Jumat, 28 Juni 2024

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam suatu peradaban. Kemajuan suatu Negara dapat diukur dari kualitas pendidikan. Salah satu tolak ukur yang dapat dilakukan melalui pendidikan dengan meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang berlaku. Pada  saat  ini  Indonesia  memberlakukan kurikulum 2013 yang  merupakan peralihan dari kurikulum KTSP.

Pada Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau yang biasa kita sebut student centre. Guru berperan sebagai fasilitator, ia bertugas memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang nyata. Untuk menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran guru harus mengetahui dan menguasai apa saja yang diperlukan dalam proses pembelajaran, misalnya model, pendekatan, metode, media pembelajaran, LKPD.

Untuk mendukung pencapaian guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran diperlukan perangkat pembelajaran berbentuk lembar kerja peserta didik sebagai tolak  ukur  sampai  dimana  pemahaman  siswa  terhadap  materi.  Lembar  kerja peserta didik  (LKPD) adalah lembaran  kertas  yang berupa informasi  maupun kumpulan  soal-soal  yang  harus  dijawab  oleh  siswa.  Lembar  kerja  peserta didik berfungsi untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi atau yang biasa disebut life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah (higher order thinking skill).

Salah   satu   perangkat   pembelajaran  yang   dapat   digunakan   untuk membantu siswa dalam memahami konsep pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa. (LKPD). Lembar Kerja Siswa mengalami perubahan nama seiring dengan berubahnya paradigma pendidikan di Indonesia. Indonesia saat ini menggunakan Kurikulum 2013, adapun di dalam penerapan kurikulum 2013

1

Lembar Kerja Siswa diganti dengan nama Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dalam Depdiknas (2008), Lembar Kerja Siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. (Andi Prastowo, 2014:268. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa lembar kerja siswa terdiri atas lembaran tugas yang dibuat untuk siswa harus dikerjakan oleh siswa.

Salah  satu  kebijakan  pemerintah  adalah menyusun kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Melalui perubahan kurikulum ini pemerintah mengharapkan adanya revolusi mental terhadap peserta didik. Kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini diharapkan dapat melakukan generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter.   Secara   praktis,   kurikulum 2013 menurut   Abidin (2014) merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk merangkai pengalaman belajar dengan bekerja secara ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran dalam konteks kuri- kulum 2013 dilakukan dengan berlandas- kan pada pendekatan ilmiah (scientific approach).

Agar  kegiatan  pembelajaran  dapat  berlangsung dengan baik perlu adanya suatu perangkat pembelajaran yang mendukung terciptanya  suasana   pembelajaran   yang kondusif. Perangkat pembelajaran tersebut adalah   yang   sesuai   dengan   kurikulum 2013. Kondisi ini menuntut guru harus kreatif dalam menentukan model, metode dan media yang akan digunakan dalam proses  pembelajaran.  Salah  satu  media yang sering digunakan adalah lembar kerja siswa  atau  sering  disebut  dengan  LKS. Pada kurikulum 2013 LKS diganti dengan nama lembar kegiatan  peserta didik  atau disingkat dengan LKPD.

Asyhar dalam (Herda, 2014), menyatakan media adalah alat untuk menyampaikan atau menghan- tarkan  pesan-pesan  pembelajaran.  Maka dari itu, media merupakan alat, bahan, metode atau tekhnik yang digunakan untuk meningkatkan intensitas interaktif yang komunikatif dan edukatif antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung secara berdayaguna dan tepat guna.

LKPD bukanlah perangkat yang baru bagi para pendidik dalam proses pembelajaran. LKPD yang banyak beredar di sekolah- sekolah hanya berisi ringkasan materi dan berisi latihan-latihan soal yang disusun dan dirancang oleh beberapa penerbit saja. LKPD   ini   tidak   melatih   peserta   didik dalam proses pendekatan ilmiah karena hanya   berisi   kumpulan   soal-soal   yang harus   dijawab   dan   tidak   menemukan konsep dari materi.

Hal ini juga akan membebani para pendidik untuk mengo- reksi hasil dari pekerjaan peserta didik. LKPD yang baik seharusnya dapat dibuat oleh para pendidik. Lestari Majid (2013) menyarakankan agar LKPD sebaiknya dirancang oleh guru yang disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya.

Dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar terdapat beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tematik sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran Tematik tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris. (Joko Septaryanto, 2019:109).

Peserta didik yang dibina melalui Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir tinggi, namun peserta didik diharapkan pula memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya. (Abdul Aziz Wahab, 2015:1-7).

Pembelajaran Tematik mengandung arti bahwa membelajarkan siswa untuk memahami bahwa masyarakat ini merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalahannya     bersangkut-paut     dan      pemecahannya      memerlukan pendekatan-pendekatan interdisipliner, yaitu  pendekatan  yang komprehensif dari sudut ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sosial lain, seperti geografi, sejarah,antropologi, dan lainnya.

Pembelajaran Tematik bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan pengetahuan para peserta didik dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Pembelajaran Tematik merupakan upaya menerapkan teori-konsep-prinsip ilmu sosial untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala, dan masalah sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat.

 

Dilihat dari urgensi pengembangan kecakapan hidup siswa, pembelajaran Tematik SD sudah merealisasikan secara optimal. Disamping itu aspek personal, sosial dan vokasional sudah menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran Tematik di  SD.  Hasil  penelitian  menemukan  bahwa  kurikulum  berbasis  kecakapan hidup di SD sudah diterapkan secara optimal. Ada beberapa mata pelajaran termasuk Tematik, yang sudah jelas aplikasinya dan sudah menerapkan kecakapan hidup siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Life skill merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang sehingga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok, maupun melalui sistem dalam menghadapi  situasi  tertentu.  banyak  pendapat  dan  literatur  yang mengemukakan pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja, tetapi memiliki makna yang lebih luas.

Washington state university mengemukakan 8 indikator life skill yang terdiri dari Decision making (kemampuan membuat keputusan), membuat pilihan di antara berbagai alternatif, kemampuan membuat daftar pilihan sebelum membuat keputusan, mampu memikirkan akibat dari putusan yang akan diambil, dan mampu mengevaluasi pilihan yang telah dibuat. Wise use of resources (kemampuan memanfaatkan sumber daya), menggunakan referensi, bermanfaat, punya nilai responsibilitas, berdasarkan prioritas. Communication (komunikasi), kemampuan menyampaikan pendapat, informasi, atau pesan dengan berbagai orang melalui pembicara, penulisan, gerak tubuh, dan ekspresi yang efektif.   Accepting differences (menerima perbedaan), kemampuan mengatur dan menerima kesenjangan atau perbedaan dengan berbagai pihak. Leadership (kepemimpinan), mampu mempengaruhi dan menjelaskan sesuatu kepada   berbagai   pihak   dalam   kelompok.   Useful/marketable   skills (kemampuan yang marketable), kemampuan menjadi pekerja dan dibutuhkan oleh lapangan kerja. Healthy lifestyle choices (kemampuan memilih gaya hidup sehat) , kemampuan memilih gaya hidup sehat bagi tubuh dan pikiran, menghindari penyakit dan luka-luka. Self-responsibility (bertanggung jawab pada  diri  sendiri),  mampu  menjaga  diri,  menghargai  perilaku  diri  dan dampaknya, mampu memilih posisi di antara salah dan benar. (Devita, 2018:1).

Menurut Mujakir dalam jurnal Implementasi Pendidikan Life Skill di SMK Negeri 1 Bondowoso kecakapan hidup dapat dipilah menjadi 5 yaitu: (1) Kecakapan  mengenal  diri  sendiri  yang  sering  juga  disebut  kemampuan personal, (2) kecakapan berpikir rasional, (3) Kecakapan sosial (social skill), (4) kecakapan akademik (academic skill) atau disebut kemampuan berpikir ilmiah (scientific method), (4) kecakapan vokasional (vocational skill) atau keterampilan kejuruan.

Berdasarkan uraian  diatas, dapat  dirincikan beberapa indikator life  skill yang  terfokuskan  dalam  penelitian  ini  yaitu:  (1)  kecakapan  mengenal  diri sering juga disebut kemampuan personal, (2) kecakapan berpikir rasional, (3) kecakapan sosial (social skill).

Adanya pendidikan kecakapan hidup mampu mendorong siswa untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan serta cepat beradaptasi dengan lingkungan.  Pendidikan  yang berorientasi  pada  kecakapan  hidup  (life  skill) menjadi sebuah alternatif pembaharuan pendidikan yang prospektif untuk mengantisipasi tuntutan masa depan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan life skill merupakan pendidikan yang orientasi dasarnya membekali keterampilan   siswa   yang   menyangkut   aspek   pengetahuan,   sikap   yang didalamnya termasuk fisik dan mental (Sri Wahyuni,2017:24).

Berdasarkan hasil pra penelitian ditinjau dari sisi peserta didik menyatakan bahwa peserta didik kurang tertarik terhadap pelajaran Tematik, mereka juga merasa kurang antusias dengan menggunakan bahan ajar yang tersedia oleh sekolah. Peserta didik membutuhkan bahan ajar yang inovatif dan kreatif yang membangkitkan minat peserta didik untuk mempelajari Tematik.

Peserta didik juga hanya mempelajari materi yang tertera dan mengerjakan soal, tidak dituntun untuk peserta didik berdiskusi, saling menanya, dan mempresantikan yang menimbulkan timbal balik serta mengedepankan life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah. Peserta didik sebagai subjek yang membutuhkan arahan dan ilmu pengetahuan, menginginkan bahan ajar yang menarik minat belajar dan keterbaharuan dalam isi materi.

Dilihat dari bahan ajar yang digunakan berupa LKPD masih pada taraf materi dan   soal   latihan   saja.   Tidak   dilengkapi   dengan   kolom-kolom   yang   dapat meningkatkan life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah peserta didik. Soal yang diberikan pun belum berbasis life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah yang meningkatkan konsep fisika. Peserta didik hanya diminta untuk menghafal konsep dan rumus, lalu mengerjakan sola latihan yang belum berbasis life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah. Konsep dan rumus disajikan sebatas penyajian, tidak memerhatikan alur berpikir peserta didik untuk dapat memahami konsep.

Oleh sebab itu, peneliti mencoba memberikan solusi dengan melakukan pengembangan LKPD yang berbasis life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah peserta didik sebagai bahan ajar bagi peserta didik untuk dapat memahami tematik muatan IPA terutama materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup  dengan baik. Bahan ajar yang dapat memotivasi peserta didik untuk menyukai dan bersemangat di dalam mempelajari peta konsep.

Dengan demikian, dibutuhkan pengembangan bahan ajar terbaruan yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga, perlu dikembangkan LKPD berbasis life skill untuk menghasilkan sikap ilmiah peserta didik pada Materi.

Berdasarkan uraian tersebut dipilihlah judul Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun”

 

B.  Identifikasi dan Pembatasan Masalah

   Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi diantaranya:

             1.     Siswa belum memahami fungsi dari penggunaan LKPD secara menyeluruh dan penyusunan LKPD yang baik.

             2.     LKPD yang digunakan guru tidak variatif sehingga kurang menarik minat  siswa dalam mengerjakan soal.

             3.     Lembar kerja siswa dianggap sebagai sekumpulan soal evaluasi untuk mengetes pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

 

C. Batasan Masalah

                Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan terfokus pada suatu masalah, maka penelitian ini dibatasi hanya fokus pada pembelajaran tematik muatan IPA tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup  dan sebagai subjek penelitian penulis mengambil kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun. 

 

D.  Rumusan Masalah

1.  Bagaimana Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun?

2.  Apa saja Kendala dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun?

 

E.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin digapai adalah:

a.   Untuk mengetahui Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun

b.   Untuk mengetahui Kendala dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun

 

F.  Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

   Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam melakukan inovasi pembelajaran dan dapat menjadi landasan dalam peningkatan strategi pembelajaran lebih lanjut, khususnya pada Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik.

2.   Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian  ini  diharapkan  dapat  meningkatkan  kemampuan  siswa dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik

b. Bagi Guru

Memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru mengenai Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik. Guru lebih kreatif dan inovatif   dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

c. Bagi Peneliti

Memberikan ilmu pengetahuan yang baru, wawasan, pengalaman yang sangat berharga serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian lebih  lanjut.  Daripada itu,  hasil  penelitian ini juga dapat  dijadikan refprensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian mengenai hal yang sama.

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Pengertian LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)  merupakan  panduan  bagi  peserta didik dalam menyelesaikan suatu tugas-tugas yang diberikan (Triantoro, 2009:222). Pedoman   umum   pengembangan   bahan   ajar   mengungkapkan   LKPD merupakan  lembaran  berisi  tugas  yang  harus  dikerjakan  oleh  peserta  didik. Lembar kerja peserta didik  biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan   suatu   tugas   dan   tugas   tersebut   harus   jelas   sesuai   dengan kompetensi dasar yang akan dicapai (Prastowo,   Andi,2011:203). Maka dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan panduan yang berisi petunjuk atau langkah- langkah untuk memecahkan masalah sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Setiap LKPD disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu  yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKPD,  LKPD memiliki berbagai macam bentuk. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan bahan ajar yang dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran. LKPD berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik sebagai bentuk latihan yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan (M. Fanni, 2015:149).   LKPD  adalah  lembaran-lembaran  berisi  tugas  yang  berisi tugas  yang  harus  dikerjakan  oleh  peserta  didik  yang  isinya  berupa petunjuk  atau  langkah-langkah penyelesaian  suatu  tugas  sesuai kompetensi yang akan dicapai (Andi Prastowo,2014:12).

9

LKPD   memuat   sekumpulan   kegiatan   mendasar   yang   harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar  yang  harus  ditempuh. (Harisma Nizar,2016):162). LKPD  memuat  pula  pertanyaan  yang menyusun  proses penalaran  menjadi  langkah-langkah  sistematis  untuk membimbing    siswa dalam penalaran ilmiah guna membangun pemahaman konseptual.

 

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa LKPD merupakan   lembaran-lembaran   yang   dikemas   dan   disusun   dengan tampilan yang menarik dan sedemikian rupa sebagai bahan materi ajar. LKPD menunjang peserta didik dalam mempelajari materi ajar   dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas secara mandiri.

2.  Tujuan dan Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar kerja tutorial memiliki dua tujuan utama yaitu untuk membimbing siswa dalam mengembangkan kerangka konseptual topik penting yang ditunjukkan oleh penelitian sulit bagi siswa, dan   untuk mengatasi kesulitan konseptual yang terus-menerus (Pablo Barniol,2016:29).

1)  Tujuan

Tujuan pembuatan LKPD dalam hal belajar mandiri antara lain:

a) Sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk berkreasi secara mandiri.

b) Sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami  materi  yang  diberikan  dengan  materi  yang  sesuai dengan konteks kebutuhan peserta didik.

c)  Sebagai bahan ajar yang ringkas dan memiliki banyak soal latihan untuk berlatih. Sehinggga peserta didik akan terbiasa mengerjakna soal-soal dan lebih memahami materi yang disampaikan.

d)  Memudahkan  pelaksanaan  proses  pengajaran  kepada  peserta didik. Sehingga tetap fokus pada pokok bahasan yang sedang diberikan oleh pendidik.

2)  Manfaat

Pembelajaran   menggunakan   LKPD   memiliki   manfaat   sebagai berikut:

a) Memudahkan   pendidik   mengelola   proses   pembelajaran,   dari teacher oriented  yakni  semua kegiatan  berpusat  pada pendidik menjadi student oriented  yakni kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b) Membantu   pendidik   mengarahkan   peserta   didik   memahami konsep atau menemukan konsep melalui aktivitasnya sendiri.

c) Memudahkan  pendidik  memantau  keberhasilan  peserta  didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

     Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyatakan beberapa manfaat penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran antara lain:

a)  Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih  dipahami  oleh  peserta  didik,  dan  memungkinkan  peserta didik menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.

c) Metode  pembelajaran  akan  lebih  bervariasi,  tidak  semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Tidak hanya itu saja, LKPD memiliki banyak manfaat bagi pembelajaran tematik, diantaranya melalui LKPD pendidik dapat kesempatan untuk memberikan umpan kepada peserta didik agar aktif terlibat saat materi tengah dibahas

3.  Langkah – langkah Aplikatif Membuat LKPD

Ada empat langkah penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan dapat dilihat pada Gambar berikut ini;

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.5

Langkah-langkah Penyusunan LKPD

 

Analisis Kurikulum Tematik

 

 

Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

 

 

Menentukan Judul LKPD

 

 

MENULIS LKPD

 

 

Memetakan KI,KD, dan Indikator Materi

 

 

Menentukan Tema Sentral dan Pokok Bahasan

 

 

Menentukan Alat Penilaian

 

 

Menyusun Materi

 

 

Memerhatikan Struktur Bahan Ajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(Gambar : Langkah penyusunan LKPD, Pablo Barniol,2016:31)

 

 

 

1.  Melakukan Analisis Kurikulum Tematik

Langkah ini bertujuan menentukan materi pokok dalam LKPD. Memerhatikan dan mencermati pula kompetensi materi yang akan dicapai oleh peserta didik.

 

2.   Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

Peta  kebutuhan  untuk  mengetahui  urutan  materi  dalam LKPD yang akan dibuat. Urutan LKPD ini dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan materi.

3.    Menentukan Judul LKPD

Judul LKPD ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaaan kompetensi dasar dan materi pokok.

4.   Penulisan LKPD

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam penulisan LKPD antara lain:

a)   Merumuskan indikator materi

b)  Menetukan  alat  penilaian.  Penilaian  yang  dilakukan  dalam proses           pembelajaran     adalah     kmpetensi.     Penilaiannya didasarkan  pada  penguasaan  kompetensi,  maka  alat  yang sesuai adalah menggunakan pendekatan Acuan Patokan (PAP).

c)  Menyusun Materi

1)  Materi  LKPD  bergantung  pada  kompetensi  dasra  yang akan dicapai. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum.

2)  Materi didapat dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian.

3)  Refrensi diberikan untuk mempertajam pemaham peserta didik

4) Tugas-tugas  ditulis  dengan  jelas  guna  mengurangi pertanyaan dari   peserta   didik   tentang   hal-hal   yang seharusnya peserta didik sudah mampu melakukannya.

d)  Memerhatikan Struktur LKPD. Ini merupakan langkah untuk menyusun materi berdasarkan struktur LKPD. Dimana unsur- unsur LKPD harus ada, sehingga pengembangan LKPD dapat terselesaikan dengan baik.

 

 

4. Syarat LKPD yang Baik

Ada beberapa syarat penyusunan LKPD yang harus dipenuhi oleh pembuat LKPD. Darmodjo dan Kaligis menjelaskan dalam penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis (Syaifuddin,2017: 46-47)

1)  Syarat Didaktik

a) Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dapat digunakan oleh seluruh peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda. LKPD  dapat  digunakan  oleh  peserta  didik  lamban, sedang, maupun pandai.

b) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi peserta didik untuk mencari informasi bukan alat pemberi informasi.

c)  Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik, sehingga dapat memberi kesempatan kepada peserta didik       untuk   menulis,   bereksperimen,   praktikum   dan   lain sebagainya.

d) Mengembangkan   kemampuan   komunikasi   emosi   sosial, emosional,  moral  dan  estetika  pada  diri  anak,  sehingga  tidak hanya ditunjukkan untuk mengenal fakta-fakta dan konsep-konsep akademis maupun juga kemampuan sosial dan psikologis.

e)  Pengalaman belajar  yang dialami peserta didik ditentukan oleh tujuan pengembangan   pribadi   peserta   didik   bukan   materi pembelajaran.

    Dapat disimpulkan syarat didaktik LKPD mengatur tentang penggunaan lembar kerja peserta didik yang bersifat universal yang dapat digunakan dengan baik untuk peserta didik yang lamban atau yang pandai. LKPD lebih menekankan konsep, dan yang terpenting dalam LKPD ada variasi stimulus melalui berbagimedia dan kegiatan peserta didik. Diharapkan LKPD mengutamakan pengembangan kemampuan  pemecahan masalah,   komunikasi   sosial,   emosional, moral dan estetika.

 

 

 

2)  Syarat Konstruksi

Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang harus dimiliki LKPD berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Adapun syarat-syarat konstruksi dalam pembuatan LKPD meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Menggunakan bahasa yang sesuai tingkat kedewasaan anak, b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas,

c) Memiliki   tata   urutan   pelajaran   yang   sesuai   dengan   tingkat kemampuan peserta didik, artinya dalam pembuatan LKPD harus

dimulai  dari  hal-hal  yang  sederhana  menuju  hal   yang  lebih kompleks,

d) Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka,

e) Mengacu   pada   buku   standar   dalam   kemampuan   keterbatasan peserta didik,

f)  Ruang  yang  cukup  untuk  memberi  keluasan  pada  peserta  didik untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang peserta didik ingin sampaikan,

g) Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata,

h) Dapat digunakan untuk anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat dalam mengerjakan tugas,

i)  Memiliki   tujuan   serta   manfaat   yang  jelas   dari   pembelajaran tersebut,

j)  Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

3)  Syarat Teknis

LKPD  digolongkan  dalam  kategori  baik  apabila  memenuhi syarat teknis yaitu:

a)  Tulisan

Tulisan dalam LKPD harus memperhatikan hal-hal berikut:

1)  Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin/romawi,

2)  Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik,

3)  Menggunakan    bingkai    untuk    membedakan    kalimat perintah dengan jawaban peserta didik,

4)  Menggunakan  perbandingan  antara  huruf  dan  gambar dengan serasi.

b)  Gambar.

        Gambar yang baik adalah yang menyampaikan pesan secara efektif pada pengguna LKPD.

c)  Penampilan.

          Penampilan  dibuat  menarik  agar  menjadi  pusat  perhatian peserta didik saat belajar.

 

5.  Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

     a.   Kelebihan

Adapun kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) antara lain:

1)  Menjadikan peserta didik lebih  aktif dalam kegiatan pembelajaran karena peserta didik memecahkan sendiri permasalahanya sendiri dengan berfikir dan menggunakan kemampuannya.

2)  Peserta    didik    lebih    memahami    pembelajaran    untuk    memecahkan permasalahan yang ada pada LKPD.

3) Peserta didik lebih bisa mengutarakan pendapat, dan peserta didik dituntut untuk memecahkan masalahnya sendiri.

b. Kekurangan

1)  Jika petunjuk penggunaan LKPD kurang sesuai, maka peserta didik akan kesulitan menggunakan LKPD tersebut.

2)  Pembuktian secara langsung dengan  melakukan  praktikum  dan  percobaan membutuhkan alat-alat yang memadai dan waktu yang panjang. Sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan hasil pembuktian.

 

6. Langkah-langkah pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Untuk  membuat  Lembar  Kerja  Peserta  Didik  (LKPD),  maka  diperlukan dalam memahami langkah dalam penyusunanya. Berikut ini langkah-langkah penyusunan lembar kerja peserta didik:

a)  Melakukan analisis kurikulum

Analisis  kurikulum  merupakan  langkah  pertama  dalam  penyusunan LKPD.  Langkah  ini  dimaksudkan  untuk  menentukan  materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKPD. Dan pada langkah utamanya dalam menentukan materi, langkah pada analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar,serta materi yang akan diajarkan. Dan kemudian, melihat kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

b)  Menentukan judul-judul Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Dalam mengetahui judul LKPD ini ditentuka atas dasar kompetensi- kompetensi dasar, materi-materi pokok, dan pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Pada satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila kompetensi dasar bisa dideteksi, yaitu dengan cara apabila dijelaskan ke dalam materi pokok, oleh karena itu, kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKPD.

c)  Penulisan Lembar Kerja Peserta Didik

Adapun langkah-langkah untuk menulis LKPD sebagai berikut:

pertama, dapat merumuskan kompetensi dasar dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku. Kedua, dapat menentukan alat penilaian, penilaianya ini dapat dilakukan dari proses kerja dan hasil kerja dari peserta didik. Karena, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaianya didasarkan pada penguasaan kompetensi. Ketiga, penyusunan materi LKPD.   Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun materi LKPD yaitu berkaitan dengan isi atau materi LKPD, yaitu materi LKPD sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Keempat,   memperhatikan   struktur   LKPD.   Ini   merupakan   langkah terakhir dalam menyusun LKPD. Dan struktur LKPD ini ada enam komponenya yaitu: judul, tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.

 

B. Life Skill

1. Pengertian Life Skill (Tambah Teorinya)

Pengertian Life Skill telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Muhaimin berpendapat bahwa Life Skill adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau hidup dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. (Muhaimin, 2003:155). Anwar berpendapat bahwa Life Skill adalah kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain atau masyarakat lingkungan dimana ia berada, antara lain keterampilan dalam mengambil keputusan, pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri, berempati, mengatasi emosi dan mengatasi stress yang merupakan bagian dari pendidikan. (Anwar, 2015:54). Menurut World Health Organization (WHO) dalam Life Skills Education in Schools, Life Skills adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. (Abuse, Geneva, 1997: 1).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat diambil hal-hal yang essensial berkaitan dengan kecakapan hidup, bahwa kecakapan hidup adalah sebagai petunjuk praktis yang membantu peserta didik untuk belajar bagaimana tumbuh untuk menjadi seorang individu, bekerja sama dengan orang lain, membuat keputusan-keputusan yang logis, melindungi diri sendiri untuk mencapai tujuan hidupnya. Sehingga dalam hal ini yang menjadi tolok ukur Life Skill pada diri seseorang adalah terletak pada kemampuannya untuk meraih tujuan hidupnya. Life Skill memotivasi peserta didik dengan cara membantunya untuk memahami diri dan potensinya sendiri dalam kehidupan, sehingga mereka mampu menyusun tujuan-tujuan hidup dan melakukan proses problem solving apabila dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang agar dapat menghadapi tantangan hidup di masa yang akan datang.

Life  skill  atau  kecakapan  hidup  adalah  kecakapan  yang  dimiliki seseorang   untuk   mau   dan   berani   menghadapi   problema   hidup   dan kehidupan secara wajar tanpa merasa  tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif  mencari  serta  menemukan  solusi  sehingga  akhirnya  mampu mengatasinya.  Kecakapan  hidup  (life skill)  lebih  luas dari keterampilan untuk bekerja, apalagi sekedar keterampilan manual. Life skill cenderung kepada bakat yang dimiliki oleh seorang siswa. Sebagaimana dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, penulis akan meneliti   keberlangsungan   pembelajaran   fisika.   Dalam   pembelajaran tersebut  apakah terdapat  aspek yang mengarah  kepada penumbuhan  life skill  siswa.  Sebagai  contoh,  pada  pokok  bahasan  listrik  dinamis,  siswa akan  mengetahui  pada  pokok  bahasan  ini  dapat  dimasukkan  aspek  life skill, yaitu cara merangkai lampu listrik agar dapat hidup dan mati secara otomatis.

Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi lima, yaitu: Kecakapan Mengenal Diri (Self Awarness), yang juga sering disebut kemampuan personal (Personal Skill); Kecakapan Berpikir Rasional (Thinking Skill); Kecakapan  Sosial (Social Skill) Kecakapan   Akademik  (Academic  Skill), dan Kecakapan  Vokasional (Vocational Skill). Kecakapan mengenal diri (self awarness) mencakup penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha   Esa,   anggota   masyarakat   dan   warga   negara,   menyadari   dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya   sebagai   modal   dalam   meningkatkan   dirinya   sebagai individu yang bermanfaat bagi sendiri dan lingkungannya. Kecakapan berpikir  rasional  (thinking   skill)  mencakup   kecakapan   menggali   dan menemukan   informasi   (information   searching),   kecakapan   mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing and decision making skill), kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem            solving   skill).    Kecakapan    sosial    (social    skill) mencakup kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill) kecakapan bekerjasama  (collaboration  skill), berempati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi   bukan   sekedar  menyampaikan   pesan,   tetapi   isi   dan sampainya   pesan   disertai   dengan   kesan   baik   akan menumbuhkan hubungan yang harmonis.

 

 

2. Model Pendidikan Life Skill

       Istilah model secara etimologi berarti pola (contoh, acuan, ragam). Secara terminologi, definisi model telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya: Model adalah sejumlah komponen strategi yang disusun secara integratif, terdiri dari langkah-langkah sistematis, aplikasi hasil pemikiran, contoh-contoh, latihan, serta berbagai strategi untuk memotivasi para pembelajar. (Sofan Amri, 2014:55). Model adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. (Trianto, 2011: 51) Model adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. (Rusman, 2016:113).

       Pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah bagian dari pendidikan nonformal. Hal ini terdapat pada Pasal 26 Ayat 3 berbunyi: “Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. Penjelasan yang lain terdapat pada penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 3 tentang pendidikan kecakapan hidup berbunyi: “Pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri” (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ayat :3).

 

C.  Pembelajaran Tematik

Pembelajaran   Tematik   adalah   pembelajaran   terpadu   yang   terdiri   dari beberapa   mata   pelajaran   yang   di   dalamnya   dikaitkan   pada   tema   untuk memberikan  pengalaman  yang  bermakna  kepada  siswa.  Tema  adalah  pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan(Majid,  Abdul,2014:80). Pembelajaran Tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menyatukan beberapa mata pelajaran pada suatu tema, dimana peserta didik mempelajari materi yang sudah diikat oleh tema, dan tidak memperlajari mata pelajaran secara terpisah(Kemendikbud,2013:7)

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan pokok bahasan maupun konsep bidang studi satu dengan yang lainnya dan berbagai pengalaman belajar siswa yang dilaksanakan tanpa direncanakan terlebih dahulu yang dapat memberikan pembelajaran yang bermakna (Suprapto,2017:6)

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran tematik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran  tematik  merupakan  pembelajaran  yang  mengaitkan  atau menyatukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam suatu tema sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.

 

1. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik memiliki Karakteristik dalam pembelajaranya yaitu sebagaimana yang diuraikan Retno Widyaningrum dalam jurnal Cendikia Vol. 10. 1. Sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa, yaitu pendekatan pembelajaran yang lebih menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih sebagai fasilitator dalam memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b)  Memberikan pengalaman  langsung,  yaitu  pembelajaran  yang dapat menghadirkan suatu dasar yang nyata atau konkrit dalam memahami dasar yang lebih abstrak.

c)  Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, yaitu pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas atau Nampak karena difokuskan pembelajaran yang diarahkan pada pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari.

d)  Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, yaitu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Yang mana diharapkan agar siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh untuk membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e)  Bersifat   fleksibel,   yaitu   guru   dalam   mengaitkan   materi-materi pelajaran dengan mengaitkanya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekitar sekolah yang mana sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dalam mengoptimalkan potensi yang dimilki siswa sesuai dengan kebutuhanya.

 

2. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran   tematik   kurikulum   2013  mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

a)      Memusatkan pada satu tema atau pokok pembicaraan tertentu.

b)      Mempelajari   dan   mengembangkan   berbagai   kompetensi   mata pelajaran dalam tema yang sama.

c)      Mempunyai pemahaman lebih dan berkesan pada materi pelajaran.

d)      Mengembangkan kompetensi berbahasa yang lebih baik dengan pengalaman  pribadi  siswa  yang  dikaitkan  berbagai  mata  pelajaran lain.

e)      Memiliki semangat belajar yang tinggi karena dapat berkomunikasi secara nyata/langsung.

f)       Mendaptkan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.

g)      Menghemat waktu guru, karena mata pelajaran yang disajikan sudah dipadukan dengan yang lain.

h)      Menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti dan moral siswa karena memasukkan nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi(Kemendikbud,2013:193)

 

Tujuan pembelajaran tematik yaitu:

a)      Memahami konsep yang lebih bermakna.

b)      Mengembangkan keterampilan untuk menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.

c)      Menumbuhkan  dan  mengembangkan  kebiasaan  baik  sikap  yang positif, dan nilai-nilai yang luhur dalam kehidupan.

d)      Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan sosial.

e)      Semangat belajar meningkat dan

f)       Menemukan kegiatan sesuai minat dan kebutuhan siswa(Prastowo,2013:140)

 

  Berdasarkan pernyataan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan  dari  pembelajaran  tematik  yaitu  memudahkan     materi  dalam pembelajaran,  mengembangkan  kemampuan  dan  keterampilan  siswa, dapat menumbuhkan sikap positif terhadap budi pekerti dan keterampilan sosial, dapat mempersingkat waktu dalam pembahasan materi, dapat membuat semangat belajar siswa meningkat sehingga bisa menyesuaikan minat dan kebutuhan siswa.

 

 

D. Kerangka Berfikir

Dapat dijelaskan dalam penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis life skill dapat menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.

 

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berfikir sebagaimana diuraikan di atas, dengan demikian dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan optimis media LKPD pada pembelajaran tematik tema 9 subtema 1 Kekayaan Sumber Energi di Indonesia pembelajaran 1 dapat meningkatkan keterampilan proses pembelajaran siswa kelas kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.

 

F. Studi Relevan

1. Nurul  Hidayati  Rofiah,  dengan  judul    Pengembangan  Lembar  Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis KIT untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dasar IPA MI/SD”.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan,   tujuan penelitian tersebut adalah: selama ini proses pembelajaran tematik muatan IPA di SD belum memberi kesempatan yang optimal bagi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan poses IPA. Kit IPA belum digunakan secara optimal karena guru belum mengembangkan LKPD berbasis Kit  IPA. Penelitian adalah penelitian R&D dengan hasil LKPD berbasis Kit IPA. Hasil telah kelayakan kualitas oleh ahli materi mendapat kategori “sangat baik”, oleh ahli media mendapat kategori “baik”, oleh ahli bahasa mendapat kategori “baik”. Hasil uji coba skala kecil menunjukkan terjadi peningkatan keterampilan proses dasar IPA di setiap aspek.

Sedangkan persamaan dan perbedaanya yaitu, persamaanya sama-sama meneliti tentang lembar kerja peserta didik untuk meningkatkan  keterampilan di MI/SD. Dan perbedaanya yaitu peneliti Nurul Hidayati Rofiah itu menerapkan tentang pengembangan (R&D) lembar kerja peserta didik (LKPD) Berbasis KIT untuk meningkatkan Keterampilan Proses Dasar IPA MI/SD. Sedangkan peneliti meneliti tentang Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis life skill dapat menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.

2. Pratiwi Kartika Sari, dengan judul “ Penerapan Pendekatan Proses Pada Pembelajaran Tematik Siswa Sekolah Dasar”.

       Dari penelitian diatas, deskripsi data yang telah di analisis, tampak ada pengaruh yang signifikan pada penerapan pendekatan proses terhadap pembelajaran Tematik Siswa Sekolah Dasar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang cukup tinggi setelah siswa diberi perlakuan pendekatan proses. Adapun hasil pengujian uji t sebesar 0,05 lebih besar dari t tabel sebesar 0,002. Terdapat pengaruh hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan konvensional. Hal ini berarti terdapat perbedaan positif dari penerapan pendekatan proses   terhadap   hasil   belajar   siswa.   Artinya   rata-rata   hasil   belajar   kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas control. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terhadap pengaruh hasil belajar antara siswa yang menggunakan pendekatan proses dengan siswa yang tidak menggunakan pendekatan proses. Pendekatan proses dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Terdapat pengaruh hasil belajar yang signifikan setelah menerapkan pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan proses, karena nilai rata-rata kelas eksperimen 83.12 lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas control 74.87 yang menggunakan pendekatan konvensional.

Dari  penelitian  yang  telah  dilaksanakan,  ada  persamaan  dan  perbedaan sebagai berikut: persamaanya yaitu sama-sama meneliti tentang Belajar Tematik. Dan perbedaanya yaitu peneliti Pratiwi Kartika Sari itu tentang Penerapan Pendekatan Proses Pada Pembelajaran Tematik Siswa Sekolah Dasar, sedangkan peneliti meneliti tentang penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis life skill dapat menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.

3. Devita  Cahyani  Nugraheny  dengan  judul    Penerapan  Lembar  Kerja Peserta Didik berbasis Life Skills untuk meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah di SMK Negeri 1 Panjatan.

  Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan dan mengetahui kualitas LKPD industry kecil kimia berbasis life skill untuk meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik, 2) mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik setelah penggunaan LKPD berbasis life skill dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan teknik angket. Dan LKPD yang di kembangkangkan ini layak di gunakan sebagai media pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, ada perbedaan dan persamaan dalam penelitian tersebut. Persamaanya yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan lembar kerja peserta didik. Dan untuk perbedaanya yaitu Devita Cahyani Nugraheny menerapakan lembar kerja peserta didik berbasis life skills untuk meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah, sedangkan peneliti menerapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis life skill dapat menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.   Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris: classroom  Action  Research,  yang  berarti  penelitian  yang  dilakukan  pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Dengan demikian yang menjadi subjek penelitian adalah situasi dikelas, individu siswa atau disekolah.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai peneliti yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan  masalah pada sekelompok  subjek  yang  diteliti  dan  mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurna tindakan atau penyesuain dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Untuk mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan pengertian tiga unsure atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yakni:

a. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

b.   Tindakan  adalah suatu  aktivitas  yang sengaja  dilakukan  dengan  tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.

c.   Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

 

26

Beberapa pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) menurut para ahli  yakni Menurut pendapat Suyanto PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara professional.

a. Menurut PGSM pengertian PTK  adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam  pemahaman,  terhadap  tindakan-tindakan  yang dilakukan, serta   memperbaiki   kondisi   dimana   praktik   pembelajaran   tersebut dilakukan.

b. Menurut  Kasihani  PTK  addalah  penelitian  praktis,  bertujuan  untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dikelas dengan cara melakukan  tindakan-tindakan.  Upaya tindakan  untuk  memperbaiki dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalah yang dialami guru dalam dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

c. Selanjutnya   I.G.A.K   Wardani,   Kuswaya   Wihardit;   Noehi   Nasution merumuskan   pengertian   penelitian   tindakan   kelas   sebagai   berikut: penelitian  tindakan  kelas  adalah  yang  dilakukan  oleh  guru  di  dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehinggahasil belajar siswa menjadi meningkat”. Penelitian tindakan kelas (PTK) sangat bermanfaat bagi guru,pembelajaran siswa, serta bagi sekolah.

 

Manfaat PTK bagi guru adalah: membantu guru memperbaiki pembelajaran,  membantu  guru  berkembang  secara  professional, meningkatkan rasa percaya diri seorang guru, dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Manfaat PTK bagi pembelajaran siswa yaitu untuk meningkatkan proses / hasil belajar siswa, disamping guru melaksanakan PTK, guru dapat menjadi model/contoh para siswa dalam bersifat kritis terhadap hasil belajarnya. Manfaat PTK bagi sekolah yaitu untuk membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan disekolah tersebut.


Jenis-jenis penelitian tindakan kelas, ada empat jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dibahas yakni: PTK diagnostic, PTK partisipan, PTK empiris, dan PTK eksperimental. Berikut dijelaska secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.

1. Penelitian  tindakan  kelas  diagnostik.  Yang  dimaksud  PTK  diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan menentukan peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian.

2. Penelitian  tindakan  kelas  kartisipan.  Suatu  penelitian  tindakan  kelas kartisipan  adalah  apabila orang  yang  akan  melakukan  atau  melaksanakan penilaian harus ikut terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan.

3. Penelitian  tindakan  kelas  empiris.  Yang  dimaksud  penelitian  tindakan kelas empiris apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.

4. Penelitian  tindakan  kelas  eksperimental.  Jenis  PTK  ini  memiliki  nilai potensi terbesar dalam kemajuan ilmiah. Yang dikategorikan PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar mengajar.

Prinsip yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Prinsip adalah suatu pegangan, dan salah satu fungsi pegangan adalah untuk pedoman.

1. Tindakan dan proses penelitian tidak boleh mengganggu kegiatan utama dalam proses pembelajaran, misalnya guru mengorbankan kegiatan proses belajar mengajar, untuk menyusun penelitian tindakan kelas.

2. Dalam   penelitian   harus   menggambarkan   ada   masalah,   dan   cara mengobatinya melalui  metode /  metode / teknik/  pendekatan /  strategi pembelajaran.

3. Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata karma penelitian serta rambu-rambu pelaksanaan yang berlaku umum.

 

Secara umum prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut adalah:

1.   Tidak menggangu komitmen guru sebagai pengajar

2.   Metode pengumpulan data tidak tidak menuntut waktu yang berlebihan

3.   Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan

4.  Masalah berawal dari kondisi nyata dikelas yang dihadapi guru

5.  Dalam  menyelenggaran   penelitian,   guru  harus  memperhatikan   etika profesionalitas guru

6.  Meskipun yang dilakukan di kelas, teetapi harus dilihat dalam konteks sekolah secara menyeluruh

7.  Tidak mengenal populasi dan sampel

8.  Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control

9.  Tidak untuk digeneralisasikan(Adi Suprayitno,2020:57-66)

 

   Ada beberapa model dalam penelitian tindakan kelas diantaranya ada: 1. model kurt lewin, 2. model kemmis dan tagarat, 3. model Hopkins. Dari beberapa model tersebut saya menggunakan model kemmis dan tagarat. Konsep dasar yang dipergunakan oleh Kurt Lewin dikembangkan oleh Kemmis dan Tagarat. Konsep tindakan (Acting) dengan pengamatan (Observing)   disatukan   dengan   alasan   kedua   kegiatan   itu   tidak   dapat dipisahkan satu sama lain, karena kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Bergitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan, kegiatan observasi harus dilakukan segera mungkin. Bentuk model dari Kemmis dan Tagarat dapat di visualisaikan sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.1. Model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart

Desain Model Kemmis dan MC Taggart (Miftahul Huda, 2015.hal:50 ).

 

Empat langkah/tahapmenurut Kemmis & Taggart adalah sebagai berikut :

a) Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Perencanaan). Yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.

b) Tahap  2:  Pelaksanaan  tindakan,  yaitu  implementasi  atau  penerapan  isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenai tindakan kelas.

c) Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

d) Tahap  4:  Refleksi  atau  pantulan,  yaitu  kegiatan  untuk  mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. (Zainal Akib,2009:5).

 

            Model Kemmis dan Tagarat bila dicermati hakikatnya berupa perangkat- perangkat atau uraian-uraian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Uraian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus disini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu dipecahkan, semakin banyak permasalahan  yang ingin dipecahkan semakin banyak pula siklus yang akan dilalui. Jika suatu penelitian tindakan kelas ingin mengaitkan materi pelajaran dan kompetensi dasar dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajran melibatkan lebih dari dua siklus. (Parnawi. 2020: 12-13).

 

B.   Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di:

a.   Tempat Penelitian : SDN 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh.

b.   Waktu Penelitian  : semester genap 2021/2022.

c.   Subyek Penelitian : siswa kelas III dengan jumlah 18 siswa.

 

C.  Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini di desain untuk 2 (dua) siklus dilaksanakan secara berulang. Jika pada siklus pertama dapat terindentifikasi suatu keberhasilan dan kekurangan dari beberapa tahapan yang telah dilaksanakan, maka peneliti akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu dengan  menggunakan  siklus  kedua,  dengan  tahapan  kegiatan  yang  sama dengan siklus pertama.

Berikut ini adalah tahap desain perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas di kelas III SDN 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh.

Tahap penelitian dilakukan dalam dua tahap siklus yang tahapannya sebagai berikut:

 

 

 

1. Pra Siklus

Pada  pra  siklus  ini,  peneliti  mengidentifikasi  masalah  dengan melaksanakan beberapa kegiatan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan awal yang akan terjadi dalam kelas III yang akan diteliti oleh peneliti. Berikut beberapa kegiatan ini:

Table 3.1 :Kegiatan Pra Siklus SDN 193/VII Taman Bandung

No.

Keterangan

1.

Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah

2.

Peneliti bertemu dan meminta izin kepada guru kelas untuk melaksanakan penelitian.

3.

Peneliti melaksanakan penelitian ( Observasi atau Pengamatan ).

4.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru pengajar tematik dan kepada siswa kelas III SDN 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh

 

2. Kegiatan Siklus I sebagai berikut:

a)  Tahap Perencanaan/Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus pertama peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan menyiapkan lembar  kerja  peserta  didik  (LKPD).   menyusun  instrumen  non  tes. Instrumen non tes   berupa lembar observasi,    lembar wawancara,  dan dokumentasi, melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat. Sebelumnya peneliti terlebih dahulu membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dengan guru kelas. Disamping itu, peneliti juga membutuhkan   informasi   tentang   keadaan   kelas,   karena   penelitian bukanlah pengajar di kelas itu.

Pada siklus I ini yang mana terdapat 14 butir soal yang di dalamnya berupa gambar pada materi pada setiap butir soal sehingga memudahkan siswa dalam menjawab setiap pertanyaanya.

 

 

Table 3.2 : Tahapan Perencanaan Tindakan SDN 193/VII Taman Bandung

 

No.

Keterangan

1.

Peneliti merencanakan proses pembelajaran dengan membuat RPP.

2.

Peneliti menyiapkan media pembelajaran yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

3.

Peneliti menyiapkan Lembar Observasi aktivitas guru dan siswa.

4.

Peneliti menyiapkan materi berupa gambar-gambar  untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

5.

Peneliti menyiapkan peralatan dokumentasi pembelajaran.

 

a.   Tahap Pelaksanaan Tindakan

         Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan  oleh peneliti.  Tindakan  yang dilakukan  dalam pelaksanaan  yaitu  menerapkan    LKPD  pada siklus  satu  sesuai  dengan perencanaan yang telah disusun.  Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas:

Tabel. 3.3 : Tahap Pelaksanaan Tindakan

No.

Keterangan

1.

Peneliti memastikan peserta didik siap dalam mengikuti proses pembelajaran.

2.

Peneliti menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dengan menggunakan media LKPD.

3.

Peneliti memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk melihat peningkatan siswa dalam keterampilan dengan materi yang telah disampaikan.

4.

Peneliti memberikan penilaian.

 

1. Pendahuluan Atau Persiapan

Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dan memberikan apersepsi berupa kegiatan tabel jawab tentang keterampilan Pembelajaran Tematik yang pernah dipelajari sebelumnya oleh siswa. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah untuk menggali pengetahuan tentang keterampilan yang diajarkan sebelumnya. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang hendak dilaksanakan dengan menggunakan LKPD dengan menggunakan Keterampilan Proses Pembelajaran Tematik. Disamping itu, guru juga menyiapkan manfaat pembelajaran, hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan dalam belajar siswa agar mulai dari awal pembelajaran siswa memiliki motivasi belajar terlebih dahulu.

2. Inti atau pelaksanaan

Pada tahap ini, guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah di siapkan kemudian memberikan penjelasan tentang LKPD Keterampilan Belajar Tematik agar mudah dipahami siswa.

3. Penutup atau akhir

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan LKPD Pada akhir pembelajaran, yang bertujuan mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dalam mengetahui belajar dengan menggunakan LKPD di kelas.

Tabel. 3.4 : Tahap Pengamatan

No.

Keterangan

1.

Peneliti mengamati apa yang terjadi selama proses pembelajaran  pada siklus 1 berlangsung.

2.

Peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh observer (guru tematik di kelas III SDN 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh

 

b. Tahap Pengamatan Observation)

Pengamatan  dilaksanakan  bersama  dengan  pelaksanaan  tindakan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi peneliti dan siswa. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Adapun aspek yang diamati adalah pelaku siswa antara lain:

1) Observasi tentang keterampilan proses belajar siswa dan ke antusias peristiwa.

2) Semangat    siswa    dalam    menerima    materi    pelajaran    dengan menggunakan LKPD  dalam proses pembelajaran tematik.

3) Cara mengecek masalah yang diberikan oleh guru.

c.  Tahap refleksi

Tahap refleksi, pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan di kelas sehingga dapat terlihat berbagai kekurangan selama kegiatan belajar mengajar secara   berlangsung. Dan refleksi ini dilakukan dengan kegiatan diskusi dengan observer, sehingga guru bisa mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki.  Kemudian yang nantinya bisa dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan rencana ulang(Y.Astuti, 2014:77)

3. Pelaksaan Siklus II

  Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar dengan  menggunakan  LKPD  proses Pembelajaran Tematik. Hasil pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama.

a.   Perencanaan

Pada  siklus  kedua  ini,  peneliti  membuat  rencana  pembelajaran yang bagian-bagiannya sama dengan rencana pembelajaran   pertama. Peneliti  juga kembali  melakukan  diskusi  dengan  guru kelas  tentang kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki.

       Dan peneliti juga memperbaiki pembuatan LKPD yang akan diajarkan  kepada  siswa,  sehingga  pada  siklus  II ini  sedikit  berbeda LKPD dari siklus I, yang mana di dalam LKPD pada siklus II ini pada setiap lembar kerja peserta didik nya ini menampilkan berbagai warna dan  gambar-gambar  pada  setiap  LKPD  nya,  sehingga  bisa  menarik siswa dan memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar dengan menggunakan LKPD.

Penyusunan  RPP  (  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  )  pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, hanya saja pada kegiatanya ini lebih mendorong siswa untuk lebih terampil dalam mengerjakan LKPD yang diberikan kepada siswa, dan pada siklus II ini terdapat 11 butir soal yang mana pada butir soal yang ke 11 ini siswa diminta untuk terampil dalam menjawab kesimpulan pada pembelajaran yang diberikan.

b.  Tahap Pelaksaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II menitikberatkan pada materi tema 9 subtema 1 pembelajaran ke 1 dengan menggunakan LKPD. Sebelum siswa memulai pembelajaran tema 9 subtema 1 pembelajaran ke 1, peneliti terlebih dahulu melakukan tanya jawab pada siswa mengenai isi materi yang telah dijelaskan sebelumnya dan setelah itu peneliti menjelaskan terlebih dahulu kesalahan yang terjadi pada siklus satu. Kemudian peneliti meminta siswa untuk fokus dan konsentrasi dalam menerima materi pelajaran.

c.  Tahap Pengamatan.

pada tahap ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tindakan. Peneliti   mempersiapkan   lembar   pedoman   observasi.   Aspek   yang diamati pada siklus II sama dengan aspek yang diamati pada siklus I, dalam kegiatan observasi ini peneliti mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d.   Tahap Refleksi

      Pada siklus kedua ini peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan penilaian hasil kerja. Analisis kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa terampil dengan pembelajaran tematik dengan menggunakan  LKPD  dan  membandingkan  nya  dengan  hasil pengamatan pada siklus pertama , apakah ada peningkatan atau tidak. Dan peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II.

 

D.  Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi.

a. Observasi

Nasution   (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat menggunakan data, yaitu fakta mengenai fakta dunia yang diperoleh berdasarkan observasi. Data itu dikumpulkan dan sering bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga  benda-benda  yang  kecil  (proton  dan  electron)  maupun  yang sangat jauh ( benda ruang angkasa)dapat diobservasi dengan jelas. (sugiyono. 2014: 226)

Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan semua objek dengan menggunakan panca indera.

Observasi  dilakukan  berdasarkan  perilaku  siswa. Hal yang dinilai dalam  lembar  observasi  meliputi  (1)  kesiapan  siswa  dalam pembelajaran  dengan menggunakan  LKPD, (2) keseriusan siswa dalam mendengarkan   penjelasan dari guru,  (3)  keterampilan   siswa  selama proses   pembelajaran   berlangsung, (4)  respon   siswa   ketika   belajar dengan     menggunakan LKPD (5) siswa bersemangat     dalam mengerjakan tes.

Sementara  itu  aspek-aspek  yang  diamati  pada  observasi  terhadap aktivitas siswa adalah kesiapan siswa memulai pelajaran, mendengarkan pengantar yang disampaikan guru, menjawab pertanyaan yang diberikan guru, memperhatikan materi pembelajaran, menerapkan keterampilan, keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, keseriusan siswa ketika mengerjakan soal tes pada media Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan ketertiban siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b.   Wawancara (interview)

Esterberg (2020) mendefinisikan interview sebagai berikut a meeting of two person to exchange information and idea through question and  respnses,  resulting  in  communication  and  joint  construction  of meaning   about   a   particular   topic   wawancara   adalah   merupakan pertemuan  dua  orang  untuk  bertukar  informasi  dan  ide  melalui  tanya jawab, sehingga dapat dokonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu (Sugiyono,2014:231)

Wawancara  dilakukan  terhadap siswa yang berhasil dan siswa yang tidak berhasil  dalam  belajar dengan  keterampilan  proses pembelajaran   Tematik   menggunakan   LKPD.   Hal  ini  dilaksanakan untuk  mengetahui   penyebab   berhasil   atau  tidak  berhasilnya   siswa dalam belajar dengan menggunakan  LKPD. Hasil wawancara  ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya.  Kegiatan  wawancara  dilaksanakan   di  luar  jam  pelajaran efektif.

Wawancara  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  tentang permasalahan pembelajaran pada pra siklus dan setelah siklus. Dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber, untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada ataupun yang diteliti. Wawancara merupakan instrumen penelitian yang sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK.

   Penelitian ini, pewawancara melakukan wawancara secara individual terhadap guru pembelajaran tematik kelas III Adapun tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh guru dan siswa setelah menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) metode kontekstual dalam pembelajaran tematik pada kelas III SDN .

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

 

 

 

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan kedua jenis data yang diperboleh tersebut, maka jenis analisis  yang digunakan  pada penelitian ini adalah teknis analisis data secara kuantitatif dan teknis data secara kualitatif.

Pengkajian atau analisis data dilakukan dengan metode kuantitaif untuk pengamatan kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. Sedangkan hasil wawancara menggunakan metode kualitatif. Berikut ini dijelaskan penerapan kedua teknik tersebut.

1. Kuantitatif

  Dalam kuantitatif merupakan data dari hasil  lembar kerja peserta didik pada  siklus  I  dan  siklus  II.  Data  kuantitatif  diperoleh  dari  hasil  yang dikerjakan siswa pada siklus I dan siklus II.

Adapun data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data jumlah siswa, nilai keterampilan siswa, nilai rata-rata siswa, di kelas III SDN.

a.  Lembar Observasi

   Dalam analisis data penulisan akan mengambil data tentang hasil observasi belajar siswa dan aktivitas mengajar guru serta nilai rata-rata keterampilan siswa.

Tabel 3.5 : Pedoman Skor

Kriteria

Skor

Sangat Terampil

5

Terampil

4

Cukup Terampil

3

Kurang Terampil

2

Sangat Kurang Terampil

1

 

(Dimodifikasi dari Ridwan, 2015: 10)

Untuk mencari perhitungan pada aktivitas belajar siswa dan aktivitas  mengajar  guru  pada  tiap  hari  butir  pernyataan menggunakan   rumus   menurut   Tegeh,dkk   (2014)   yaitu  sebagi berikut:

Rumus : P ==ƩX  SM1

Keterangan:

P = Presentase

ƩX = Jumlah Skor

SM1 = Skor Maksimal

 

Adapun nilai rata-rata hasil keterampilan siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Nilai Rata-rata Keterampilan Siswa

Nilai keterampilan siswa bisa diketahui dari hasil peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa yang berikutnya dibagi dengan jumlah seluruh siswa kelas III, kemudian akan diperoleh nilai rata-rata. Dan untuk menghitung nilai rata-rata bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.3

X=  Ʃ X

ƩN

Keterangan: X = Nilai Rata-rata

ƩX = Jumlah semua nilai siswa

ƩN = Jumlah siswa

Kriteria keterampilan ditentukan berikut ini:

Tabel 3.6 : Kriteria Nilai Ketuntasan siswa

Tingkat Pencapaian

Kualifikasi

90-100%

Sangat Terampil

75%-89%

Terampil

65-%74%

Cukup Terampil

55%-64%

Kurang Terampil

0%-54%

Tidak Terampil

 

(Dimodifikasi dari Tegeh, dkk, 2014:83)

Hasil  perhitugan  nilai  siswa dari  masing-masing non  tes  ini  kemudian dibandingkan  dengan  siklus  I dan  siklus  II.  Hal  ini  akan  memberikan gambaran mengenai presentase peningkatan kompetensi siswa dalam pengerjaan lembar kerja peserta didik melalui keterampilan proses pembelajaran Tematik.

 

2. Kualitatif

Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes yaitu observasi, wawancara,  dan  dokumentasi.  Data observasi  untuk  mengetahui  kesulitan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja peserta didik. Data tersebut juga digunakan untuk menentukan yang akan diwawancarai.   Sementara   itu,  dokumentasi   digunakan   untuk   merekam kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

Analisis dilakukan dengan menyamakan data secara keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan semua  perilaku  siswa  dan  perubahanya  selama  proses  pembelajaran  dari siklus I ke siklus II.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

A.  Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Historis Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung

Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  merupakan salah satu sekolah Dasar yang berada di Desa Taman Bandung Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun. Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  berdiri pada tahun 1998 yang beralamat di RT. 03/01 Desa Taman Bandung Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi kode pos 37391,  dengan SK pendirian 1998-06-06(Dokumentasi : SDN 193/VII Taman Bandung 2022)

Wawancara penulis dengan bapak Ivan Munandar, S.Pd selaku kepala Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  mengatakan : bahwa Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung ini didirikan bertepatan pada taanggal 06 Juni 1998. Hal yang menjadi dasar berdirinya SD Negeri 193/VII Taman Bandung ini karena anak-anak di Desa Taman Bandung ini memang belum ada Sekolah Dasar, jika ada orang yang ingin melanjutkan pendidikan anaknya ke tinggakat Sekolah Dasar, mereka mengantarnya jauh dari Desa yaitu ke Desa tetangga, mengingat pentingnya pendidikan dasar bagi anak di Desa Taman Bandung, sehingga masyarakat setempat mengusulkan ke Dinas Pendidikan Pauh untuk dapat mendirikan sekolah dasar di Taman Bandung, sehingga terbangunlah sekolah dasar khusus bagi anak-anak yang berada di Desa Taman Bandung” (Wawancara, 02 Maret 2022)

 

      Pada prinsipnya Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung ini sama dengan sekolah dasar lainnya, yaitu ingin menciptakan regenerasi peserta didik yang berilmu, berkahlakul karimah, terampil dan cerdas sehingga dapat menjadikan pribadi yang memajukan bangsa dan negara.

42

 


2. Geografis Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung

Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  terletak di   jalan Lintas Pauh-Sarolangun RT. 03 Desa Taman Bandung Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi pada koordinat Latitude (Lintang)  --2,2328 Longitude  (Bujur)  102,9451. 

Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung   sangat strategis, dimana letaknya diatas permukaan bukit yang berhadapan dengan jalan raya menghadap sebelah Timur. Demikian juga dengan jangkauan lalu lintas yang mudah untuk ditempuh menuju ke Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung.

Adapun  batas-batasnya  adalah sebagai berikut:

a.  Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya Pauh-Sarolangun

b.  Sebelah selatan tepat berbatasan dengan rumah penduduk

c.  Sebelah barat berbatasan dengan kebun prnduduk

d.  Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk (Observasi : SDN 193/VII Taman Bandung tanggal 13 Februari 2022).

 

3. Visi, Misi, Tujuan Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung

a. Visi

Berprestasi, Cerdas dan Trampil Berdasarkan Iman

b.   Misi

1)  Melaksanakan proses belajar mengajar secara PAKEM

2)  Mendorong semangat siswa untuk berprestasi di bidang akademik dan non akademik

3)  Memberi layanan ekstrakulikuler dengan maksimal

4)  Meningkatkan norma-norma agama dilandasi iman

c.   Tujuan pendidikan

1)  Tujuan umum :

“Memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP” (SK Mendikbud No 060/U/1993).

2)  Tujuan khusus berdasarkan Visi dan Misi:

a)  Menciptakan siswa berprestasi dan berwawasan maju yang beriman dan bertaqwa

b) Memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis hitung” pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya agar berguna di masyarakat.

 

4. Struktur Organisai Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung

Struktur organisasi merupakan sebuah sususan berbagai komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi yang ada. Struktur Organisasi   menjadi   tolak   ukur   dalam   satu   lembaga organisasi  baik  lembaga  pendidikan  maupun  lembaga  lainnya. Organisasi yang baik dapat menunjukkan kegiatan yang baik dan juga merupakan pendukung dalam pelaksanaan segala program kerja organisasi tersebut. Demikian juga halnya dengan Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun juga mempunyai struktur organisasi sekolah, sama halnya dengan sekolah lainnya

Struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun berdasarkan dokumentasi dilapangan cukup sederhana seiring dengan tipologi sekolah tersebut, untuk lebih jelas bagian struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

Struktur Organisai

SD Negeri 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh

Komite Sekolah

Jumadi

Tahun 2021/2022

Kepala Sekolah

Ivan Munandar, S.Pd

Guru Kelas I

Silmi Ana Afriza, S.Pd

Guru Kelas IV

Nike Nurhayati, A.Md

Guru Kelas VI

Sakrul T, A.Ma.Pd

Guru Kelas III

Hoiru Sa'adah, S.Pd.I

Guru Kelas II

Amindra Zeri, S.Pd

Guru Kelas V

Suji Prihatin, S.Pd

Operator Sekolah

Nazirman, S.Pd

Bendahara

Nurhikmah, S.Pd

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(Dokumentasi : Struktur SDN 193/VII Taman Bandung tahun 2022

 

 

 

 

 

 

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

    a. Keadaan Guru dan Karyawan

Tenaga pendidik atau guru di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran umun dan agama untuk disampaikan kepada para siswa. Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan dalam proses belajar mengajar, bagaimanapun guru merupakan jembatan bagi siswa untuk memahami pelajaran.

     Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, keadaan guru harus diperhatikan. Secara kesuluruhan, guru Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung   berjumlah  9  orang,  dengan  perincian  kepala  sekolah  1 orang, Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS ) 4 Orang, dan Guru tidak tetap (GTT) 5 Orang, mengenai data guru dan karyawan secara lebih lengkap bisa dibaca pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 : Data Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri 193/VII

Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun.

No

Nama

Jabatan

Mata Pelajaran

      1.             

Ivan Munandar, S.Pd

Kepala Sekolah

-

      2.             

Nurhikmah, S.Pd

Bendahara

Tematik

      3.             

Nazirman, S.Pd

Operator

Tematik

      4.             

Nike Nurhayati, A.Md

Guru

PAI

      5.             

Silmi Ana Afriza, S.Pd

Guru

PJOK

      6.             

Amindra Zeri, S.Pd

Guru

Tematik

      7.             

Hoiru Sa'adah, S.Pd.I

Guru

Tematik

      8.             

Sakrul T, A.Ma.Pd

Guru

Tematik

      9.             

Suji Prihatin, S.Pd

Guru

Tematik

 

(Dokumentasi : SDN 193/VII Taman Bandung tahun ajaran 2021/2022)

 

 

 

b. Keadaan Siswa/Siswi

            Siswa merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan, keadaan siswa di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  pada tahun 2021-2022 secara keseluruhan mencapai 101 siswa. Adapun keadaan siswa Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  bisa dibaca dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 : Data Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun.

 

No

 

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah

LK

PR

 

      1.             

Kelas I

3

8

11

      2.             

Kelas II

8

5

13

      3.             

Kelas III

7

11

18

      4.             

Kelas IV

12

10

22

      5.             

Kelas V

9

11

20

      6.             

Kelas VI

7

10

17

Jumlah

46

55

101

 

(Dokumentasi : SDN 193/VII Taman Bandung tahun ajaran 2021/2022)

 

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

            Sarana  dan  prasarana  merupakan  salah  satu  penunjang  dalam  pembelajaran bahkan  penentu  berjalannya  suatu  proses  pembelajaran.  Maka  dari  itu,  keadaan sarana dan prasarana harus sangat diperhatikan.   Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.   Sarana  adalah  peralatan  dan   perlengkapan  yang   secara langsung  dipergunakan  dan   menunjang  proses  pendidikan, khususnya  proses  belajar   mengajar  seperti  gedung,  ruang   kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan media  pembelajaran. Atau fasilitas belajar  yang  diperlukan dalam proses belajar  mengajar agar  proses pembelajaran berjalan dengan baik dan  dapat menberikan semangat belajar  kepada siswa.

            Disamping   sarana  terdapat  pula   prasarana  yang   merupakan fasilitas  belajar   yang  mendukung  dan  membantu  proses pembelajaran yang tidak langsung menunjang jalannya  proses pendidikan atau  pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan  jalan menuju  sekolah. Tetapi  jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses pengajaran seperti taman sekolah yang digunakan sekolah untuk pengajaran pendidikan lingkungan hidup, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, upacara dan  kegiatan lainnya komponen tersebut  merupakan prasarana  pendidikan.

            Adapun sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun dapat bisa di baca pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 : Data Sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri 193/VII

Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun.

No

Jenis

Jumlah

Keterangan

      1.             

Ruang Kepala Sekolah

1

Baik

      2.             

Ruang TU

1

Baik

      3.             

Ruang Majlis Guru

1

Baik

      4.             

Ruang Belajar

6

Baik

      5.             

Papan Tulis

6

Baik

      6.             

Meja dan Kursi

101

Baik

      7.             

Sapu

8

Baik

      8.             

Ruang UKS

1

Baik

      9.             

Perpustakaan

1

Baik

  10.             

Rumah Penjaga

1

Baik

  11.             

Lemari Buku

6

Baik

  12.             

Buku Modul dan LKS

200

Baik

  13.             

WC guru

2

Baik

  14.             

WC siswa

4

Baik

 

(Dokumentasi : SDN 193/VII Taman Bandung tahun ajaran 2021/2022)

 

 

B. Penjelasan Data Per-Siklus

     1. Pra Siklus

   Sebelum melakukan proses pembelajaran tematik IPA, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kemampuan siswa dalam memahami Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) di kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun.

   Dari hasil pengamatan penulis di kelas III SDN 193/VII Taman Bandung, penulis masih menemukan bahwa strategi yang digunakan guru masih dalam menyampaikan materi tematik muatan IPA masih bersifat monoton, dimana siswa hanya diberikan tugas apa yang ada dibuku tematik sehingga banyaknya  siswa  belum memahami dari materi yang diberikan guru dan belum tuntas. 

   Pada tahap penelitian ini, peneliti melakukan kolaborasi bersama dengan guru kelas III, dan peneliti disini bertindak sementara menggantikan guru kelas untuk mengajar dalam melaksanakan tindakan penelitiannya. Sementara guru kelas nya hanya bertugas mengamati peneliti ketika peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung berdasarkan observasi yang telah diketahui sebelumnya. Peneliti dan guru juga mengamati apakah kegiatan belajar siswa bisa terlaksana dengan baik sehingga bisa berdampak pada peningkatan keterampilan proses belajar siswa.

   Dari pengamatan dan hasil dokumentasi penulis pada saat proses pembelajaran tematik muatan IPA pada sub tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pada kondisi awal menunjukkan hasil sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4. 4: Kondisi awal pra siklus

 

No

Nama Siswa

Hasil Observasi Pra Siklus

Keterangan

Nilai

1

ARP

75

Tuntas

2

DSA

60

Tidak Tuntas

3

GA

65

Tidak Tuntas

4

HFN

60

Tidak Tuntas

5

IS

60

Tidak Tuntas

6

IU

60

Tidak Tuntas

7

LN

75

Tuntas

8

RA

65

Tidak Tuntas

9

MF

60

Tidak Tuntas

10

MP

65

Tidak Tuntas

11

MZ

75

Terampil

12

RCS

60

Tidak Tuntas

13

SK

75

Terampil

14

SP

60

Tidak Tuntas

15

SN

65

Tidak Tuntas

16

TA

65

Tidak Tuntas

17

RR

65

Tidak Tuntas

18

RA

60

Tidak Tuntas

Jumlah

1170

Tidak Tuntas

Skor Rata-Rata

65

Tuntas

22,22%

Tidak Tuntas

77,78%

 

Keterangan :

1)  Siswa yang sudah dinyatakan tuntas jumlah sebanyak 4 siswa.

2)  Siswa yang belum tuntas terdapat jumlah sebanyak 14 siswa.

 

1. Nilai rata-rata Keterampilan Siswa

       X=  ƩX = …..

        ƩN

 

       X=  50 = 2,7

              18

 

Keterangan: X = Nilai Rata-rata

                   ƩX = Jumlah semua nilai siswa

                   ƩN = Jumlah siswa

 

          Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata keterampilan siswa adalah sebagai berikut:

 

2. Ketuntasan Keterampilan LKPD

    P= Ʃ Jumlah Siswa yang tuntas  x 100%=….

         Ʃ Siswa

       P = 4 x 100% = 22.22%

            18

           

            Dari data tersebut, perolehan dari skor rata-rata keterampilan siswa yaitu 2,22 (kurang). Kebanyakan dari siswa tersebut kurang terampil sebanyak 8 siswa, dan ada 6 siswa yang termasuk dalam kategori cukup terampil sedangkan yang termasuk kategori terampil ada 4 siswa. Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan siswa dalam memahami memahami LKPD pembelajaran tematik muatan IPA materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup Kelas III diatas yang sudah dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru tematik yaitu terdapat 4 siswa dari jumlah siswa 18 orang yang berhasil mencapai KKM.  sedangkan 14 siswa lainnya masih belum mampu memahami materi dengan sempurna sehingga masih mendapat nilai keterampilan dibawah nilai KKM  yang telah ditentukan, maka dari itu belum bisa dikatakan tuntas. Presentase yang diperoleh adalah 22,22% dan nilai rata-rata yang diperoleh 2,7. skor rata-rata keterampilan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun termasuk dalam kategori “kurang terampil”. Dan hasil data tersebut dikarenakan saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya memberikan materi kemudian siswa disuruh membaca kembali materinya setelah itu siswa di suruh mengerjakan soal-soal yang ada pada buku Tematik. Proses pembelajaran seperti ini bisa mengakibatkan kurangnya pemahaman pembelajaran siswa dan hasil keterampilan pembelajaran siswa.

 

 

 

 

2. Siklus I

    a. Perencanaan (Planning)

          Berdasarkan hasil observasi dari siklus Pra Siklus maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik.  Untuk  menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik, maka yang pertama dilakukan oleh guru adalah menerapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pembelajaran yang menarik dalam setiap proses pembelajaran.

         Pada tahap siklus I ini peneliti melaksanakan tindakan kelas sesuai dengan perencanaan yang telah di susun sebelumnya. Dan perencanaan tersebut merupakan pedoman untuk melaksanakan tindakan yang akan dilakukan.

        Berikut ini deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran Tematik muatan IPA dengan menggunakan media Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

1). Peneliti terlebih dahulu menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan digunakan untuk peneliti dalam melakukan suatu kegiatan penelitian sesuai kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun yaitu Kurikulum 2013.

2). Peneliti menyiapkan media Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran Tematik di kelas III. Media Lembar Kerja Peserta Didik yang didalam nya berupa gambar tentang pembelajaran tematik muatan IPA materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, yang mana di dalam Lembar Kerja Peserta Didik tersebut berisikan beberapa gambar dan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

 

b. Pelaksanaan

       Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis penelitian tindakan kelas. selanjutnya Menyiapkan sumber pembelajaran, bahan ajar, dan juga alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,  menyiapkan   instrumen   penilaian   yang   akan   digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi, Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian   kompetensi   serta   menyiapkan   instrument   tolak   ukur   keberhasilan tindakan.

c. Tindakan (action)

        Setelah perencanaan selesai, peneliti sekaligus sebagai guru atau pengajar melaksanakan tindakan atau proses pembelajaran langsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di susun sebelumnya. Setiap siklus pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap pelaksanaan yaitu, pembukaan, inti, dan penutup. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1)  Pembukaan (07.30 - 07.50)

a)  Mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran

b)  Menanyakan kabar hari ini

c)  Do’a

d)  Perkenalan

e)  Absensi

f)   melakukan Apersepsi

g)  menjelaskan    strategi    pembelajaran    yang    akan    dilakukan    dalam pembelajaran hari ini

2)  Kegiatan Inti (07.50 – 09.00)

        Siswa mengamati Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah diberikan oleh setiap masing-masing siswa dengan tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kemudian setiap siswa membaca dan mengamati setiap kata dan gambar dalam teks yang ada pada di Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut. Setelah itu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peseta Didik ( LKPD)

3)  Kegiatan Penutup

a)  Guru mereview kegiatan siswa hari ini

b)  Guru memberikan penguatan dan evaluasi

c)  Do’a

d)  Penutup

d. Observasi (Observation)

         Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang dilakukan sudah dibuat dengan baik, tidak ada hal yang membuat hasil dari penelitian kurang  maksimal  dalam  Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah  peserta didik siswa kelas  II  Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun dengan  memberikan  tanda  centang  (√)  pada  lembar observasi. 

         Berikut  data  peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   siswa  kelas III  Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Tabel 4. 5:  Siklus I peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah  siswa  dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

 

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

ARP

80

Tuntas

2

DSA

85

Tuntas

3

GA

85

Tuntas

4

HFN

70

Tidak Tuntas

5

IS

80

Tuntas

6

IU

70

Tidak Tuntas

7

LN

70

Tidak Tuntas

8

RA

70

Tidak Tuntas

9

MF

85

Tuntas

10

MP

90

Tuntas

11

MZ

85

Tuntas

12

RCS

80

Tuntas

13

SK

70

Tidak Tuntas

14

SP

70

Tidak Tuntas

15

SN

75

Tuntas

16

TA

80

Tuntas

17

RR

70

Tidak Tuntas

18

RA

70

Tidak Tuntas

Jumlah

1385

Belum Tuntas

Skor Rata-Rata

76,94

Tuntas

55,56

Tidak Tuntas

44,44

 

Keterangan:

1)  Siswa yang sudah tuntas  dalam peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan baik dan benar terdapat jumlah sebanyak  10 siswa.

2)  Siswa yang belum  tuntas  dalam peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan baik dan benar terdapat jumlah sebanyak  8 siswa.

Pada kegiatan penutup dari proses pembelajaran dalam memahami LKPD pembelajaran tematik muatan IPA materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, guru memberikan pertanyaan dalam bentuk tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Setelah melakukan Tanya jawab, kemudian guru memberikan penguatan pada materi yang telah dipelari.

Tabel 4.6 : Data kemampuan siswa dalam peningkatan  Life Skill

untuk menghasilkan sikap ilmiah dalam Penerapan

 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

 

No

Indikator Soal

Pra Siklus

Siklus I

Nilai

Nilai

1

Siswa dapat menyebutkan cara perkembangbiakan alami pada tumbuhan

75

85

2

Siswa dapat  mengidentifikasi cara  perkembangbiakan tumbuhan

70

75

3

Siswa dapat menganalisis cara perkembangbiakan tumbuhan melalui gambar yang di sajikan

70

85

4

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis tanaman yang berkembangbiak dengan biji

75

90

5

Siswa dapat menelaah faktor-faktor yang dibutuhkan dalam proses perkembangbiakan tumbuhan dengan biji

70

80

6

Siswa dapat menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan kacang hijau.

75

90

7

Siswa dapat memecahkan masalah soal cerita penjumlahan yang berkaitan dengan pertumbuhan makhluk hidup

70

80

8

Siswa dapat memecahkan masalah dan  soal cerita penjumlahan yang berkaitan dengan pertumbuhan makhluk hidup

70

85

Jumlah

575

670

Skor Rata-Rata

71,88

83,75

Tuntas

22,22%

55,56%

Tidak Tuntas

77,78%

44,44%

 

          Hasil dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa keterampilan siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup terampil dengan presentase 77%, dan masih ada beberapa kekurangan yaitu siswa kurang mampu dalam mencoba memecahkan masalah pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

Tabel 4.7 : Ketarampilan siswa dalam peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

 

No

Nama Siswa

Peningkatan Hasil Observasi

Keterangan

Pra Siklus

Siklus I

1

ARP

75

80

Tuntas

2

DSA

60

85

Tuntas

3

GA

65

85

Tuntas

4

HFN

60

70

Tidak Tuntas

5

IS

60

80

Tuntas

6

IU

60

70

Tidak Tuntas

7

LN

75

70

Tidak Tuntas

8

RA

65

70

Terampil

9

MF

60

85

Tuntas

10

MP

65

90

Tuntas

11

MZ

75

85

Tuntas

12

RCS

60

80

Tuntas

13

SK

75

70

Tidak Tuntas

14

SP

60

70

Tidak Tuntas

15

SN

65

75

Tuntas

16

TA

65

80

Tuntas

17

RR

65

70

Tidak Tuntas

18

RA

60

70

Tidak Tuntas

Jumlah

1170

1385

Belum Tuntas

Skor Rata-Rata

65,00

76,94

Tuntas

22,22

55,56

Tidak Tuntas

77,78

44,44

Keterangan :

1)  Siswa yang sudah tuntas terdapat jumlah sebanyak 10 siswa.

2)  Siswa yang belum tuntas terdapat jumlah sebanyak 8 siswa.

 

 

1. Nilai rata-rata Keterampilan Siswa

                   X=  ƩX = …..

                          ƩN

                   X=  60 = 3,33

                          18

 

Keterangan: X = Nilai Rata-rata

                    ƩX = Jumlah semua nilai siswa

                    ƩN = Jumlah siswa

 

Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata keterampilan siswa adalah sebagai berikut:

 

2. Ketuntasan Keterampilan Materi

   P= Ʃ Jumlah Siswa yang tuntas  x 100%=….

               Ʃ Siswa

   P = 5 x 100% = 27,77%

         18

 

            Berdasarkan tabel diatas nilai keterampilan siswa sudah dilakukan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan siswa diatas yang sudah dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru tematik yaitu terdapat 5 siswa dari jumlah siswa 18 orang yang berhasil mencapai KKM.  sedangkan 13 siswa lainnya masih belum mampu memahami materi dengan sempurna sehingga masih mendapat nilai keterampilan dibawah nilai KKM  yang telah ditentukan, maka dari itu belum bisa dikatakan tuntas. Presentase yang diperoleh adalah 27,77% dan nilai rata-rata yang diperoleh 3,3% (Cukup Terampil).  Hasil yang diperoleh sebagian besar dari siswa sudah menunjukkan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan keterampilan sebelumnya dilaksanakan observasi yang menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

 

 

 

 

e. Refleksi (Reflecting)

       Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diatas. Peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus I belum mencapai hasil yang maksimal. Oleh karenanya perlu ditindak pada tahap siklus II. Sebelum melanjut perlu adanya tahapan refleksi. Tahap refleksi ini dilakukan setelah tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi. Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengetahui pada tindakan yang dilakukan pada siklus 1 sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan keterampilan siswa pada saat observasi awal. Sehingga bisa terlihat dari ketrampilan siswa sudah memenuhi indicator yang ditetapkan. Setelah itu peneliti dan guru wali kelas III membahas bersama-sama data yang dari hasil kegiatan pelaksanaan dan observasi. Dan dapat dilihat hasil keterampilan sisa dalam siklus 1 kategori cukup terampil, yaitu sudah mencapai 3,33%.

          Perolehan hasil dari siswa sebagian besar telah menunjukkan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan keterampilan hasil observasi pertama sebelum dilaksanakan observasi dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

        Hasil observasi dari keterampilan sisa dalam mengikuti pembelajaran berlangsung melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada siklus I yaitu:

1. Pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus 1 masih terdapat siswa yang belum faham cara belajar dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

2. Sudah banyak siswa yang mengerti cara belajar dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dan siswa senang menggunakan Lembar Kerja Peserta Didk (LKPD).

3. Sebagian siswa masih belum tepat dalam mengerjakan soal di Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan sebagian siswa sudah benar dalam mengerjakan soal di Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

 

            Setelah melaksanakan siklus I mulai terlihat hasil keterampilan siswa selama proses pembelajaran dalam kategori “cukup terampil”, dan peneliti akan melanjutkan pada siklus II dimana akan diterapkan kembali Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan yang harus diperbaiki pada siklus II ini yaitu memperbaiki RPP, dengan memperjelas cara mengerjakan pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan peneliti juga akan memperbaiki pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) nya dengan semenarik munkin sehingga bisa membuat siswa lebih semangat dalam belajar.

 

3. Siklus II

    a. Perencanaan (Planning)

       Tahap Perencanaan ini peneliti bersama guru bersama dalam menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, dan kegiatanya sebagai berikut:

          Peneliti terlebih dahulu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Setelah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah selesai, peneliti kemudian menyusun dan mempersiapkan bahan ajar yang kan diajarkan, dan pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

b. Tahap Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal

  Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam kemudian menanyakan kabar kepada siswa, setelah itu bersama-sama membaca do’a untuk mengawali kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu, guru memberikan gambaran materi manfaat tentang materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup Subtema 1 Pembelajaran 1 ( IPA) kelas III SD/MI.

2. Kegiatan Inti

Siswa membaca dan mencermati teks pada buku Tematik Tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup Pembelajaran 1. Kemudian guru menjelaskan materi tentang pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menunjukkan contoh gambar pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD ) supaya siswa nya bisa faham tentang apa saja yang termasuk Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup disekitar kita. Setelah semua siswa faham semua siswa masing-masing diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD ) kemudian siswa disuruh mengamati gambar yang ada pada teks tersebut, selanjutnya siswa diberikan waktu untuk menyelesaikan  pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD).

3. Penutup

 Guru memberikan pertanyaan berkaitan materi yang telah disampaikan kepada siswa, dan kemudian memberikan penguatan pemahaman siswa dalam belajar Tematik Tema Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pembelajaran 1 dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD ).

 

c. Observasi (Observation)

Observasi ini dilakukan secara terus menerus dan terinci dalam proses dan hasil pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan untuk mengamati dampak dari peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   siswa  kelas III  Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

            Pada tahap Pelaksanaan Siklus II ini peneliti berkolaborasi dengan wali kelas III untuk sementara menggantikan guru kelasnya melaksanakan pemberian tindakan penelitian. Sementara guru kelas mengamati proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dan guru juga bersama-sama mengamati apakah aktivitas belajar siswa telah terlaksana peningkatan dengan baik sehingga akan berdampak pada keterampilan belajar siswa.

            Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa terhadap keterampilan belajar tematik IPA tema Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pembelajaran 1 (Siklus II).

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.8 : Ketarampilan siswa dalam peningkatan  Life Skill

untuk menghasilkan sikap ilmiah dalam Penerapan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Siklus II.

 

No

Indikator Soal

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai

Nilai

Nilai

1

Siswa dapat menyebutkan cara perkembangbiakan alami pada tumbuhan

75

85

90

2

Siswa dapat  mengidentifikasi cara  perkembangbiakan tumbuhan

70

75

75

3

Siswa dapat menganalisis cara perkembangbiakan tumbuhan melalui gambar yang di sajikan

70

85

95

4

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis tanaman yang berkembangbiak dengan biji

75

90

95

5

Siswa dapat menelaah faktor-faktor yang dibutuhkan dalam proses perkembangbiakan tumbuhan dengan biji

70

80

90

6

Siswa dapat menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan kacang hijau.

75

90

95

7

Siswa dapat memecahkan masalah soal cerita penjumlahan yang berkaitan dengan pertumbuhan makhluk hidup

70

80

90

8

Siswa dapat memecahkan masalah dan  soal cerita penjumlahan yang berkaitan dengan pertumbuhan makhluk hidup

70

85

95

Jumlah

575

670

725

Skor Rata-Rata

71,875

83,75

90,625

Tuntas

22,22

55,56

94,44

Tidak Tuntas

77,78

44,44

5,56

 

Hasil yang ditunjukkan pada tabel dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) siswa sudah mengalami peningkatan dari Siklus II ini dapat dibuktikan presentase rata-rata Siklsu II sebesar 90% dari siklus I yaitu dengan presentase rata-rata sebesar 70%. Maka dapat terlihat peningkatan keterampilan belajar siswa tersebut.

    Berikut data peningkatan Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   siswa  kelas III  Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada siklus II dalam pembelajaran tematik IPA kelas III tema Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pembelajaran 1.

Tabel 4.9 : Ketarampilan siswa dalam peningkatan  Life Skill

untuk menghasilkan sikap ilmiah dalam Penerapan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Siklus II.

 

No

Nama Siswa

Peningkatan Hasil Observasi

Keterangan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

ARP

75

80

95

Tuntas

2

DSA

60

85

90

Tuntas

3

GA

65

85

95

Tuntas

4

HFN

60

70

90

Tuntas

5

IS

60

80

85

Tuntas

6

IU

60

70

85

Tuntas

7

LN

75

70

90

Tuntas

8

RA

65

70

85

Tuntas

9

MF

60

85

90

Tuntas

10

MP

65

90

95

Tuntas

11

MZ

75

85

90

Tuntas

12

RCS

60

80

95

Tuntas

13

SK

75

70

85

Tuntas

14

SP

60

70

85

Tuntas

15

SN

65

75

85

Tuntas

16

TA

65

80

95

Tuntas

17

RR

65

70

85

Tuntas

18

RA

60

70

70

Tidak Tuntas

Jumlah

1170

1385

85

Tuntas

Skor Rata-Rata

65,00

76,94

88,33

Tuntas

22,22

55,56

94,44

Tidak Tuntas

77,78

44,44

5,56

 

Keterangan :

1)  Siswa yang sudah tuntas terdapat jumlah sebanyak 17 siswa.

2)  Siswa yang tuntas terdapat jumlah sebanyak 1 siswa.

3)  Siswa yang kurang terampil terdapat jumlah sebanyak 0 siswa

 

1. Nilai rata-rata Keterampilan Siswa

                   X=  ƩX = …..

                          ƩN

                   X=  90 = 5,00

                          18

 

Keterangan: X = Nilai Rata-rata

                    ƩX = Jumlah semua nilai siswa

                    ƩN = Jumlah siswa

 

Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata keterampilan siswa adalah sebagai berikut:

 

2. Ketuntasan Keterampilan Materi

   P= Ʃ Jumlah Siswa yang tuntas  x 100%=….

               Ʃ Siswa

   P = 14 x 100% = 77,77%

         18

           

            Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan siswa diatas yang sudah dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru tematik yaitu terdapat 14 siswa dari jumlah siswa 18 orang yang berhasil mencapai KKM.  sedangkan 4 siswa lainnya masih belum mampu memahami materi dengan sempurna sehingga masih mendapat nilai keterampilan dibawah nilai KKM  yang telah ditentukan, maka dari itu belum bisa dikatakan tuntas. Presentase yang diperoleh adalah 77,77% dan nilai rata-rata yang diperoleh 5.

            Hasil keterampilan siswa akhir pada siklus II pembelajaran tematik muatan IPA kelas III tema Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pembelajaran 1. dengan menggunakan Media Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terdapat pada tabel keterampilan siswa berada pada kategori “Terampil” yaitu dengan nilai skor rata-ratanya 5%. dimana sudah terlihat siswa yang awalnya  cukup terampil dan sekarang meningkat menjadi sebesar dalam kategori Terampil, yang dimana siswa yang dari siklus 1 dimana jumlahnya 90 dengan rata-rata skornya 5,00 “cukup terampil” sedangkan pada siklus II ini meningkat dengan jumlah 68 dengan rata-rata skornya 5  “terampil” ini dalam proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

            Tahap Reflesksi ini dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan dan observasi, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Diketahui pada siklus II keterampilan siswa dalam kategori Terampil dengan nilai skor 4. Dengan demikian hasil refleksi penelitian pada siklus II sudah berhasil karena sudah memenuhi indicator keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu adanya peningkatan keteampilan siswa dalam kategori terampil dengan skor 4.

 

C.  Proses Analisis Data Per-Siklus

 Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi sebagai berikut:

  1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata presentase sebesar 70%. Dan pada siklus II diperoleh rata-rata presentase sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivias belajar siswa dalam prose pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
  2. Hasil data diperoleh dari skor keterampilan belajar siswa pada tes akhir siklus I sebesar 3,3 dengan kategori “cukup terampil”, pada tes akhir siklus II sebesar 4 dengan kategori “terampil”. Dengan demikian dapat dikatakan adanya peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

 

1. Lembar Observasi

            Lembar Observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam melakukan pengamatan terhadap Keterampilan belajar siswa aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil lembar observasi untuk peneliti sebagai bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dan berikut hasil observasi yang diperoleh peneliti.

Tabel 4.10 : peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah

dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Siklus I dan Siklus II.

 

Skor Aktivitas

Nilai

Rata-rata

Pra Siklus

575

71,87

Siklus I 

670

83,75

Siklus II

725

90,65

Peningkatan

40%

50%

 

            Sebagaimana ditunjukkan pada tabel dapat dilihat pada peningkatan skor keterampilan belajar siswa dari siklus I ke siklus II dengan peningkatan hasil keterampilan menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan.

 

Tabel 4.11 : Skor Keterampilan Belajar dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung

Kabupaten Sarolangun

 

Tes akhir

Tuntas

Tidak Tuntas

Keterangan

Nilai

Nilai

Pra Siklus

22,22

77,78

Tidak Tuntas

Siklus I 

55,56

44,44

Belum Tuntas

Siklus II

94,44

5,56

Tuntas

 

            Sebagaimana dapat ditunjukkan pada tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan skor keterampilan belajar siswa dari skor awal Pra Sikulus, Siklus I dan ke siklus II.

 

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Keterampilan Belajar Siswa Kelas III dengan Menggunakan LKPD dalam peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   siswa mendapatkan hasil yang baik dan cukup memuaskan sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat pada hasil penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa pada pembelajaran tematik menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) di kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun. Dengan kegiatan belajar menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun.

Hal ini terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Didalam proses pembelajarannya siswa diberikan penjelasan materi sebagai pengantar, kemudian siswa membaca dan mengamati teks pembelajaran tematik muatan IPA kelas III tema Pertumbuhan dan Perkembangan makhluk hidup pembelajaran 1. Setelah itu siswa diberikan arahan dalam penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sehingga siswa bisa lebih mudah dalam menyelesaikan pertanyaan yang ada dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Dilihat dari hasil observasi selama penelitian Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun pada kelas III, terlihat jelas bagaimana keterampilan siswa sesudah diterapkanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dapat dilihat bahwa keterampilan siswa meningkat dari pra siklus, siklus I dan siklus II, dan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 76,50% dengan KKM 27,77% telah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80% dengan KKM 77,77%. Maka dari itu, bahwa adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga keterampilan belajar siswa pun meningkat.

Dengan hasil peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini, terbukti dari hasil tes keterampilan belajar siswa pada pra siklus skor nilai keterampilan siswa sebesar 2,7 dengan kategori “kurang terampil”, dan pada siklus I diperoleh skor keterampilan sebesar 3,3 dengan kategori “cukup terampil”, dan skor pada siklus II keterampilam sebesar 4 dengan kategori “terampil”. Berdasarkan analisis hasil tes aktivitas belajar siklus I dan siklus II, keterampilan belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga dapat disimpulkan bahawa penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun.

       Dari hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengalami peningkatan yang semakin membaik dari tiap – tiap siklus, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat meningkatkan Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah   siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun. Dari keseluruhan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini:

 

           Grafik Peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah  dalam penerapan LKPD siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun.

           Dari grafik diatas dapatlah dipahami bahwa dengan penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam peningkatan  Life Skill untuk menghasilkan sikap ilmiah pada pembelajaran tematik muatan IPA tema Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pembelajaran 1  dapat meningkatkan Life Skill siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kabupaten Sarolangun. Hal ini terlihat pada pra siklus tindakan tingkat kemampuan siswa dalam penerapan LKPD Pra Siklus hanya 22%, pada siklus I tingkat kemampuan siswa dalam penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) naik 8% atau sama dengan 60%, sementara pada siklus II tingkat kemampuan siswa dalam penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sudah mencapai 80%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

       Berdasarkan hasil penelitian penulis di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun pada siswa kelas III mengenai Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Untuk Menghasilkan Sikap Ilmiah  Peserta Didik dapatlah ditarik kesimpulan sebagi berikut :

1.    Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skill Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun dapat menghasilkan nilai yang baik dan cukup memuaskan sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Hal ini terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II, dan hasil aktivitas belajar siswa. Hal ini terlihat pada pra siklus tindakan tingkat kemampuan siswa dalam penerapan LKPD Pra Siklus hanya 22%. namun pada siklus I mencapai 76,50% dengan KKM 27,77% telah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80% dengan KKM 77,77%. Maka dari itu, bahwa adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga keterampilan belajar siswa pun dapat meningkat dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

2  Adapun kendala dalam Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Didik Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung  Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun ialah dimana guru masih kesulitan dalam mencari materi atau bahan-bahan LKPD yang baru, hingga guru hanya terfokus pada LKPD yang ada pada buku. Disamping itu adanya siswa yang lambat dan malas dalam belajar juga menjadikan salah satu kendala bagi guru dalam penerapan LKPD.

69

 

 


B.  Saran

Saran ini penulis tujukan kepada pihak Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun diantaranya:

69

1. Guru kelas III Sekolah Dasar Negeri 193/VII Taman Bandung Kabupaten Sarolangun sekiranya dapat meningkatkan proses pembelajaran tematik muatan IPA dengan menggunkan berbagai LKPD sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan. Disamping dengan adanya LKPD siswa tidak merasa bosan dengan metode yang bersifat menoton.  

2. Siswa kelas III, hendaklah selalu semangat dan rajin dalam belajar, raihlah cita-cita mu setinggi bintang di langit, jangan lupa hormatilah orang tua dan guru mu sehomaga ilmu yang didapati menjadi berkah untuk dunia dan akhirat.

3. Kepala sekolah  hendaklah senantiasa memperhatikan sarana dan prasarana sekolah terutama buku pembelajaran sekiranya dapat terpenuhi untuk penunjang proses pembelajaran, baik bagi guru maupun bagi siswa.

 

C. Kata Penutup

Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan mengucapak syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayahnya serta taufiq, penulis telah dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiya ini dibawah bimbingan para dosen ku yang penuh keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing ku hingga selesai penulis karya ilmiyah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, oleh karenanya kritikan dan saran dalam kesempuranan karya ilmiyah ini penulis  sangat berharap sekali dari para pembaca untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhirnya penulis mengucapkan alhamdulilah semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khusus dan bagi pembaca umumnya. Amin ya robbal alamin.

Jambi,     April 2022

Penulis

 

 

Eka Murtia Ningsih

NIM: 204180030

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdul Aziz Wahab, (2015), Konsep Dasar IPS (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

 

Adi Suprayitno, (2020), Menyusun PTK Era 4.0. Deepublish.

 

Andi Prastowo, (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Jakarta,Kencana Prenadamedia Group

 

Anonim, (2016), Depatemen Pendidikan Nasional. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

 

Arsyad,Azhar, (2009), Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

Bundu,P, (2006), Penilaian Keterampilan Proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains sd. Jakarta:

 

Devita Cahyani Nugraheny, (2018), “Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Life Skills Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah”. Jurnal Visipena, Vol. 9 No. 1

 

Hamalik Oemar, (2012). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

 

Harisma Nizar, Somakim, and Muhammad Yusuf, (2013), ‘Pengembangan LKPD dengan Model Discovery Learning pada Materi Irisan Dua Lingkaran’, Jurnal Elemen, 2.2 (2016)

 

Joko Septaryanto, (2019), “ Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Mata Pelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di UPTD SDN Banyoneng Laok 03 Geger Bangkalan”. Journal Education Research and Development, Vol. 3 No. 2

 

Kemendikbud, (2013).   Kerangka   Dasar   dan   Struktur   Kurikulum   Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.

 

M. Fanni Ma’rufi Arief and Agus Wiyono, (2015), ‘Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Pembelajaran Mekanika Teknik dengan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa Kelas X TGB SMK Negeri 2 Surabaya’, Pendidikan Teknik Bangunan, 1.1 : 2015

 

Majid,  Abdul,   (2014), Pembelajaran  Tematik  Terpadu.  Bandung:  PT.  Remaja Rosdakarya.

 

Maulidiyah Khusna, et al. (2012), Pengembangan Lembar Kerja Kegiatan siswa Pablo Barniol and Genaro Zavala, ‘A Tutorial Worksheet to Help Students Develop the Ability to Interpret the Dot Product as a Projection’, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 12.9 th. 2016.

 

Prastowo,   Andi,      (2011),   Panduan   Kreatif   membuat   bahan   ajar   Inovatif. Jakarta : Remaja Rosdakarya.

 

Prastowo, Andi, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Panduan Lengkap Jakarta : Remaja Rosdakarya.

 

Prayitno, (2004), Layanan LI-L9. Padang: Jurusan BK FIP UNP

 

Sri Wahyuni, Dinar Yulia Indrasari, (2017), “Implementasi Pendidikan Life Skill di SMK Negeri 1 Bondowoso”. Jurnal Edukasi, Vol. 4 No. 1

 

Sugiyono,   (2014),   Metode   Penelitian   Pendidikan   Pendekatan   Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono, (2014), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono, (2018), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Suprapto     Manurung, dkk. (2017),     Merencanakan     Kegiatan     Pembelajaran. Medan, Universitas HKBP Nommensen

 

Syaifuddin,  (2017), Pengembangan Lembar  Kerja  Peserta  Didik  (LKPD)  Berbasis Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Self-Efficacy Matematis (Tesis Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Lampung,Lampung

 

Trianto, (2012), Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasi, Jakarta: Prenada Media Group

 

Triantoro, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Prognesif konsep, landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Prenada Media Group

 

Widjajanti, E, (2008), Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia berdasarkan Kurikulum Tingka Satuan Pendidikan bagu Guru SMK/MAK. Disampaikan dalam kegiatan pengabdian masyarakat diruang siding Kimia FMIPA UNY

 

Y.  Astuti,  B.  Setiawan,  (2014),  Pengembangan  Lembar  Kerja  Siswa  (LKS) Berbasis Pendekatan Scientific Pada Materi Kalor, Jurnal Pendidikan IPA.Yogyakarta: Diva Press.

 

Yunuar  Sinatra,  (2015),  Pengembangan  Lembar  Kerja  Siswa  (LKS)  Berbasis Inkuiri Pokok Bahasan Energy dan Perubahanya. Malang: Sekolah Tinggi Teknik.

 

   Zainal Akib, (2009), Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Media

 

 

 

 


Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT