementasi Kurikulum 2013. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)

 

Shaunna Smith,” (Re) Counting Meaningful Learning Experiences: Using StudentCreated Reflective Videos To Make Invisible Learning Visible During Pjbl Experiences”, Interdisciplinary Journal Of Problem-Based Learning, Vol.10 No.1 (April 2016)

 

Sudarma, M. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013)

 

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alpabeta, 2013)

 

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,  (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)

 

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


0 $type={blogger}:

Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT