Jumat, 12 Juli 2024


BAB I


BABI 

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

 Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpinan puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara bangaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.[1] Strategi berasal dari bahasa Yunani strategies yaitu stratos dan ageia. Stratos berarti militer sedangkan ageia berarti memimpin yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.[2] Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.[3] Pada kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah suatu ilmu untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.[4]

Pemasaran seringkali dikaitkan oleh banyak pihak dengan penjualan (sales), sales promotion girl, iklan, promosi, atau produk. Bahkan seringkali orang menyamakan profesi marketer (pemasar) dengan sales (penjual). Namun sebenarnya pema-saran tidaklah sesempit yang diindentikkan oleh banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan. Pemasaran lebih merupakan “suatu seni menjual produk”, sehingga pemasaran proses penjualan yang dimulai dari perencanaan produk sampai dengan setelah produk itu terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya berkutat pada terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa.[5]

Strategi pemasaran adalah rencana menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan melalui periklanan, program promosi, penjualan, program produk, dan pendistribusian[6] Menurut Buchari Alma, strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan atau usaha dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.[7] Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha dan pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta lokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan yang selalu berubah.[8]

Keripik pisang adalah produk yang dihasilkan melalui pengupasan, pengirisan, dan penggorengan yang berbahan baku pisang mentah yang sudah tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu keripik pisang adalah jenis pisang, tingkat kematangan serta perlakuan pendahuluan. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat dibuat keripik, namun jenis pisang yang paling baik untuk dibuat keripik adalah pisang nangka, pisang kepok kuning, pisang tanduk, dan pisang siem.[9]

Pemasaran produk keripik buah, terutama dari sisi harganya yang terbilang cukup mahal bagi ukuran masyarakat kelas menengah ke bawah, hal ini menjadi semacam tantangan bagi produsen keripik buah untuk bisa lebih menekan biaya operasional terutama misalnya lewat penciptaan mesin penggorengan yang lebih murah namum kualitasnya tetap terjaga.[10]

Peranan Usaha Kecil Menengan (UKM) yang sangat besar tersebut, memberikan pemahaman bahwa UKM harus dapat ditingkatkan untuk lebih baik lagi. Usaha Kecil Menengah (UKM) akan mampu bertahan dan juga bersaing apabila mampu menerapkan pengelolaan manajemen pemasaran secara baik. Pengelolaan manjamen secara umum mencakup bidang pemasaran produksi, sumber daya manusia (SDM), dan keuangan. Konsep dan perancangan tertentu di tingkat strategi merupakan faktor kunci keberhasilan.[11] UMKM memiliki Undang-Undang tersendiri. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UU 20/2008 tentang UMKM diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93 dan Penjelasan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Landasan hukum syariah tidak terlepas pada usaha seseorang dalam mencari rezeki untuk kelangusungan hidup di dunia yang mana telah di jelaskan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 105, yang berbunyi :

È@è%ur (#qè=yJôã$# uŽz|¡sù ª!$# ö/ä3n=uHxå ¼ã&è!qßuur tbqãZÏB÷sßJø9$#ur ( šcrŠuŽäIyur 4n<Î) ÉOÎtã É=øtóø9$# Íoy»pk¤9$#ur /ä3ã¥Îm7t^ãsù $yJÎ/ ÷LäêZä. tbqè=yJ÷ès?  

Artinya :  Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.[12]

 

Dari ayat tersebut memerintahkan manusia agar berkerja keras maka Allah SWT pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Maka kita perlu melaksanakan strategi pemasaran agar usaha yang didirikan dapat bertahan lama.

     Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya telah memberi gambaran mengenai strategi pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko  salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Angipta Soma Nugraha (2011) yang berjudul skripsi “Strategi Pemasaran Keripik Tempe Pada Industri Rumah Tangga Di Kecamatan   Baturetno   Kabupaten   Wonogiri”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor internal keripik tempe pada industri rumah tangga yang menjadi kekuatan adalah kualitas terjaga, sedangkan yang menjadi kelemahan adalah modal kecil dan kurang promosi. Faktor eksternal yang menjadi peluang keripik tempe pada industri adalah minat konsumen tinggi dan fleksibilitas keripik tempe, sedangkan yang menjadi ancaman adalah persaingan produk antar daerah. Posisis industri rumah tangga keripik tempe berada pada sel I tumbuh dan bina yang berarti posisi industri keripik tempe berada pada posisi yang kuat dan daya tarik yang tinggi.[13]

Perbedaan beberapa penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang akan penulis lakukan ini terletak Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko, teori yang digunakan berbeda, selain itu penelitian yang akan penulis lakukan ini untuk mengkaji Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko dan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko, metodologi dan objek yang diteliti pun berbeda

Saat ini banyak berkembangnya usaha mikro, terutama yang terkait dengan usaha boga karena di anggap mudah untuk memenuhi usahanya, konsumsi sebagian besar  orang membutuhkan cemilan untuk teman minum.  Keripik pisang Miros salah satu produk yang dikembangkan oleh usaha di Kebun Sayur Bangko. Hal ini dapat dilihat dari produksi buah pisang yang dihasilkan beberapa tahun yang lalu, dapat dilihat  pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Data penjual keripik pisang Miroso pada promosi pemasaran industri rumah tangga pada enam bulan terakhir tahun 2022 [14]

No

Uraian

Tahun 2022

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

1

Kemasan 100 gram

Jumlah (Unit)

95

102

112

137

152

201

Harga (Rp)

2.000

2.000

2.000

2.000

2.000

2.000

Nilai (Rp)

190000

204000

224000

274000

304000

402000

2

Kemasan 500 gram

Jumlah (Unit)

86

85

103

114

173

198

Harga (Rp)

20.000

20.000

20.000

20.000

20.000

20.000

Nilai (Rp)

1720000

1700000

2060000

2280000

3460000

3960000

3

Kemasan 1000 gram

Jumlah (Unit)

79

83

99

103

120

153

Harga (Rp)

30.500

30.500

30.500

30.500

30.500

30.500

Nilai (Rp)

2409500

2531500

3019500

3141500

3660000

4666500

 

Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil promosi pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga pada lima bulan terakhir ini produksi buah pisang yang di hasilkan cukup tinggi, namun kecenderungan konsumen masih menurun dimana konsumen atau pelanggan pada industri kripiki pisang Miroso ini hanyalah konsumen menengah ke bawah. Disamping itu promos pemasaran keripiki pisang Miroso juga hanya pada pasar tradional yang masih kesulitan mempromikannya pada pasar-pasar modern.

Observasi awal peneliti (grend tour) di tempat usaha prdoduksi keripik pisang miroso yang berada di kelurahan  Dusu Bangko tepatnya di pasar kota Bangko, penulis menemukan bahwa usaha produksi keripiki pisang Miroso dibawah pimpinan ibu Yuniarti sudah berjalan dengan baik, meskipun bahan bakunya cukup terkdala dalam mendapatkannya dan memperkejakan 5 karyawan yang bekerja pada industri rumahan ini atau industri UMK. Disisi lain keripik pisang miroso ini belumlah banyak dikenal oleh masyarakat luas dan persaingan dengan produk makanan ringan lain yang menjamur di kota Bangko sehingga dalam pemasaran keripik pisang miroso ini terdapat kendala-kendala yang sering di hadapi oleh unit usaha rumahan ini. [15]

Tabel 2. Data penghasilan Produksi keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga pada enam bulan terakhir.[16]

No

Bulan

Jumlah

Bungkus

Penghasilan (Rp)

Modal (Rp) + Biaya Operasional lain

Keuntungan (Rp)

1

Mei

54

Rp4.319.500

Rp1.500.000

Rp2.819.500

2

Juni

72

Rp4.435.500

Rp1.500.000

Rp2.935.500

3

Juli

96

Rp5.303.500

Rp1.500.000

Rp3.803.500

4

Agustus

119

Rp5.695.500

Rp1.500.000

Rp4.195.500

5

September

131

Rp7.424.000

Rp2.000.000

Rp5.424.000

6

Oktober

140

Rp9.028.500

Rp2.500.000

Rp6.528.500

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan keungtungan bersih yang diperoleh industri keripik pisang Miroso pada setiap bulan cuku meningkat, meskipun belumlah mencapai tingkat keuntungan yang lebih. Namun disini terlihat pada tiga bulan terakhir cukup menjanjikan pendapatan yang diterima.

Industri keripik pisang miroso di Kelurahan Dusu Bangko Kecamatan Bangko telah berjalan lancar walaupun tidak memiliki manajemen yang baik dan dasar pendidikan yang tinggi. Kelancaran industri ini bukan tidak ada masalah. Pemasaran keripik pisang hanya berada  di  sekitar  Bangko  saja,  sehingga  kurang  dapat  bersaing dengan keripik pisang daerah lain yang sudah tersebar di berbagai daerah. Ketiadaan merk dan kemasan yang kurang baik juga menjadikan keripik pisang miroso kurang dapat dinikmati masyarakat di luar daerah. Oleh-oleh  sebaiknya  memiliki kemasan dan merk yang baik pula, sehingga dapat sebagai alat promosi dan semakin banyak orang yang mengetahui dan menyukai keripik pisang miroso. Peningkatan  produktivitas UKM yang berkembang di kota Bangko menarik perhatian untuk diteliti khususnya pada industri produk keripik pisang miroso. Upaya dari strategi pengembangan yang di lakukan sehingga hubungan UKM dapat bertahan dan berkembang sebagai unit usaha. Dalam pengembagan usaha   keripik pisang miroso ini  terdapat kendala-kendala yang sering di hadapi, seperti faktor internal dan eksternal. Faktor Internal adalah faktor dari dalam perusahaan, seperti kendala yang di hadapi dalam persedihan bahan baku , SDM, dan kendala dalam produksi.

Strategi pemasaran yang kurang dalam memasarkan keripik pisang miroso menjadi masalah dalam perkembangan industri. Anggapan dari para pengusaha keripik pisang apabila produknya terjual sudah cukup, tidak berpikir bagaimana dapat lebih meningkatkan pendapatannya menjadikan sebuah masalah yang nyata. Permasalahan internal industri maupun dari eksternal industri dapat didapat secara rinci dengan analisis SWOT dalam penelitian ini. Pertimbangan lain penelitian ini mengambil   komoditas   keripik   pisang   di pasar Bangko adalah mengangkat industri keripik pisang miroso menjadi lebih diperhatikan serta menambah kekayaan dalam pustaka.

      Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk menuakan tulisan ini dalam bentuk skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko.

B. Identifikasi Masalah 

Berdasarkan  latar  belakang  di  atas maka  dapat  diidentifikasikan  masalah dalam penelitian ini yaitu belum adanya strategi pemasaran keripik pisang Miroso dengan baik hal ini dapat dilihat pada pemasaran keripik pisang Miroso belum dikenal banyak oleh konsumen dikalangan pasar tardisonal maupun pasar modern.  

C.  Batasan Masalah

    Agar penelitian ini tidak melenceng dan terfokus pada pokok-pokok permasalahan yang ada serta pembahasannya, maka peneliti memberikan batasan permasalahan yaitu analisis strategi pemasaran keripik pisang miroso yang difokuskan pada industri rumah tangga ibu Yuniarti selaku pelaku usaha UMK keripik pisang miroso di Kelurahan Dusun Bangko Kota Bangko.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan  latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka pokok permasalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1.      Bagaimana Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi?

2.      Apa Saja Kendala Dalam Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga Di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi?

3.      Bagaimana Solusi Dalam Memasarkan Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi?

E. Tujuan Penelitian

     Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

             1.     Untuk mengetahui Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

             2.     Untuk mengetahui  Kendala Dalam Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga Di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

             3.     Untuk mengetahui  Solusi Dalam Memasarkan Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil analisis diharapkan dapat diperoleh kegunaan, yaitu :

a.     Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu mampu memberikan perkembangan ilmu manajemen pemasaran dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan sekaligus rujukan terutama dalam studi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.  

b.    Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyakarat bagi pelaku-pelaku ekonomi guna untuk mengembangkan usaha-usahanya. Selain itu penelitian ini juga berguna sebagai syarat akademisi untuk menyelesaikan Strata 1 jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

G. Sistematika Penulisan

           Sistematika penulisan ini merupakan suatu pembahasan secara garis besar dari bab-bab yang akan dibahas. Sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I : Pendahuluan

Merupakan landasan formatif penelitian, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

 Landasan Teori Memuat tentang teori-teori yang relevan yang menjadi acuan dalam penulisan, yang memuat landasan teori mengenai Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko diantaranya adalah Prospek dan Arah Pengembangan Pisang, Strategi Perusahaan, Keripik Pisang, Analisis SWOT, Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan  Eksternal, Produksi dan Operasional, Kerangka Pikir dan Studi Relevan.

BAB III : Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian berisi tentang metode penelitian, waktu dan lokasi penelitian, jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data dan tehnik analisis data.

 

 

BAB IV: Temuan dan Pembahasan

Merupakan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari sejarah berdirinya industri keripiki pisang Miroso, keadaan fasilitas yang dimiliki industri keripiki pisang Miroso, kemudian pada hasil pembahasan lapangan terdiri dari; faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kelurahan Dusu Bangko Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin, Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kelurahan Dusu Bangko Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin dan Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Jalan Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

BAB V : Penutup

Merupakan bagian penutup berisikan simpulan, saran dan penutup. Simpulan memberikan pemahaman secara komprehensif hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan atas dasar tersebut maka akan melahirkan saran dan pengetahuan dari hasil peneliti. Sementara saran ditujukan untuk perbaikan pada industri keripik pisan dan penutup.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A. Startegi Pemasaran

    1. Pengertian Strategi

Strategi adalah suatu proses penentuan rencana pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.[17] Menurut Dafit strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi.[18]

Pengertian strategi ada beberapa macam pengertian menurut  parah ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephanie K. Marrus (1995) sebagai mana yang telah di kutip oleh Husein Umar (2005), strategi didefinisakan sebagi proses penentuan rencana para pemimpinan puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara bangaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.[19] Masalah –masalah yang bersifat strategis dalam suatu organisasi akan ditangani oleh manajemen puncak memulai pertimbangan lingkungn internal dan eksternal organisasi. Masalah strategi akan mempunyai konsekuensi  yang multi  fungsi,  biasanya  mengorbankan  kemakmuran  anggota organisasi dalam jangka panjang.

11

Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategis, Hamel dan Prahhalad (1995) yang juga  dikutip  oleh  Husain  Umar  (2008),  yang  mengangkat  kompetensi  inti sebangai hal yang penting dengan mendefinisikan strategi sebagai tindakan yang bersifat  incremental (senantiasa meningkat) dan  terus  menerus,serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masah depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat  terjadi  dan  bukan  dimulai  dari  apa  yang  terjadi.  Terjadinya  kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan polah konsumen memerlukan pola kompetensi inti (core competencies). Perusahan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Strategi merupak sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan menyesuaikan sumberdaya organisasi dengan peluang dan tentang  apa  yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Ciri-ciri strategi yang utama adalah gool-directed actions yaitu aktivitas yang menunjukkan ‘apa’ yang diingankan organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya dan mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumberdaya dan berkapabilitas), serta memperhatikan peluang dan ancaman.[20]

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, manajemen perlu memperhatikan dua faktor pokok, yaitu faktor eksternal yang tidak terkontrol oleh perusahaan, dan faktor internal yang sepertinya berada dalam kendali perusahaan. Faktor   eksternal   merupakan   lingkungan   bisnis   yang   melingkupi   operasi perusahaan yang dari padanya muncul peluang dan ancaman bisnis. Faktor ini mencakup lingkungan industri, dan lingkungan bisnis makro, ekonomi politik, hukum,  teknologi,  kependudukan,  dan  asal  budaya.  Faktor  internal  meliputi semua   macam   manajemen   fungsional : pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, peneliti dan pengembangan, sistem informasi  manajemen, dan  budaya  perusahaan.  Dari  penggunaan  faktor  internal  perusahaan  dapat mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang di miliki.[21]

Komponen pokok manajemen strategi adalah :

a. Analisis  lingkungan  bisnis  yang  diperlukan  untuk  mendeteksi  peluang  dan ancaman bisnis,

b. Analisis   profil   perusahaan   untuk   mengidentifikasihkan   kekuatan   dan kelemahan perusahaan,

c. Strategi bisnis yang di perlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan,

d. Visi misi perusahaan.[22]

     Hubungan antara lingkungan bisnis dan profil perusahaan memberikan indikasih pada apa yang mungkin dapat di kerjakan. Dari sini posisi perusahaan di pasar  dapat  diketahui.  Sedangkan  keterkaitan  antara  analisis  ligkungan  bisnis profil perusahaan, dan visi serta misi perusahaan menunjukkan pada apa yang diinginkan oleh pemilik dan manajemen perusahaan.

  Faktor  yang  mempengaruhi  intensitas  dan  formolasi  penyusunan manajemen strategi diantaranya yaitu besarnya organisasi, gaya manajemen, kompleksitas lingkungan bisnis, proses produksi, karakteristik persoalan yang di hadapi dan tujuan penyusunan perancanaan. Secara khusus, faktor dan perkembangan organisasi serta metode evaluasi kerja perusahaan nampak amat dominan berpengaruh. Perusahaan cenderung memilikikarakter kewiraswastaan yang lebi menonjol. Biasanya dimiliki oleh seseorang dan hanya menghasilkan sedikit jenis produk. Oleh karena itu, manajemen strategi sederhana, informal, dan sekaligus intiutif.[23]

 2. Pengertian Pemasaran

               Pemasaran adalah proses sosial dan menejerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.[24]

         Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Usman Efendi menyebutkan bahwa pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen.[25] Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri.[26]

           Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[27] Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang ditunjukan untuk menciptakan kepuasan langganan sebagai kunci untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu : Orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu, kepuasan konsumen atau langganan, tujuan perusahaan jangka panjang.[28]

           Kegiatan pemasaran hendaknya dilakukan dibawah filosofi yang telah dipikirkan secara matang tentang pemasaran yang efisien, efektif, dan bertanggung jawab sosial. Akan tetapi, ada lima konsep yang bersaing yang dijadikan sebagai pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran diantaranya sebagai berikut:

1) Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah.

2) Konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif.

3) Konsep penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

4) Konsep pemarasan menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang diterapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.[29]

3. Promosi

               Promosi (promotion) adalah usaha atau upaya untuk memajukan atau meningkatkan; misalnya untuk meningkatkan perdagangan atau memajukan bidang usaha16 . Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan bidang penjualan berarti sebagai alat untuk meningkatkan omzet penjualan.[30]

        Basu Swastha mengemukakan, promosi adalah arus informasi atau persuasi satu-arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran18. Menurut Kotler (1992), promosi mencakup semua alat bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.[31]

        Fandy Tjiptono mengemukakan bahwa promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang maksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan[32].

Dalam mengambil komunikasi dan program promosi secara menyeluruh maka langkah-langkah utama komunikator pada bidang pemasaran, yaitu:                    a. Mengindentifikasi pendengar atau pemirsa

b. Menentukan tujuan komunikasi

c. Merancang pesan

d. Mengalokasikan anggaran promosi

e. Merumuskan tentang bauran promosi

f. Mengukur hasil promosi

g. Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran secara keseluruhan.[33]

     4.  Keripik Pisang

Berdasarkan cara konsumsi pisang dapat di bagi menjadi dua golongan, yaitu banana dan plantain : Banana adalah Buah Pisang yang di makan dalam bentuk segar, misalnya pisang ambon, raja, susu, seribu dan emas. Sedangkan Plantain adalah Pisang yang di makan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok, nangka, raja siam, raja bandung, dan pisang tanduk. Pisang banyak mengandung protein yang kadarnyalebih tinggi dari pada buah-buahan lainnya. Namun buah pisang mudah rusakan, sehingga untuk mencegah pembusukan dapat di lakukan pengawetan,misalnya di bentuk keripik, dodol, sale, dan lain-lain.

Keripik adalah produk makanan ringan yang di buat dari irisan buah pisang dan  digoreng,  dengan  atau  tampah  bahan  tambahan  makanan  yang diizinkan. Tujuan pengelolahan pisang menjadi keripik pisang adalah memberikan nilai tambah, meningkatkan atau memperpanjang manfaat dari buah pisang dan mencegah kerusakan yang terjadi pada buah pisang.

         Bahan baku keripik pisang adalah buah pisang. Buah  pisang yang akan dibuat menjadi keripik dipilih yang sudah tua dan masih mentah agar mudah diiris, khususnya jenis pisang olahan seprti pisang kepok, tanduk, nangka, kapas,dan jenis pisang olahan lainnya. Keripik pisang dapat di buat menjadi beberapa rasa tergantung bumbu yang di tambahkan. Bahan tambahan yang diperlukan sebagai penambah rasa antara lain garam halus untukrasa asin, gula pasir dan gulah merahuntuk rasa manis, cabai bubuk untuk rasa pedas, dan bumbu untuk keripik dengan rasa khas.[34]

Proses pengolaha keripik pisang dapat di lihat pada Gambar 1 dibawa ini[35]

 5.  Analisis SWOT

Analisis merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasih berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan ancaman.

Penjelasan mengenai empat komponen dalam analisis SWOT yaitu :

a. Kekuatan ( Strengts ) adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan – keunggulan lainnya yang berhubungan dengan pesaing perusahaan dan kebutuhan  pasar  yang  dapat  dilayani  oleh  perusahaan  yang  diharapkan dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

b. Kelemahan ( Weaknesses ) adalah analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan  cara menganalisis kelemahan  di dalam sebuah  perusahaan  atau organisasi   yang   menjadi   kendala   yang   serius   dalam   kemajuan   suatu perusahaan.

c. Peluang   (   Opportunity   )   adalah   analisis   peluang,   situasi   atau   kondisi merupakan  peluang dari  suatu organisasi atau  perusahaan dan  memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan datang.

d. Ancaman ( Threats ),cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi  yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di  atasi, ancaman   tersebut   akan   menjadi   penghalang   bagi   suatu   usaha   yang bersangkutan baik dimasah yanag akan datang maupun dimasah sekarang.

      Menurut David (2004), faktor-faktor  kunci eksternal dan internal merupakan pembentuk matriks SWOT, yang menghasilkan empat tipe Strategi, yaitu :

a. Strategi  SO  yakni  strategi  yang  menggunakan  kekuatan  internal  untuk memanfaatkan peluang eksternal,

b. Strategi  WO  yakni  mengatasi  kelemahan  internal  dengan  memanfaatkan keunggulan peluang eksternal ,

c. Strategi   ST   yaitu   strategi   yang   menggunakan   kekuatan   internal   untuk menghindari pengaru dari ancaman eksternal,

d. Strategi  WT  adalah  strategi  bertahan  dengan  meminimalkan  kelemahan internal  dan mengantisipasi ancaman lingkungan eksternal.[36]

    Tabel  2. Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Strenght ( S )

Menentukan 1-10 faktor- faktor kekuatan internal

Weakness ( W )

Menentukan  1-10  faktor-

faktor kelemahan internal

Opportunities ( O )

Menentukan            1-10

faktor-faktor      peluang eksternal

Strategi S-O

Strategi W-O

Threats ( S )

Menentukan            1-10

faktor-faktor     ancaman eksternal

Strategi S-T

Strategi W-T

 

       Analisis  SWOT  mengarahkan  analisis  strategi  dengan  cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang(opportunities), dan ancaman (threats) yang merupakan  hal  yang  kritis  bagi  keberhasilan  perusahaan.  Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang relatis dalam mewujudkan visi dan misi. 

6. Faktor- Faktor dalam Analisis SWOT

a. Kekuatan (Strenghts)

           Kekuatan merupakan sumber daya/ kapabilitas yang dikendalikan oleh perusahaan atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibanding dengan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dan pemasok dan faktor- faktor lain. Faktor- faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan atau organisasi adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.[37]

b. Kelemahan (Weakness)

         Kelemahan merupakan keterbatasan/ kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya/ kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif. Dalam praktek keterbatasan dan kelemahan -kelemahan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh konsumen atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal ini muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan sebagainya.[38]

c. Peluang (Opportunities)

           Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Kecenderungan utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi persaingan/ regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli/ pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.

 

d. Ancaman (Threats)

          Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari pembeli/ pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisi nya atau pembaharuan peraturan, dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan perusahaan.[39]

          Faktor kekuatan dan kelemahan dalam suatu perusahaan, sedang peluang dan ancaman merupakan faktor- faktor lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis SWOT merupakan instrument yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi

 

7. Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan  Eksternal

     a. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif sehingga  perusahaan dapat memanfaatkan peluang secara efektif dan dapat menagani ancaman di dalam lingkungan.

    Faktor- faktor lingkungan internal yang akan di analisis sebagai berikut :

1). Sumber  Daya  Manusia  (SDM)  adalah  potensi  yang  terkandung  dalam  diri manusia untuk menyujudkan peranannya sebagai mahluk sosial yang adaktif dan transformatif yang mampu mengelolah dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkadang di alam menujuh tercapaianya kesejahtraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

2). Kondisi keuangan adalah kondisi kekayaan di mana sebuah perusahaan pada usaha keripik pisang menpunyai perincian pendapatan dari perhitungan pengeluaran dan penerimaan.

3). Produksi adalah suatu kengitan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu produk sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

4). Pemasaran  adalah  salah  satu  kegiatan  dalam  perekonomian  untuk  menjual keripik pisang yang membantu dalam menciptakan ekonomi.[40]

     b. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel kesempatan dan ancaman yang berada di luar organisasi dan tidak berada dalam pengandalian jangka pendek manajemen puncak. Faktor-faktor eksternal ini dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :

1). Faktor politik. Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah merupakan pertimbangan dan menjadi faktor penting bagi parah pengusaha untuk merumuskan strategi perusahaan. Situasi yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pulah sebaliknya. Faktor politik meliputi undang-undang tentang otonomi daerah, lingkungan, dan perusahaan, peraturan tentang perdagangan di luar negeri (ekspor-inpor), stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem perpajakan dan kebijakan  moneter,  regulasi  dan  deregulasi  perbankan  ,  aturan  tentang hubungan bilateral dan multilateral, peraturan dan undang-undang tentang kepastian hukum dan lain sebagainya

2). Faktor Ekonomi. Kondisi dan kekuatan ekonomi yang berkaitan dengan iklim dan sistem ekonomi dimana perusahaan tersebut beroperasi dapat mempengaruhi iklim bisnis dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat bersama-sama harus dapat menciptakan dan atau meningkatka ekonomi yang kondusif sehinggga perusahaan dapat menyusun perancanan strategi dengan mempertimbangkan sekmen-sekmen ekonomi dan kecenderungan yang dapat mempengaruhi industrinya baik secara nasional maupun secara perekonomian internasioal. Faktor kunci yang perlu diperhatiakan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah adalah siklus bisnis, ketersediaan bahan baku, ketersediaan energi,ketersediaan kredit perbankkan, inflasi,   suku   bunga,   investasi,   angka   pengangguran,   defisit   anggaran pemerintah, neraca pembayaran, harga produk dan jasa, produktivitas, serta tenaga kerja dengan segalah peraturan perburuhannya.

3). Faktor Sosial Budaya. Kondisi sosial budaya masyarakat selaluh berubah-ubah sejalan dengan perubahan kondisi dan zaman yang dilalui dan dapat mempengaruhi perusahaan. Aspek-aspek yang mempengaruhi faktor sosial budaya  dari  suatu  masyarakat  antara laian  adalah  ukuran  keluarga,  tingkat harapan hidup,pendapatan perkapital,sikap, gaya hidup, adat istiadat,kebisaan berbelanja, tingkat pendidikan dan kebiasaan dari orang-orang dilingkungan eksternal perusahaan.

4). Faktor Teknologi. Merupakan perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat terutama pada era globalisasi, baik pada bidang bisnis, maupun pada bisang yang mendukkung kegiatan bisnis, sehingga secara tidak langsung mampu mempengaruhi kondisi pasar dan kinerja perusahaan.setiap kegiatan usaha yang diingankan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti perkembangan  teknologi  yang dapat  diterapkan  pada produkatau  jasa  yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Aspek penting dalam penggunaan teknologi adalah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja, masa atau waktu keusangan teknologi, dan harga teknologi yang akan diadopsi.[41]

 

 

B.  Kerangka Pikir

Tahap  analisis  diawali  dengan  identifikasi  permasalahan  yang di  hadapi usaha keripik pisang “Miriso” , kemudian dilakukan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dimiliki usaha keripik pisang ini dalam mencapai pengembangan usahanya. Analisis internal meliputi bidang fungsional usaha keripik pisang, yaitu meliputi manajemen, pemasaran, produksi/operasional, keuangan dan perkembangan sumberdaya. Analisis eksternal mencakup kondisi lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

       Untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha keripik pisang “Kuporai”  di  Kelurahan Dusun Bangko Kota Bangko di gunakan analisis matriks SWOT. Analisis SWOT di gambarkan kedalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan – peluang (W-O), strategi kekuatan-ancaman (S-T),dan strategi kelemahan-ancaman (W-T).

 C. Studi Relevan

Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dengan penelitian sebelumnya, diantaranya. Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan tersebut telah memberi gambaran mengenai Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko. Perbedaan beberapa penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang akan penulis lakukan ini terletak Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko, teori yang digunakan berbeda, selain itu penelitian yang akan penulis lakukan ini untuk mengkaji Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko dan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko, metodologi dan objek yang diteliti pun berbeda.

Tabel 3. Studi Relevan

No.

Peneliti

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Dimas Hendika Wibowo Dkk

Analisis strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing UMKM (studi pada batik diajeng solo)

Kualitatif

Dalam memasarkan produknya, batik diajeng solo menggunakan strategi pemasaran, segmentasi, dimana batik diajeng solo memiliki segmentasi secara khusus lebih mempokuskan kepada konsumen usia muda (16-30 tahun) yang bertujuan untuk meningkatkan batik dikalangan kawula muda

2.

Gita Sugiyarti

Strategi pemasaran dalam meningkatkan keunggulan bersaing produk busana muslim pada usaha kecil menengah dikota semarang

Kuantitatif

Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing, saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keunggukan bersaing, promosi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing

3.

Sri Lestari Triyaningsih

Strategi pemasaran usaha kecil dan menengah

Kualitatif

Strategi pengembangan UKM sangat dibutuhkan karena pengembangan UKM masih sangat lambat. Strategi pengembangan usaha masih terbentur beberapa masalah misalnya modal, menajema bisanis sampai strategi pemasaran. Padahal, khususnya soal pemasaran dan memanpaatkan internet pelaku UKM bisa lebih meningkatkan pemasarannya.

4.

Sunarsari Dkk

Strategi pemasaran usaha kecil menengah di kabupaten blitar (Studi pada UKM cap kuda terbang bu sulasmi)

Kualitatif

UKM ibu sulasmi termasuk sudah meluas dan juga mudahnya menuju lokasi karena sudah bisa dilacak menggunakan aplikasi google map. Ibu sulasmi cap kuda terbang tidak melakukan kegiatan promosi khusus untuk memasarkan produk

5.

Adijati Utaminingsih

Pengaruh orientasi pasar, inovasi dan kreativitas strategi pemasaran terhadap kinerja pemasaran pada UKM kerajinan rotan di desa teluk wetan, welahan, jepara

Kuantitatif

Dari bebrapa variable diatas yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja pemasaran pada industry kecil menengah kerajianan rotan desa teluk wetan kecematan welahan kabupaten jepara adalah orientasi pasar, sedangkan variable yang berpengaruh paling kecil adalah kretivitas strategi pemasaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 












BAB III

METODE PENELITIAN

 


A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif itu sendiri adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang sesuatu yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,  tindakan  dll.  Secara  holistik,  dan  dengan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[42]

Lexy J Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lainnya. Secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.[43]

     Dalam  penelitian  kualitatif  ini,  peneliti  pada  penyajian datanya  dilakukan  dengan  cara  mendeskripsikan  data  dalam bentuk kata-kata dan bahasa tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan objek penelitian, yakni tentang Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko.

 

B. Lokasi dan Objek Penelitian

27

       Penelitian ini dilakukan pada insdustri rumahan keripik pisang Miroso yang terletak di Jalan Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

           Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pemilik industri atau warung keripik pisang Miroso dan beberapa karyawan yang bekerja pada industri keripik pisang Miroso.

 

     C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian terdapat duat Jenis penilis yaitu Primer dan Sekunder

            a. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.[44] Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.

         b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.[45] Data Sekunder merupakan data yang didapat langsung dari catatan, buku, majalah, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.

Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari berbagai macam referensi buku seperti buku Marketing Digital, Psikologi Konsumen, dan lain-lain, hasil penelitian sebelumnya yang dipublikasikan yang berkaitan dengan ini yang bersumber dari media offline (perpustakaan dan lain-lain), dan dari media online (ebook, ejournal, dan lain-lain).

 

    2. Sumber Data

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini meliputi: 1 Ketua UMKM yaitu Ibu Yuniarti selaku usaha keripik pisang miroso, 5 orang karyawan yang berkerja di industri UMKM dan masyarakat di sekitarnya.

 

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.[46] Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah karyawan yang bekerja di keripik pisang “MIROSO” Kebun Sayur Bangko.

2. Sampel

Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Non probabilitys sampling yaitu purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.[47]

 

E. Teknik Pengumpulan Data

     1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.[48] Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yakni wawancara yang pewancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara jenis ini disusun dengan rapi dan ketat. Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh  data  langsung  dari  wawancara  dengan  karyawan  yang  bertugas dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan.

      2. Observasi

            Observasi atau pengamatan adalah mengamati dan mencatat secara sistimatis tentang fakta dalam penelitian.[49]  Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.[50]

Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kejadian operasional perusahaan yang terkait dengan Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko

    3. Dokumentasi

            Dokumentasi sebagai berikut cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat khabar, majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya.[51] 

            Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Untuk dokumentasi penulis mengambil foto-foto yang berhubungan dengan proses selama penelitian berlangsung. Metode dokumentasi ini digunakan untuk data Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko.

 

F. Teknik Analisis Data

     1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasih faktor-faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pengembangan usaha    keripik  pisang  “  Kuporai”.  Faktor  internal  yang  dianalisis  meliputi produksi, sumberdaya manusia , manajeman, keuangan dan pemasara. Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasih faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha   keripik pisang. Faktor eksternal yang di analisis meliputi kondisis perekonomian, pemerintah , sosial budaya, teknologi, pemasok dan konsumen serta pesaing.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam pengembangan usaha   keripik pisang di Kelurahan Pematang Kandis Kota Bangko digunakan analisis  IFE (Internal Faktor Evaluation ) dan EFE (External Faktor Evaluation), kemudian menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai  faktor  secara  sistematis  untuk  merumuskan  strategi  pengembangan keripik pisang. Analsisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan   dan peluang, namun secara bersamaan dapat menimalkan kelemahan dan ancama.

     2. Alternatif Strategi

Untuk merumusakan alternatif strategi pengembangan usaha  keripik pisang di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kebupaten Luwu Timur, digunakan analisis matriks SWOT. Analisis SWOT di gambarkan kedalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatis strategi yaitu strategi kekuatan-peluang ( S-O ), strategi kelemahan- peluang (W-O), startegi kekuatan-ancaman (S-T ), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T).

 

    G. Metode Analisis Data

           Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.[52].Dalam penggunaan teknik analisis data, penulis mengacu pada teknik yang sudah umum digunakan oleh para peneliti, yakni teknik analisis data model interaktif yang sebagaimana dibuat oleh Miles dan Huberman.

 Analisis data kualitatif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai adalah pengumpulan data, yaitu Tahap Reduksi Data, Tahap Display Data dan Tahap Penarikan Kesimpulan.

     1.Tahap Reduksi Data

Data yag diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, mereduksi data berarti:  merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokusan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membunag yang tidak perlu. Dan yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan mencarinya bila diperlukan.

Pada reduksi data ini penulis memulai pengambilan data yang kemudian data tersebut di analisis. Adapun data yang penulis ambil ialah data yang berhubungna  dengan Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko diantaranya adalah sebagia berikut :

a.       Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

b.      Kendala Dalam Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga Di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

c.       Solusi Dalam Memasarkan Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

      2. Tahap Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya dalah mendisplay data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk: Uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Humberman (1994) menyatakan “yang paling sering digunakan dalam menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain bentuk naratif, display juga dapat berupa matriks, grafik, network (jejaring kerja) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko.

        3.Tahap Penarikan Kesimpulan

            Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data.

            Kesimpulan dalam penelitian deskriptif kualitatif mugkin dapat menjawab perumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan perumusan masalah dalam penelitian deskriptif kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. Dalam penelitian dapat disimpulakan bahwa Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Bangko belum sepenuhnya mendukung dalam upaya pengendalian internal.

            Langkah-langkah analisis dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui pengamatan, wawancara dengan para informan dilengkapi dengan dokumen yang ada  kemudian penulis melakukan analisis terhadap data-data tersebut. Analisis ini dilakukan dengan klarifikasi, melakukan wawancara kemudian data-data yang diperoleh ditelaah dengan disertai alasan-alasan yang logis dan relevan, sehingga tetap mengacu pada referensi-referensi yang digunakan.

            Setelah menelaah langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan degan jalan membuat abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.

 

 

BAB IV 

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

A.    Temuan Lapangan

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

        Industri keripik pisang Miroso merupakan industri rumahan atau industri perusahaan kecil yang menjual berbagai macam jenis keripik piasang yang bahan bakunya terbuat dari pisang, salah satunya adalah sale pisang. Industri keripik pisang miroso terletak di pasar kota Bangko Kebun Sayur yang beralamat di jalan Bangko-Kerinci Kelurahan Pematang Kandis Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.  Industri keripik pisang Miroso merupakan industri rumahan yang dikelola dengan secara manual dan mempekerjakan beberapa karyawan[53].

         Keberadaan industri keripik pisang Miroso di pasar kota Bangko merupakan salah satu UMKM yang sudah berjalan 6 tahun belakangan ini. Hal ini sudah cukup familiar di kalangan masyarakat sebagai oleh-oleh khas yang berada di kota Bangko.

        Berdirinya Industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur tepatnya di Kota Bangko tentunya menjadi industri rumahan yang kadangkala penghasilnya naik dan kadang pula turun, dimana pada tahun 2020 disaat covid-19 melanda dunia, Industri keripik pisang Miroso sempat ditutup. Namun pada tahun 2022 Industri keripik pisang Miroso bangkit kembali dengan memproduksikan berbagai jenis makanan yang terbuat dari pisang.

35

            Nama dan identitas keripik pisang Miroso sendiri bukanlah satu hal kebetulan saja, dimana setiap produk yang dijual dipasaran tentunya memiliki identitas atau nama yang bisa dikenali oleh masyarakat atau pembeli pada umumnya. Begitiu juga dengan keripik pisang Miroso. Kendati demikian keripik pisang Miroso juga menjadi sebuah histroris tersendiri bagi ibu Yuniarti selaku pemiliki usaha keripik pisang tersebut.

            Nama dan identitas keripik pisang Miriso merupakan sebuah kisah pilu yang dialamai ibu Yuniarti dan suaminya pada kisah lampau, dimana ibu Yuniarti sebelum menjalankan usaha keripik pisang ini, ibu Yuniarti pernah berjualan Mie Ayam keliling, namun usaha tersebut dirasa kurang maju dan tidak mendapatkan keuntungan yang lebih, hal ini disebabkan persaingan penjual Mie Ayam di Kota Bangko sudah banyak. Pada titik jenuhnya, ibu Yuniarti bersama suami beralih berjualan Bakso keliling, hal yang sama dilakukan oleh ibu Yuniarti. Hampir 3 tahun berjualan Bakso keliling, namun usaha tersebut juga dirasakannya kurang mendapat keuntungan yang lebih yang sama halnya dengan banyak persaingan di Kota Bangko yang menjual Bakso, baik bakso keliling maupun bakso warung tetap. Pada tahun 2017 sebelum covid-19 melanda dunia, Ibu Yuniarti bersama suaminya mencoba beralih dengan memanfaat pisang sebagai bahan baku untuk membuat keripik, beliau merasa bahwa banyaknya pisang dikebun petani yang dirasakan mudah dan murah untuk dibeli yang kemudian dialih menjadi keripik pisang.

            Penamaan keripik pisang Miroso disinilah awalnya ibu Yuniarti bertekad memulai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan bahan baku pisang. Keripik pisang Miroso sendiri diambil dari pengalaman beliau saat menjual Mie Ayam dan Bakso, yaitu perpaduan Mie dan Bakso, sehingga dinamakanlah kiripik pisang tersebut  dengan sebutan keripik “MIROSO”   

            Meneurut penuturan ibu Yuniarti selaku pemilik Industri keripik pisang Miroso saat penulis mewawancarai beliau mengatakan :

“Kami memulai industri keripik pisang ini pada tahun 2017, dimana saya dan suami saya melihat banyaknya pisang-pisang yang dikebun petani kurang terserap manfaatnya, oleh karena itu, saya dan suami mencoba beralih menfaatkan pisang sebagai bahan baku untuk membuat keripik. Nama keripik pisang Miroso sendiri, kami ambil dari pengalaman hidup sebelumnya, dimana kami pernah berjualan Mie ayam dan Bakso. Kendati demikian bukan suatu hal kebetulan saja, kami ingin keripik Miroso ini juga menjadi salah satu khas bamakan daerah, khususnya di daerah Bangko”[54]

 

       Keberadaan keripik pisang Miroso di Kota Bangko sudah tentunya menjadi salah satu oleh-oleh yang dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau. Demikian juga pada keripik pisang Miroso yang diolah oleh ibu Yuniarti pada industri rumahan di Kota Bangko, dimana adanya pengolahan industri rumahan berdaya UMKM tentunya menjadi pilihan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

2. Keadaan Fasilitas dan Karyawan

a. Keadaan Fasilitas

         Keberadaan industri rumahan keripik pisang Miroso tidak terlepas dari upaya keras yang dilakukan ibu Yuniari selaku pemilik usaha tersebut. Disamping itu, meskipun industri keripik pisang Miroso ini belumlah sebesar industri-insustri lain yang bisa memperkejakan karyawan yang banyak. Namun pada industri keripik pisang Miroso ini, ibu Yuniarti hanya memperkejakan beberapa karyawan saja.

         Hasil obervasi penulis di lapangan menemukan bahwa industri keripik pisang Miroso ini dilakukan di rumah ibu Yuniarti sendiri, dimana semua aktivitas pembuatan keripik dilakukan di rumah. Mulai dari membersih dan memilih pisang yang akan di produksi, menjemur pisang dan menggoreng hingga memproduksi semuanya dilakukan di rumah. Dari pantau penulis di lapangan juga, ibu Yuniarti hanya memperkerjakan 5 orang karyawan yang terdiri dari memilah dan memberisihkan pisang, menjemur pisang, menggoreng pisang dan memsortir pisang ke dalam bungkusan plastik[55].

       Adapun keadaan fasilitas keripik pisang Miroso dapat dilihat pada tebel birikut ini :

 Tebel 4. Keadaan Industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kota Bangko[56].

No

Jenis Fasilitas

Jumlah

Keterangan

      1.             

Tempat Penggorengan (Kuali besar)

3

Baik

      2.             

Kompor

3

Baik

      3.             

Gas 12 Kg

5

Baik

      4.             

Tempat Pengeringan

5

Baik

      5.             

Baskom besar

5

Baik

      6.             

Baskom Sedang

10

Baik

      7.             

Mesin Lem Bungkus

1

Baik

      8.             

Penampung Air

3

Baik

      9.             

Panci Tempat Minyak

3

Baik

  10.             

Sendok Panjang

3

Baik

 

            Dari tebel data di atas, dapatlah dipahami bahwa industri keripik pisang Miroso sangatlah sederhada sekali, dimana fasilitas yang dimiliki industri ini hanya memproduksikan keripik pisang yang masih terbatas.

b. Keadaan Karyawan

            Industri keripik pisang Miroso yang terletak di Kebun Sayur Kota Bangko belumlah memproduksi keripik pisang yang banyak, dimana tempat dan lokasinya masih sangat terbatas. Pada pengolohan industri keripik pisang Miroso hanya dilakukan di rumah ibu Yuniarti selaku pemilik usaha tersebut.

            Kendati demikian, ibu Yuniarti tentunya tidak lepas dari memperkajakan beberapa karyawan yang membatu dalam proses pembuatan keripik pisang Miroso tersebut, namun tidaklah banyak seperti pada industri-industri yang sudah lebih maju dan besar. Disamping dibantu oleh suami dan anak-anaknya, ibu Yuniarti juga memperkerjakan beberapa karyawan dalam memproduksi industri keripik pisang Miroso. Diantaranya adalah sebagai pembersih pisang, memilah dan menjemur pisang, menggoreng pisang dan memasukkan pisang ke dalam bungkus plastik.

            Untuk lebih jelasnya mengenai karywan industri keripik pisang Miroso pada Kebun Sayur Kota Bangko dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tebel 5. Keadaan karyawan industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kota Bangko[57].

No

Nama

Tugas

      1.             

Ediyanto

Membersih pisang

      2.             

Bustami

Menjemur Pisang

      3.             

Elvina

Menggoreng Pisang

      4.             

Yustika Sari

Menggoren Pisang

      5.             

Ira Purnama

Membukus Pisang

 

            Dari tebel diatas, menunjukkan bahwa karyawan pada Industri keripik pisang Miroso yang dikelola oleh ibu Yuniarti sangatlah terbatas, dimana pada Industri keripik pisang Miroso hanya memperkerjakan 5 orang karyawan. Pada sisi lain Industri keripik pisang Miroso ini tidaklah diproduksi setiap hari, namun dalam satu minggu ibu Yuniarti memproduksi keripik pisang Miroso ini hanya 2 kali, itupun terkadangan bergantung pada omset penjualan dan bahan baku yang tersedia.

 

B.     Pembahasan

1.    Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

            Dalam pengelolaan ataupun manajemen sebuah usaha, terdapat manajemen strategis yaitu serangkaian keputusan dan tindakan manejerial yang menentukan kerja sebuah perusahaan ataupun usaha dalam jangka panjang. Manajemen ataupun pengelolaan strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategis, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen bisnis di bidang distribusi memegang peran mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah berjalan dengan baik, namun apabila manajemen distribusi mengalami hambatan, maka marketing juga akan terganggu

           Demikian juga dalam halnya sebuah industri atau perusahan tentunya memliki strategi sendiri, baik itu dalam memasarkan industri atau menjaga kualitas hasil produksinya. Staregi dimasksud bertujuan untuk mempertahan industri tersebut agar dapat berkelanjutan dan mempebesar hasil yang dicapaikan.

                  Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal diatas yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, maka alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang Miroso dapat disusun beberapa alternatif strategi berdasarkan analisis matriks SWOT.

                   Adapun strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang Miroso menggunakan matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a. Menjaga Keorisinilan Produk

              Menjaga keorisinilan produk dan meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen semakin loyal dengan perusahaan. Maksud nya kekuatan yang dimiliki oleh industri keripik pisang Miroso adalah memiliki produk yang berkualitas, tidak menggnakan bahan pengawet dan tingginya loyalitas konsumen terhadap produk keripik pisang Miroso. Jadi, strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan keripik pisang Miroso adalah tetap menjaga keorisinilan produk dan meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen semakin loyal dengan produk.

       Wawancara penulis dengan Elvina salah satu karyawan yang bekerja di industri keripiki pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi mengatakan :

“Kami sebagai karyawan selalu diawasi oleh ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso, dan beliau menyuruh kami untuk selalu menjaga kualitas keripik pisang Miroso dan mulai mencoba menciptakan variasi rasa yang baru untuk mengalahkan pesaing yang memiliki produk yang sejenis dan produsen makanan yang memproduksi makanan modern” 

 

            Lebih lanjut penulis juga mewawancarai ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Untuk menjaga pelanggan agar tetap selalu setia dalam membeli produk kami, kami selalu menjaga kualitas  keripik pisang Miroso. Dalam memrpoduk keripik pisang kami tidak menggunakan bahan pengawet, dan memilih bahan baku pisang yang bagus dan alhamdulillah produk keripik pisang Miroso sudah terdaftar di Dinas Kesehatan dan berlabel halal dari MUI. Disamping itu juga kami selalu mencoba pengembangan variasi rasa keripik pisang Miroso, ada rasa manis, asin dan tawar” 

 

     Dari hasil wawancara penulis di atas dapatlah dipahami bahwa salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah dengan selalu menjaga keorisinilan produk.

sulit bersaing.

     Produk yang berkualitas saja tidak cukup, produk juga harus bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi tentunya kebutuhan konsumen pun ikut berubah jika produk yang dihasilkan lambat berinovasi maka akan tertinggal dengan produk pesaing.

b. Menggunakan Media Watshapp

       Alternatif lain yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah dengan memanfaat atau menggunakan media wasthapp.

       Menggunakan media wasthapp bertujuan untuk melakukan promosi dalam meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar. Disamping itu juga untuk memperkanalkan ke masyarakat luas mengenai produk keripik pisang Miroso.

       Hasil observasi penulis di industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi  penulis menemukan bahwa pada bungkus atau kemasan keripik pisang Miroso sudah tertera no telpon atau watshapp yang dapat menjadi alteratif bagi pelanggan untuk memesan keripik pisang yang diproduksi oleh ibu Yuniarti.

     Pada kesempatan itu penulis mewawancari Yustika Sari salah satu karyawan yang bekerja di industri keripiki pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi mengatakan :

“Pada tahap awal ini produksi keripik pisang Miroso sudah beredar di pasar kota Bangko. Dimana pada kemasan keripik pisang sudah ada tertera no telpon atau watshaap bagi pelanggan atau masyarakat yang ingin memesan keripik pisang dapat menghubungi kami melalui via SMS atau watshapp bahkan bisa ditelepon. Kami selalu siap melayani pengiriman bagi yang memesan keripik pisang Miroso” 

 

       Penggunaan media watshaap dalam mempromosikan produk keripik pisang Miroso tentunya belumlah menjangkau pada secara luas, dimana keterbatasan ruang lingkup masyarakat atau pelanggan yang dapat menerima infomasi mengenai produk keripik pisang Miroso. Lain hal nya dengan media internet lain seperti Website resmi atau instrgram dan facebook yang lebih menjangkau informasinya ke halayak ramai.

          Namun pada sisi lain, produk industri keripik pisang Miroso akan terus mengupayakan mempromosi hasil industri produk keripik pisang ke arah sana. Namun pada saat ini masih terkendala dengan kemampuan pemilik yang kurang memahami sistem teknologi.

         Wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Kami terus mengupayakan promosi produk keripik pisang Miroso ini ke arah yang lebih baik dan dapat dikenal oleh halayak ramai, namun kekurangan kami disini adalah dimana kami belum bisa menggunakan teknologi dengan baik. Untuk sekrang ini kami hanya memasang no Watshapp kami di kemasan keripik pisang. Disini pelanggan dapat menghubungi kami via SMS atau watshapp atau telpon langsung bahkan bisa datang ke industri kami. Dan kami selalu siap melayani pemesan produk keripik pisang kami”

 

       Dari wawancara penulis di atas dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dapatlah dipahami bahwa alternatif dalam pemasaran dan mempromosi industri keripik pisang Miroso dimana industri ini telah memasang nomor telpon atau watshapp yang dapat dihubungi oleh pelanggan yang ingin memesan keripik pisang.

       Pada kesempatan itu penulis juga mewawancarai salah seorang pelanggan atau konsumen keripik pisang Miroso beliau mengatakan :

“Kami setiap minggu selalu memesan keripik pisang pisang Miroso ini, karena rasanya enak dan gurih serta harganya juga cukup murah. Kami membeli keripik pisang ini juga untuk dijual kembali di warung kami, sebelum kami ke toko ibu Yuniarti, biasanya kami memesan dulu melalui chat lewat Watshapp agar nanti kami sampai disana pesanan kami sudah disiapkan”.

 

Jadi, strategi yang dapat digunakan oleh ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso untuk mempromosikan prodaknya ialah dengan memanfaatkan media telpon atau watshapp yang tertera pada kemasan keripik pisang. Sebagaimana diketahui bahwa ilmu dan pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke waktu. Ini membuat teknologi juga berkembang pesat, penemuan demi penemuan teknologi baru terjadi dari waktu ke waktu   dengan   kecepatan   yang   tinggi hal  ini sangat memngaruhi dalam dunia bisnis agar dapat lebih dikenal di halayak ramai.

 

2. Kendala Dalam Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga Di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

a. Faktor internal

Faktor internal dalam sebuah industri sangat mempengaruhi kinerja dalam sebuah usaha, baik  secara keseluruhan maupun dalam internal industri. Dalam menganalisis faktor internal dalam sebuah industri hendaknya dapat diedentifikasi sejauh mana kekuatan dan kelemahan  dalam isndustri tersebut.

     Adapun faktor internal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah sebagai berikut :

1). Pemasaran

         Sebuah industri dapat dikatakan maju apabila pemasaran barang dapat dilakukan dengan baik dan lancar, begitu juga dengan di industri keripik pisang Miroso, dimana pemasaran dalam skala kecil mapun skala besar sangat mempengaruhi omset pada industri.

         Hasil observasi penulis di industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dimana penulis menemukan bahwa salah satu faktor internal pada industri keripik pisang Miroso  adalah dari segi aspek pemasaran yang belum mampu bersaingan dengan industri-industri lain. Hal ini dapat dilihat pada hasil pemasaran industri keripik pisang Miroso belum lah menjangkau secara luas yang dapat dikenal oleh pasar, baik itu pasar tradisional maupun pasar modern yang sudah berkembang pada umumnya. 

          Hasil wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik usaha industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Saat ini pemasaran kripik pisang ini sudah beransur normal, meskipun masih kesulitan dalam memasarkan di pasar-pasar modern seperti memasukkan barang ke Al-famart atau Indo-Mart. Dalam dua tahun belakangan ini omses yang kami peroleh sangatlah sedikit sekali. Hal ini dipengaruhi Covid-19 yang melanda dunia. Namun Alhamdulillah, pada tahun ini kami dapat bangkit kembali memproduksi keripik pisang, meskipun belum skala besar. Karena kami juga kesulitan memasukkan barang ke pasar atau ke warung lain. Disamping itu adanya persaingan dari berbagai daerah ataupun beraneka macam makana keripik juga menjadi salah satu tantangan tersindiri bagi kami” 

 

     Dari hasil wawancara penulis dengan ibu Yuniarti diatas dapatlah dipahami bahwa  industri keripik pisang Miroso saat ini mulai bangkit kembali pasca Covid-19. Disisi lain tantangan berat bagi ibu Yuniarti adalah dari segi pemasaran industri keripik pisang Miroso, dimana perlu adanya kerjasama dengan pasar modern untuk dapat memasokkan barang industri keripik pisang Miroso.

     Pemasaran sebuah industri sangatlah penting karena dapat mengidentifikasi semua kekuatan yang dimiliki serta kelemahan dari dalam perusahaan itu sendiri. Dalam analisis internal perusahaan terdiri dari beberapa aspek yang   harus   dianalisis   yaitu  pemasaran.

 

     Pemasaran dapat dideskripsikan dengan mendefinisikan, mengantisipasi, membuat, dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk dan jasa. Terdapat tujuh fungsi pemasaran (functions of marketing): yaitu; analisis pelanggan, menjual produk dan jasa, perencanaan produk dan jasa, harga, distribusi, penelitian pemasaran dan analisis kesempatan.

     Dalam memahami fungsi-fungsi ini membantu para penyusun strategi mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahan pemasaran.

      Faktor faktor internal lain yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah penetapan harga.

2). Penetapan Harga

                Penetapan harga pada industri keripik pisang Miroso juga mempengaruhi terhadap kelangsungan produksi keripik pisang Miroso. Dalam hal ini harga merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah industri perusahaan karenanya, harga merupakan bagian yang satu satunya menghasilkan pendapatan sedangkan yang lainnya mewakili biaya.

     Hasil observasi penulis pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi penulis menemukan bahwa salah satu faktor yang dialami ibu Yuniatri selaku pemilik industri keripik pisang Miroso adalah penetapan harga, dimana harga yang diitetapkan berdasarkan perhitungan besarnya biaya yang dibutuhkan (biaya bahan baku, harga pokok produksi, upah karyawan dan lainnya sebagainya). 

     Pada kesempatan itu penulis mencoba mewawancarai ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengungkapkan bahwa :

“Untuk harga satuan dalam penjualan keripik pisang ini cukup beragam, mulai dari harga Rp. 5000,- sampai 45.000,-. Hal sesuai dengan berat dan jenis keripik yang kita produksi. Dimana untuk sekarang ini kami hanya memproduksi dua jenis keripik pisang yaitu keripik sale pisang manis dan keripiki pisak asin. Dalam penetapan harga kami juga mengikuti harga pasaran dan sesuai keterjangkauan konsumen. Disamping itu juga, tetunya kami juga menghitung biaya pengeluaran untuk biaya bahan baku, gaji karyawan dan biaya operasional lainnya”. 

 

         Dari hasil wawancara di atas sangatlah jelas, dimana ibu Yuniarti dalam hal penetapan harga tentunya merujuk pada harga pasaran, hal ini agar produksi keripik pisang Miroso dapat berjalan dengan baik dan dapat memproduksi secara berkelanjutan. Namun disisi lain juga tentunya akan memperhatikan biaya pengeluaran yang harus sesuai dengan pendapatan pemasukkan.

3).  Promosi

        Faktor internal lain yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah mempromosi produk keripik pisang Miroso.

  Pada observasi lanjutan penulis pada industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, dimana penulis menemukan bahwa faktor insternal yang mempengaruhi industri keripiki pisang Miroso ini adalah kesulitan dalam mempromosi produk keripik pisang Miroso.

    Hasil wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik usaha industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Selain faktor penetapan harga keripik pisang Miroso di kalangan pasar industri, promosi produksi pisang Miroso juga menjadi salah satu faktor tersendiri bagi kami dalam mempromosi atau memperkenalkan ke pasar dan konsumen. Selama ini kami hanya bisa mempromosi pruduski pisang Miroso ini hanya melalu konsumen yang berlangganan saja. Untuk hal lain kami dalam memperkenalkan produk pisang ini dari mulut ke mulut para konsumen saja. Ini lah kenapa produk pisang Miroso ini belum dikenal oleh halayak masyarakat pada umum. Disamping itu persaingan produk makanan ringan sangatlah banyak” 

 

     Dari penjelasan ibu Yuniarti di atas dapatlah dipahami bahwa dalam mempromosi produksi industri pkeripik pisang Miroso merupakan salah satu faktor tersendiri bagi ibu Yuniarti. Karena selama ini cara mempromosi keripik pisang Miroso hanya mengandalkan dari konsumen atau pelanggan saja.

     Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen akan produk yang dihasilakan perusahaan adalah melalui promosi. Tujuan promosi  penjualan  adalah  untuk  meningkatkan  penjualan atau meningkatkan jumlah pelanggan.

     Promosi ini dilakukan untuk menarik pelanggan agar segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan.Agar pelanggan tertarik untuk membeli, promosi penjualan harus dibuat semenarik mungkin. Hal ini diharapkan volume penjualan akan meningkat. Dengan promosi terjadi komunikasi pemasaran yang  menghubungkan  perusahaan  dengan  para pelanggannya dan masyarakat luas, berfungsi untuk memberitahu, mengingat dan memperkenalkan.

                Promosi  yang  dilakukan  industri  keripik pisang Miroso sampai saat ini hanyalah dengan media mulut ke mulut atau penjualan pribadi kepada masyarakat sekitar dan konsumen yang telah pernah membeli keripik pisag Miroso dari industri rumahan tersebut. Kurangnya promosi yang dilakukan mengakibatkan produk yang ditawarkan kurang dikenal atau diketahui oleh masyarakat yang berada diluar daerah batusangkar.

 

b. Faktor Eksternal

            Faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi  adalah faktor teknologi dan faktor pelanggan/konsumen

1). Faktor Teknologi

     Tidak disangkal lagi bahwa pada saat sekarangan ini dimana teknologi  terus berkembang dari waktu ke waktu. Hadiarnya perkembangan teknologi sangat berdampak pada layanan masyakarat yang menggunakan teknologi sebagai sarana komunikasi dan tranformasi.

     Keberadaan teknologi pada saat ini beragam pendapat dikalagam masyarakat, ada yang positif dan ada juga negatf. Pada sisi positif mereka dapat memanfaatkan teknologi sebagai sarana komunkasi dan promosi pada produk yang bisa dijual, dengan kata lain, mereka bisa memanfaat teknologi untuk mempermudah dan membantu dalam bisnis apapun. Namun pada sisi negatif juga banyak masyarakat menyalahgunakn teknologi sebagai sarana yang melanggar aturan, bai aturan pemerintah mapun aturan syariat.

      Hasil observasi penulis di insdustri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi salah satu faktor eksternal dalam insdustri keripik pisang Miroso  adalah faktor teknologi. Hal ini dapat penulis pahami bahwa pada industri keripik pisang Miroso ini pemilik usaha keripik pisang tidak menggunakan website sebagai sarana untuk memperomosi produk mereka .

       Pada kesempatan itu penulis mewawancarai ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Selama ini kami mempromosi produk keripik pisang Miroso ini hanya dengan pelanggan atau konsumen yang biasa membeli produk kami. Hal ini merekalah yang menyampaikan dari mulut ke mulut ke palanggan lain mengenai produk kami. Untuk hal promosi menggunakan teknolgi, kami belum melakukannya. Disamping kami yang hanya lulusan SMP tidak mengerti cara membuat website atau Akun buat mempromosi hasil produsi kami. Maklum lah kami tidak mengerti hal-hal teknologi zaman sekarang ini”

 

       Pada kesempatan itu juga penulis mencoba mewawancarai Ediyanto salah satu karywan yang bekerja di industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan:

“Selama ini kami bekerja di industri keripik pisang Miroso belum melihat pemilik keripik pisang mempromosi produknya menggunakan website sebagai sarana menjual keripik pisang Miroso. Untuk mempromosi hasil produk keripik pisang Miroso selama ini hanya mengandalkan konsumen atau pelanggan yang datang ke toko membeli keripik pisang. Dari sinilah produk keripik pisang Miroso dikenal masyarakat yaitu dari mulut ke mulut para pelanggan saja. Disamping itu saya melihat bahwa pemilik industri keripik pisang Miroso sangat gaptek dalam menggunakan teknolgi sebagai sarana promosi produk”.  

 

     Dari hasil wawancara penulis diatas dapatlah dipahami bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi  adalah faktor teknologi.

     Sebagaimana kita ketahui bahwa teknologi sangat berkembang pesat pada saat ini, penemuan demi penemuan teknologi baru terjadi dari waktu ke waktu   dengan   kecepatan   yang   tinggi,  terutama   teknologi informasi. Salah satunya adalah media website baik itu melalui akun facebook, instgram, watshapp dan sebagai. Keberadaan teknologi seperti ini sangatlah membatu dan mempermudah bagi pebisnis dalam mempromosi hasil produk mereka dalam memperkalkan ke masyarakat secara umum.

2). Faktor Pelanggan/Konsumen

   Tujuan utama dari setap bisnis untuk membuat keuntungan dan mempertahankan pelanggan. Pentingnya seorang pelanggan bagi kelangsungan hidup bagi sebuah usaha. Pelanggan merupakan sumber dari suatu organisasi dan keberadaannya. Setiap organisasi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, kesejahteraan, gaji dan pekerjaan.

   Hasil observasi penulis di industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, penulis menemukan bahwa salah satu faktor eksternal pada industri keripik pisang Miroso adalah faktor pelanggan atau konsumen. Dalam hal setidaknya ada dua pelanggan yang dipertahan oleh pemilik industri keripik pisang Miroso pertama pelanggan yang membeli keripik untuk dijual kembali pada warung mereka, dan pelanggan yang datang membeli untuk makan sendiri .

     Wawancara penulis dengan Ira Purnama salah satu karyawan yang bekerja di industri keripiki pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi mengatakan :

“Rata-rata yang membeli keripik pisang Miroso disini ialah orang-orang yang membeli keripik pisang untuk dijual kembali pada warung mereka. Namun ada juga orang yang membeli untuk di konsumsi sendiri. Disamping itu juga, adapula yang membeli keripik pisang Miroso ini dari luar daerah, mereka membeli keripik pisang Miroso ini sebagai oleh-oleh untuk dibagikan ke keluarga atau teman. Memang untuk pelanggap tetap atau konsumen yang membeli prosuk pisang ini dalam jumlah banyak belumlah terpenuhi, karena keripik pisang ini hanya dikenal oleh masyarakat setempat dan belum di ekspor ke luar daerah.  Hal ini lah yang membuat industri keripik pisang Miroso belum banyak dikenal atau dijual dalam jumlah yang banyak ”.  

 

     Pada kesempatan lain, penulis juga mewawancarai ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Sekarang ini kami hanya mengandalkan pelanggan atau konsumen yang biasa membeli keripik pisang kami, baik itu pelanggan yang sudah biasa membeli keripik pisang untuk dijual kembali pada warung mereka, maupun pelanggan yang biasa untuk konsumsi sendiri. Untuk pelanggan dari luar daerah atau mengirim produk keripik pisang ini ke luar belumlah kami lakukan, karena banyaknya persaingan dan kesulitan mencari distributor yang mau menjual produk keripik pisang kami ini” . 

 

     Berdasarkan hasil wawancara diatas dapatlah dipahami bahwa salah satu faktor eksternal pada industri keripik pisang Miroso adalah faktor pelanggan atau konsumen, dimana rata-rata pelanggan keripik pisang Miroso  adalah pelanggan yang membeli untuk dijual kembali pada warung mereka dan pelanggan yang membeli untuk dikonsumsi sendiri.

3). Kemasan Kurang Menarik

       Kemasan pada sebuah produk merupakan hal yang sangat penting untuk dijadikan ciri khas atau untuk menarik konsumen dalam membeli produk tersebut. Adanya kemasan produk ini akan membuat pembeli tertarik karena tentu saja pertama kali yang akan dilihat adalah dari kemasannya. Kemasan produk dibuat tentu dengan beberapa tujuan. Tidak hanya untuk melindungi produk yang ada di dalamnya saja tetapi untuk beberapa tujuan lain diantaranya adalah untuk melindungi produk dari terkena air, debu, oksigen, dan uap dan sebagainya.

       Hasil observasi penulis di di industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, penulis menemukan bahwa kemasan produk keripik pisang Miroso yang digunakan masih berkemas plastik. Hal ini tentunya kurang menarik bagi pelanggan atau konsumen yang melirik produk keripik pisang tersebut. Disamping itu juga, kemasan yang digunakan sangatlah sederhana yakni hanya dengan berlabelkan merek dan menempelkan nomor telpon pada kemasan tersebut.

     Penulis juga mewawancarai ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Saat ini kami hanya menggunakan kemasan plastik yang sederhana, karena produsi yang kami buat belumlah banyak. Disamping itu mengingat keterbatasan biaya yang belum mendukung sepenuhnya dari produksi yang kami kelola. Namun kami terus berupaya mempromosikan produk keripik pisang Miroso ini dengan kemasan-kemasan yang menarik”.

 

       Kemudian penulis juga mewawancarai salah seorang konsumen atau pelanggan yang datang membeli keripik pisang Miroso mengatakan :

“Keripik pisang Miroso ini sangat enak dan gurih, dan juga harganya sangat terjangkau, namun kurang menarik pada kemasan yang dibungkus menggunakan plastik, sehingga kurang menarik bagi pembeli. Semestinya industri keripik pisang Miroso ini sudah membuat kemasan-kemasan yang menarik agar pembeli juga merasa tertarik untuk membeli keripik pisang Miroso”.

 

Dari hasil onservasi dan wawancara penulis di atas dapatlah dipahami bahwa salah satu kendala dalam pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ialah kemasan keripik yang kurang menarik. Kemasan yang kurang menarik dapat menyebabakan konsumen kurang berminat untuk membeli produk tersebut. 

 

Kemasan produk merupakan hal pertama yang dilihat oleh konsumen sehingga desain kemasannya harus dibuat menarik. konsumen akan cenderung memilih produk makanan dengan kemasan menarik, dibandingkan dengan produk yang kemasannya polos atau sederhana dan tidak menarik. Bahkan dengan produk yang sama, namun menggunakan kemasan yang berbeda dapat mempengaruhi minat pembelian pada konsumen. Disamping itu berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, seperti kemasan warna, desain pembungkus, informasi yang dicetak, gambar latar belakang, material kemasan, dan inovasi.

 

Solusi Dalam Memasarkan Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

Sebuah industri, baik itu indusri UMKM atau pun industri besar tentunya tidak luput dari proritas yang harus dilakukan oleh sebuah industri. Prosritas tersbut bertujuan agar industri dapat berkemabang dan terus menerus berkelanjutan, dimana proritas dapat dijadikan sebuah strategi dalam dunia bisnis agar terus berkembang.

Manajemen bisnis dibidang pemasaran menyangkut segala bentuk perencanaan,  bentuk,  target  serta  tujuan  dan  hasil  dari  sebuah  proses marketing atau pemasaran. Penjualan yang meningkat dan upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan target utama dari sebuah manajemen pemasaran. Tanpa adanya sebuah manajemen pemasaran yang baik, maka sebuah perusahaan akan mengalami kondisi sulit dalam hal pemasukan atau income yang diperoleh.

          Pemasaran memegang peran vital terhadap eksistensi sebuah perusahaan. Produk atau jasa yang kurang bermutu pun  akan  bisa  terjual  laris  apabila  memiliki  pemasaran  yang  handal. Kreatifitas dan inovasi perlu dijalankan dalam merancang sebuah manajemen bisnis di bidang pemasaran.

         Hasil  observasi penulis di industri keripik pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi penulis menemukan bahwa proritas strategi yang dilakukan oleh ibu Yuniarti dalam memasarkan keripik pisang Miroso adalah Manejemen pemasaran.

a. Manajemen Pemasaran

           Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Di dalam industri  keripik pisang Miroso proses pemasaran dilakukan adalah pelanggan atau tengkulak yang ingin membeli  keripik pisang Miroso bisa langsung datang atau melalui telpon dan watshapp.

       Wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :                

“Proritas yang kami gunakan dalam pemasaran keripiki pisang Miroso ini adalah dengan membuat manajemen pemasaran. Dimana dalam   pengelolaan   keripik pisang ini, strategis yang kami lakukan meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategis, dan evaluasi serta pengendalian”

 

          Berdasarkan hasil wawancara penulis di atas, pada industri keripik pisang Miroso dapatlah dipahami bahwa prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh ibu Yuniarti ialah dengen membuat manajemen pemasaran. Karena manajemen bisnis di bidang distribusi sangat memegang peran mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah berjalan dengan  baik,  namun  apabila  manajemen  distribusi  mengalami  hambatan,

maka marketing juga akan terganggu.

       Lebih lanjut hasil wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Adapun kapasitas produksi yang kami lakukan pada industri keripik pisang Miroso ini ialah  kami hanya memproses produksi manual dalam sehari lebih kurang 50 Kg sampai dengan 80 Kg dengan  bahan  baku  pisang kepok  sebanyak  2 samapai 3 tandan. Produksi dilakukan setiap hari jika bahan baku tersedia kecuali hari besar Islam”

 

b. Manajemen Bahan Baku

       Bahan baku merupakan kunci utama dalam sebuah keberlangsungan industri. Tanpa adanya bahan baku tentunya sebuah industri tidak akan berjalan dengan baik, begitu juga dengan halnya industri keripik pisang Miroso, dimana bahan baku utamanya adalah pisang. Bahan baku pisang tidaklah semua pisang dapat dijadikan sebagai bahan baku utama, dimana pisang yang dijadikan dalam pembuatan keripik pisang ini adalah pisang kepok.

       Hasil obervasi penulis di industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, penulis menemukan bahwa salah satu prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh ibu Yuniarti dalam memasarkan keripik pisang Miroso adalah dengan melakukan manajemen bahan baku. Dimana dalam pembuatan keripik pisang bahan baku utamanya adalah pisang. Adapun jenis pisang yang diambi dan diolah menajdi keripik ialah pisang kepok. 

           Hasil observasi penulis di lapangan dapatlah dipahami bahwa manajemen bahan baku merupakan strategi utama dalam mempertahan produk keripik pisang. Sedankan jenis pisang yang di olah menjadi keripik ialah pisang kepok.

               Hasil wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Bahan baku dalam pembuatan keripik pisang Miroso ini ialah pisang kepok, karena pisang kepok sangat mudah diolah dan enak rasanya. Kalau pisang lain kami belum mencoba. Pada bahan baku ini kami memesan ke petani yang ada di sekitar kota bangko dan bahkan sampai ke daerah pedesaan untuk mencari pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan keripik”

 

                Berdasarkan hasil wawancara penulis di atas dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso dapatalah dipahami bahwa manajemen bahan baku menjadi proritas utama dalam pembuatan keripik. Disamping itu pemilik industri juga menggunakan pisang kepok sebagai bahan utama dalam pembuatan keripik pisang Miroso.

       Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu  memberikan  kepuasan kepada pelanggan,  karena  apabila barang tidak tersedia maka pasar penmbuat   keripik pisang akan kehilangan kesempatan merebut pasar dan tidak dapat mensuplay barang pada tingkat optimal. 

             Persediaan  yang diadakan  karena  membeli atau membuat  bahan- bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber- sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya.

               Meskipun  persediaan  akan  memberikan  banyak  manfaat  bagi  suatu usaha, namun pelaku usaha harus tetap hati-hati dalam menentukan kebijakan persediaan. Persediaan membutuhkan biaya dan dalam hal ini menjadi tugas bagi manajemen untuk menentukan investasi yang optimal dalam persediaan. Masalah persediaan merupakan masalah pembelanjaan aktif, dimana pelaku usaha menemukan dana yang dimiliki dalam persediaaan dengan cara yang seefektif mungkin.

               Untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan pelaku usaha merasakan perlunya persediaan bahan baku. Penentuan besarnya persediaan bahan baku yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam satu periode produksi tertentu. Harga bahan baku yang diperlukan merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi besarnya persediaan yang harus di adakan.

                Setelah melakukan analisis internal pada industri keripik pisang Miroso yang berada di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, dapat penulis merumuskan bahwa industri keripik pisang Miroso yang diproduksi oleh ibu Yuniarti memiliki produk industri rumah tangga yang sangat berkualitas.

           Hal ini dapat dipahami bahwa dalam pengelohan industri keripik pisang, ibu Yuniarti menggunakan pembuatan keripik pisang Miroso tidak menggunakan bahan pengawet dan tidak menggunakan pewarna alami serta sudah terdaftar di Dinkes dan berlabel halal dan lokasinya berada di tepi jalan raya serta memiliki dua variasi rasa keripik

       Pengolahan keripik pisang Miroso, cara memproduksikan nya masih dengan cara manual dengan peralatan produksinya masih sederhana dan masih mempromosi melalui telpon atau watshapp dan wilayah distribusi masih terbatas yakni di Kota Bangko sekitarnya. 

            Analisis eksternal perusahaan merupakan factor langsung yang berada diluar organisasi. Analisis eksternal sebuah perusahaan bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang datang dari luar perusahaan itu sendiri, perusahaan harus bisa memanfaatkan peluang dalam menghadapi persaingan dan menghindari ancaman yang mungkin terjadi dapat merugikan perusahaan.

c. Memanfaatkan Media Facebook

        Facebook memiliki peran dalam mempromosikan suatu produk termasuk produk keripik pisang Miroso, manfaat berpromosi di Facebook yakni dapat mempermudah informasi pembaca maupun pengguna untuk dapat menangkap maksud dari suatu unggahan suatu produk dan mampu mendatangkan para pelanggan manfaat lainya memperluas jaringan dalam berpromosi serta menemukan pelanggan.

     Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut kalangan  industri  untuk  berusaha  mengamati  bahkan mengadopsi  perkembangan  dari  berbagai  teknologi  yang  ada saat   ini   untuk   menunjang   seluruh   kegiatan   operasional usahanya. Teknologi juga dapat memperlancar dan mempermudah pelayanan terhadap konsumen dan salah satunya kecanggihan  teknologi  yang bisa  dimanfaatkan  yaitu  internet sebagai alat promosi pemasaran yang bisa dimanfaatkan.

     Kemajuan teknologi media sosial seperti Facebook merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam memasarkan atau mempromosikan hasil industri hal ini  dapat dikenal lebih jauh oleh konsumen serta untuk kelancaran pemasaran dalam sebuah industri.

       Suksesnya pemasaran suatu produk atau jasa menjadi indikator suksesnya bisnis yang Anda jalankan. Untuk memenangkan pasar, diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Selain itu, pastikan kualitas produk menjadi poin penting dalam menyusun strategi pemasaran. Setelah itu, rancanglah strategi pemasaran yang efektif agar proses pemasaran dapat berjalan secara terkontrol, dinamis, dan kreatif

       Pemasaran yang dicoba oleh industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah dengan memakai media social facebook serta Instagram. Promosi belum maksimal sebab masih terbatasnya data serta keahlian yang diperoleh industri keripik pisang Miroso.

 

       Hasil observasi penulis pada industri keripik pisang Miroso, penulis menemukan bahwa konten industri keripik pisang Miroso di facebook serta Instagram masih monoton, hal ini baru sebatas informasi keberadaan industri keripik pisang Miroso, karena di dalam konten tersebut belumlah dipajang bermacam- macam informasi menarik serta promosi khusus untuk menarik konsumen. Namun disisi lain keberadaan facebook dan instagram yang dibuat oleh industri keripik pisang Miroso ini sudah beberap pengguna yang mengikutinya. 

       Wawancara penulis dengan Ira Purnama salah seorang karyawan yang bekerja di industri keripiki pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi mengatakan :

     “Pas saya posting produk keripik pisang Miroso di Facebook, banyak mendapat respon dari pengguna Facebook lain terhadap produk keripik pisang, yang order juga ada sebenarnya satu sampai dua orang entah itu taunya dari Facebook, group, ataupun resealer itu saya tidak tau. Kalau inbox itu biasanya paling sering hanya tanya-tanya saja dan akhirnya tidak order kalau di Facebook, jadi menurut saya respon pengguna Facebook pada produk saya sangat baik”

 

       Dari hasil wawancara penulis diatas, dimana indusri keripik pisang Miroso juga memanfaatkan media Facebook sebagai saran untuk promosi. Konsumen produk keripik pisang Miroso dalam pembelianya secara offline terbilang cukup banyak jika dibandingkan dengan para konsumen yang membeli secara online, sehingga menurut pemilik industri keripik pisang Miroso bahwasanya media sosial baik itu whatshapp, Facebook maupun media sosial lainya sangat membantu dalam proses promosi produk.

       Wawancara dengan salah seorang konsumen keripik pisang Miroso mengatakan :

 

     “Saya sebagian konsumen pemula masih ragu untuk membeli produk secara online karena takut terkena tipu, dipertanyakan keaslian produk, tidak sesuai gambar dan kecemasan – kecemasan lainnya. Oleh karena itu saya lebih suka langsung datang membeli ke toko tersebut. Jika produk tersebut dirasakan yakin barulah saya memesan untuk selanjutnya, itu pun saya langsung memesan melalu via watsahap.

    

       Dari hasil wawancara di atas dapatlah dipahamai bahwa media facebook sangat efektif dalam mempromosi hasil sebah produk, namun disisi lain para konsumen pemula tentunya akan lebih hati-hati dalam memesan produk tersebut.  Kendala tersebut diantisipasi dengan mengajak konsumennya untuk memberikan komentar dan testimoni di media sosial. Hal ini agar calon konsumen akan semakin tertarik karena adanya testimoni dan komentar yang positif tersebut. Tujuan lainnya adalah bisa mempertahankan konsumen tetap.

       Disisi lain Pentingnya seorang pelanggan bagi kelangsungan hidup bagi sebuah usaha. Tujuan utama dari setap bisnis untuk membuat keuntungan dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan merupakan sumber dari suatu organisasi dan keberadaannya. Setiap organisasi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, kesejahteraan, gaji dan pekerjaan.

 

d. Memanfaatkan Media Instagram

       Pemanfaatan media sosial untuk memasarkan produk bagi pelaku industri keripik pisang Miroso memberikan pengaruh yang positif selain dapat menghemat biaya namun juga dapat memperluas pemasaran. Sehingga pendapatan penjualan usaha kuliner semakin meningkat dari pemanfaatan penggunaan media sosial dari sebelumnya yang pemasarannya masih tradisional dengan menjual secara langsung dan hanya kepada masyarakat terdekat sekitar.

         Pemasaran dengan menggunakan media instagram dapat meminimalisir biaya yang digunakan untuk promosi. Dengan jangkauan yang luas dapat menembus pasar yang luas pula, bukan hanya sekedar di daerah sendiri namun juga dapat menembus pasar nasional dan juga internasional.

       Selain jangkauan luas penggunaan media sosial juga bergerak dengan cepat, melihat penggunaan instagram pada saat ini yang sangat tinggi. Selain itu, pemanfaatan instagram dalam pemasaran produk dapat meningkatkan penjualan produk, komunikasi dengan konsumen, dan memperluas jaringan pasar.

       Pemanfaatan instagram untuk memasarkan produk bagi industri keripik pisang Miroso memberikan pengaruh yang positif selain dapat menghemat biaya juga dapat memperluas pemasaran. Sehingga pendapatan penjualan semakin meningkat dari pemanfaatan pengunaan instagram.

       Wawancara penulis dengan Elvina salah seorang karyawan yang bekerja di industri keripiki pisang Miroso Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi mengatakan :

     “Saya lebih suka mempromosi hasil produksi keripik pisang Miroso ini dengan menggunakan instagram, karena lebih gampang cara pakainya tinggal foto dan upload, menurut saya instagram itu penggunannya lebih mudah dan lebih simpel dan sangat cocok buat media promosi, karena instagram fokusnya pada foto-foto dan saya liat semua orang sudah punya akun instagram”.

 

       Hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa akun media sosial instagram lebih mudah dan efesien dalam penggunannya sebagai media promosi karena instagram lebih memfokuskan ke foto dan instagram lebih banyak peminatnya mulai dari anak-anak sampai dewasa sekarang sudah menggunakan instagram, intsagram sekarang merupakan aplikasi yang sudah pokok da nada pada setiap smartphone, karena instagram memiliki banyak fitur dan sudah didukung engan fitur-fitur promosi bagi pelaku usaha itu sendiri.

       Disamping itu Media sosial seperti instagram maupun facebook dapat memberikan banyak dampak positif dalam pengembangan usaha industri keripik pisang Miroso yaitu menjadi salah satu pendorong yang kuat bagi pelaku usaha kerpiki pisang itu sendiri untuk terus mengembangkan bisnisnya, meningkatkan penjualan produk, melakukan komunikasi dengan konsumen, serta mengembangkan jaringan pasar yang lebih luas lagi.

       Pengaruh akun instagram sebagai media promosi di media sosial terhadap pelaku usaha industri keripik pisang Miroso, memberikan dampak positif. Khususnya dalam penjualan produk mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran menggunakan media sosial sedikit dan mamfaat yang diperoleh lewat pemasaran media sosial cukup banyak, yaitu bertambahnya banyak konsumen, komunikasi dengan konsumen menjadi lebih mudah dan jangkauan pasar yang lebi luas.

       Media sosial instragram dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni diantaranya adalah Isi konten produk, fungsi berbagai video dan foto produk, dan biaya produksi produk. Dari segi isi konten produk, konsumen menganggap bahwa produk yang dipasarkan dalam media sosial instagram industri keripik pisang Miroso menarik serta memudahkan melihat deskripsi dan spesifikasi produk. Dari segi fungsi video dan foto produk, konsumen merasa tertarik dengan gambar dan video yang ditampilkan dalam industri keripik pisang Miroso sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian di industri keripik pisang Miroso tersebut. Serta dari segi biaya promosi, promosi dengan media sosial instagram lebih murah dan lebih menarik konsumen dikarenakan konsumen yang sering bermain media sosial instagram dan malas pergi ke toko langsung. Oleh karena hal tersebut, media sosial instagram mempengaruhi penjualan dan berhubungan positif.

 

 

 

e. Interaksi dengan Konsumen dengan Baik

               Strategi promosi merupakan suatu rencana yang dimiliki oleh seseorang atau organisasi dalam menginformasikan produk kepada konsumen agar produk tersebut diketahui oleh banyak orang sehingga orang lain tertarik dan mau membeli produk yang dipromosikan. Penting untuk memiliki strategi dalam promosi agar memiliki nilai tambah tersendiri atau keunggulan bagi organisasi.

                Komunikasi dengan konsumen merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh penjual atau pemilik industri, yaitu bagaimana penjual harus berusaha sedekat mungkin dengan konsumen dengan fungsi untuk menjaga konsumen agar tidak berpindah ke penjual lain. Sosial media merupakan salah satu media yang mempermudah komunikasi interaktif antara penjual dengan siapapun , termasuk konsumen dan pihak yang berkepentingan, kapanpun dan dimanapun. Sosial media sangat membantu sebagai penghubung informasi dan komunikasi dari produsen ke konsumen. Dimanapun mereka berada dan berapapun jaraknya. Media sosial merupakan media yang sangat potensia untuk menemukan konsumen serta membangun image tentang merek suatu produk.

              Tidak hanya itu, perkembangan informasi dari seluruh dunia juga dapat diakses dimanapun dan siapapun. Oleh karenanya, penggunaan teknologi informasi dan sosial media dapat membantu pelaku usaha untuk terus mengembangkan produknya dan sangat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis dan yang paling penting manfaat dari media sosial ini adalah tidak berbayar dan tidak memerlukan software khusus.

          Hasil wawancara penulis dengan ibu Yuniarti selaku pemilik industri keripik pisang Miroso di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi beliau mengatakan :

“Kalau dengan pelanggan harus dekat baik saat melakukan penjualan produk ataupun saat-saat hari biasa. Keakraban selalu saya jaga kadang ada pelanggan yang sudah dianggap seperti saudara sendiri, dan saya menyediakan juga jasa komplain bisa langsung lewat whatsapp sehingga lebih mudah komunikasinya. Disamping itu juga kita harus menanyakan bagaimana kualitas produk agar menjadi evaluasi bagi kita, sehingga kita tahu bagaimana dalam memasarkan usaha kita”

    

            Dari hasil wawancara penulis di atas dapatlah dipahami bahwa manfaat lain penggunaan media sosial adalah penjual dapat dengan mudah melakukan kontak dengan pelanggan atau konsumen. Dengan media sosial sebagai alat untuk berinteraksi dengan mudah dan cepat sehingga penjual lebih akrab dan dekat dengan pelanggan serta dapat memantau apa kebutuhan pelanggan serta dapat menerima krtikan yang menjadi evaluasi untuk penjual.

            Dengan menggunakan media sosial yang jangkauannya luas dan tidak terbatas membuat sebuah peluang yang sangat besar untuk dijadikan sarana promosi. Dengan strategi bagaimana kita melakukan pemasaran secara online sehingga penjual dapat mempunyai konsumen dari luar.

              Penting untuk menjaga kepercayaan konsumen, karena ini akan berdampak baik untuk jangka panjang. Ketika konsumen mempercayai apa yang di pesan maka akan semakin baik dampaknya untuk pemilik bisnis yang melakukan endorsement karena setiap konsumen atau pelanggan yang makanan produk akan selalu ingin mencoba, berminat sehingga melakukan keputusan pembelian dan tentunya itu merupakan hal baik untuk peningkatan penjualan tersebut.

 BAB V

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

            Dari pokok pembahasan pada bab di atas mengenai Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga Di Kebun Sayur Bangko dapat penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Strategi Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diantaranya adalah: a). menjaga keorisinilan produk, strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan keripik pisang Miroso adalah tetap menjaga keorisinilan produk dan meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen semakin loyal dengan produk. b). menggunakan media watshapp, Alternatif lain yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah dengan memanfaat atau menggunakan media wasthapp

 Kendala Dalam Pemasaran Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga Di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal meliputi : a). Pemasaran, pemasaran sebuah industri sangatlah penting karena dapat mengidentifikasi semua kekuatan yang dimiliki serta kelemahan dari dalam perusahaan itu sendiri. Dalam analisis internal perusahaan terdiri dari beberapa aspek yang harus dianalisis yaitu pemasaran. Dari segi aspek pemasaran yang belum mampu bersaingan dengan industri-industri lain. Hal ini dapat dilihat pada hasil pemasaran industri keripik pisang Miroso belum lah menjangkau secara luas yang dapat dikenal oleh pasar, baik itu pasar tradisional maupun pasar modern yang sudah berkembang pada umumnya. b). Penetapan harga, penetapan harga pada industri keripik pisang Miroso juga mempengaruhi terhadap kelangsungan produksi keripik pisang Miroso. Dalam hal ini harga merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah industri perusahaan karenanya, harga merupakan bagian yang satu satunya menghasilkan pendapatan sedangkan yang lainnya mewakili biaya. c). Promosi, Faktor internal lain yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi adalah mempromosi produk keripik pisang Miroso, dimana bahwa faktor insternal yang mempengaruhi industri keripiki pisang Miroso ini adalah kesulitan dalam mempromosi produk keripik pisang Miroso. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang Miroso diantaranya adalah : a). Faktor Teknologi, Hal ini dapat dipahami bahwa pada industri keripik pisang Miroso ini pemilik usaha keripik pisang tidak menggunakan website sebagai sarana untuk memperomosi produk mereka, b).Faktor Pelanggan/ Konsumen. Dalam hal setidaknya ada dua pelanggan yang dipertahan oleh pemilik industri keripik pisang Miroso pertama pelanggan yang membeli keripik untuk dijual kembali pada warung mereka, dan pelanggan yang datang membeli untuk makan sendiri.

Solusi Dalam Memasarkan Keripik Pisang Miroso Pada Industri Rumah Tangga di Kebun Sayur Kelurahan Dusun Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi diataranya adalah a). Manajemen Pemasaran, Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Di dalam industri  keripik pisang Miroso proses pemasaran dilakukan adalah pelanggan atau tengkulak yang ingin membeli  keripik pisang Miroso bisa langsung datang atau melalui telpon dan watshapp, b). Manajemen Bahan Baku, salah satu prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh ibu Yuniarti dalam memasarkan keripik pisang Miroso adalah dengan melakukan manajemen bahan baku. Dimana dalam pembuatan keripik pisang bahan baku utamanya adalah pisang. Adapun jenis pisang yang diambi dan diolah menajdi keripik ialah pisang kepok. c) Memanfaatkan Media Facebook. Facebook memiliki peran dalam mempromosikan suatu produk termasuk produk keripik pisang Miroso, manfaat berpromosi di Facebook yakni dapat mempermudah informasi pembaca maupun pengguna untuk dapat menangkap maksud dari suatu unggahan suatu produk dan mampu mendatangkan para pelanggan manfaat lainya memperluas jaringan dalam berpromosi serta menemukan pelanggan, d). Memanfaatkan Media Instagram. Pemanfaatan media sosial untuk memasarkan produk bagi pelaku industri keripik pisang Miroso memberikan pengaruh yang positif selain dapat menghemat biaya namun juga dapat memperluas pemasaran, e). Interaksi dengan Konsumen dengan Baik. Komunikasi dengan konsumen merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh penjual atau pemilik industri, yaitu bagaimana penjual harus berusaha sedekat mungkin dengan konsumen dengan fungsi untuk menjaga konsumen agar tidak berpindah ke penjual lain

 

 B. Rekomendasi

1. Sebaiknya pengusaha keripik melakukan penanaman bahan baku sendiri untuk pembuatan keripik seperti menanam pisang di kebun sendiri sehingga kelangkaan bahan baku yang selama ini menjadi kendala dapat teratasi dengan baik, atau berupaya mengajak masyarakat disekeliling usaha tersebut agar berupaya menyediakan bahan baku pembuatan keripik, seperti membuat kelompok tani budidaya pisang kepok

2. Pengusaha industri Keripik Pisang Miroso sebaiknya lebih melakukan perluasan pasar dengan memasarkan Keripik Pisang Miroso ke konsumen lansung atau pun merambah ke pasar-pasar tradisonal serta pengusaha Keripik Pisang Miroso juga harus memperhatikan proses produksi Keripik Pisang Miroso yang dilakukan sehingga hasil yang diperoleh menjadi optimal.

3. Pemerintah perlu   mengeluarkan   kebijakan   untuk   melindungi   pengusaha Keripik Pisang Miroso dari fluktuasi harga bahan  baku agar pengusaha tidak merugi dan dapat meningkatkan pendapatannya.

4. Penulis memberikan saran untuk penelitian lanjutan terkait dengan analisis strategi pemasaran keripik pisang Miroso pada industri rumah tangga di Kebun Sayur Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, sebab usaha Keripik Pisang Miroso yang ada di daerah penelitian tidak mengalami perkembangan meskipun usaha ini telah dilakukan secara turun temurun dan juga pengusaha Keripik Pisang Miroso tidak mau membuka diri terhadap hal-hal yang baru yang dapat membantu mereka untuk mengembangkan usahanya.

 

C. Penutup

            Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat serta Taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis,  sehingga skripsi ini dapat diselesaaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari isinya maupun dari segi bahasanya. Untuk itu, kritikan dan saran yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah berpartisipasi membimbing penyelesaian skripsi ini. Jika terdapat kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya, akhir kata penulis mendo’akan semoga kita selalu dilindungi Allah SWT. Amin Ya Robbalalamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, 2013, Al-Qur’an dan Terjamahnnya, Jakarta : Depag RI

Anonim, 2009, Standar Proses Pengolahan Pisang. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Depertemen Pertanian Jakarta

Alyas dan Muhammad  Rakib, 2017, Strategi Pengembangan  Usaha Mikro,Kecil dan Menegahdalam Pengusaha Kerakyatan. Jurnal Penelitian Sosiohumaniora, Vol. 19 No. 2 Juli 2017:114-120. Universitas Negeri Makassar. Diakses Tanggal 1 Maret. Diakses Tanggal 1 Maret 2021.

Amir, M. Taufiq, 2012, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali

David,  R.  F, 2004,  Manajemen  Strategi  :  Konsep-Konsep. Edisi  Ketuju. Indeks ISBN vol.vii, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Depertemen Pertanian . Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang. Edisi Ke 2. (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 2007

Gita Sugiyarti,  Aris Mardiyono, 2017, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatan Keunggulan Bersainga Produk Busana Muslim Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Semarang. ISBN : 978-602-14119-2-6

Husain, Umar, 2005, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Irma Setiawati dan Dini Rochdiani, 2016, Strategi Pengembangan Agroindustru Keripik  Pisang.  Vol  .  6,  No  2,    Juli  2003:  131-140.  Balai  Pengkaji Teknologi Pasca Panen Pertanian Lampung. Jakarta Jakarta. Erlangga Kondang Jaya Bogor. Diakses pada tanggal 1 Maret 2021

Kuncoro, Mudrajad, 2006, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Lexy  J. Moeleng, 2014, Metodologi  Penelitian  Kualitatif,  (Bandung: Remaja Rosdakarya

Pearce dan Robinson, 1997,  Manajemen Strategi. Jakarta: Binarupa Aksara Pisang. Edisi Ke 2. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Sri Lestari Triyaningsih, 2012, Stratgi Pemasaran Usaha Kecil Dan Menengah. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1.

Sudarsono, Heri, 2013, Bank dan Lembanga Keuanga Syariah. Edisis Keempat. Yogyakarta. Ekonosia.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta

Sunarsasi, Nanang Rudi Hartono, 2020, Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menengah Di Kabupaten Blitar (Studi Pada Ukm Cap Kuda Terbang Bu Sulasmi), Jurnal Translitera, Vol 9 No. 1

Suyanti dan Ahmadsupriyadi, 2008, Pisang : Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. Penebar Swadaya Jakarta

Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, 2017, Metodologi Penelitian Social Jakarta : PT Bumi Aksara

 

 



[1] Husain, Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005) h. 74

                [2] Fandy tjiptono,strategi pemasaran,(yogyakarta:ANDI,2008),h.3

                [3] Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,1997), h. 76

                [4] Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199

                [5] M. Nur Rianto Al. Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah,(Bandung: Alfabeta,2010), h. 5.

[6] Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 168

                [7] Buchari Alma, Kewirausahawan, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. Ke-12, h. 195

                [8] 2 Sofyan Assauri, Op.Cit, h. 168.

                [9] Jati, Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Industri Kecil Keripik PIsang dan Sale Hasil Produk Olahan (Bogor:Cahaya, 2005),h.13

                [10] Setianto, 2007. Bisnis Keripik Buah, (Makassar: Pustaka Ilmu, 2007), h.31

[11] Sunarsasi, Nanang Rudi Hartono, Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menengah Di Kabupaten Blitar (Studi Pada Ukm Cap Kuda Terbang Bu Sulasmi), Jurnal Translitera, Vol 9 No. 1/ 2020. h. 25

[12] Anonim, Al-Qur’an dan Terjamahnnya, Jakarta : Depag RI 2013. QS. At-Taubah :105

                [13] Supriadi, Strategi Pemasaran Keripik Singkong  (Studi Kasus : Industri Rumah Tangga Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang) Jurnal, v : 2020

[14] Sumber Data:  Dokumentasi data penjualan keripik pisang Miroso lima bulan terkahir tahun 2022

[15] Observasi, Rumah ibu Yuniarti ; Tempat usaha industri keripik pisang miroso, tanggal 13 September 2021

[16] Sumber Data:  Dokumentasi data penjualan keripik pisang Miroso lima bulan terkahir tahun 2022

                [17] Husein Umar, Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,2002) h. 31

                [18] Richard. I. Dafit, Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 34

[19] Husain, Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005) h. 74

[20] Kuncoro, Mudrajad. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. (Jakarta. Erlangga, 2006) h. 93

[21] Sudarsono, Heri. Bank dan Lembanga Keuanga Syariah. Edisis Keempat. (Yogyakarta. Ekonosia, 2013) h. 59

[22] Amir, M. Taufiq. Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. (Jakarta : Rajawali, 2012) h. 121

[23] Sudarsono, Ibid.  h. 59

                [24] Philip Kotler, Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid I, Teijemahaan, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1997, Hal 6

                [25] Usman Effendi, Psikologi Konsumen, Ed. 1, Cet. 1, Rajawali Pers, Jakarta, 2016, h. 210

                [26] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op. Cit., h. 6

                [27] Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran dasar, konsep, dan strategi, Ed. 1, Cet. 7, Rajawali Pers, Jakarta, 2002, h. 76

                [28] Ibid, h. 77.

                [29] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium I, INDEKS, Jakarta, 2004, h. 18

                [30] Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication, (Jakarta: Anggota IKAPI, 2009), h. 49

                [31] Freddy Rangkuti, loc.cit, h. 49

                [32] Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Ed III, (Yogyakarta: ANDI, 2008), h. 219

                [33] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Surakarta: PT Pabelan, 1997), h. 356

[34] Suyanti dan Ahmadsupriyadi. Pisang: Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. (Penebar Swadaya: Jakarta, 2008) h. 73

[35] Gambar 1. Alur Proses Pengolahan Keripik Pisang 

[36] David, R. F. Manajemen Strategi : Konsep-Konsep. Edisi Ketuju. (Indeks Jakarta, 2004), h.49

                [37] Sondang P. Siagian, Manajemen Strategi, 172

                [38] Fred, R. David, Manajemen Strategik (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 17.

                [39] Sedarmayanti, Manajemen Strategi (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), 109

[41] David,  R.  F.  Manajemen  Strategi  :  Konsep-Konsep.Edisi Ketuju. Indeks Jakarta, 2004), h. 105

[43] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.6

[45] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009). h.91

[46] Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Social (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017), h.. 79

[47] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009). h.85

[48] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.155

[49] Sugiyono, Memahami Penelitian Kwualitatif, (Bandung : Alpabet, 1999), hlm. 158

[50] Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006).hlm. 156

[51] Suharsimi Arikunto Ibid, Hal. 231

[52] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,( Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.244

                [53] Sumber data : Observasi di Rumah industri keripik pisang Miroso Kota Bangko tanggal 12 September 2022

                [54] Sumber Data : Wawancara dengan Ibu Yuniarti, pemilik usaha Keripik Pisang Miroso tanggal, 12 September 2022

                [55] Sumber data : Observasi di Rumah industri keripik pisang Miroso Kota Bangko tanggal 12 September 2022

                [56] Sumber Data : Dokumentasi industri keripik pisang Miroso

                [57] Sumber Data : Dokumentasi industri keripik pisang Miroso 


0 comments:

Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI BLOK

KHAIRUL AKMAN, S.Pd.I KHAIRUL AKMAN, S.Pd.IKHAIRUL AKMAN, S.Pd.IKHAIRUL AKMAN, S.Pd.IKHAIRUL AKMAN, S.Pd.I

Arsip Blog

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT