BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan
pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional. Karena pada
dasarnya proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan
nasional itu sendiri. Pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah
indonesia diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam pembangunan sektor ekonomi, serta sektor sektor lainnya yang
satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlansung secara bersamaan.
Pembangunan dibidang
pendidikan merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan kualitas manusia yang
diinginkan terkandung jelas dalam tujuan pendidikan nasional. Pada era
globalisasi dewasa ini pendidikan menjadi sangat penting. Bila pendidikan suatu
masyarakat berkembang dengan baik maka tidak dapat dipungkiri lagi masyarakat
tersebut akan semakin “berkulitas” dan mampu bersaing terhadap kompetensi yang
semakin hari semakin ketat dan keras dalam berbagai sudut aktivitas kehidupan.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang “berkualitas” maka sekolah sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan formal merupakan lembaga kepercayaan
masyarakat sebagai komponen bangsa untuk mampu menghadapi kompetensi secara
global yang kian hari semakin jelas terasa dampaknya terhadap aktivitas
kehidupan masyarakat. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya
pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini tetapi sudah
seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.
Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar
kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, nasional, dan global.
Berdasarkan standar kompetensi mata
pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:
- peserta
didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,
dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya
kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
- guru
dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta
didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
- guru
lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
- orang
tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan dan kesastraan di sekolah;
- sekolah
dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai
dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
- daerah dapat
menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai
dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.
Mata pelajaran
Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis
2. Menghargai
dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
3. Memahami
bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan
4. Menggunakan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati
dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai
dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata
pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Mendengarkan
2.
Berbicara
3.
Membaca
4.
Menulis
Pada akhir
pendidikan di SD/MI, peserta didik telah membaca buku dengan baik dan benar.
Guru yang professional harus memenuhi persyaratan
sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak
lain dia juga mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru selaku pendidik
bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepeda generasi muda
sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan
diusahakan terciptanya niali-nilai baru. Dalam konteks ini pendidik (guru)
berfungsi menciptakan, memodifikasi, dan mengkonstruksi nilai-nilai baru.[1]. Dalam mengembangkan , menambah dan mengasah
pengetahuan adalah wajib, karena tanpa diasah (dengan cara
mengamalkan), pengetahuan yang banyak di kepala kita tidak akan ada manfaatnya.
Sebagaimana dalam sebuah adagium dikatakan “Al-ilmu bila ‘amalin
kassyajarati bila tsamarin” (ilmu tanpa diamalkan, bagaikan pohon tak
berbuah)[2].
Muhammad Nurdin dalam bukunya mengungkapkan
bahwa : Pengembangan guru, menambah ilmu
pengetahuan adalah hal yang mutlak. Guru harus mempelajari segala macam
pengetahuan, akan tetapi kita juga harus mengandalkan skala proritas. Kenapa
demikian? Karena dalam menunjang keprofeisionalan guru dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang keguruan sangat perlu. Namun bukan berarti kita hanya
mempelajari satu disiplin ilmu saja. Semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita
pelajari, semakin banyak pula wawasan kita tentang berbagai ilmu.[3]
Metode
adalah cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan
bagaimana membuat, mempergunakan serta mempraktekkan suatu benda atau alat baik
asli maupun tiruan, atau bagaimana mengerjakan sesuatu perbuatan atau tindakan
yang mana dalam meragakan disertai dengan penjelasan lisan.[4]
Contoh lain yaitu pada mata pelajaran bahasa
indonesia yaitu pada materi drama, disini guru menggunakan metode bermain peran
(Role Playing) karena, metode bermain
peran pada dasarnya melibatkan siswa untuk memerankan atau
mendemonstrasikan tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan masalah sosial.[5]
Guru sering
menggunakan metode ceramah di dalam pembelajaran dan akhirnya hampir semua
siswa tidak memperhatikan dan sibuk dengan urusan sendiri, karena metode
ceramah ini sering dianggap metode yang membosankan dan tidak menarik bahkan metode
ini tidak cocok digunakan dalam pembelajaran dan akhirnya keberhasilan belajar
siswa pun tidak dapat dicapai dengan baik.
Pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah dasar maupun madrasah ibtidaiyah bermacam-macam
jenisnya dan cara guru untuk menyampaikan materi kepada siswa juga mempunyai
berbagai cara dan itu dapat dibedakan dari jenis mata pelajaran dan materi
pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
Metode
pembelajaran merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan belajar siswa
karena jika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran
serasi dengan materi yang disampaikan ke siswa maka materi yang disampaikan
guru dapat diterima siswa dengan baik, dan keberhasilan belajar pun dapat
tercapai dengan baik.
Demi
menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar, guru perlu menimbulkan teknik
tanya jawab atau dialog, yaitu untuk memberikan motivasi pada siswa agar
bangkit pemikirannya untuk bertanya. Guru melontarkan teknik tanya jawab itu
mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta
yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian
yang mendalam tentang fakta itu.
Pendidikan berusaha
mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri (mandiri), seperti
konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab dan ketarampilan. Namun semua itu
tidak terlepas dari peranan guru yang membimbing dalam pengajaran, apalagi
dalam mengatasi anak didik yang bermasalah.
Berbicara soal
problematika tentu tidak terlepas dari berbagai asfek , beraneka ragam, jenis
dan faktor penyebabnya, baik terhadap murid yang mengalami kesulitan belajar
maupun murid yang malas belajar. Semua itu tidak terlepas dari peranan guru
sebagai pendidik yang harus bisa mengatasi dan memecahkan semua perihal tingkah laku dan masalah murid
tersebut.
Problematika
guru untuk menangani para siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik
penanganan yang berupa perlakuan pengajaran, maupun yang berupa bimbingan
belajar, sehingga tujuan intruksional dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
Dalam proses belajar-mengajar, selalu ditemui sejumlah siswa yang mengalami
kesulitan belajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Kenyataan tersebut
merupakan problematika guru yang harus segera dipecahkan, sehingga tujuan
pengajaran dapat dicapai dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal bagi
seluruh siswa.
Diteliti secara cermat,
ternyata banyak dijumpai kasus kesulitan belajar di sekolah yang kesemuanya
merupakan gangguan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran,
khususnya dalam proses belajar-mengajar. Kesulitan belajar itu
mempunyai tingkatan buruk yang berbeda-beda. Ada yang ringan, sederhana.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu Faktor Intern dan
Faktor Ektern.
1. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar,
2. Faktor Ektern adalah faktor yang ada di luar
individu.[6]
Beraneka ragam jenis dan
sifat serta faktor penyebabnya, maka problem yang satu dengan problem yang lain
tentu saja berbeda. Yang dimaksud dengan problem dalam uraian ini adalah: Problem kesulitan
belajar yaitu: sesuatu kejadian atau peristiwa yang menunjukan bahwa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sejumlah murid mengalami kesulitan dalam menguasai
secara tuntas bahan pelajaran yang diajarkan.
Dari
hasil observasi penulis di lapangan yakni di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)
Desa Sebapo terdapat sejumlah siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ini dikarenakan mereka belum mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik, banyak diantara mereka yang belum mampu membaca
teks dalam bahasa Indonesia dengan benar. Berbagai faktor yang mempengaruhi
mereka sehingga mereka merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Oleh karenanya
upaya yang dilakukan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengatasi hal
tersebut yakni dengan memberikan pendekatan secara emosional dan menerapkan
strategi khusus dengan memberikan metode Tanya jawab dan Resitasi pada
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang dituangkan dalam sebuah Karya Ilmiyah dengan judul : “Strategi guru
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab
dan resitasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Sebapo Kecamtan Mestong Kabupaten Muaro
Jambi”.
B.
Identifikasi
Masalah
Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami pelajaran bahasa
Indonesia diperlukan metode-meode yang tepat serta strategi tertentu, agar
siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Oleh karenanya metode yang
sangat tepat dalam pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia adalah metode Tanya jawab den Resitasi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang perlu
diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Hasil
belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia sangat rendah
2. Kemampuan
siswa dalam memahami materi pelajaran bahasa Indonesia yang disampakai tidak
semua diterima dengan baik sehingga perlu diterapkan media pembelaran yang
dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan.
C. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka Pokok
masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana meningkaat hasil belajar bahasa Indonesia di kelas IV MIN Sebapo
melalui metode Tanya jawab dan Resitasi?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka penelitian ini dibatasi
pada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV (empat) MIN
Sebapo. Materi yang diajarkan adalah pada pokok bahasa membaca dan menulis
dengan kurikulum SD/MI kelas IV semester II tahun ajaran 2010-2011, hasil
belajar dianalisis yaitu hasil belajar
ranah kognitif (pengetahuan) yang nilainya diambil setelah akhr pembelajaran.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Ingin
mendapat bukti bahwa metode tanya jawab dan resitasi tepat digunakan untuk
mengatasi kesulitan belajar.
2. Ingin mendapat jawaban yang
konkrit seberapa banyak kesulitan belajar yang dapat diatasi deengan
menggunakan metode tanya jawab dan resitasi
3. Ingin
mendapat keputusan bahwa dengan metode tanya jawab dan resitasilah kesulitan
belajar Bahasa Indonesia dapat diatasi
F. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Secara Teoritis
Memberikan informasi sebagaimana cara mengatasi
permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, terutama
dalam hal bagaiamana meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian dapat dilihat
“apakah melalui metode tanya jawab dan resitasi dapat meningkat hasil belajar
dalam pelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneli, yaitu sebagai penambah wawasan tentang pembelajaran bahasa
Indonesia melalui metode Tanya Jawab dan Resitasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Memberikan masukan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas umumnya
untuk menerapkan metode tanya jawab dan resitasi dalam pembelajaran sehiggaa
dapat memberikan dampak positif terhadap keberhasilan
c. Kepada guru kelas khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk
memberikan informasi tentang strategi dan metode dalam pembelajaran bahasa
Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar.
d. Kepada siswa memberikan informasi tentang menarikan belajar belajar
bahasa Indonesia dengan menggunakan metode tanya jawab dan resitasi.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan
alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik
antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun dengan
bangsa tertentu.[1]
Materi pengajaran
bahasa Indonesia sangatlah banyak diantaranya, teknik membaca (ejaan) kalimat,
menulis kalimat yang benar, serta membuat bentuk karangan, seperti puisi,
sajak, atau pun membuat surat. Tetapi disini penulis mengambil materi
pengajaran bahasa Indoneisa yaitu teknik pengajaran membaca dalam bahasa
Indonesia.
Tujuan pengajaran
membaca adalah upaya untuk memanfaatkan ketarampilan dasar dan tujuan tertentu
sebagai sarana untuk meningkatkan pengacaran membaca.[2] Secara garis besar kegiatan membaca mempunyai
dua maksud utama, yaitu :
a) Tujuan
behavioral,
yang disebut juga tujuan tertutup, ataupun tujuan intruksional
b) Tujuan ekspresif atau tujuan terbuka
Tujuan behavioral ini biasanya
diarahkan pada kegiatan-kegiatan membaca :
1) Memahami
makna kata (word attack)
2) Ketarampilan-katarampilan
studi (study skill)
3) Pemahaman (comprehension)
Adapun tujuan ekspresif atau tujuan terbuka
terkandung dalam kegiatan-kegiatan :
1.) Membaca pengarahan diri
sendiri (self-directed reading)
2.) Membaca penafsiran, membaca
interpretative (interpretative reading)
3.) Membaca kreatif (creative
reading).[3]
Pengajaran bahasa
Adapun yang dimaksud dengan berbahasa
Indonesia aktif yaitu kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar secara
lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun secara
tertulis seperti membuat karangan. Sedangkan
kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain
dan kemampuan memahami isi bacaan. Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru
hendaknya pandai-pandai mengelolakelasnya dengan memperhatikan efektivitas dan
efisien. Untuk itu, guru harus membantu para siswa untuk
mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun pembelajaran
yang efektif adalah suatu upaya mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya baik dari segi proses maupun hasil. Maka guru peran guru tidak cukup sebagai pengajar
saja. Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Indonesia sangat
membantu perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri. Upaya yang
dapat dilakukan berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa,
media-media yang menyajikan bahasa Indonesia yang praktis dan buku-buku karya
ilmiah yang menyajikan bahasa Indonesia yang mudah atau gamblang dan
metodologis.[4]
Strategi adalah
proses belajar-mengajar yang dinaungi oleh lembaga pendidikan, sedang siswa
merupakan pelaku yang belajar didalamnya secara bersamaan, sehingga mereka
menyatu dan belajar bersama-sama dalam proses belajar-mengajar.[5]
Apabila dilihat dari siswa,
metode pengajaran strategi merupakan proses yang dilakukan siswa dalam belajar,
sedangkan dari guru strategi merupakan kewajiban yang harus depenuhi oleh guru
terhadap siswa.
Sebuah acuan untuk meningkat kwualitas
kinerja seseorang, maka diperlukan sebuah strategi yang dapat untuk dijadikan
motivasi dalam proses belajar-mengajar.
Berdasarkan proses belajar mengajar, guru
harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien,
mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi
itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasa disebut metode mengajar. Teknik
penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
disempurnakan oleh guru atau instruktur.[6]
Metode pengajaran
strategi adalah proses belajar-mengajar yang di naungi oleh lembaga pendidikan,
sedang siswa merupakan pelaku yang belajar didalamnya secara bersamaan,
sehingga mereka menyatu dan belajar bersama-sama dalam proses belajar-mengajar.[7]
Apabila
dilihat dari siswa, metode pengajaran strategi merupakan proses yang dilakukan
siswa dalam belajar, sedangkan dari guru strategi merupakan kewajiban yang
harus depenuhi oleh guru terhadap siswa. Dalam sebuah acuan untuk meningkat
kwualitas kinerja seseorang, maka diperlukan sebuah strategi yang dapat untuk
dijadikan motivasi dalam proses belajar-mengajar.
Guru harus berusaha
agar semua potensi yang ada pada siswa, baik potensi yang ada pada unsur
manusia maupun yang ada pada alat. Dalam hal ini guru adalah menjadi pembantu Kepala
Sekolah secara administratif :
a. Guru harus
menginsafi kedudukannya sebagai pembantu, bukan penanggung jawab dalam
keseluruhan administrasi. Penanggung jawab tertinggi adalah Kepala Sekolah.
b. Guru harus
patuh melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya ; bukannya kepatuhan lahir
saja, melainkan juga kepatuhan atas keinsafan.
c. Guru harus
bersikap terus-terang bila menerima pembahagian tugas tanggung jawab yang
terlalu berat baginya atau buka bidangnya atau luar kemampuannya.
d. Guru harus
siap-sedia memberi bantuan apabila bantuan itu diperlukannya.
e. Guru harus
mempunyai semangat yang besar untuk ikut mensukseskan program kerja dalam
melaksanakan administrasi pendidikan.
f. Guru harus
mampu mengajak teman-teman sepekerjaan untuk bersama-sama melaksanakan
administrasi pendidikan.[8]
Dengan demikian
partisipasi guru dalam menyelenggarakan pendidkan dan pengajaran atau dalam
administrasi pendidikan adalah ikut sertanya guru dalam keaktifan menyiapkan
situasi lingkungan pendidikan.
Seorang
guru merupakan satu dari pekerjaan yang profesional. Pekerjaan profesional pada
dasarnya bertolak dari penggilan jiwa, tanggung jawab moral, sosial, dan
keilmuan. Karena hal tersebut, terkadang ia lebih mengutamakan panggilan dan
tanggung jawab ketimbang gaji atau upah yang mestianya ia terima. Pandangan
lain yang memberikan pemahaman terhadap karateristik pekerjaan yang profesional
kedalam empat hal, yaitu :
1.) Kerja yang
profesional adalah suatu pekerjaan yang dilakukan di alam. Pekerjaan
profesional selalu meliputi suatu penyelidikan yang bertujuan untuk mencari
kesimpulan secara ilmiah atau mengatasi permasalahan secara teknis.
2.) Kerja
profesional membutuhkan kontribusi seseorang. Pekerja profesional diutamakan
untuk bekerja pada teknis dan terutama tidak berhubungan dengan perencanaan dan
pengorganisasian serta perintah langsung yang dilakukan oleh orang lain.
3.) Kerja
profesional bukan merupakan rutinitas dan perulangan, artinya tidak mengikuti
suatu pola atau siklus maupun terdiri dari kewajiban dan tanggung jawab khusus.
4.) Kerja profesional mengandung
kisaran yang lebih luas dan kompleks[9].
Guru adalah jabatan profesional yang
memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi
kriteria profesional, (Hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI
Bandung) sebagai berikut:
a). Fisik
-Sehat Jasmani dan Rohani
-Tidak mempunyai cacat tubuh yang
bisa menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik
b). Mental/Kepribadian
-
Berkepribadian/berjiwa Pancasila
- Berbudi pekerti
yang luhur
- Berjiwa
kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal
- Mampu
mengembangkan kecerdasan yang tinggi
- Bersifat
terbuka, peka, dan inovatif
c). Keilmiahan/pengetahuan
- Memahami ilmu
yang dapat melandasi pembentukan pribadi
- Memahami ilmu
pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik
- Mampu memecahkan persoalan secara sistematis.
Guru
merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan
didalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan
terjadi kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Tidak
gampang untuk menuntut guru lebih profesional, karena semuanya terpulang dari
sikap mental guru. Guru yang profesional lebih mengedepankan kualitas
pengajaran daripada materiil oriented. Kualitas kerja lebih diuatamakan
daripada mengambil mata pelajaran yang buka bidang keahliannya[10].
Sebagai
tenaga profesional yang sangat menentukan jatuh bangunnya suatu bangsa dan
negara, guru seharusnya menyadari bahwa tugas mereka sangat berat, buka hanya
sekedar menerima gaji setiap bulan atau mengumpulkan kelengkapan administrasi
demi memenuhi angka kredit kenaikan pangkat atau golongan dengan mengabdikan
tugas utama mengajar.
B. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan dalam belajar adalah suatu hal yang mesti
dipecahkan oleh setiap guru dalam mengatasi murid. Kesulitan itu tentu tidak
terlepas dari berbagai masalah, karna permasalahan yang dihadapi murid itu
sangat banyak dan berbeda. Ada diantaranya yang malas belajar, ada juga yang
nakal atau usil dengan temannya, dan ada juga yang sering melawan guru dan
orang tua.
Faktor yang mempengaruhi belajar terbagi dua golongan
yaitu: Faktor Intern dan Faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada diluar individu”.[11]
Berdasarkan uraian
diatas dapat penulis simpulkan faktor
permasalahan yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sebapo
yaitu kebanyakan faktor intern seperti: kurangnya minat dan perhatian terhadap
belajar, tidak ada menimbulkan bakat dalam diri individu serta motif,
kematangan dan kesiapan untuk belajar. Namun dalam hal ini juga tidak terlepas dari faktor ekstern seperti: cara
orang tua mendidik dirumah, keadaaan ekonomi yang tidak menunjang fasiltas,
serta realisasi guru dengan siswa maupun sebaliknya.
Semua permasalahan itu tentu tidak terlepas dari guru
sebagai pendidik yang mengayomi murid dikala saat belajar (sekolah) maupun
peranan orang tua yang selaku pendidik utama dirumah.
Malas belajar gejala umum yang sering dilaporkan oleh
orang tua maupun oleh pelajar sendiri. Sering “malas belajar” berbentuk “kurang
gairah” belajar, atau bentul anak duduk di kursi belajarnya menghadap buku
pelajarannya, tetapi pikirannya melantur kemana-mana”.[12]
Untuk menyikapi permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran itu sendiri tentu kita harus melihat metode apa yang digunakan
guru tersebut dalam cara mendidik anak yang bermasalah. Metode mengajar ialah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan guru sangatlah penting dalam
mengatasi murid-murid yang mempengaruhi pembelajarannya.
C. Metode
Pembelajaran
a. Pengertian Metode pembelajaran
Metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.[13]
Metode secara harfiah berarti
cara. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai suatu cara atau
prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata mengajar sendiri berarti
memberi pelajaran.[14]
Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata (kegiatan belajar mengajar di
kelas) dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.[15]
b.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan metode ini sangat
penting sekali, dan metode bermacam-macam diantaranya adalah :
1.) Metode
Proyek
Metode proyek atau unit
adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara keseluruhan dan bermakna.
Kelebihannya :
a) Dapat
memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan.
b) Dapat
membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
c) Metode ini
sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modem yang dalam pengajaran perlu
diperhatikan.
Ø Kemampuan
individual siswa dan kerja sama dalam kelompok
Ø Bahan
pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh dengan
masalah.
Ø Pengembangan
aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan.
Ø Agar teori
dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan[16].
Kekurangannya :
a.)
Kurikulum yang berlaku di indonesia
saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan
metode ini.
b.)
Pemilihan topik unit yang tepat sesuai
dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan,
bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah.
c.)
Bahan pelajaran sering menjadi luas
sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.[17]
2.)
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen (Percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Kelebihannya :
a.) Membuat
siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
b.) Dapat
membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
c.) Hasil-hasil
percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangannya :
a.) Metode ini
lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
b.) Metode ini
memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan mahal.
c.) Metode ini
menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
d.) Setiap
percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
peengendalian.[18]
3) Metode Tanya
Jawab
Untuk menciptakan kehidupan intereaksi mengajar perlu menimbulkan teknik
tanya jawab atau dialog. Teknik tanya jawab ialah untuk memberi motivasi pada
siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran ;
atau guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab.[19]
Metode tanya jawab adalah “cara mengajar dimana seorang guru memberikan
pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, kemudian siswa juga dituntut untuk
bertanya kepada guru atau kepada teman sekelasnya tentang materi pelajaran
tersebut,”[20] Tanya jawab didefenisikan
“sebagai gabungan dari penjelasan lisan
yang di pertunjukkan dengan meggunakan
alat untuk menyampaikan fakta-fakta penting teori atau pengolahan”[21] Metode
tanya jawab adalah “cara penyajian pelajaran dengan memperagakan tanya jawab
atau mempertunjukkan kepada siswa, situasi atau benda tertentu, yang sedang di pelajari baik yang sebenarnya
maupun tiruan yang disertai dengan penjelasan lisan”[22] Metode tanya jawab adalah “suatu metode yang
digunakan untuk menanyakan materi pelajaran kepada siswa secara lebih jelas
tentang proses sesuatu yang dipelajari”[23]
Metode
Tanya jawab ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
1)
Kelebihan Metode Tanya jawab
a) Dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga,
menghindari verbalisme ( pemahaman secara kata-kata / kalimat )
b) Siswa
lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c) Proses
pengajaran lebih menarik
d) Siswa
dirangsang untuk kreatif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan,
dan mencoba melakukannya dengan sendiri.[24]
2) Kekurangan
Metode Tanya jawab
a)
Metode ini memerlukan keterampilan guru
secara khusus, karna tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan Tanya jawab
akan tidak efektif
b)
Fasilitas seperti peralatan, tempat,
dan biaya yang kurang memadai dengan baik
c)
Tanya jawab memerlukan kesiapan dan
perencanaan yang matang di samping
waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil atau jam pelajaran
lain.[25]
Pelaksaan metode
Tanya jawab diperlukan 4 langkah pokok, yaitu:
a) Persiapan,
yaitu mempersiapkan para siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk
berdialog, bertanya dan belajar menentukan materi yang akan di bahasa, berdasarkan materi ini
lalu guru menentukan media atau alat
peraga yang tepat
b) Penyajian,
yaitu menunjukkan pada siswa urut-urutan, langkah-langkah dan menyelidiki
pokok-pokok masalah yang membuat
pekerjaan berhasil
c) Permulaan praktek, yaitu siswa
melakukan praktek di
bawah pengawasan
d) Tindak lanjut,
yaitu para siswa melanjutkan praktek sendiri dan mengadakan evaluasi yang diberikan gurunya”[26]
Berdasarkan penyampaian materi didalam kelas terkadang seorang tenaga
pendidik merasa kesulitan dalam mengatasi penguasaan kelas dan hal lainnya, namun
adakalanya seorang guru merasa vakum dalam proses belajar mengajar di kelas,
dimana yang lebih aktif hanya guru sedangkan siswa kurang aktif dan hanya
datang, duduk dan diam saja ketika berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dengan adanya metode tanya jawab, tenaga pengajar dapat menyaksikan pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa, dan disini siswa akan
merasa dirangsang untuk kreatif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencoba melakukannya dengan sendiri.
Dari paparan di
atas, dapat disintesiskan bahwa beberapa metode tanya jawab itu dapat membuat
proses belajar mengajar menjadi lebih jelas, lebih aktif, dan lebih konkrit.
Menggunakan metode tanya jawab merupakan salah satu cara guru untuk menarik
perhatian dan keingintahuan siswa, sehingga terciptalah proses pembelajaran
yang efektif dan tercapainya tujuan pembelajaran secara tepat.
4). Metode Resitasi
Resitasi ialah teknik pemberian
tugas yang biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar
yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan ltihan-latihan selama melakukan
tugas ; sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegreasi.[27]
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya
tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman
sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di
mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Kelebihannya :
a.) Lebih
merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
b.) Dapat
mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c.) Dapat
membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d.) Dapat
mengembangkan kreativitas siswa.
Kekurangannya :
a.) Siswa
sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
b.) Khusus
untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya
adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi
dengan baik.
c.) Tidak
mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
d.) Sering
memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan
siswa.[28]
Berdasarkan
penggunaan teknik resitasi ini siswa mempunyai kesempatan untuk saling
membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan
mendalami hasil uraian orang lain. Dengan demikian akan memperluas ; memperkaya
dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa.
Seorang guru harus
memperhatikan hal-hal di atas, maka walaupun teknik ini baik untuk digunakan ;
tetapi jangan terlalu kerap kali diberikan agar tidak menyita waktu siswa.
Untuk meningkatkan minat siswa
maka seorang guru harus memperbaiki dalam proses pembelajaran terutama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, agar tercapai hasil belajar yang baik seorang
guru juga melakukan hal yang baik bagi siswanya.
D. Pengertian Penelitian Tindakan
Kelas
Menurut Kemmis dan Mc.
Taggart penelitian tindakan adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dala situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat
dilakukan praktik-praktik tersebut.[29]
Orientasi dalam penelitian tindakan
adalah mempelajari situasi nyata kelas atau sekolah yang bertujuan untuk
mengembangkan kualitas tindakan dalam pembelajaran.[30]
Penelitian tindakan kelas (PTK)
istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action reseach (CAR) yaitu
sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Dikarenakan ada tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yan dapat
diterangkan.
Menurut penulis Penelitian Kelas
atau Classroom Action Research merupakan suatu penelitian ilmiyah yang
ditujukan untuk memecahkan masalah
dengan menggunakan ketarampilan baru yang diaplikasikan dalam situasi
kelas, serta pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan.
|
PTK merupakan proses
pengkajian suatu masalah pada suatu kelas melalui sistem daur ulang dari berbagai kegiatan, seperti bagan berikut
ini :
![]() |
Daur tersebut dapat dilaksanakan
bertolak dari hasil refleksi diri tentang adanya unsur ketidakpuasan diri
sendiri terhadap kinerja yang dilakukan dan yang dilalui sebelumnya. Misalnya,
Guru sadar bahwa hasil belajar siswa pada bidang studi yang diasuh selalu terpuruk.
Guru saat itu berpikir tentang strategi pembelajaran yang diterapkan selama
ini, fasilitas yang mendukung pelajaran, lalu mencari kelemahan-kelemahan
kinerja yang telah dilakukan yang diduga sebagai penyebab terpuruknya hasil
belajar siswa. Untuk merencanakan tindakan perbaikan, ada beberapa pertanyaan
yang dapat membantu Guru, sebagai berikut. (1) Apa kepedulian anda terhadap
kelas itu? (2) Mengapa anda peduli terhadap hal tersebut? (3) Apa yang menurut
pendapat anda, anda dapat lakukan berkenan dengan hal itu? (4) Bukti-bukti yang
bagaimana yang dapat anda kumpulkan untuk membantu menelaah apa yang terjadi?
(5) Bagaimana anda akan mengumpulkan bukti-bukti itu? (6) Bagaimana anda akan
memeriksa bahwa pertimbangan anda mengenai apa yang terjadi itu cukup tepat dan
cermat?
E. Pengembangan
Perencanaan Tindakan
Pengembangan tindakan
ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dua siklus ini dapat mengalami perubahan
rencana perbaikan sampai dengan hasil yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan
apabila sudah diterapkan dalam kelas. Hasil yang diharpakan adalah hasil
belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV MIN Sebapo melalui penerapan metode
Tanya jawab dan Resitasi.
F.Hipotesis
Tindakan
Hipotesis
tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai
alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
telah dipilih untuk diteliti melalui PTK.[31]
Hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah: Guru dengan menggunakan Metode Tanya jawab dan Metode
Resitsi sebagai strateginya akan dapat mengatasi masalah kesulitan siswa dalam
pelajaran bahasa Indonesia kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sebapo
Kec. Mestong Kab. Ma. Jambi.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Tanya Jawab dan Resetasi atau penelitin tindakan. Penelitian ini dilakukan
sebagai upaya perbaikan suatu praktek pendidikan melalui pemberian tindakan
berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan. Bentuk penelitian pada penelitian
ini yaitu memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan materi
membaca dan meulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan
hasil belajar bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sebapo Kec.
Mestong Kab. M.a. Jambi.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian dan
Waktu Penelitian
- Tempat penelitian yaitu di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sebapo Kec. Mestong Kab. M.a. Jambi, pada
kelas IV sebanyak 34 siswa yang berlokasi di jalan raya lintas Palemban RT. 11 Desa Sebepo Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi.
- Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada semester II tahun ajaran 2010-2011.
2. Karakteristik Siswa
|
Berdasarkan observasi yang peneliti
lakukan siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 20 siswa berjenis
kelamin dan 14 siswi berjenis perempuan. Dikelas IV ini memiliki tingkat
kemampuan memahami pelajaran yang berbeda-beda. Ada yang dengan mudah mengerti
inti dari pelajaran hanya dengan menyimak isi materi, ada yang berulang-ulang
guru membacanya, ada siswa yang mudah mengerjakan tugas dari guru dengan baik,
cukup dan ada juga yang kurang memahaminya.
B. Jenis dan
Sumber Data
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah dalam bentuk
penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelas ini langsung dilaksanakan
oleh peneliti dalam bentuk pembelajaran dimana peneliti melakukan
tindakan-tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari, Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha (TU), Guru Bahasa Indonesia,
Siswa-siswi kela IV, Literatur dan dokumentasi yang ada hubungan dengan
judul penelitian ini.
C.
Subjek dan Partisipan yang Terlibat Penelitian
1. Subjek
Penelitian
Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebapo Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi yang
terdiri dari 34 siswa. Adapun dasar pemilihan subjek penelitian ini adalah
karena berdasarkan observasi peneliti pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV
MIN Sebapo ini tidak semua siswa dapat membaca dan menulis pelajaran dengan
baik, karena siswa mengetahui cara membaca dan menulis yang disampaikan guru
dan sulit bagi mereka untuk mengulanginya. Hal ini menyebabkan hasil belajar
rendah. Dilihat dari rata-rata nilai MID semester mata pelajaran Bahasa
Indonesia nilai ketuntasan belajar yang mencapai nilai 60. dilihat dari kondisi
siswa pada tahun 2010-2011 madrasah ini secara terperinci dilihat pada table
berikut ini.
Tabel
1 : Daftar Keadaan siswa / siswi Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Sebapo.[1]
NO |
Kelas |
Jenis Kelamin |
Jumlah (Orang)
|
|
Laki-laki (Orang) |
Perempuan (Orang) |
|||
1 |
I |
22 |
18 |
40 |
2 |
II |
21 |
16 |
37 |
3 |
III |
18 |
17 |
35 |
4 |
IV |
20 |
14 |
34 |
5 |
V |
16 |
7 |
23 |
6 |
VI |
14 |
11 |
25 |
JUMLAH |
111 |
83 |
194 |
2.
Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Partisipan yang terlibat
dalam penelitian ini adalah kepala Sekolah MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri)
Sebapo rekan sejawat yang merupakan guru Bahasa Indonesia di kelas IV sebagai observator
yang secara kolaboratif membantu melakukan penelitian dan pengamatan.
D. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, bahwa keseluruhan proses PTK selengkapnya terdiri atas tahapan-tahapan
seperti yang dilukiskan pada Bagan 02, yang pada pokoknya terdiri dari empat
tahapan.
Keempat tahapan berpikir ini adalah
langkah awal yang merupakan akumulasi dan rasa ketidakpuasan seorang Guru atau
hasil renungannya terhadap kinerja yang dilakukan. Refleksi awal tidak lain
merupakan latar belakang masalah untuk melahirkan gagasan umum. Penelaahan
lapangan adalah keberhasilan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.
1. Peencanaa Tindakan
Perencanaan selalu mengacu kepada
tindakan apa yang dilakukan, dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana
obyektif dan subyektif. Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan
tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa
melakukan, bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.
Desain penelitin yang dugunakan adalah model Kemmis dan
Taggart berupa siklus spiral. Pengertian siklus disini adalah suatu kegiatan
yang meliputi tahapan-tahapan rancangan pada setiap putarannya. Empat kegiatan
utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)
observasi, (d) refleksi.[2]
Yang dapat digambar sebagai berikut :
![]() |
||||||
![]() |
||||||
![]() |
|
|||||
Gambar 1 : Skema Desai Penelitian
a. Observasi Awal
Kegiatan yang dilakukan pada observasi awal tindakan ini adalah
: (1) menentukan tempat penelitin dan masalah yang akan diteliti, (2) mengurus
perizinan, (3) mengumpulkan informasi awal tentang pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IV MIN Sebapo.
b. Perencanaan
Dalam
perencanaan terdiri dari empat kegiatan yaitu :
1.) Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.) Menentukan
target kompetensi
3.) Mendasain
pembelajaran pada siklus I dan siklus II
4.) Mendesai
alat tes yaitu alat yang digunakan berupa soal ters formatif dalam bentuk
objektif (pilihan ganda), kisi-kisi soal diambil dari target kompetensi yang
dikembangkan.
Tabel 2 : Jadwal Penelitian
Tindakan Semester II
Tanggal |
Kegiatan |
Keterangan |
Target |
Materi |
04–09 April 2011 |
Pra observasi/instrumen assesmen hasil
belajar Bahasa Indonesi |
-Pengamatan langsung -Alat Bantu catatan lapangan -Wawancara |
- Obesrvasi awal
(proses pembelajaran) |
|
11 April 2011 |
Perencanaan |
Berdasarkan pra observasi, guru dan peneliti
merencanakan pembelajaran |
|
|
12 April 27 April
2011 |
Siklus I |
Terlibat dalam diskusi dan evaluasi, peneli membatu
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia |
§
Menyampaikan gagasan yang relevan dengan menggunakan ungkapan yang tepat §
Menyampaikan alasan, bukti yang bertentangan dengan pendapat orang lain
dengan santun dan ekspresif §
Mengkomunikasikan argumentasi dan per-nyataan penghargaan secara
menyakinkan dan simpatik §
Menyampaikan simpulan dengan tepat atas dasar fakta dan opini |
§ Cara/teknik membaca cepat untuk
pemahaman atau kesenangan § Informasi dan contoh tentang
bahasa indah, teks sastra, karya sastra, imaji, apresiasi, dan kreativitas |
28 - 30 April 2011
|
Siklus II |
-
Memperbaiki
kelemahan pada sikulus I
|
§ Menyampaikan gagasan yang relevan
dengan menggunakan ungkapan yang tepat § Menyampaikan alasan, bukti yang
bertentangan dengan pendapat orang lain dengan santun dan ekspresif § Mengkomunikasikan argumentasi dan
per-nyataan penghargaan secara menyakinkan dan simpatik § Menyampaikan simpulan dengan tepat
atas dasar fakta dan opini |
§ Cara/teknik membaca cepat untuk
pemahaman atau kesenangan § Informasi dan contoh tentang
bahasa indah, teks sastra, karya sastra, imaji, apresiasi, dan kreativitas |
02 Mei 2011
|
Observasi dan
refleksi |
-
Dengan melihat
perubahan pembelajaran Bahasa Indonesia maka perlu tidaknya diadakan siklus
III |
|
|
02 Mei 2011 |
Asseemen Hasil Belajar Bahasa Indonesia
akhir |
- |
|
|
c. Pelaksanaan Tindakan
melakukan tes kemampuan awal terhadap siswa
yang hasilnya akan dibandingkan dengan tes akhir yang dilaksanakan setelah
siklus II. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan 4 kali pertemuan. Tindakan
lanjut pembelajaran siklus I adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
proses pembelajaran. Hasil tersebut dianalisis untuk tolak ukur merencanakan
pembelajaran siklus II.
d. Obsrvasi
Observasi hasil tindakan
dilakukan selama pelaksanaan. Instrumen observasi menggunakan pedoman observasi
yang berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Dalam hal
ini berisikan indikator yang mewakili data. Tujuan pedoman tersebut untuk
mendeskripsikan hal-hal yang terjadi dalam proses penelitian tindakan.
Disamping itu peneliti juga menggunakan alat bantu yaitu kamera untuk merekam
gambar dan membantu menambah validitas data. Selama observasi peneliti dibantu
oleh guru (kolaborator). Pemantauan terfokus pada kegiatan siswa dan kegiatan
peneliti yaitu selama pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan.
e. Refleksi
Refleksi
dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan sebarapa jauh tingkat perubahan
perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.[3]. dengan refleksi akan
diperoleh masukan yang dapat untuk memperbaiki tindakan berikutnya.
E. Instrumen Hasil Belajar
Siswa
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan hasil belajar bahasa Indonesia
siswa kelas IV MIN Sebapo yaitu :
1. Sebelum
menyusun rencana tindakan peneliti terlebih dahulu mengobservasi situasi proses
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV sebelum dikenal tindakan baru.
2. Tes
hasil belajar berdasarkan tujuan hasil belajar yaitu berupa hasil belajar ranah
kognitif (pengetahuan) yang akan dilakukan setiap akhir pertemuan. Instrumen
hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes formatif dalam
bentuk objektif (pilihan ganda). Berikut ini difinisi konseptual dan definisi
operasional.
-
Definisi konseptual
Hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penelitian ini
diarahkan pada kemampuan siswa terhadap proses membaca dan menulis yang
diperoleh siswa dalam pembelajaran pada kurun waktu tertentu.
- Definisi Operasional
Hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh siswa setelah menjawab atau mengerjakan soal pilihan ganda (objektif)
dari materi proses membeca dan menulis.
- Kisi – kisi Instrumen Hasil Belajar Bahasa
Indonesia
Dari
definisi konseptual dan operasional hasil belajar Bahasa Indonesia maka
dapatlah dibuat kisi-kisi instrumen hasil belajar pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 : Kisi-kisi
Instrumen Hasil belajar Bahasa Indonesia
Dimensi |
Aspek |
Indikator |
Butir |
Jumlah |
Mendengar,
membaca, Berbicara dan Menulis
|
1.Memahami wacana lisan melalui
kegiatan mendengarkan
berita |
1.1 Menyimpulkan isi berita yang
dibacakan dalam beberapa kalimat 1.2 Menuliskan kembali berita yang
dibacakan ke dalam beberapa kalimat |
1,2,3
4,5,6 |
3
3 |
2. Memahami ragam
teks nonsastra dengan berbagai cara membaca |
2.1 Menemukan makna kata tertentu dalam
kamus secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang diinginkan melalui
kegiatan membaca memindai 2.2 Menyimpulkan isi bacaan setelah
membaca cepat 200 kata per menit 2.3 Membacakan berbagai teks perangkat
upacara dengan intonasi yang tepat |
7,8
9,10 |
2
2 |
|
3. Mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui
kegiatan
bercerita dan menyampaikan pengumuman |
3.1 Menceritakan pengalaman yang paling
mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif 3.2 Menyampaikan pengumuman dengan
intonasi yang tepat serta menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan
sederhana |
11,12
13,14 |
2
2 |
|
4. Mengungkapkan
pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan
surat pribadi |
4.1 Menulis buku harian atau pengalaman
pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar
4.2 Menulis surat pribadi dengan
memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa 4.3 Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif,
baik dan benar |
15,16
17,18
19,20 |
2
2
2 |
|
Pernyataan |
20 |
F. Tahapan Tindakan
Langkah-langkah
penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan
Pra - Penelitian
Peneliti
terlebih dahulu melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi
pembelajaran sebelum dikenakan tindakan. Observasi awal ini bertujuan untuk memperoleh data awal
tentang proses pembelajaran. Berdasarkan informasi awal tersebut lalu dilakukan
identifikasi masalah dan menentukan cara memecahnya. Permasalahan tersebut
dapat dalam bentuk wawasan yang teralihat pada hasil tes atau permasalahan yang
berasal dari praktek.
Untuk
mendapatkan informasi data yang diinginkan peneliti melakukan beberapa langkah
yaitu :
1. Melakukan wawancara
dengan guru Bahasa Indonesia kelas IV
2. Melakukan
observasi pelaksanaan pembelajaran dikelas untuk mengetahui situasi
pembelajaran
3. Melakukan observasi terhadap sarana dan prasarana yang
ada di sekolah baik didalam maupun diluar ruangan dengan melihat kuantitas
serta keualitas dari sarana dan prasarana tersebut.
2.
Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi peneliti melalakukan penyusunan perencanaan
tindakan secara umum, dimana didalamnya menyangkut tindakan siklus I, tindakan
siklus II dan seterusnya sampai peneliti menganggap bahwa penelitian selesai.
Adapun penyusunan perencanaan tindakan yaitu :
1. Penyusuanan
Rencana Pembelajaran (RPP)
2. Pengemasan
Materi
3. Menyiapkan
media pembelajaran sesuai dengan keperluan pembelajaran
4. Penyusunan
uji coba instrumen penelitian dan pelaksanaan pembelajaran.
3. Implementasi Tindakan
a. Kegiatan Siklus I
Setelah melakukan persiapan pra penelitian selanjutnya peneliti melakukan
langkah-langkah penelitian dari siklus I dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan observasi pra penelitian proses pembelajarn
di kelas, peneliti melakukan penyusunan perencanaan tindakan siklus I yaitu
diskusi dengan TIM peneliti tentang masalah yang terjadi di kelas, merumuskan
permasalahan pokok dan menysusun tindakan pemecahan masalah yang teriri dari :
a) Menyusun
perencanaan tindakan yang akan diberikan kepada siswa pada siklus I, pada
siklus I ini ditekankan pada pemberian tindakan yaitu penarapan
menyimak/mendengar, membaca, berbicara dan menulis.
b) Menyediakan
media yang sesuai dengan tindakan yang akan diberikan
c) Menyiapkan
alat yang akan digunakan sebagai pengumpul data, yaitu catatan lapangan dan
lembar pedoman observasi.
2. Tindakan (Acting)
Dalam tahapan ini peneliti bersama dengan kolaborasi
melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah dibuat yaitu pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui perencanaan media. Berikut ini adalah tabel
perencanaan tindakan siklus I.
Tabel 4 : Perencanaan
Tindakan Siklus I
Materi :
Mendengar, Membaca, Berbicara dan Menulis Waktu : 4
X Pertemuan |
|||
Waktu
Pelaksanaan |
Kegiatan |
Media |
Alat |
Pertemuan
Ke-1
12 April
2011
|
-
Menangkap pokok pikiran
-
Membedakan bunyi
distingtif -
Mengungkap
kembali tuturan |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
Pertemuan
Ke-2
15 April
2011
|
-
Meningkatkan
kecepatan membaca -
Menangkap pokok
pikiran -
Menemukan topik
tulisan |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
Pertemuan
Ke-3
20 April
2011
|
-
Pemroduksian
tuturan -
Keefektifan
kalimat -
Keruntutan
gagasan -
Ketepatan
artikulasi |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
Pertemuan
Ke-4
27 April
2011
|
-
Menulis jurnal -
Menulis artikel -
Menulis bersama -
Menulis prosa
fiksi |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol, Papan Tulis |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
3. Pengamatan (Observasing)
Selama proses pembelajaran berlangsung,
peneliti dan kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah
tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Hasil pengamatan
dicatat dalam bentuk uraian pada lembar
catatan lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaboratif
secara langsung.
4. Refleksi (Reflecting)
Setelah dilalakukan
perencanaan tindakan dan pengamatan peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi
dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan, yaitu pembelajaran melalui
menyimak, membaca, brbicara dan menulis, apakah pembelajaran dengan materi
tersebut dapat meningkat hasil belajar. Refleksi dilakukan dengan menganalisis tidakan seberarap
jauh tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
Juga mengkaji keberhasilan dan kegagalan sebagai persiapan tindakan
selanjutnya.
b. Kegiatan Siklus II
Setelah melakukan tahapan-tahapan penelitian pada siklus I, peneliti melanjutkan
penelitian tindakan siklus II dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dari hasil refleksi siklus I, peneliti menyusun
perencanaan untuk pelaksanaan penelitian
tindakan siklus II. Pada siklus II materi pembelajaran tidak berubah dan tetap
dengan kegiatan pembelajaran yang sama. Perencanaan siklus II pada siklus II yaitu :
a) Pada
siklus II tindakan yang diberikan masih sama yaitu pembelajaran dengan
menggunakan materi menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
b) Menyiapkan
media yang sesuai dengan tindakan yang akan diberikan
c) Menyiapkan
alat yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data yaitu, catatan lapangan
dan lembar pedoman observasi
2. Tindakan (Acting)
Dalam tahapan ini peneliti
bersama dengan kolaborator melakukan suatu perencanaan tindakan yang telah
dibuat yaitu pembelajaran dengan materi menyimak, membaca, berbicara dan
menulis.
Tabel 5 : Perencanaan
Tindkan Siklus II
Materi :
Mendengar, Membaca, Berbicara dan Menulis Waktu : 4
X Pertemuan |
|||
Waktu
Pelaksanaan |
Kegiatan |
Media |
Alat |
Pertemuan
Ke-1
2 Mei
2011
|
-
Menangkap pokok
pikiran -
Membedakan bunyi
distingtif -
Mengungkap
kembali tuturan |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
Pertemuan
Ke-2
5 Mei
2011
|
-
Meningkatkan kecepatan
membaca -
Menangkap pokok
pikiran -
Menemukan topik
tulisan |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
Pertemuan
Ke-3
16 Mei
2011
|
-
Pemroduksian
tuturan -
Keefektifan
kalimat -
Keruntutan
gagasan -
Ketepatan
artikulasi |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
Pertemuan
Ke-4
19 Mei
2011
|
-
Menulis jurnal -
Menulis artikel -
Menulis bersama -
Menulis prosa
fiksi |
Buku
Bahasa Indonesia kelas IV untuk SD/MI, Spidol, Papan Tulis |
Peedoman
observasi, catatan lapangan, kamera |
3. Pengamatan
Selama proses pembelajaran
berlangsung, peneliti dan kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat
apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Hasil
pengamatan dicatat dalam bentuk uraian
pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan
peneliti dan kolaboratif secara langsung. Selain itu mengati setiap kegiatan
pada saat pemberian tindakan selama pembelajaran berlangsung dengan memberi
tanda cek lis (ü ) pada
lembar pedoman observasi kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.
4. Refleksi (Reflecting)
Setelah dilalakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan
peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi dari tindakan-tindakan yang
telah dilakukan, yaitu pembelajaran melalui menyimak, membaca, brbicara dan
menulis, apakah pembelajaran dengan materi tersebut dapat meningkat hasil
belajar siswa.
G. Hasil Tindakan Yang Diharapkan
Hasil tindakan yang diharapkan adalah adanya perubahan terhadap hasil
belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV yaitu menyimak, membaca, berbicara
dan menulis dan untuk guru dapat memberikan pembelajaran yang tuntas sehingga
dapat membantu siswa memahami materi pelajaran sampai tuntas 100%. Untuk siswa,
80% dari jumlah siswa yang mendapat nilai 70. bila kedua hasil yang diharapkan
dimuka maka telah tercapai maka penelitian dianggap selesai.
H.
Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat menggambarkan
keberhasilan dan ketidakberhasilan penelitian. Adapun data penelitian terdiri dari
dua jenis yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif diperoleh
dari tes siklus I dan tes siklus II. Sedangkan data yang bersifat kualitatif
yaitu data yang mendeskripsikan proses dari hasil pembelajaran yang diperoleh
melalui observasi.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data
diperoleh.[4]. sumber data dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV MIN Sebapo yang berjumlah
34 siswa dan guru Bahasa Indonesia kelas IV MIN Sebapo, hasil observasi dan tes
hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Observasi
Obesrvasi digunakan, bila penelitian berkenan dengan perilaku manusi,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
banyak.[5]
Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi berperan serta (participant
observastion) yaitu penenliti terlibat dalam kegaiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.[6]
Peneliti sebagai observer berperan serta (participant
observation) metode ini digunakan untuk membuat desai tindakan,
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengamati proses
pembelajaran bersama kolaborator.
2. Lembar Observasi
Lembar
observasi alat yang digunakan dalam observasi yaitu pedoman observasi. Pedoman
pbservasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Hasil
observasi ini berbentuk catatan lapangan yang mendiskrispsikan proses
pembelajaran dan kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran dengan
menyimak, membaca, berbicara dan menulis dimana kriteria penialiannya 30-33
(gagal) 40-45 (kurang) 56-65 (cukup) 66-79 (baik) 80-100 (baik sekali).[7]
3. Tes
Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketarampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.[8]
Tes
digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan
pencapaian hasil belajar. Adapun jenis tes yang digunakan adalah jawaban berupa
tes formatif dalam bentuk objektif (pilihan ganda) yang diadakan setelah
tindakan siklus I dan siklus II.
J. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam melakukan
pengumpulan data, peneliti di bantu oleh guru Bahasa Indonesia kelas IV. Data
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik catatan lapangan, wawancara, dan foto slide
1. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis
apa yang didengar, dilihat, dan dialami dalam rangka pengumpulan data dan
refleksi terhadap penilaian kualitatif.[9]. Catatan lapangan
digunakan untuk memperoleh sasaran yang diteliti tentang hasil belajar siswa.
Catatan lapangan dibuat dalam catatan yang lengkap setelah peneliti sampai
kerumah. Proses ini dilakukan setiap kali pengamatan.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneti ingin
melakukan study pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respon yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.[10]
Wawancara yang digunakan adalah wawancara struktur dan tidak struktur.
Wawancara dilakukan dengan guru, dan siswa untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang hasil belajar.
3. Foto Slide
Foto slide berguna untuk
merekam peristiwa penting. Misalnya aspek kegiatan kelas, atau untuk mendukung
bentuk rekaman lain. Peneliti dan pengamat boleh menggunakan rekaman
fotografik, karena daya tarik bagi subjek penelitian, foto dapat diacu dalam
wawancara beriktnta dan diskusi tentang data.[11]
K. Analisis Data
Di dalam penelitian ini
peneliti melakukan analisis data melalui model Miles dan Huberman, dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal- yang penting, dicari tema dan
polanya.[12].
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti
dapat menemukan kapaan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila
peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai
dokumen yang berhubungan denngan subjek yang diteliti.
2. Display Data
Display
data adalah penyajian data kepada yang telah diperoleh kedalam sejumlah matrik
atau daftar kategori setiap data yang didapat.[13] Penyajian
data kepada yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori
setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks
naratif.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Mengambil
kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga
data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.[14]. Dalam bentuk
penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelas ini langsung dilaksanakan
oleh peneliti dalam bentuk pembelajaran dimana peneliti melakukan tindakan-tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Teknik
analisis ini digunakan untuk menganalisis data tentang peningkatan atau
perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan siklus pertama sampai siklus
akhir. Kesimpulan
yang pertama sampai akhir salaing terkait dan kesimpulan pertama sebagai
pijakan.
Sedangkan untuk menganalisis
data kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif Nana Sudjana (dalam Sam’s. 2009 :94). Teknik deskriptif yang
dipergunakan berupa persentase sebagai berikut :
|
Keterangan :
P = Persentase
X = Jumla Skor Jawaban
Xi = Jumlah Skor Maksimal
L. Tindak Lanjut
Jika pelaksanaan siklus I dan siklus II pada penelitian
ini belum menunjukkan peningkatan hasil yang optimal, maka dilakukan
pengembangan perencanaan tindakan untuk penelitain tindakan lanjutnya.
Pengembangan perencanaan tindakan ini lebih dikuhsuskan pada hasil belajar
Bahasa Indonesia dengan menerapkan menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
M. Jadwal Penelitian
Untuk lebih terarahnya kegiatan
penelitian ini dan sistematis maka kegiatan penelitian ini dibagi menajadi tiga
tahap. Tahap pertama meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, penunjukan
dosen pembimbing, pengurus izin seminar. Tahap kedua yaitu seminar proposal
perbaikan hasil seminar penyususnan instrumen pengumpulan data dan izin riset.
Tahap ketiga meliputi pengumpulan data, penulisan lapor akhir dan pengadaan.
Tabel 6 : Jadwal Penelitian
|
|
Bulan |
|||||||||||||||||||||||
No |
Jenis Kegiatan
Penelitian |
Februari |
Maret |
April |
Mai |
Juni |
Juli |
||||||||||||||||||
|
|
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1. |
Penyusunan dan persetujuan proposal |
ü |
ü |
ü |
ü |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Seminar Proposal |
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
ü |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Perbaikan hasil seminar |
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
ü |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Pengurusan izin riset |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Pelaksanaan riset |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
ü |
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Penulisan penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
ü |
|
|
|
|
7. |
Konsultasi pembimbing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
ü |
|
|
8. |
Perbaikan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
|
9. |
Penyempurnaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
ü |
10. |
Penggandaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü |
ü |
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian diawali dengan observasi terhadap objek
penelitian yaitu siswa dan guru kelas IV MIN Sebapo Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Hal tersebut ditujukan untuk
mengetahui kondisi awal kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia yang selanjutnya
dijadikan dasar pelaksanaan tindakan pada setiap siklusnya.
Proses penelitian
ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan,
yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4) analisis
dan refleksi. Berikut penjabaran dari masing-masing tahapan
tiap siklus yang dilaksanakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN Sebapo Kecamatan Mestong Kab. Ma. Jambi.
Berikut adalah
deskripsi dari kondisi awal (pratindakan) dan deskripsi pelaksanaan tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Strategi guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab dan resitasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebapo
Kecamtan Mestong Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2011”
1. Kondisi Awal (Pratindakan)
Pengamatan kondisi pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan sebelum
peneliti melakukan proses penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara
observasi langsung dengan guru dan siswa serta tes. Pengamatan dilakukan hanya satu kali.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran di kelas
IV Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya
dan pembelajaran berbicara pada khususnya. Pengamatan tersebut dilakukan pada
hari Senin tanggal 04 April 2011 pukul
09.00 WIB sampai dengan pukul 10.15 WIB (pada jam ke-2 dan ke-3).
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di kelas IV MIN Sebapo. Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang dilaksanakan adalah pembelajaran berbicara, membaca,
mendengar dan menulis tentang pengumuman dan pantun. Dalam penelitian ini
evaluasi dari pembelajaran saat
dilaksanakannya pengamatan dijadikan sebagai tes awal dari penelitian.
Pengamatan langsung dilaksanakan selama proses pembelajaran berbicara berlangsung. Hasil dari pengamatan
yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Metode Mengajar yang Diterapkan oleh
Guru
Guru selama ini hanya menggunakan metode ceramah dan tugas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Guru hanya
sesekali membacakan materi dari buku
paket Bahasa Indonesia Kelas IV. Terkadang siswa hanya ditugasi untuk mempelajari materi tersebut sendiri tanpa
bimbingan langsung dari guru. Setelah siswa
membaca materi dari buku paket siswa ditugasi untuk mengerjakan soal-soal yang
ada pada buku paket tersebut atau mengerjakan soal-soal dalam LKS (Lembar Kerja Siswa). Hal tersebut membuat
siswa merasa pembelajaran kurang menarik,
membosankan, dan monoton, terutama dalam
pembelajaran berbicara yang seharusnya siswa merasakan pembelajaran
menarik dan menyenangkan. Guru belum
mengembangkan pendekatan pembelajaran yang menarik dan belum memanfaatkan
sumber belajar selain buku. Selain itu buku yang digunakan hanya buku paket
yang sekiranya masih kurang lengkap. Buku pendamping juga masih sangat kurang. Buku-buku
yang tersedia di perpustakaan belum dimanfaatkan dengan maksimal sebagai sumber
belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mendengar,
berbicara, membaca dan menulis.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti berdiskusi dan
berkolaborasi sehingga menghasilkan kesepakatan bahwa untuk mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran berbicara, mendengar,
membaca dan menulis adalah dengan menggunakan peta konsep yang
tersedesia dalam bentuk pengumuman dan pantun .
b. Pengelolaan
Kelas oleh Guru
Observasi lapangan yang dilaksanakan pada saat pembelajaran di kelas IV antara lain menemukan kesulitan guru dalam
mengelola kelas. Ada sebagian siswa yang asik berbicara dengan temannya saat
pembelajaran berlangsung, sehingga terkadang suara dari guru tidak terdengar jelas. Ada siswa yang mondar-mandir ke
tempat duduk temannya hanya untuk meminjam penggaris, pena, atau penghapus yang sekiranya tidak
begitu penting. Ada
juga siswa yang minta ijin untuk ke kamar kecil.
Berdasarkan observasi
lapangan ditemukan juga siswa yang memperhatikan guru saat pembelajaran
berlangsung. Tetapi siswa yang memperhatikan hanya sebagian kecil saja sehingga kondisi kelas
kurang begitu mendukung untuk pencapaian
hasil pembelajaran yang maksimal.
c. Kemampuan berbicara dan membaca
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat kesulitan dalam mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Mereka merasa kesulitan dalam mengungkapkan pikirannya dalam bentuk lisan. Selain
itu siswa juga merasa kesulitan dalam penggunaan lafal dan intonasi yang tepat dalam
kalimat-kalimat pengumuman dan pantun. Hal lain yang membuat mereka kesulitan
dalam berbicara yaitu mereka tidak bisa mengungkapkan isi pengumuman dan pantun secara keseluruhan dan runtut.
Pembelajaran berbicara yang dilaksanakan yaitu siswa langsung ditugasi untuk
membaca kemudian membacanya di depan kelas tanpa dibekali dengan pengetahuan
yang cukup mengenai tujuan berbicara,
manfaat berbicara, dan penggunaan lafal dan intonasi yang tepat. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran
berbicara juga belum mengacu pada
aspek-aspek penilaian dalam kriteria
penilaian berbicara minsalnya lafal dan
intonasi, lafal, mimik dan urutan cerita. Guru selama ini menggunakan penilaian
berbicara hanya berdasarkan panjang pendeknya cerita. Sehingga siswa dalam
mengerjakan tugas berbicara lebih
mementingkan memperbanyak dan memperpanjang
cerita meskipun kata-katanya diulang serta lafal dan intonasinya tidak
tepat, tanpa menghiraukan tujuan dari
berbicara yaitu memberikan
gambaran yang jelas dan runtut. Hal
tersebut diperoleh dari hasil berbicara
siswa sebelum dilaksanakannya tindakan. Siswa masih mengalami kesulitan
dalam berbicara yang baik, terbukti dari hasil
nilai berbicara belum mencapai
KKM yang telah ditetapkan yaitu 60.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas IV MIN Sebapo
Kec. Mestong Kab. Ma. Jambi masih
rendah.
Tabel 7 : Hasil tes belajar sebelum
tindakan
No |
Nama |
Jenis Kelamin |
Hasil |
|
|
Skor |
Nilai |
|
|||
1 |
Abdan Saqura |
LK |
10 |
50 |
|
2 |
Andika Pratama |
LK |
11 |
55 |
|
3 |
Fauzan |
LK |
10 |
50 |
|
4 |
Hermanto |
LK |
12 |
60 |
|
5 |
Rhido Pengestu |
LK |
12 |
60 |
|
6 |
Azhari Maulan |
LK |
12 |
60 |
|
7 |
Eko Wahyudi |
LK |
12 |
60 |
|
8 |
Dede Satriya |
LK |
10 |
50 |
|
9 |
A. Haris |
LK |
12 |
60 |
|
10 |
Ema Fitriani |
PR |
11 |
55 |
|
11 |
Muhammad Saputra |
LK |
10 |
50 |
|
12 |
Giany Agnelly |
PR |
12 |
60 |
|
13 |
Heru Widianto |
LK |
10 |
50 |
|
14 |
Joko Trianggoro |
LK |
12 |
60 |
|
15 |
Letty Nadia Wilyan |
PR |
12 |
60 |
|
16 |
Mangasa Siregar |
PR |
10 |
50 |
|
17 |
Hendriansyah |
LK |
10 |
50 |
|
18 |
A. Syukur |
LK |
10 |
50 |
|
19 |
Nopika Dwi Wira. H |
PR |
12 |
60 |
|
20 |
Abd. Razak |
LK |
11 |
55 |
|
21 |
Rehan Al-jufri |
LK |
10 |
50 |
|
22 |
Rinaldo Azmi |
LK |
12 |
60 |
|
23 |
Rosdiana Purba |
PR |
12 |
60 |
|
24 |
Sari Adiya |
PR |
11 |
55 |
|
25 |
Siti Fatimah |
PR |
12 |
60 |
|
26 |
Sri Anggraini |
PR |
12 |
60 |
|
27 |
Sri Rahma Dewi |
PR |
10 |
50 |
|
28 |
Suci Novitri |
PR |
10 |
50 |
|
29 |
Sukirman |
LK |
12 |
60 |
|
30 |
Syarina Intan. H |
PR |
11 |
55 |
|
31 |
Tiana Al-Pionika |
PR |
12 |
60 |
|
32 |
Tamrin |
LK |
12 |
60 |
|
33 |
Prihartono |
LK |
11 |
55 |
|
34 |
Yesi Pratiwi |
PR |
10 |
50 |
|
Jumlah Nilai |
1890 |
||||
Nilai Rata-rata |
65,55 |
Dari rata-rata dari hasil
sebelum tindakan adalah 55, nilai terendah adalah 50, sedangkan nilai tertinggi
diperoleh siswa yaitu 60. siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 18 0rang.dan
nilai 60 sebanyak. 16 orang.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini adalah dua
siklus. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan, dan
siklus kedua juga
terdiri dari dua pertemuan.
Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran yang tiap jam
terdiri dari 35 menit. Masing-masing siklus dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan Siklus I
Kegiatan
ini dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 05 April 2011 di ruang guru MIN Sebapo Kecamatan Meston Kab. Ma.
Jambi. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan
bahwa pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari Kamis dan
Jumat pada tanggal 07
dan 08 April 2011. Pelaksanaan
pada hari Kamis tanggal 04 April 2011 dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit),
yakni pada jam ke-1 dan ke-2, pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.15 WIB. Tahap
perencanaan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Guru kelas IV dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal 07 dan 08 April 2011. Pada hari
pertama yaitu Kamis tanggal 07 April 2011
pada jam ke-1 dan ke-2 selama 60 menit
dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.15 WIB. Waktu selama 70 menit
digunakan untuk kegiatan awal
pembelajaran selama 10 menit, untuk kegiatan inti pembelajaran 40 menit, dan
untuk kegiatan akhir selama 10 menit. Pada hari kedua yaitu Jumat tanggal 08
April 2011 pada jam ke-4 dan ke-5 selama 70 menit dari pukul 09.00 WIB sampai
dengan pukul 10.15 WIB direncanakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama
10 menit, untuk kegiatan inti
pembelajaran selama 40 menit, dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 10
menit. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran disusun berdasarkan silabus
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2007. Pembelajaran yang direncanakan adalah
pembelajaran berbicara dan membaca yang dilaksanakan dengan menggunakan teks
pengumuman dan pantun. Penggunaan teks pengumuman
dan pantun ditujukan supaya proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh bisa
lebih baik dari pada pembelajaran yang sebelumnya. Ide penggunaan teks
pengumuman dan pantun didapatkan dari diskusi yang telah dilaksanakan oleh guru
kelas IV dan peneliti menanggapi proses dan hasil pembelajaran berbicara dan
membaca sebelumnya.
b) Guru dan peneliti
mempersiapkan metode yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Metode yang digunakan dalam
tindakan siklus I adalah teks pengumuman dan pantun. Alasan pemilihan judul yang bertemakan teks
pengumuman dan pantun yaitu sangat menarik bagi anak, dapat memberikan
pendidikan anak, anak akan memiliki rasa kemampuan berbicara dan menulis dan
pada akhirnya mereka mampu menulis kembali teks tersebut.
Berikut teks pengumuman dan
pantun yang akan disampaikan pada siklus I:
Gambar 2 :Teks pengumuman dan pantun
Gambar tersebut disiapkan oleh guru dan dibantu oleh
peneliti. Metode tersebut nantinya akan ditempelkan di papan tulis untuk
menarik minat siswa agar lebih memperhatikan.
Metode disiapkan dan digunakan
supaya mempermudah siswa dalam memahami maksud dari penyampaian materi yang disampaikan oleh gurunya.
c) Guru dan peneliti
membuat lembar observasi, yang dibuat bukan
hanya untuk siswa saja tetapi juga untuk guru. Penggunaan lembar observasi akan
mempermudah menentukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam
pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk siswa lebih diutamakan pada
keaktifan, keberanian, kreatifitas dan inisiatif dari siswa dalam proses
pelaksanaan pembelajaran berbicara,
membaca, mendengar dan menulis. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih
diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran.
d) Guru dan peneliti
menyiapkan pedoman tanya jawab. Tanya jawab yang dimaksud adalah yang digunakan untuk refleksi di akhir
pembelajaran yang dilakukan guru
terhadap siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dan guru dapat berdiskusi
mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika dalam pembelajaran masih
terdapat kekurangan maka dipecahkan bersama-sama dan dicari jalan
penyelesaiannya.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan
tindakan siklus I pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 07April
2011. Tindakan dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit), yakni pada
jam ke-1 dan ke-2, pukul 07.00 WIB sampai
dengan 08.15 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV MIN Sebapo.
Pelaksanaan tindakan siklus I ini guru
kelas bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar. Peneliti
melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran. Peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di tempat duduk paling belakang
dan terpisah dari deretan tempat duduk siswa untuk mengamati jalannya
pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Guru masuk ke dalam
kelas dan mengkondisikan siswa.
b) Guru menyampaikan
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini
yaitu tentang berbicara, membaca,
mendengar dan menuli dengan penggunaan teks pengumuman dan pantun.
c) Siswa dan guru
bertanya jawab tentang teks dan pantun. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk
apersepsi yang mengantarkan peserta didik menuju pembelajaran utama.
d) Salah satu siswa
ditunjuk untuk membaca teks tersebut. Siswa yang ditunjuk sebelum hari
pelaksanaan pembelajaran telah dilatih supaya saat tampil dapat membaca dengan
lancar.
e) Siswa memperhatikan bacaan
teks yang disampaikan guru melalui metode
gambar yaitu ”teks pengumuman dan
pantun”
f) Siswa menjawab
pertanyaan guru tentang penggunaan bacaan yang baik dengan intonasi yang telah
disampaikan.
g) Siswa dan guru
bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
h) Siswa mengerjakan
lembar evaluasi yang telah disiapkan oleh guru.
i) Tidak lupa guru
memberikan tugas di rumah yaitu membuat teks pengumuman dan pantun yang
berbeda-beda.
Tindakan
siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 08 April 2011
selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit), yakni pada jam ke-4 dan ke-5, pukul
09.00 WIB sampai dengan pukul 10.15 WIB
di ruang kelas IV MIN Sebapo. Pelaksanaan
tindakan siklus I pertemuan kedua ini sama halnya seperti pada pertemuan
pertama yaitu guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar
mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap
proses pembelajaran. Adapun
urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a) Guru melakukan
apersepsi dengan bertanya tentang tugas yang telah diberikan
b) Guru kembali mengulangi
bacaan teks yang telah disampaikan dan siswa memperhatikan.
c) Siswa membaca teks
pengumuman dan pantun dengan bimbingan
guru dan menanyakan hal-hal yang belum jelas
tentang isi teks tersebut kepada guru.
d) Guru mengevaluasi
siswa dengan menyuruh siswa maju ke depan kelas satu per satu urut absen
untuk membaca teks dengan menggunakan bahasanya sendiri.
e) Siswa dan guru
melaksanakan tanya jawab tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah
pembelajarannya kurang menarik atau
kekurangan apa yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran supaya pembelajaran
berikutnya dapat lebih baik.
Tindakan pada siklus I diakhiri
dengan hasil berbicara dan menulis
siswa tentang isi teks yang akan dianalisis untuk perbaikan pada
siklus II.
3) Pengamatan Siklus I
Peneliti
mengamati guru yang sedang mengajar di
ruang kelas IV MIN Sebapo dengan materi
berbicara dan membaca serta menulis. Pengamatan ini dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 07 April 2011
pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.15 WIB dan pada hari
Jumat tanggal 08 April 2011 pada pukul
09.00 WIB sampai dengan pukul 10.15 WIB.
Pada
pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua guru
mengajarkan materi berbicara, mendengar,
membaca dan menulis dengan menggunakan metode bermain peran yang sebelumnya
belum diterapkan. Pada pembelajaran sebelumnya dilakukan dengan cara
dibacakan sedikit tentang materi berbicara dan membaca. Kadang-kadang siswa
hanya disuruh untuk membaca sendiri materi yang ada pada buku paket dan
kemudian siswa langsung ditugasi untuk maju ke depan untuk bercerita.
Pengamatan
tidak hanya pada kegiatan siswa saja tetapi kegiatan guru dalam guru
dalam pembelajaran pun juga diamati.
Hal yang diamati antaralain adalah penerapan penggunaan teks. Selain itu
kegiatan evaluasi juga tidak terlepas dari pengamatan peneliti.
Berdasarkan
kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya pembelajaran
dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi berbicara, membaca,
mendengar dan menulis sebagai berikut:
a) Guru telah membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan sebagai pedoman
dalam mengajar sesuai dengan silabus pembelajaran Bahasa Indonesia yang
terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2007.
b) Guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran
berbicara dan membaca dengan baik,
yaitu dengan cara konseptual. Artinya,
guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Guru juga telah
berusaha untuk menciptakan pembelajaran
secara kontekstual dan berusaha mengajak siswa untuk aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan juga sudah sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai, akan tetapi hasil dari evaluasi masih kurang atau siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM belum mencapai 75%.
c) Beberapa kelemahan
yang masih terlihat antara lain adalah kurangnya perhatian siswa saat salah
satu siswa yang terlatih ditunjuk untuk mendengar tentang teks teks tersebut. Keaktivan siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan masih kurang. Keberanian siswa dalam mengutarakan pendapat, bertanya
dan menjawab pertanyaan masih kurang. Kreativitas dan inisiatif siswa dalam menyusun
kalimat, mengajukan dan menjawab pertanyaan serta mengembangkan teks masih
kurang. Sedangkan untuk hasil membaca
dan menulis yang dihasilkan oleh siswa masih sangat kurang, masih terdapat dua
belas siswa yang belum mencapai target nilai KKM 60. Siswa hanya berbicara semua yang ingin diungkapkan dalam teks tanpa memperhatikan lafal dan intonasi yang
mereka gunakan, hasil evaluasi berbicara ini terdapat pada lampiran.
Hasil
pengamatan peneliti dan kolaborator menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan yang
dijalankan sudah sesuai dengan rencana, walaupun ada beberapa hambatan yang
disebabkan perilaku yang kurang disiplin. Rangkuman hasil observasi
pembelajaran dalam siklus I terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8 : Data Pembelajaran Siklus I
NO |
Aspek yang diamati |
Ya |
Tidak |
Kegiatan / Penjelasan Singkat |
I |
Pra Pembelajaran |
|
|
|
1 |
Mengkondisikan kelas sebagai tempat pembelajaran |
ü |
|
Setiap pertemuan guru selalu mengkondisikan kelas
dengan baik supaya pembelajaran lebih bermakna |
2 |
Mengkondisikan kelas / memeriksa kesiapan siswa |
ü |
|
Guru siap dengan media/alat pelajaran sesuai
dengan materi yang akan dipelajari pada setiap pertemuan |
3 |
Meyiapkan materi pembelajaran |
ü |
|
Setiap pertemuan guru selalu menyiapkan materi
yang akan disampaikan sebelum proses pembelajaran berlangsung |
4 |
Pengelolaan kelas |
ü |
|
Menenangkan kelas sebelum memulai pembelajaran
dan mengatur siswa |
II |
Membuka Pelajaran |
|
|
|
1 |
Mengadakan Appersepsi |
ü |
|
Guru mengaitkan bahan ajar yang lama dengan bahan
ajar yang baru |
2 |
Mengadakan pre test |
ü |
|
Guru memberikan beberapa pertanyaan sehubungan
dengan materi yang akan disampaikan |
3 |
Menyampaikan kompotensi yang akan dicapai sesuai
dengan kegiatan |
ü |
|
Guru memberikan tujuan dari kegiatan yang akan
dilaksanakan |
4 |
Memberikan penjelasan dan arahan yang berkaitan
dengan teks pengumuman dan pantun dalam pembelajaran |
ü |
|
Guru memberikan penjelasan dan arahan mengenai
belajar dengan menggunakan teks pengumuman dan pantun, cara membaca dan
menulis |
III |
Kegiatan Inti |
|
|
|
1 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran |
ü |
|
Guru menjelaskan konsep materi yang dipelajari
yaitu pembacaan teks pengumuama dan pantun |
2 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan gambar teks pengumuaman dan pantun |
ü |
|
Guru memberikan materi pelajaran dengan
menggunakan gambar teks pengumuman dan pantun atau dituliskan di papan tulis |
3 |
Menggunakan gambar bantu pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan dan materi pembelajaran |
ü |
|
Alat bantu yang digunakan sesuai dengan pokok
bahasan (materi) yang sedang dipelajari pada setiap pertemuan |
4 |
Memberikan penjelasan yang berkaitan dengan
pembelajaran |
ü |
|
Guru menjelaskan penjelasan yang berkaitan dengan
kegiatan yang telah dilaksanakan dan bersama siswa membuat kesimpulan dari
kegiatan yang telah dipelajari |
5 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
individual dan kelompok |
ü |
|
Secara kelompok dan individual |
6 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia sesuai dengan prosedurnya |
ü |
|
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia sesuai dengan prosedurnya, dimana guru menjelaskan materi serta
menjelas gambar tek pengumuman dan pantun dalam materi pembelajaran |
IV |
Kegiatan Penutup |
|
|
|
1 |
Menangani pertanyaan dan respon dari siswa |
ü |
|
Selalu merespon semua pertanyaan siswa |
2 |
Memberikan LKS |
ü |
|
Guru memberikan LKS kepada siswa setiap akhir
pembelajaran sebagai umpan balik |
3 |
Memberikan penilaian hasil kerja siswa |
ü |
|
Penilaian diberikan kepada siswa secara langsung
berdasarkan hasil kerja siswa |
4 |
Mengelola waktu pembelajaran |
ü |
|
Menggunakan waktu secara efektif dan seefesien
mungkin, sehingga tujuan pembelajaran tercapai |
5 |
Menutup pembelajaran |
ü |
|
Setiap akhir pembelajaran guru selalu
menyimpulkan dan menutu pelajaran |
4) Refleksi Hasil Siklus I
Berdasarkan
hasil pengamatan dan hasil
berbicara siswa, guru dan
peneliti berdiskusi dan melakukan refleksi sebagai berikut:
a)
Permodelan dengan siswa yang terlatih ternyata
kurang mendapatkan perhatian karena siswa sudah sering melihat penampilan dari
siswa tersebut di depan kelas sebagai model dalam pembelajaran biasanya.
Perbaikannya pada siklus II yang digunakan sebagai model adalah siswa yang
jarang sekali terlihat di depan kelas.
b) Siswa dalam
mengerjakan tugas masih enggan maju ke
depan apabila diurutkan absen. Sebagai perbaikan pada siklus II siswa yang maju
ke depan didahulukan yang sudah siap.
c) Siswa belum
menggunakan lafal dan intonasi dengan
tepat. Perbaikan pada siklus II adalah
pelaksanaan pembelajaran berbicara
melalui teks lebih ditekankan pada penggunaan
lafal dan intonasi yang tepat
dalam kalimat.
Terjadi
beberapa peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada instrumen di siklus I, semua aspek yang diujikan telah menghasilkan nilai.
Dari 34 siswa yang mendapat nilai rata-rata diatas 60,55 sebelum tindakan
menjadi 75,55 siswa atau 80% siswa dari jumlah siswa. Tentu saja peningkatan
hasil belajar ini masih rendah dibawah target yang diinginkan yaitu rata-rata
nilai 80-100 (100%) dari jumlah siswa. Tes hasil belajar siswa siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9 : Hasil tes belajar siklus I
No |
Nama |
Jenis Kelamin |
Hasil |
|
|
Skor |
Nilai |
|
|||
1 |
Abdan Saqura |
LK |
15 |
75 |
|
2 |
Andika Pratama |
LK |
14 |
70 |
|
3 |
Fauzan |
LK |
15 |
75 |
|
4 |
Hermanto |
LK |
16 |
80 |
|
5 |
Rhido Pengestu |
LK |
16 |
80 |
|
6 |
Azhari Maulan |
LK |
14 |
70 |
|
7 |
Eko Wahyudi |
LK |
14 |
70 |
|
8 |
Dede Satriya |
LK |
14 |
70 |
|
9 |
A. Haris |
LK |
14 |
70 |
|
10 |
Ema Fitriani |
PR |
14 |
70 |
|
11 |
Muhammad Saputra |
LK |
15 |
75 |
|
12 |
Giany Agnelly |
PR |
16 |
80 |
|
13 |
Heru Widianto |
LK |
14 |
70 |
|
14 |
Joko Trianggoro |
LK |
15 |
75 |
|
15 |
Letty Nadia Wilyan |
PR |
14 |
70 |
|
16 |
Mangasa Siregar |
PR |
14 |
70 |
|
17 |
Hendriansyah |
LK |
14 |
70 |
|
18 |
A. Syukur |
LK |
15 |
75 |
|
19 |
Nopika Dwi Wira. H |
PR |
15 |
75 |
|
20 |
Abd. Razak |
LK |
14 |
70 |
|
21 |
Rehan Al-jufri |
LK |
16 |
80 |
|
22 |
Rinaldo Azmi |
LK |
14 |
70 |
|
23 |
Rosdiana Purba |
PR |
16 |
80 |
|
24 |
Sari Adiya |
PR |
15 |
75 |
|
25 |
Siti Fatimah |
PR |
16 |
80 |
|
26 |
Sri Anggraini |
PR |
14 |
70 |
|
27 |
Sri Rahma Dewi |
PR |
14 |
70 |
|
28 |
Suci Novitri |
PR |
16 |
80 |
|
29 |
Sukirman |
LK |
14 |
70 |
|
30 |
Syarina Intan. H |
PR |
14 |
70 |
|
31 |
Tiana Al-Pionika |
PR |
14 |
70 |
|
32 |
Tamrin |
LK |
15 |
75 |
|
33 |
Prihartono |
LK |
14 |
70 |
|
34 |
Yesi Pratiwi |
PR |
16 |
80 |
|
Jumlah Nilai |
2500 |
||||
Nilai Rata-rata |
75,55 |
Dari rata-rata dari hasil hasil
tes siklus menunjukan bahwa rata-rata hasil tes siklus adalah 75, nilai
terendah adalah 70, sedangkan nilai tertinggi diperoleh siswa yaitu 80. siswa
yang mendapat nilai 70 sebanyak 26 orang.dan nilai 80 sebanyak. 8 orang. Hasil
tes pada siklus I ini belumlah mencapai KKM yang diinginkan yaitu mencapai
hasil tes nilai rata-rata 90-100.
b. Siklus II
1) Perencanaan Siklus II
Bertolak
dari hasil pengamatan dan refleksi pada tindakan siklus I, peneliti dan guru
yang bersangkutan mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada
siklus I. Hasil dari diskusi tersebut akan diterapkan pada siklus II. Kegiatan
diskusi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April 2011 di ruang guru MIN
Negeri 2 Bendosari. Peneliti dan guru akhirnya sepakat untuk memperbaiki
pembelajaran berbicara melalui teks dengan metode
bermain peran pada siklus II dengan penekanan pada penggunaan
lafal dan intonasi yang baik dalam membaca. Selain itu juga direncanakan
supaya guru memberikan motivasi yang lebih kepada siswa untuk berani bertanya
kepada guru. Akhirnya disepakati bahwa
jadwal tindakan siklus II akan dilaksanakan
pada hari Rabu dan Kamis
tanggal 13 dan 14
April 2011. pembelajaran berlangsung selama
dua pertemuan, masing-masing pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit)
yakni pada jam ke-4 dan ke-5, pukul 09.00 WIB sampai dengan 10.15 WIB. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas IV MIN Sebapo. Tahap perencanaan tindakan siklus II
meliputi kegiatan sebagai berikut:
a)
Guru kelas IV
dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis
tanggal 13 dan 14
April 2011. Hari pertama yaitu
Rabu tanggal 13 April 2011 pada jam ke-4 dan ke-5 selama 70 menit dari
pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB. Waktu selama 70 menit digunakan
untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, untuk kegiatan inti
pembelajaran 40 menit, dan untuk kegiatan akhir selama 10 menit. Hari kedua
yaitu Kamis tanggal 14 April
2011 pada jam ke-1 dan ke-2 selama 70 menit dari pukul 07.00 WIB sampai dengan
pukul 08.15 WIB direncanakan untuk
kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, untuk kegiatan inti pembelajaran
selama 40 menit, dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 10 menit.
Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran berbicara, membaca dan
menulis yang dilaksanakan dengan menggunakan ”teks pengumuman dan pantun”.
Pembelajaran pada siklus II ini lebih ditekankan pada penggunaan lafal dan
intonasi yang baik dalam membaca.
b) Guru dan peneliti
mempersiapkan metode yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan
tindakan siklus II. Metode yang
digunakan dalam tindakan siklus II
adalah gambar teks dan pantun yang
lebih jelas dan ceritanya lebih singkat hal ini untuk mempermudah siswa
memahami isi teks. Teks yang digunakan dalam siklus II berjudul Pengumuman
dan pantun”.
Gambar 3 : Teks Pengumuman Dan Pantun
c) Guru dan peneliti mempersiapkan lembar
observasi. Lembar observasi ini untuk pengamatan terhadap guru dan siswa.
2) Tindakan Siklus II
Pelaksanaan
tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 13 April 2011. Tindakan
dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2
x 35 menit), yakni pada jam ke-4 dan ke-5, pukul 09.00 WIB sampai dengan 10.15
WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas
IV MIN Negeri Sebapo. Pelaksanaan
tindakan siklus II ini guru kelas
bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar. Peneliti
melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Guru masuk ke dalam
kelas dan mengkondisikan siswa.
b) Guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu, yaitu ”Teks Pengumuman dan Pantun
c) Salah satu siswa
ditunjuk untuk membaca teks yang telah
disampaikan guru pada pembelajaran yang lalu. Kali ini siswa yang ditunjuk
adalah siswa jarang tampil di depan kelas, sehingga siswa yang lain akan lebih tertarik untuk memperhatikan
karena rasa penasaran.
d) Siswa memperhatikan bacaan
teks yang disampaikan guru melalui metode gambar. Dalam penyampaian teks guru
lebih menekankan pada penggunaan lafal
dan intonasi yang baik, sehingga siswa
lebih memahami isi dari teks tersebut.
e) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang bacaan dari teks
yang telah disampaikan. Dengan
bermodalkan pemahaman isi teks yang lebih baik maka siswa lebih bersemangat dan
aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan guru mengenai penokohan dalam teks
f) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil
pembelajaran tentang teks yang telah dilaksanakan.
Tindakan
siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 April 2011
selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit), yakni pada jam ke-1 dan ke-2, pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul
08.15 WIB di ruang kelas IV MIN Sebapo. Pelaksanaan
tindakan siklus II pertemuan kedua ini
sama halnya seperti pada pertemuan pertama yaitu guru bertindak sebagai
pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan
observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran.
Adapun
urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a) Guru melakukan
apersepsi dengan bertanya tentang teks yang telah diberikan, yaitu membaca teks yang telah disampaikan guru
kemarin. Siswa pun meresponnya dengan mendengar
bacaac teks tersebut, dengan demikian
siswa telah dapat mengungkapkan sedikit isi teks dengan bahasanya sendiri tentunya dengan penggunaan lafal dan intonasi yang sedikit lebih baik
dari siklus I.
b) Guru kembali membaca
“teks pengumuman dan pantun” yang telah disampaikan pada pembelajaran yang lalu
dengan menggunakan lafal dan intonasi yang baik dan siswa memperhatikan.
c) Siswa menjelaskan isi
teks pengumuman dan pantundengan bimbingan guru secara bersama-sama dan
menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang isi teks kepada guru.
d) Guru mengevaluasi
siswa dengan menyuruh siswa membaca ke depan kelas satu per satu dengan cara
mengacungkan tangan, agar siswa yang sudah siap bisa maju lebih dulu untuk membaca
kembali isi teks dengan menggunakan
bahasanya sendiri serta menggunakan lafal dan intonasi yang baik.
e) Siswa dan guru
melaksanakan tanya jawab tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah
pembelajarannya kurang menarik atau kekurangan apa yang masih harus diperbaiki
dalam pembelajaran supaya pembelajaran berikutnya dapat lebih baik.
3)
Pengamatan Siklus II
Peneliti
mengamati guru yang sedang mengajar di ruang
kelas IV MIN Sebapo dengan materi membaca
teks pengumuman dan pantun. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13
April 2011 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.15 WIB dan pada
hari Kamis tanggal
14 April 2011 pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.15 WIB. Pada
pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua guru
mengajarkan materi membaca melalui teks
pengumuman dan pantun yang ditekankan pada penggunaan lafal dan intonasi yang
baik. Awal pembelajaran pada pertemuan pertama guru memulainya dengan
apersepsi, yaitu bertanya jawab tentang materi yang telah lalu. Materi
tersebut adalah membaca teks
dengan penekanan pada
penggunaan lafal dan
intonasi yang baik. Kegiatan dilanjutkan
penunjukkan salah satu siswa yang jarang tampil di depan kelas untuk membaca
teks yang disampaikan guru pada pertemuan yang lalu. Kemudian dilanjutkan
dengan guru membaca dan menulis teks tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan
guru dengan penggunaan lafal dan
intonasi yang baik. Kegiatan dilanjutkan
bertanya jawab tentang materi
teks yang telah disampaikan. Kemudian
guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dan diakhiri dengan evaluasi yaitu siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah
disiapkan guru serta tidak lupa guru memberikan tugas di rumah.
Awal
pembelajaran pada pertemuan kedua guru
memulainya dengan apersepsi, yaitu bertanya jawab tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada teks
yang telah disampaikan pada pertemuan yang lalu. Kegiatan dilanjutkan
penunjukkan salah satu siswa yang jarang
tampil di depan kelas untuk membaca dan menulis teks yang disampaikan guru pada
pertemuan yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan guru membaca kembali sedikit
tentang tek pengumuman dan pantun. Kegiatan ini dilaksanakan guru dengan penggunaan lafal dan intonasi yang
baik. Kegiatan dilanjutkan dengan siswa membaca dan menulis tentang isi teks
dengan bimbingan guru. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi yaitu guru menyuruh
siswa membaca dan menulis di depan kelas urut satu per satu dengan cara
mengacungkan tangan. kegiatan ini
dilakukan siswa dengan menerapkan penggunaan lafal dan intonasi yang baik.
Kegiatan pada pertemuan kedua diakhiri
dengan Tanya jawab tentang pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
Aktivitas
guru dalam pembuatan RPP,
penggunaan metode, dan pemberian
motivasi kepada siswa sangat baik. Keaktifan, keberanian, kreativitas dan
inisiatf siswa rata-rata meningkat dibandingkan dengan siklus II. Dalam membaca dan menulis pun siswa sudah
lebih baik. Siswa yang belum mampu mencapai target KKM 60 hanya satu siswa.
Hasil
pengamatan peneliti dan kolaborator menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan yang
dijalankan sudah sesuai dengan rencana, walaupun ada beberapa hambatan yang
disebabkan perilaku yang kurang disiplin. Rangkuman hasil observasi
pembelajaran dalam siklus I terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 10 : Data Pembelajaran Siklus I
NO |
Aspek yang diamati |
Ya |
Tidak |
Kegiatan / Penjelasan Singkat |
I |
Pra Pembelajaran |
|
|
|
1 |
Mengkondisikan kelas sebagai tempat pembelajaran |
ü |
|
Setiap pertemuan guru selalu mengkondisikan kelas
dengan baik supaya pembelajaran lebih bermakna |
2 |
Mengkondisikan kelas / memeriksa kesiapan siswa |
ü |
|
Guru siap dengan media/alat pelajaran sesuai
dengan materi yang akan dipelajari pada setiap pertemuan |
3 |
Meyiapkan materi pembelajaran |
ü |
|
Setiap pertemuan guru selalu menyiapkan materi
yang akan disampaikan sebelum proses pembelajaran berlangsung |
4 |
Pengelolaan kelas |
ü |
|
Menenangkan kelas sebelum memulai pembelajaran
dan mengatur siswa |
II |
Membuka Pelajaran |
|
|
|
1 |
Mengadakan Appersepsi |
ü |
|
Guru mengaitkan bahan ajar yang lama dengan bahan
ajar yang baru |
2 |
Mengadakan pre test |
ü |
|
Guru memberikan beberapa pertanyaan sehubungan
dengan materi yang akan disampaikan |
3 |
Menyampaikan kompotensi yang akan dicapai sesuai
dengan kegiatan |
ü |
|
Guru memberikan tujuan dari kegiatan yang akan
dilaksanakan |
4 |
Memberikan penjelasan dan arahan yang berkaitan
dengan teks pengumuman dan pantun dalam pembelajaran |
ü |
|
Guru memberikan penjelasan dan arahan mengenai
belajar dengan menggunakan teks pengumuman dan pantun, cara membaca dan
menulis |
III |
Kegiatan Inti |
|
|
|
1 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran |
ü |
|
Guru menjelaskan konsep materi yang dipelajari
yaitu pembacaan teks pengumuama dan pantun |
2 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan gambar teks pengumuaman dan pantun |
ü |
|
Guru memberikan materi pelajaran dengan
menggunakan gambar teks pengumuman dan pantun atau dituliskan di papan tulis |
3 |
Menggunakan gambar bantu pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan dan materi pembelajaran |
ü |
|
Alat bantu yang digunakan sesuai dengan pokok
bahasan (materi) yang sedang dipelajari pada setiap pertemuan |
4 |
Memberikan penjelasan yang berkaitan dengan
pembelajaran |
ü |
|
Guru menjelaskan penjelasan yang berkaitan dengan
kegiatan yang telah dilaksanakan dan bersama siswa membuat kesimpulan dari
kegiatan yang telah dipelajari |
5 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
individual dan kelompok |
ü |
|
Secara kelompok dan individual |
6 |
Melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia sesuai dengan prosedurnya
|
ü |
|
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia sesuai dengan prosedurnya, dimana guru menjelaskan materi serta
menjelas gambar tek pengumuman dan pantun dalam materi pembelajaran |
IV |
Kegiatan Penutup |
|
|
|
1 |
Menangani pertanyaan dan respon dari siswa |
ü |
|
Selalu merespon semua pertanyaan siswa |
2 |
Memberikan LKS |
ü |
|
Guru memberikan LKS kepada siswa setiap akhir
pembelajaran sebagai umpan balik |
3 |
Memberikan penilaian hasil kerja siswa |
ü |
|
Penilaian diberikan kepada siswa secara langsung berdasarkan
hasil kerja siswa |
4 |
Mengelola waktu pembelajaran |
ü |
|
Menggunakan waktu secara efektif dan seefesien
mungkin, sehingga tujuan pembelajaran tercapai |
5 |
Menutup pembelajaran |
ü |
|
Setiap akhir pembelajaran guru selalu
menyimpulkan dan menutu pelajaran |
4) Refleksi Siklus II
Tindakan
siklus II yang dilaksanakan selama dua
pertemuan masing-masing dua jam pelajaran (2 x 35 menit) ini menunjukkan hasil yang diharapkan
yaitu lebih dari 80% siswa telah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal
yaitu 80.
Berdasarkan
pengamatan dan analisa hasil tulisan siswa maka guru dan peneliti sepakat untuk
mengakhiri siklus tindakan penelitian dalam pembelajaran membaca, mendengar,
bicara dan menulis.
Tabel 11 : Hasil tes belajar siklus II
No |
Nama |
Jenis Kelamin |
Hasil |
|
|
Skor |
Nilai |
|
|||
1 |
Abdan Saqura |
LK |
18 |
90 |
|
2 |
Andika Pratama |
LK |
18 |
90 |
|
3 |
Fauzan |
LK |
19 |
95 |
|
4 |
Hermanto |
LK |
20 |
100 |
|
5 |
Rhido Pengestu |
LK |
20 |
100 |
|
6 |
Azhari Maulan |
LK |
19 |
95 |
|
7 |
Eko Wahyudi |
LK |
20 |
100 |
|
8 |
Dede Satriya |
LK |
19 |
95 |
|
9 |
A. Haris |
LK |
18 |
90 |
|
10 |
Ema Fitriani |
PR |
20 |
100 |
|
11 |
Muhammad Saputra |
LK |
18 |
90 |
|
12 |
Giany Agnelly |
PR |
19 |
95 |
|
13 |
Heru Widianto |
LK |
18 |
90 |
|
14 |
Joko Trianggoro |
LK |
18 |
90 |
|
15 |
Letty Nadia Wilyan |
PR |
20 |
100 |
|
16 |
Mangasa Siregar |
PR |
20 |
100 |
|
17 |
Hendriansyah |
LK |
19 |
95 |
|
18 |
A. Syukur |
LK |
18 |
90 |
|
19 |
Nopika Dwi Wira. H |
PR |
18 |
90 |
|
20 |
Abd. Razak |
LK |
19 |
95 |
|
21 |
Rehan Al-jufri |
LK |
20 |
100 |
|
22 |
Rinaldo Azmi |
LK |
19 |
95 |
|
23 |
Rosdiana Purba |
PR |
20 |
100 |
|
24 |
Sari Adiya |
PR |
18 |
90 |
|
25 |
Siti Fatimah |
PR |
19 |
95 |
|
26 |
Sri Anggraini |
PR |
19 |
95 |
|
27 |
Sri Rahma Dewi |
PR |
19 |
95 |
|
28 |
Suci Novitri |
PR |
18 |
90 |
|
29 |
Sukirman |
LK |
20 |
100 |
|
30 |
Syarina Intan. H |
PR |
20 |
100 |
|
31 |
Tiana Al-Pionika |
PR |
19 |
95 |
|
32 |
Tamrin |
LK |
20 |
100 |
|
33 |
Prihartono |
LK |
18 |
90 |
|
34 |
Yesi Pratiwi |
PR |
20 |
100 |
|
Jumlah Nilai |
3235 |
||||
Nilai Rata-rata |
90,55 |
Dari
hasil evaluasi terhadap pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II dapat
dikatakan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
disususn sebelumnya dan telah mencapai nilai yang diharapkan. Hasil nilai pada
siklus II telah menunjukkan Ketuntasan Keberhasilan Belajar (KKM) yaitu
rata-rata nilai terendah 95,55 sedangkan nilai tertinggi yaitu 100. siswa yang
mendapat nilai 90 berjumlah 22 orang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 100
yaitu 12 orang. Hal ini dapat dikatan berhasil karena siswa telah mencapai
target hasil nilai yang diharapkan yaitu 80 - 100.
B. Hasil Penelitian
Pelaksanaan tindakan dalam
penelitian ini didapatkan hasil diantaranya adalah perubahan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran, perubahan cara
mengajar guru dan perubahan hasil belajar dari siswa. Secara keseluruhan,
perubahan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian ini.
Bardasarkan hasil
observasi terhadap aktivitas siswa dapat
dilihat adanya kemajuan yang sangat baik. Keaktivan siswa berangsur-angsur
meningkat, keberanian siswa juga meningkat. Kreativitas dan inisiatif siswa
meningkat dari 2,75 pada siklus I meningkat menjadi 3,55 pada siklus II hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 12 : Hasil tes belajar siklus I dan
II
No |
Nama |
Jenis Kelamin |
Nilai Pratindakan |
Nilai Siklus I |
Nilai Siklus II |
|||
Skor |
Nilai |
Skor |
Nilai |
Skor |
Nilai |
|||
1 |
Abdan Saqura |
LK |
10 |
50 |
15 |
75 |
18 |
90 |
2 |
Andika Pratama |
LK |
11 |
55 |
14 |
70 |
18 |
90 |
3 |
Fauzan |
LK |
10 |
50 |
15 |
75 |
19 |
95 |
4 |
Hermanto |
LK |
12 |
60 |
16 |
80 |
20 |
100 |
5 |
Rhido Pengestu |
LK |
12 |
60 |
16 |
80 |
20 |
100 |
6 |
Azhari Maulan |
LK |
12 |
60 |
14 |
70 |
19 |
95 |
7 |
Eko Wahyudi |
LK |
12 |
60 |
14 |
70 |
20 |
100 |
8 |
Dede Satriya |
LK |
10 |
50 |
14 |
70 |
19 |
95 |
9 |
A. Haris |
LK |
12 |
60 |
14 |
70 |
18 |
90 |
10 |
Ema Fitriani |
PR |
11 |
55 |
14 |
70 |
20 |
100 |
11 |
Muhammad Saputra |
LK |
10 |
50 |
15 |
75 |
18 |
90 |
12 |
Giany Agnelly |
PR |
12 |
60 |
16 |
80 |
19 |
95 |
13 |
Heru Widianto |
LK |
10 |
50 |
14 |
70 |
18 |
90 |
14 |
Joko Trianggoro |
LK |
12 |
60 |
15 |
75 |
18 |
90 |
15 |
Letty Nadia Wilyan |
PR |
12 |
60 |
14 |
70 |
20 |
100 |
16 |
Mangasa Siregar |
PR |
10 |
50 |
14 |
70 |
20 |
100 |
17 |
Hendriansyah |
LK |
10 |
50 |
14 |
70 |
19 |
95 |
18 |
A. Syukur |
LK |
10 |
50 |
15 |
75 |
18 |
90 |
19 |
Nopika Dwi Wira. H |
PR |
12 |
60 |
15 |
75 |
18 |
90 |
20 |
Abd. Razak |
LK |
11 |
55 |
14 |
70 |
19 |
95 |
21 |
Rehan Al-jufri |
LK |
10 |
50 |
16 |
80 |
20 |
100 |
22 |
Rinaldo Azmi |
LK |
12 |
60 |
14 |
70 |
19 |
95 |
23 |
Rosdiana Purba |
PR |
12 |
60 |
16 |
80 |
20 |
100 |
24 |
Sari Adiya |
PR |
11 |
55 |
15 |
75 |
18 |
90 |
25 |
Siti Fatimah |
PR |
12 |
60 |
16 |
80 |
19 |
95 |
26 |
Sri Anggraini |
PR |
12 |
60 |
14 |
70 |
19 |
95 |
27 |
Sri Rahma Dewi |
PR |
10 |
50 |
14 |
70 |
19 |
95 |
28 |
Suci Novitri |
PR |
10 |
50 |
16 |
80 |
18 |
90 |
29 |
Sukirman |
LK |
12 |
60 |
14 |
70 |
20 |
100 |
30 |
Syarina Intan. H |
PR |
11 |
55 |
14 |
70 |
20 |
100 |
31 |
Tiana Al-Pionika |
PR |
12 |
60 |
14 |
70 |
19 |
95 |
32 |
Tamrin |
LK |
12 |
60 |
15 |
75 |
20 |
100 |
33 |
Prihartono |
LK |
11 |
55 |
14 |
70 |
18 |
90 |
34 |
Yesi Pratiwi |
PR |
10 |
50 |
16 |
80 |
20 |
100 |
Jumlah Nilai |
1890 |
2500 |
3235 |
|||||
Nilai Rata-rata |
60,55 |
75,55 |
90,55 |
Berdasarkan hasil observasi
kegiatan guru dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas guru. Kegiatan persiapan, pelaksanaan
pembelajaran, dan pelaksanaan evaluasi pada akhir siklus jauh lebih baik dari
pada siklus I. hasil observasi
menunjukkan adanya peningkatan yaitu
3,00 pada siklus I meningkat menjadi 3,63 pada siklus II. Hasil penelitian yang lainnya adalah nilai
hasil belajar siswa kelas IV. Nilai
tersebut terdiri atas nilai mendengar, berbicara, membaca, dan menulis siklus I dan siklus II sebagai kondisi akhir. Hasil nilai pada siklus I adalah pada
tabel 1.
Tabel 13. Hasil Nilai Siklus I
NO |
NILAI |
SESUDAH
SIKLUS I |
|
JUMLAH
SISWA |
PERSEN |
||
1 |
Kurang
dari 60 |
0 |
0 |
2 |
65
s/d 69 |
0 |
0 |
3 |
70
s/d 75 |
26 |
76,48% |
4 |
76
s/d 79 |
0 |
0,00% |
5 |
80
s/d 85 |
8 |
23,52% |
6 |
86
s/d 100 |
0 |
0 |
JUMLAH |
34 |
100 |
Berdasarkan hasil penelitian siklus I, siswa telah
mengalami peningkatan dalam menggunakan lafal dan intonasi pada pembelajaran mendengar, bicara, membaca
dan menulis. Lebih jelasnya, nilai hasil berbicara siswa pada siklus I dibuat
grafik sebagai berikut:
Gambar 4: Grafik Hasil nilai
Siklus I
Siklus I yang telah
dilaksanakan ternyata masih terdapat kelemahan. Kelamahan tersebut adalah masih
kurang tepatnya penggunaan lafal dan
intonasi oleh siswa. Kelemahan tersebut
diperbaiki dalam pembelajaran
berbicara pada siklus II dengan
lebih menekankan pada penggunaan lafal dan intonasi yang baik. Siklus II
dilaksanakan tindakan berupa penerapan
penggunaan lafal dan intonasi yang baik dalam pembelajaran berbicara. Hasil nilai pada siklus II dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 14. Nilai
Siklus II
NO |
NILAI |
SESUDAH
SIKLUS II |
|
JUMLAH
SISWA |
PERSEN |
||
1 |
Kurang
dari 70 |
0 |
0,00% |
2 |
76
s/d 79 |
0 |
0,00% |
3 |
80
s/d 85 |
0 |
0,00% |
4 |
86
s/d 89 |
0 |
0,00% |
5 |
90
s/d 95 |
22 |
65,00% |
6 |
96
s/d 100 |
12 |
35,00% |
JUMLAH |
34 |
100% |
Dalam pelaksanaan tahap siklus II, telah terjadi peningkatan yang cukup
signifikan dalam hal penekanan penggunaan lafal dan intonasi yang baik. Dalam pelaksanaan siklus II ini banyak siswa telah melakukan
pertanyaan langsung kepada guru sehingga siswa lebih berani dan termotivasi. Lebih jelasnya dapat dibuat grafik sebagai
berikut:
Gambar 5: Grafik Nilai Siklus II
Berdasarkan hasil nilai nilai siswa siklus II di atas dapat diketahui kondisi akhir dari
kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis siswa. Siswa yang masih
dibawah KKM (60) tidak ada (0,00%). Siswa yang telah mencapai nilai KKM (80-100)
adalah 34 siswa (100,00%).
|
BAB
V
PENUTUP
A. Temuan Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan didalam dua siklus
dengan penggunaan teks dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Sebapo Kec. Mestong Kab. Ma. Jambi, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui materi mendengar, berbicara,
membaca dan menulis setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penggunaan teks
pengumuman dan pantun. Hal tersebut terlihat dari aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran yang semakin meningkat dalam setiap
siklusnya, yaitu nilai rata-rata hasil pengamatan guru pada siklus I 2,75% dan
meningkat menjadi 50,55% pada siklus II. Dan dilihat dari hasil tes membaca dan
menulis pada siklus I diketahui 26 dari 34 siswa telah mencapai nilai KKM (80),
dan meningkat pada siklus II di mana 34 dari 34 siswa telah berhasil mencapai
nilai KKM (100).
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus tersebut diatas, ternyata hipotesis
yang telah dirumuskan terbukti kebenarannya artinya ternyata langkah
pembelajaran melalui teks dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa
kelas IV Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MIN) Sebapo Kec. Mestong Kab. Ma. Jambi.
tahun 2011.
Penerapan
pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran mendengar, bicara, membaca
dan menulis dengan menggunakan teks
dalam pelaksanaan pembelajaran
Bahasa Indonesia. Teks yang dipakai dalam penelitian ini adalah teks pengumuman dan pantun (fabel). Prosedur penelitiannya terdiri dari
2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 07 April 2011 dan Jum’at 08 April 2011. Siklus II dilaksanakan
pada hari Rabu 13 April 2011 dan Kamis 14
April 2011. Adapun indikatornya adalah : (1) Siswa dapat
mendengarkan Pembacaan pengumuman, (2) Siswa dapat menuliskan isi pokok
pengumuman, (3) Siswa dapat menulis isi pengumuman ke dalam beberapa kalimat
(4) Siswa dapat membaca pantun, (5) Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri pantun.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan
implikasi teoretis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut:
1.
Implikasi Teoritis
Implikasi teoretis dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya
temuan-temuan positif ke arah pengayaan pengetahuan dalam hal pembelajaran
Bahasa Indonesiai. Penelitian ini dapat membuka wawasan pemahaman dan
pendalaman materi mendengar, berbicara, membaca dan menulis khususnya membaca
dengan lafal dan intonasi yang baik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah. Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap penggunaan teks yang
selama ini masih jarang diterapkan oleh guru.
2.
Implikasi Praktis
Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa
kemampuan membaca dan menulis dapat ditingkatkan dengan penggunaan teks. Maka hasil penelitian dapat
diimplikasikan sebagai berikut:
a) Memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat
memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan
tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
b) Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam pembelajaran,
khususnya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia aspek membaca dan menulis di sekolah ibtidaiyah/dasar dan pelajaran
lain pada umumnya.
c) Menunjukkan
pentingnya sebuah alat peraga dalam pembelajaran yang sudah terbukti menurunkan
keabstrakan suatu konsep dan dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan
kemampuan siswa.
B. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari
hasil penelitian yang penulis paparkan pada bab- bab terdahulu dapatlah disimpulkan:
1.
Strategi guru dengan menggunakan
Metode Tanya jawab dan Metode Resitasi dapat mengatasi masalah kesulitan siswa
dalam pelajaran bahasa indonesia kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nageri (MIN)
Sebapo Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi
2.
Dari penerapan siklus I dan siklus
II hasil nilai siswa dapat meningkat dalam pelajaran bahasa indonesia kelas IV
di madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sebapo kecamatan Mestong Kabupaten Muaro
Jambi.
C. Saran-Saran
Berdasarkan simpulan tersebut diatas beberapa saran yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan
uraian penutupan skripsi ini adalah :
1. Bagi sekolah
Mengupayakan pengadaan berbagai alat dalam pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya kelas IV baik permintaan maupun swadaya sekolah. Sehingga lebih
menunjang dalam penanaman konsep-konsep Bahasa Indonesia secara lebih nyata
sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Bagi guru
Mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas
belajar yang diperlukan karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar
pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Bagi siswa
Siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan
tugas-tugas yang
diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh hasil
belajar yang optimal.
D. KATA PENUTUP
Berkat Rahmat Allah SWT, maka sampailah penulis pada akhir dari penulisan
skripsi ini. Perlu kiranya penulis kemukakan segenap daya telah penulis
curahkan secara maksimal dalam penulisan skripsi ini. Apabila dalam
pembahasannya terdapat hal-hal yang bermanfaat, maka bersyukurlah kepada Tuhan, karena berkat petunjuk dan
hidayah-Nya juga.
Sebaliknya jika di sana-sini
terdapat kekurangan, maka hal itu adalah kesalahan dari penulis itu
sendiri, sebab keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh sebab itu penulis akan
menerima segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan
skripsi ini. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbli ‘Alamin,
kita bersyukur kehadirat Allah SWT, dan selalu berdo’a semoga tulisan ini dapat
memberi manfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman serta taufik hidayahnya
selalu bersama kita. Amin.
[1] Dokumentasi, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebapo Tahun 2011
[2] Ibid, h. 74
[3] Ibid, hal. 77
[4] Suharsimi, Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi
Aksara, hal. hal. 172 : 2010
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif da R&D. Bandung : Alfabeta, hal, 145 : 2010
[6]
Ibid, hal. 145
[7]
Ibid, hal. 245
[8]
Ibid, hal. 32
[9]
Ibid., hal. 93
[10] Ibid, hal. 137
[11] Ekawarna, Rayandara Ashar. M. Salam Penelitian Tindakan Kelas. (panduan untuk penulisan skripsi). Jakarta : Gaung Persada, hal. 49 : 2010
[12] Ibid, hal. 246
[13] Iskandar, Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif) Jakarta : hal, 223 :
2008
[14] Ibid, hal.. 223
[1] Poewardarminta, Kamus-kamus
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 1995. h.7
[2] Henry Guntur Taringan, Membaca
Ekspresif, Bangdung : Angksa, 1983. h. 2
[3]Ibid,
h. 2
[4] Anwar Saiful, Metodologi
Pengejaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta :
Raja Grapindo. 1995. h. 188-189
[5]Saiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar, Jakarta : Renika cipta, 2002 h. 79
[6] Roestiyah, N.K, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : Renika Cipta, 2008, h. 1
[7]Saiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar, Jakarta : Renika cipta, 2002 h. 79
[8] Ibid. h.96-97
[9] Mukhtar, Op Cit. h. 82-83
[10] Saiful Bahri, Op Cit. h. 151
[11] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhinya, Op. Cit. h, 54
[12] Sikun Pribadi, Mutiara-mutiara
Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1987, h. 41
[13] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar
Mengajar, Bandung : PT Refika aditama, 2007, hlm. 15
[14] Ibid., hlm. 55
[15] http://www.Dhanay.Co.cc/2010/11/pengertian
metode pembelajaran.html
[16] Ibid., hlm. 84-85
[17] Syaiful Bahri Djamarah dkk, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010, h. 83-84
[18] Ibid., hlm. 84-85
[19] Reosityah, Strategi Belajar Mengajar, 2008.
h, 129
[20] Ibid h. 102
[21] Roestiyah, Op Cit. hlm 83
[22] Sudirman, Op Cit h. 133
[23] Made Pidarta. Cara Belajar-mengajar Di
Negara Maju. Jakarta : Bima Aksara. 1990. hlm 64
[24] Ibid, h. 105-106
[25] Ibid, h. 105-106
[26] Djamarah. Op Cit. h. 102-103
[27] Roesitya, Op. Cit. h. 133
[28] Ibid., hlm. 85-87
[29] Rosma, Hariyanti Sam’s. Model
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. KTD 2010. h. 58
[30] Ibid, h. 61
[31] E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan
Kelas, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009, Hlm. 63
[1] Oemar Hamalik, Pendidikan Guru
Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta : Bumi Aksara. 2002, h. 39
[2] Muhammad Nurdin. Kiat
Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Primasophie, 2004 h. 141
[3] Ibid, h.141
[4] Darwyn Syah, Perencanaan System
Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Gaung persada press, 2007,
hlm. 152
[5] Ibid., Hlm. 153
[6] Slameto Belajar dan faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta : Renika Cipta, 2003. h, 54
0 $type={blogger}:
Posting Komentar