Jumat, 12 Juli 2024

 


BAB I

BABI 

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

 Kehidupan masyarakat zaman sekarang telah banyak mengalami perubahan terutama dalam perkembangan perilakunya. Salah satu penyebabnya adanya modernisasi. Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat teknologi canggih dan efisien seperti layaknya yang ada dikehidupan sehari-hari seperti televisi, gadget, komputer dan lainnya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang digunakan memiliki kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi.

Pengaruh perkembangan teknologi sudah ada sejak zaman modern. Pemakaian jejaring sosial masih banyak yang berdampak negatif, bahkan kita   sendiri   tidak   bisa   lepas   dari   internet.   Sosial   media   tentunya menghapus   batasan-batasan   masyarakat   untuk   bersosialisasi, batasan ruang maupun  waktu  dengan  media  sosial  ini  masyarakat  diperankan untuk  berkomunikasi  satu  sama  lain  dimanapun  mereka  berada,  tidak peduli berapa jauh jarak mereka. Pesan Bapak Presiden RI tentang media sosial "Saya memiliki harapan agar anak-anak muda dapat menggunakan sosial media dengan bijak untuk sebarkan pesan-pesan yang positif, jadilah agen perubahan dan jadilah agen toleransi dan perdamaian.

 Tidak hanya media sosial saja yang menjadi pengaruh bagi Generasi Millenial, tetapi gaya hidup juga menjadi  sorotan masyarakat. Setiap orang pasti ingin dirinya dihormati, bukan hanya itu Generasi Millenial juga menganggap penting akan adanya popularitas. Semakin banyak pengikut di instagram twitter snapchat youtube dan sosial media lainnya, maka seseorang itu akan merasa dirinya satu tingkat lebih populer. Selain aplikasi sosial media, aplikasi game juga tidak kalah menarik untuk para gamers. Game yang sedang booming yaitu game mobile lagends, game ini membuat para gamers lupa akan waktu, dan tidak mengenal kata lelah.


 


Kenakalan  yaitu sikap yang menonjol dalam kehidupan beragama keyakinan terhadap adanya kekuatan gaib, atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan. Perwujudan perilaku bisa dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, hasrat, dan keyakinan. Perilaku mulcul bersama dengan peralihan kekuasaan atas tingkah laku yang diatur dari dalam, yang disertai perasaan tanggung jawab pribadi untuk tindakan masing-masing. Hasrat akan kesatuan, kepenuhan dan kebulatan yang merupakan  (secara psikologis) tempat timbulnya agama. (Nico Syukur, 2015:27)

Seiring berjalannya waktu kehidupan manusia semakin menjurus ke arah pengejaran segala sesuatu yang bermakna fisik-material dimana dalam kajian sosiologi kecenderungan semacam ini disebut sebagai proses reifikasi yaitu ketika manusia saling mengejar apa saja yang bernilai materila. Salah satu media yang terus berkembang adalah handphone.

            Fenomena perubahan keagamaan saat ini juga menjadi permasalahan. Generasi Millenial menghadapi perubahan-perubahan perilaku   keagamaan   yang   menyimpang.   Penyimpangan   tidak   selalu negatif, tetapi ada positifnya juga bila betul-betul kita cermati. Masyarakat lebih mungkin bertahan bersama dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang dimiliki orang lain daripada bertahan dengan kesadaran kolektif bersama dan kuat. (Ashad Kusuma Djaya, 2012:21)

Begitu juga dengan teknologi  saat  ini  menciptakan  peluang  dan  tantangan  bagi Agama,  peluangnya  adalah  bagaimana  teknologi  memberikan  manfaat yang sebesar-besarnya bagi agama dalam membentuk peradaban manusia yang sesuai dengan fitrahnya. Tantangannya bisa menjadi celah bagi manusia untuk berbuat dzalim. Game yang sering dipermasalahkan ketika mempergunakannya melebihi batas waktu, dan mengorbankan ibadah seseorang. Segala macam hiburan saat ini sudah berkembang pesat, salah satunya  game  yang  dapat  membuat  seseorang  bahagia  dan  melupakan semua masalahnya.

 

Salah satu pelajaran yang perannya penting dalam membentuk moral siswa yaitu pendidikan islam, karena guru mengajarkan pendidikan moral berdasarkan pada ajaran agama. Disamping itu pendidikan agama islam juga berfungsi sebagai upaya pencegahan dan mengatasi, yaitu mengatasi hal-hal yang negatif dari lingkungan yang ada di sekitar siswa atau budaya lain yang dapat membahayakan atau menghambat perkembangan menuju manusia seutuhnya. Dengan demikian sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan melalui bimbingan pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Kegiatan pendidikan di sekolah sampai saat ini masih merupakan wahana central dalam mengatasi berbagai bentuk penyimpangan perilaku siswa yang terjadi. Oleh karena itu segala apa yang terjadi dalam lingkungan di luar sekolah senantiasa mengambil tolak ukur aktivitas pendidikan dan pembelajaran sekolah. Hal seperti ini cukup disadari oleh para guru pengelolaan lembaga pendidikan, dan mereka melakukan upaya untuk mengantisipasi dan memaksimalkan kasus-kasus yang terjadi akibat kenakalan siswanya melalui penerapan tata tertib pembelajaran moral, agama dan norma-norma susila lainnya.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin adalah sebagai Lembaga madrasah Islam yang berada di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin Provinis Jambi, dimana Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin terus berusaha menanamkan nilai-nilai Islam, salah satunya yaitu dari Kenakalan  mereka. Madrasah tersebut berusaha menanamkan tingkah laku sopan santun, menghargai satu sama lain, dan menghargai guru- guru atau yang lebih tua. Selain menanamkan nilai-nilai islam dari segi perilakunya madrasah ini juga mengadakan ibadah seperti sholat dzuhur berjamah setiap hari, dan yasinan setiap jum’at pagi. Namun keadaan yang terjadi sangat berbanding terbalik dari apa yang di harapkan.

Perilaku siswanya tergolong sebagai perilaku yang kurang baik, seperti kurangnya rasa menghargai terhadap yang lebih tua termasuk terhadap para guru kurangnya rasa simpati antar sesama dan kurangnya kemauan untuk belajar dalam proses belajar mengajar yang di laksanakan. Sebagian siswa yang kurang dalam menaati tata tertib madrasah, tidak ikut dalam melaksanakan ibadah seperti sholat dzuhur berjamaah dan yasinan mingguan yang dilaksanakan setiap hari jum’at pagi.

Hasil observasi penulis (grand tour) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7  Merangin penulis menemukan bahwa persoalan yang sering muncul di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7  Merangin ini adalah adanya perilaku siswa yang kurang kurang baik. Mereka terlihat kurang bersemangat dalam proses belajar, Mereka cenderung kurang memperhatikan guru ketika guru menjelaskan pelajaran. Pantauan penulis di lapangan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh Teknologi Informasinya yaitu Smartphone atau Handphone dimana siswa yang membawa Handphone lebih cendrung menggunakan Handphone dan asyik bermain game hal ini sangat berdampak negatif bagi siswa.

Berdasarkan  hasil observasi  peneliti di atas setidaknya ada beberap hal yang menarik perahatian penulis dalam menalaah dan persoaal yang ada di Madarasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin Kenakalan  siswa maupun siswi masih sangat jauh dari kata baik, pertama dampak kemajuan teknologi siswa cenderug tidak bisa memanfaatkan penggunaan teknologi informasi tersebut dengan baik, bahkan sebaliknya dimana menimbulkan perilaku yang tidak baik.  kedua siswa kurang menaati tata tertib madrasah, kurang menghargai guru dikelas, berbicara kasar kepada teman dimadrasah, ketiga cenderung siswa menggunakan Handphone dengan fitur permainan (games) yang dapat mengganggu konsentrasi proses belajar dan merusak kegiatan jadwal belajar sehingga menjadi dampak negatif bagi Siswa/siswa lebih senang bermain games daripada belajar.

Latar belakang masalah diatas dan dengan adanya permasalahan-permasalahan yang terjadinya di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini dengan judul “Upaya Guru Dalam Mengatasi  Kenakalan  Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin”.

B. Fokus Masalah

Mengingat terlalu luasnya masalah yang akan dikaji dan karena terbatasnya waktu penelitian, maka penulis memfokuskan penelitian ini pada Upaya Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin.

 

C. Rumusan Masalah

  Mengacu pada latar belakang dan fokus masalah yang telah di kemukakan, maka untuk memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:

1.    Bagaimana  prilaku kenakalan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin?

2.    Apa saja kendala guru dalam mengatasi prilaku kenakalan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin?

3.    Bagaimana solusi guru dalam mengatasi prilaku kenakalan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin?

 

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan :

a.       Untuk mengetahui Bagaimana  prilaku kenakalan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

b.      Untuk mengetahui kendala guru dalam mengatasi prilaku kenakalan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

c.       Untuk mengetahui solusi guru dalam mengatasi prilaku kenakalan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yaitu :

a.    Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan tentang upaya guru dalam mengatasi keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

b.    Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis baik secara teoritis maupun praktis tentang proses penelitian dilapangan

c.    Sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu (S.1) Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.    Kajian Teoritis

1.    Pengertian Upaya

          Upaya adalah usaha untuk menyampaikan kepada suatu maksud (Poerwadaminta,1987:1132). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) upaya diartikan sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan, upaya adalah suatu usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan masalah dan mencaari solusi. Upaya adalah usaha, alasan, ikhtiar atau untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah, mencari jalan keluar dan sebagainya. (Kementrian Pendidikan Nasional, 2003.132).

          Upaya sangat berkaitan erat dengan penggunaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan tersebut, agar berhasil maka digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang yang lain. Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari upaya adalah suatu kegiatan atau usaha dengan menggunakan segala kekuatan yang ada dalam mengatasi suatu masalah

         Menurut Wahyu Baskoro (2005 : 902) Upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu atau maksud (akal, ikhtiar). Menurut Torsina (1987 : 4) Upaya adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan . Menurut Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991 : 1109) mengartikan kata upaya adalah usaha akal ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud , memecahkan persoalan , mencari jalan keluar ,dsb); daya upaya. Sedangkan menurut Sriyanto (1994:7) upaya adalah usaha untuk mencapai sesuatu

7

                  Guru yang berkompetensi memiliki ciri-ciri khusus yang berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai prestasi. Sedangkan untuk mencapai prestasi yang tinggi di perlukan kompetensi maksimal yang bersifat fisik maupun mental. Dengan demikian, prestasi yang tinggi akan diperoleh manakala seorang guru mengkombinasikan usaha, kompetensi, dan keterampilan yang dimiliki, lebih jelasnya prestasi tergantung pada kombinasi yang tepat dari usaha. (Martinis Yamin, 2013:3)

 

2. Pengertian Prilaku

       Prilaku adalah segala manifestasi hayati atau manifestasi hidup individu, yaitu semua ciri-ciri yang menyatakan bahwa individu manusia itu hidup. Prilaku ini bukan hanya mencakup hal-hal yang dapat diamati (overt) tetapi juga hal-hal yang tersembunyi (covert).”( Muhibbin Syah, 2006:144).

                   Prilaku mempunyai arti yang luas sekali, yang tak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, lari-lari, berolahraga, bergerak, dan lain-lain. Akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berpikir fantasi, penampilan emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya. Prilaku menurut kamus ilmiah popular adalah “tindakan, perbuatan, sikap

       Prilaku dalam psikologi di pandang sebagai “reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks”. Individu memiliki satu ciri yang esensial, yaitu bahwa dia selalu berperilaku atau melakukan kegiatan. Individu adalah individu selama ia masih melakukan kegiatan atau berperilaku, apabila tidak maka ia bukan individu lagi.

       Pengertian diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan prilaku adalah segala kegiatan manusia yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadari. Termasuk didalamnya berbicara, berjalan, cara ia melakukan sesuatu. Caranya bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain bagaimana cara seseorang berintegrasi dengan dunia luar

         Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung (Triwibowo, 2015).

          Menurut Triwibowo (2015) perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Perilaku terbagi dalam tiga domain yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge)

       Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :

1) Tahu (know), tahu artinya sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajaripada situasi atau kondisi sebenernya.

4) Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tesebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (syhthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

 6) Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

b. Sikap (Attitude)

       Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni :

1) Keperayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

       Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :

1) Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi, dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian seseorang terhadap ceramahceramah.

2) Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan berarti orang dapat menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkatan yang ketiga. Misalnya : seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbang anaknya ke Posyandu.

4) Bertanggung jawab (responsible), bertanggu jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Praktek atau tindakan (practice)

       Tindakan terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :

1) Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guided respons), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh merupakan indicator tindakan tingkat kedua.

3) Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai tindakan tingkat ketiga.

4) Adaptasi (adaptational), adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

 

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

a. Faktor predisposisi

       Faktor predisposisi merupakan faktor positif yang mempermudah terwujudnya praktek, maka sering disebut sebagai faktor pemudah. Adapun yang termasuk faktor predisposisi, yaitu : kepercayaan, keyakinan, pendidikan, motivasi, persepsi, pengetahuan.

b. Faktor pendukung

       Faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, teredia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku, sehingga disebut faktor pendukung atau pemungkin.

c. Faktor pendorong

       Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya, yang merukapan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang penting (Triwibowo, 2015).

       Menurut Febriani (2013), faktor yang dapat mempengaruhi perilaku juga dari faktor internal yaitu kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang dimaksud antara lain jenis kelamin menurut Hungu (2007), bahwa perbedaan biologis antara siswa perempuan dan siswa laki-laki, siswa perempuan lebih menggunakan perasaan sehingga berpengaruh terhadap keterampilan terutama dalam menyikat gigi, ras/keturunan, sifat fisik, kepribadian, dan bakat. Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecapakan, pengetahuan dan keterampilan khusus

4. Perilaku Keagamaan

       Kata perilaku berarti tanggapan/reaksi individu terhadap lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar “agama” yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran ketaqwaan dan kewajiban terhadap kepercayaan itu sendiri. Agama terdiri dari huruf “a” artinya tidak, dan huruf “gam” yang berarti pergi. Dalam bahasa Arab agama disebut “Al-Din” yang artinya undang-undang, hukum, menguasai, menundukkan, patuh, balasan dan kebiasaan. (Agus Hakim, 1996:112.) Kata keagamaan terdapat awalan “ke” dan akhiran “an” mempunyai arti sesuatu/segala tindakan yang berhubungan dengan agama. (Poerwadaminta, 1991:569).

       Keagamaan erat kaitannya dengan keimanan, keyakinan, kepercayaan, ikatan, Tuhan, kitab suci, dan segala bentuk ketaqwaan, norma serta ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya. Pada hakikatnya keagamaan secara luas membahas mengenai hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, hubungan manusia dengan sesamanya, hubungan manusia dengan makhluk ciptaan-Nya, serta hubungan manusia dengan alam semesta. Hal ini menunjukkan bahwa agama yang mengandung sekumpulan kepercayaan serta ajaran-ajaran akan mengarahkan manusia berperilaku baik kepada Tuhan dan ciptaan-Nya.

       Perilaku keagamaan secara bahasa terdiri dari dua suku kata, perilaku dan keagamaan. Perilaku memiliki arti yaitu sikap atau perbuatan yang dihasilkan adanya sebuah tindakan dari seseorang berupa perkataan maupun tingkah laku yang terjadi secara realitas. (Agus Hakim, 1996:112.)

       Sedangkan kata keagamaan adalah segala tindakan yang berhubungan dengan agama atau keyakinan. Perilaku keagamaan adalah segala bentuk tindakan, perbuataan atau perkataan terkait dengan agama yang dilakukan oleh seseorang dengan sadar atas tuntunan agama serta dasar keyakinan kepada Tuhan. Perilaku merupakan indikasi seseorang dalam melakukan suatu perbuatan atau tindakan. Terbentuknya perilaku yaitu adanya pengalaman yang terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya.

       Menurut Moh. Arifin berpendapat perilaku keagamaan berasal dari dua kata. Perilaku adalah gejala/fenomena dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Sedangkan keagamaan adalah segala sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dengan perantaraan Rasul-Nya berupa perintah dan larangan serta petunjuk kesejateraan dalam hidup. Apabila dilihat secara definisi dapat diartikan bahwa perilaku beragama adalah “bentuk atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran agama”. Definis tersebut menunjukkan bahwa perilaku beragama pada dasarnya adalah berbicara yang didasarkan pada petunjuk ajaran Islam.

       Menurut Mursal dan H.M.Taher, perilaku keagamaan adalah tingkah laku yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, seperti aktifitas keagamaan seperti shalat, zakat, puasa dan sebagainya. Perilaku keagamaan bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual saja, tetapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural, bukan hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktifitas yang tidak tampak terjadi dalam seseorang. (Mursal, 1980:121).

       Perilaku keagamaan merupakan integrasi kompleks pengetahuan agama, perasaan agama (penghayatan) serta tindak keagamaan (pengamalan) dalam diri seseorang.5 Perilaku keagamaan dalam Islam, dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan aktivitas individu atau kelompok berdasarkan ajaran Islam secara menyeluruh, misalnya shalat, puasa, zakat, sedekah, membaca Al-Qur’an dan akhlaq yang semata-mata mengharapkan ridho Allah. Perilaku beragama merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri manusia dan mendorong orang tersebut untuk bertingkah laku yang berkaitan dengan agama. Zakiyah Darajat mengatakan bahwa perilaku beragama merupakan perolehan bukan pembawaan. Terbentuknya melalui pengalaman langsung yang terjadi dalam hubungannya dengan unsurunsur lingkungan material dan sosial. Walaupun sikap terbentuknya melalui pengaruh lingkungan, namun faktor individu ikut juga menentukan. (Rohmalina Wahab, , 2015:161).

       Bentuk kegiatan keagamaan tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan beribadah, tetapi ketika melakukan aktivitas lain yang didorang oleh kekuatan supranatural, selain itu bukan yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat oleh mata, tapi juga aktivitas yang tidak tampak atau terjadi dalam diri seseorang, misalnya dzikir, do’a dan lain sebagainya. (Djamaluddin Ancok, 1995:75).

       Perilaku keagamaan seseorang pada dasarnya tidak terlepas dari dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran Islam, yaitu:

a.       Aqidah

      Aqidah adalah urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.8 Inti materi aqidah adalah mengenaikeimanan sebagaiamana terdapat dalam rukun iman, yakni menyakini tentang Allah, para Malaikat, Nabi atau Rasul, KitabKitab Allah, Surga dan Neraka serta Qada dan Qadar.

b.      Syariah

      Syariah menurut hukum Islam, sebagaimana dikutip dari buku karya Muhammad Alim yang berjudul “Pendidikan Agama Islam” adalah hukum-hukum dan tata aturan yang disampaikan Allah agar ditaati hamba-hamba-Nya. Syariah juga diartikan sebagai satu sistem norma Ilahi yang mengatur pengaruh manusia dengan Tuhan, pengaruh manusia dengan sesama manusia, serta pengaruh manusia dengan alam lainnya. Secara garis besar ajaran syariah Islam adalah seperti yang terdapat dalam rukun Islam dan muamalah (sosial).

c.       Akhlak

          Menurut bahasa akhlak ialah kata jamak dan khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik sesuai dengan normanorma atau tata susila. (M. Yatimin Abdullah, 2007: 3).

         Akhlak dalam ajaran Islam mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa).Akhlak mengandung empat unsur yaitu adanya perbuatan baik dan buruk, dan adanya kecenderungan kondisi jiwa pada salah satu perbuatan terpuji maupun yang tercela

            Aqidah, Syariah dan akhlak saling berpengaruh, akidah merupakan sistem kepercayaan dan dasar bagi syariah serta akhlak, sedangkan tidak ada syariah dan akhlak selama tanpa akidah Islam.

          Penjelasan di atas maka perilaku adalah tindakan atau aktivitas seseorang dapat diamati melalui suatu rangsangan yang dihadapi sehingga terwujud dalam gerakan (tingkah laku), tidak saja badan ataupun ucapan. Perilaku merupakan semua aktivitas manusia yang bisa terjadi karena adanya rangsangan maupun tanpa adanya rangsangan. Dapat dikatakan bahwa perilaku merupakan tindakan yang berkaitan dengan segala perbuatan yang secara langsung saling berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan adat istiadat yang ada dalam kehidupan masyarakat. Perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

5. Bentuk- Bentuk Perilaku Anak

a. Perilaku Keagamaan

        Agama merupakan bagian yang cukup penting dalam jira siswa. Sebagian orang berpebdapat bahwa moral beragama dapat mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak pada usia remaja sehingga mereka tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan lepada masyrakat atau bertentangan dengan norma-norma agama. Disisi lain tidak adanya moral atau agama seringkali dianggap sebagai penyebab meningkatnya kenakalan siswa di kalangan masyrakat.

          Dengan kehalusan perasaan (fungsi-fungsi afektif) disertai kejernihan akal budi (fungsi-fungsi kognitif), pada saat tertentu, seseorang setidak-tidaknya pasti mengalami, mempercayai, bahkan meyakini, dan menerimanya tanpa keraguan (mungkin pula masih keraguan), bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang Maha Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya.

b. Perilaku Sosial

       Secara potensional (fitrah) manusia dilahirkan sebagai mahkluk sosial, namun untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain.

        Dalam perkembangan sosial terjadi interaksi sosial yaitu ”hubungan antara individu satu dengan individu yang lain atau sebaliknya. Jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik”. Menurut Bruno sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah mengatakan bahwa ”Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan sosial self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya

c. Perilaku Moralitas.

       Dalam psikologi kependidikan, Abin Syamsudin menjelaskan : Secara individu menyadari bahwa ia merupakan bagian anggota dari kelompoknya, secepat itu pula pada umumnya individu menyadari bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang melakukannya.

d. Perilaku Terhadap Diri Sendiri.

       Perilaku terhadap diri sendiri berarti kewajiban manusia untuk menjaga kehormatan pada dirinya sendiri agar tidal menjadi manusia yang hina. Perilaku terhadap dirinya sendiri antara lain :

1). Menjaga diri dan jiwa agar tidak terlempar dalam kehinaan dan dalam jurang kenistaan sebaliknya, berusaha sekuat kemampuan untuk mengangkat harga diri, nama baik, kesucian pribadi dan kehormatan.

2). Berupaya dan berlatih agar tetap mempunyai sifat-sifat terpuji : Jujur, terpercaya, adil, menepati janji, ramah, sabar, disiplin, kerja keras, iklas, rendah hati, bersyukur atas nikmat yang ada.

3). Berusaha dan berlatih untuk meninggalkan dan menjauhi sifat-sifat yang tidak terpuji, seperti : Berdusta, khianat, pendendam, adu domba, mencari-cari kesalahan orang lain.

6. Faktor-faktor Perkembangan Perilaku

       Setiap anak dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Karakteristik setiap anak diperoleh dari orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang, seberapa jauh perkembangan itu terjadi  tergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor penting yang menentukan perkembangan perilaku. Faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. (Yusuf, 2015:36).

a. Faktor Keluarga

         Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya mengembangkan perilaku anak. Setiap anak dirawat dari orang tua dengan penuh kasih sayang dan mendidik tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan perilaku anak menjadi baik dan sehat. Keluarga juga dipandang sebagai institusi atau lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan perilaku anak, karena dengan perlakuan yang baik dari orang tua anak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara fisik, biologis, maupun sosiopsikologisnya. (Yusuf, 2015:37).

       Setiap anak akan merasa nyaman dengan keluarganya apabila fungsi keluarga dapat dijalankan dengan baik. Fungsi keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Cinta kasih dalam keluarga bukan hubungan yang sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, dan keinginan untuk menumbuh kembangkan anak yang dicintai. (Yusuf,2015: 37).

        Keluarga yang hubungan antara anggotanya tidak harmonis, penuh konflik atau kurangnya komunikasi dapat mengembangkan masalah kesehatan mental bagi anak. Sebagaimana dalam dalam hadits shohih bukhari no. 1296

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ*كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya : 

            Dari abi hurairoh Radhiallahu ‘anhu berkata; Nabi Saw. bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi. (Lidwa shohih bukari, 1296).

 

        Makna hadis tersebut adalah manusia pada asalnya berada dalam keadaan fitrah (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan kuat di atas Islam. Akan tetapi, tentu harus ada pembelajaran Islam dengan perbuatan atau tindakan.

      Hadis ini berbicara persoalan fitrah dan akidah yang benar yangditetapkan oleh Allah Swt. Perkembangan perilaku anak tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan bawaan tetapi yang paling paling terpenting mempengaruhi perkembangan anak adalah kedua orang tuanya sendiri.

       Hal ini sebagaimana keterangan yang ada dalam hadis tentang pengaruh yang dilakukan kedua orang tua terhadap anaknya yang membawa anak beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi dengan memberikan contoh perilaku yang buruk. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, anak mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah perkembangannya. Keluarga menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak.

b. Lingkungan Sekolah

           Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan perilaku anak. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru substitusi orang tua. Sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya, dengan hal ini sekolah berupaya menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai perkembangannya, selain itu sekolah juga mempunyai peran dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak, menciptakan budi pekerti luhur, membangun solidaritas terhadap sesama serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan anak agar menjadi manusia yang beragama dan beramal kebaikan.

           Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. (Yusuf, 2015:54) .

            Guru adalah orang-orang yang sudah dididik dan dipersiapkan secara khusus dalam bidang pendidikan. Menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang bisa menjadi stimulus bagi perkembangan anak lengkap dengan penguasaan metodelogi pembelajarannya.

            Hal ini menjadi salah satu sisi keunggulan dari guru dibandingkan orang-orang dewasa lain pada umumnya. Karena pengalaman interaksi pendidikan dengan guru di sekolah akan lebih bermakna bagi anak daripada pengalaman interaksi dengan orang dewasa lainnya.

           Tujuan serta fungsi dari sekolah untuk memfasilitasi proses perkembangan anak, secara menyuluh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.(Yusuf, 2015:56).

c. Lingkungan Sosial

       Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan perilaku. Peran itu semakin penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Interaksi sosial di dalam lingkungan memiliki keanekaragaman yang sesuai dengan status dan juga perannya masing-masing. Anak belajar untuk menjalani kehidupan melalui interaksi dengan lingkungan.

        Ketika lingkungan sekitar tidak sehat misalkan dalam lingkungan masyarakat yang bermoral tidak baik anak akan mengikuti keadaan yang ada disekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan itu sehat atau bermoral yang baik maka perkembangan perilaku anak akan ikut baik karena lingkungan sosial sangat berperan dalam membentuk perilaku atau karakter anak.(Yusuf, 2015:59).

 

B.     Studi Relevan

Dari banyak skripsi yang peneliti temukan, di bawah ini ada tiga studi relevan yang hampir sama dengan masalah penelitian. Adapun penelitian-peelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

1.      Penelitian oleh Fatimatuz Zahro (2013), berjudul “Dampak televisi terhadap perilaku anak sekolah di Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir  Kabupaten Tebo. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh fatimatuz zahro dengan peneliti yaitu sama-sama meneliti perilaku anak. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh fatimatuz zahro dengan peneliti yaitu penelitian yang digunakan oleh fatimatuz zahro menggunakan jenis kuanti dan peneliti menggunakan penlitian kualitatif.

2.      Budiman, (2007). Pengaruh perliku siswa terhadap penggunaan Handphone di Madrasah Tasanawiyah Manbaul Ulum Sungai Jernih Kecamatan Siau Kabupaten Merangin Jambi . Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas masalah prilaku salah satunya adalah dampak penggunaan Handphone, sedangkan perbedaannya adalah dimana penulis lebih memfokus pada masalah prilaku siswa. Sedangkan saudara Budiman lebih memfokus pada Dampak Penggunaan Handphone.

3.      Satria Purnama, (2013). Upaya Menanggulangi Dampak Hanphone Pada Proses Belajar Mengajar di Madrasah Tsanwiyah Negeri 01 Kota Jambi . Persamaan dalam penelitian ini juga terletak pada masalah prilaku. Semesntera perbedaannya adalah dimana saudara Satria Purnama lebih memfokus pada Upaya Menanggulangi Dampak Hanphone Pada Proses Belajar Mengajar, sedangkan penulih memfokus terhadap prilaku siswa.

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.    Pendekatan Dan Metode Penelitian

Penelitian ini berbentuk pendekatan kualitatif, sebagai upaya memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan mengenai upaya guru dalam mengatasi perilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin.

Penelitian dengan pendekekatan kualitatif menekankan analisis proses dari berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar kejadian yang diamati, yang ditekankan pada kedalaman berpikir logis dan empiris dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.

Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrument seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. (Sugiyono, 2013:292)

 

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

21

Penulis mengambil lokasi penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin pada bulan Juli - Desember 2022. Adapun permasalah yang peneliti bahas adalah mengenai prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, apa saja kendala guru dalam mengatasi prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin serta  solusi guru dalam mengatasi prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin.

2. Subjek penelitian

Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini menggunakan cara Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah pengambilan sampel subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik yang sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu misal meneliti tentang pendidikan, maka peneliti mencari sampel para ahli dalam pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam penelitian kualitatif. (Iskandar, 2018:74)

Sebagai subjek utama yaitu guru dan siswa yang berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin. Sebagaia subjek penelitian ini diataranya adalah Guru Pendidikan Agama Islam, Kepala Sekolah, serta siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

 

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data :

a.    Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya, yakni dari lokasi dimana tempat penulis melakukan penelitian (Sukandarmidi, 2002:70). Abdurrahman Fatoni mengungkapkan bahwa data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama (Fatoni, 2011: 38). Sumber data primer adalah data utama dalam suatu penelitian.

Data primer yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (Observasi) mengenai upaya guru dalam mengatasi perilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin.

 

 

 

b.    Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang penulis dapatkan serta penulis kumpulkan, dimana sebelumnya data-data tersebut telah ada”. (Sukandarmidi, 2012:71)

Data sekunder yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi yang ada hubungannya dengan judul, data ini penulis ambil dari sumber arsip Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin. Adapun data sekunder tersebut adalah sebagai berikut:

1)      Historis dan Geografis Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

2)      Struktur organisasi sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

3)      Keadaan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

4)      Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

 

2. Sumber Data 

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2016:129). Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrument penelitian. (Margono, 2010:55). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini orang dan materi yang meliputi:

a)      Guru Aqidah Akhlak

b)      Kepala Sekolah

c)      Siswa-siswi

d)      Arsip / Dokumen

 

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1.    Metode Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi itu, dan beberapa kali muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut sangat, kurang, atau tidak sesuai yang kita kehendaki. (Suharsimi Arikunto, 2010:272).

Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan sikap dan tingkah laku anak di lingkungan sekolah.

Adapaun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a.    Mengamati sikap anak – anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

b.    Mengamati guru-guru yang berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

2.    Metode wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap, dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti (Imam, 2013:162)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui wawancara langsung secara terpimpin antara peneliti dengan orang yang akan memberikan informasio dengan menggunakan daftar wawancara. Adapun datanya meliputi:

 

 

a)      Prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

b)      Kendala guru dalam mengatasi prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

c)      Solusi guru dalam mengatasi prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

 

3. Metode Dokumentasi

Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliuran sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

Seperti telah dijelaskan, dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang chek-list untuk mencari variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally ditempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas. (Suharsimi Arikunto, 2010:274)

Metode yang peneliti gunakan untuk memperoleh data catatan, surat – surat dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini yaitu:

1)  Historis dan Geografis Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

2)  Struktur organisasi sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

3)  Keadaan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

4)  Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

E. Teknik Analis Data

Analisa data adalah poses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, kuesinoner, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melaukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Proses analisa data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 1. Reduksi Data

          Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan. Data yang diperoleh dari sejumlah sumber diseleksi dilakukan atau difokuskan, penyederhanaan dan abstarksi. Langkah- langkah yang dilakukan adalah :

a. Informasi wawancara yang diperoleh dari sejumlah informan tentang perilaku peserta didik yang menggunakan handphone baik di dalam kelas maupun diluar kelas dalam bentuk catatan diskripsi hasil wawancara.

b. Data yang telah dicatat dan ditabulasi diseleksi sehingga yang diambil hanya yang dianggap paling representative untuk disajikan sebagai data.

2. Penyajian dan pengolahan data

             Dalam penelitian kualitatif, penyajian data juga bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, tabel, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Mile Hubermen menyatakan yang paling sering di gunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

             Data dan informasi yang dikumpulkan, disajikan secara naratif. Sehingga permasalahan dapat dideskripsikan secara komprehensif/ menyeluruh. Langkah yang dilakukan adalah:

a. Data yang telah di seleksi diinterprestasikan dan direlevansikan dengan jelas.

b. Informasi yang diperoleh dari wawancara diinterprestasikan untuk memberikan gambaran tentang upaya guru dalam mengatasi keagamaan siswa: Dalam hal ini penulis ingin menyajikan data hasil penelitian tentang upaya guru dalam mengatasi keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin.

3. Penarikan Kesimpulan

             Langkah ketiga dalam analisa data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan diikuti dengan verifikasi internal, yaitu yang telah disajikan dan diolah diinterprestasikan kembali oleh peneliti. Mengingat penarikan kesimpulan yang dilakukan masih bersifat sementara, maka diperlukan verifikasi sehingga data yang disajikan lebih akurat.       Langkah yang dilakukan adalah:

a. Mendeskripsikan fokus masalah yang sudah diinterprestasikan dan dilakukan penarikan kesimpulan.

b. Kesimpulan sementara direlevansikan dengan hasil observasi lapangan, sehingga diperoleh pemahaman masalah yang sesuai dengan kajian teoritis.

c. Melakukan penyimpulan akhir dan mendeskripsikan sebagai hasil penelitian.

E. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai perbandingan terhadap data tersebut. Teknik triangulasi data yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. (Lexy J Moleong, 2019: 330)

Dalam hal ini untuk mengecek data-data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini ada 5 cara, antara lain

1.      Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2.      Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikataknnya secara pribadi

3.      Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan

4.      Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

Melalui teknik ini penulis gunakan untuk mengkaji kembali keabsahan data yang diperoleh atau membandingkan data yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan lain sebagainya

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut diatas, maka untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangan tentang upaya guru mengatasi dampak negatif Penggunaan Handphone di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin.

G.    Jadwal Penlitian

Penelitian dilakukan dari pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi setelah seminar, setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data yang diperoleh ketika riset dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan kepada siding munaqasah. Hasil siding munaqasah dilanjutkan dengan perbaikan dan penggandaan laporan penelitian skripsi. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada table berikut ini :

Table 2 : Jadwal penelitian

 

No

Kegiatan

Juli

Agustus

Septem

ber

Oktober

Nopem

ber

Desem

ber

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Pengajuan judul proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Penyusunan proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Bimbingan proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Seminar proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Perbaikan proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Pengurusan izin riset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Pelaksaan Riset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Penyusunan Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Penulisan skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

Bimbingan skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11

Munaqasyah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

12

Penggandaan skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

B.     Temuan Umum

1. Historis Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

            Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin didirikan pada tanggal 3 Agustus 1993 dan Negeri pada tanggal 13 Oktober 2009 oleh menteri agama RI. Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin Kecamatan Pangkalan Jambu ini merupakan Madrasah Tsanawiyah yang pertama dan sekaligus Sekolah Lanjutan tingkat pertama yang ada di Pangkalan Jambu yang dulunya terletak di desa tiga alur Kecamatan Sungai Manau yang sekarang telah dimekarkan menjadi Kecamatan Pangkalan Jambu yaitu pecahan dari Kecamatan Sungai Manau sampai saat ini Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin Kecamatan Pangkalan Jambu ini adalah murni dari swadaya masyarakat Pangkalan Jambu. Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin didirikan di Pangkalan Jambu Adapun sumber dana pembangunan adalah murni dari swadaya masyarakat. (Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022)

29

            Didirikannya Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin ini, karena mengingat Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum ada, sementara minat orang tua untuk menyerahkan anaknya ke lembaga pendidikan agama cukup menggembirakan, sedangkan MTsN yang ada hanya di desa Sungai Manau yang cukup jauh untuk dijangkau karena itu masyarakat merasa perlu untuk mendirikan lembaga pendidikan agama setingkat SLTP.

            Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin pada awalnya memang benar-benar swadaya masyarakat Pangkalan Jambu, karena mengingat sebelum Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin didirikan, masyarakat mulai mengolah kan anaknya terpaksa keluar daerah yaitu keluar Kabupaten seperti ke Jambi itupun bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih namun bagi mereka yang tidak mampu terpaksa belajar di rumah-rumah guru dan itu hanya sebatas tentang pengetahuan membaca Alquran dan ibadah praktis. Hal inilah yang membuat masyarakat termotivasi untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan keagamaan sehingga akhirnya terwujudlah sebuah Madrasah yang diberi nama Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin. (Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022).

            Kepemimpinan semenjak berdirinya tahun 1993 Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin ini sudah mengalami empat kali pergantian pimpinan, 4 orang yang memimpin itu itu ialah;

1. Abunjani dari tahun 1993 sampai dengan 1997

2. Drs. Abdullah Lin dari tahun 1997 sampai 2000

3. Drs .Hamali dari tahun 2000 sampai 2006

4. Darul Qutni, S.Ag dari tahun 2006 sampai sekarang. (Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022)

 

2. Geografis Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

            Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin terletak di pinggir jalan lintas Bangko-Sungai Penuh dengan luas tanah 6640 m dan luas bangunan 360 m. Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin sangatlah strategis tempatnya dimana merasa ini sangat mudah untuk ditempuh oleh para siswa-siswi maupun orang tua yang mengantarkan anaknya ke sekolah. Hal ini dapat dilihat dari letak Madrasah Tsanawiyah tersebut berada di jalan atau di tepi jalan raya yang menghubungkan kecamatan Pangkalan Jambu ke arah Kerinci atau sungai Penuh. Di sisi lain, dimana Madrasah memiliki letak geografisnya yang sangat strategis yani Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin berada diantara persawahan dan rumah penduduk. (Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022).

         Untuk lebih jelasnya batas-batas MTsN Pangkalan Jambu adalah sebagai berikut

a. Sebelah utara berbatasan dengan tanah Bapak Haji Tami

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan Bangko-Sungai Penuh

c. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk

d. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk

3. Visi Dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

Visi

"Terwujudnya keunggulan imtaq dan iptek yang berwawasan lingkungan dan budaya saing internasional"

Dengan indikator sebagai berikut:

a.       terlaksananya ibadah sesuai dengan ketentuan agama Islam

b.      Terwujudnya Insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

c.       Terwujudnya daya kreativitas dalam ilmu pengetahuan teknologi dan seni

d.      Terwujudnya pribadi siswa yang ramah dan peduli lingkungan

e.       Terwujudnya pembelajaran dan bimbingan yang optimal

f.        Terwujudnya iklim kompetensi yang sehat dan berdaya saing internasional.

Misi:

a.       Mewujudkan perilaku siswa yang beriman, bertaqwa dengan menjalankan ibadah yang dianut

b.      Mewujudkan daya kreativitas siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

c.       Pribadi siswa yang ramah dan peduli lingkungan

d.      Mewujudkan kedisiplinan bagi seluruh warga sekolah

e.       Mewujudkan iklim berkompetensi yang sehat dan berdaya saing internasional

f.        Mewujudkan pembelajaran dan bimbingan yang optimal. (Sumber data: Dokumentasi MTsN 7 Merangin Tahun 2022).

 

4. Struktur Organisasi MTsN 7 Merangin

       Dalam sebuah institusi, baik itu pemerintahan ataupun swasta, maupun pendidikan tidak terlepas dari sebuah struktur organisasi. Hal tersebut merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah instansi ataupun institusi dalam mengelolah sebuah pemerintahan atau pendidikan. Struktur organisasi merupakan bagian terpenting dalam proses pengorganisasian. Struktur organisasi dapat pula dipahami sebagai implementasi dari fungsi-fungsi pengorganisasian dalam siplin dan manajemen. Fungsi pengorganisasian secara sederhana dapat dipahami sebagai pembagian tugas. Pembagian tugas tersebut dapat diuraikan secara terperinci dan terstruktur mulai dari tingkatan jabatan yang paling rendah atau tugas yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Dalam kaitannya dengan fungsi pengorganisasian ini sebagaimana dikutip kan oleh Nanang Fattah memberikan pengertian pengorganisasian adalah sebuah proses yang berjamaah atau sekelompok orang yang tergabung dalam struktur organisasi tersebut yang meliputi; perencanaan pekerjaan, pembagian tugas penyatuan pekerjaan koordinasi, monitoring dan lain sebagainya. Dengan demikian maka struktur organisasi dalam proses pengorganisasian merupakan bagian krusial yang tidak dapat ditinggalkan. Demikian juga dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin yang juga mempunyai struktur organisasi dalam mengelola pendidikan.

        Adapun mengenai struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin kecamatan Pangkalan Jambu kabupaten Merangin provinsi Jambi dapat dilihat pada struktur di bawah ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Struktur Organisasi MTs Negeri 7 Merangin

Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2022- 2023

Komite Sekolah

A. Kadir

 

Kepala Sekolah

Darul Qutni S.Ag

 

 


Bendahara

Asda, S.Pd

Waka. Kesiswaan

Nasriadi, A.Ma

Wali Kelas VII.A

Darmina, S.Pd.I

Wali Kelas VIII

Lenny Marlina, S.Pd

Wali Kelas VIII

Amrullah, A.Ma

Majlis Guru

Siswa - Siswi

Waka. Sarana Prasarana

Yasmiza Mizan, S.Pd

Wali Kelas VII.B

Puspita, S.Pd.I

Tata Usaha

Amrullah, A.Ma

Waka. Kurikulum

Drs. Edi Samsuar

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022-2023)

 

 

 

 

 

            Adapun tugas dan fungsi dari bidang yang ada pada struktur adalah sebagai berikut:

1). Komite Sekolah

a)      Merencanakan program pengembangan sekolah

b)      Merencanakan program pembangunan

c)      Melaksanakan Program pembangunan

d)      Mengawasi program kegiatan sekolah

e)      Mengkonsultasikan program sekolah dengan orang tua siswa

f)       Memberikan dukungan kepada sekolah dalam rangka pengembangan sekolah

2). Kepala Sekolah

a)      Merencanakan program yang akan dilaksanakan

b)      Mengorganisasikan program kegiatan

c)      Mengerakkan program yang sudah dirancang

d)      Mengawasi Program kegiatan

e)      Melakukan evaluasi terhadap program yang dirancang

f)       Melakukan tindak lanjut terhadap program yang sudah di rancang.

3). Wakil Kepala Sekolah

a)      Menyusun dan menjabarkan kelender pendidikan

b)      Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas guru

c)      Mengatur pelaksanaan  kegiatan  kurikuler dan ekstra kurikuler

d)      Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria kenaikan kelas, kelulusan, dan laporan kemajuan siswa, serta pembagian  buku laporan hasil belajar siswa

e)      Mengatur program kegiatan remedial dan pengayaan

f)       Mengatur jadwal kegiatan MGMP dan coordinator mata pelajaran

g)      Mengatur mutasi siswa

h)      Melakukan administrasi dan supervise akademis

i)       Mengerjakan tugas tambahan lain yang diberikan kepala sekolah

 

 

 

 

4). Tata Usaha

a)      Mengurus administrasi sekolah

b)      Melakukan inventaris sarana dan prasarana sekolah

c)      Melengkapi data administrasi sekolah

d)      Membantu mensukseskan administrasi dan kelancaran pembelajaran

 

5). Bendahara

a)    Mengerjakan pembukuan Buku Kas Umum, Kas Pembantu (Mata Anggaran, bank, pajak PPN/PPh) dan buku kas lainnya yang dipergunakan sebagai pembantu pembukuan Kas Umum

b)   Melakukan pembayaran gaji PNS sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku, baik gaji bulanan, rapelan, honorarium GTT serta honorarium/pengeluaran-pengeluaran lainnya dan meng-SPJ-kannya.

c)    Menyimpan bukti-bukti pengeluaran, baik yang berhubungan dengan penggunaan dana DIK/BOP/lainnya

d)   Menerima pembayaran Komite, baik iuran rutin maupun insidental (sumbangan), termasuk sumbangan OSIS, ekstrakurikuler, UKS

e)    Melakukan pembukuan atas penerimaan-penerimaan tersebut

f)    Melaporkan dan menyetorkan seluruh penerimaan tersebut pada Bendahara Komite setelah mendapat persetujuan Kepala sekolah

g)   Menyampaikan catatan pada bendahara Komite tentang siswa yang belum membayar iuran tersebut di atas

 

6). Wali Kelas

a)      Menyusun dan mengatur administrasi kelas

b)      Mengawasi pelaksanaan 7K.

c)      Memberikan pembinaan kepada siswa binaannya

d)      Mengkonsultasikan keadaan siswa binaannya kepada orangtua

e)      Melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik lainnya dalam rangka memberikan pembinaan dikelas

f)         Membuat laporan situasi keadaan kelas kepada atasan

g)        Memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami permasalahan

 

5. Keadaan Guru dan Siswa MTsN 7 Merangin

a). Keadaan Guru

       Guru merupakan bagian terpenting dalam sebuah pendidikan. Guru merupakan orang yang melaksanakan pengajaran di sebuah lembaga pendidikan, tanpa adanya guru maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, oleh karena itu guru adalah bagian yang terpenting dalam dunia pendidikan. Guru juga mempunyai peranan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang tidak terlepas dari peran mereka sebagai petugas edukatif, karena Guru merupakan faktor paling penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Adapun guru yang mengajar di MTS negeri 7 Merangin sebagian besar mereka sudah memiliki pengalaman mengajar, di mana guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin rata-rata lulusan sarjana strata satu (S.1) dan ada pula yang lulusan diploma (D.2).

         Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3: Keadaan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin tahun 2022- 2023

No

Nama

Jabatan

Bidang Studi

      1.             

Darul Qutni, S.Ag

 Kepala Sekolah

-

      2.             

Drs.  Edi Syamsuar

 Waka. Kurikulum

Quran Hadis

      3.             

Nasriadi, A.Ma

 Waka. Kesiswaan

SKI

      4.             

Yasmizan, S.Pd

Waka. Sapras

Fiqh

      5.             

Darmina, S.Pd.I

 Guru

IPS

      6.             

Tusniyanti, A.Ma

Guru

Aqidah akhlak

      7.             

Putri Susanti, S.Pd.I

Guru

Bahasa Arab

      8.             

Leni Marlina, S.Pd

Guru

MTK

      9.             

Asdah, S.Pd

Guru

Fisika

  10.             

Puspita, S.Pd

Guru

TIK

  11.             

Ricky Jardus, S.Pd

Guru

Ekonomi

  12.             

Albafadahal, S.Pd

Guru

Seni budaya

  13.             

Elni Kasma, S.Pd

Guru

Matematika

  14.             

Sri Lestari, S.Si

Guru

Biologi

  15.             

Suaibatu Aslamiyah, S.Pd.I

Guru

Bahasa Arab

  16.             

Hj. Yasmizar, S.Pd

Guru

Bahasa Indonesia

  17.             

Asmaul Husna, A.Ma

Guru

Mulok

  18.             

Amrullah, S.Pd.I

Guru

Pengembangan diri

  19.             

Abdul Razaq, S.Pd.I

Guru

Fiqh

  20.             

Khusnul Khotimah

Guru

Fiqh

  21.             

Eka Asnina, A.Ma

TU

-

  22.             

Nasaruddin

Satpam

-

  23.             

Iswandi

Pramubakti

-

 

(Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022-2023)

b) Keadaan siswa

            Salah satu faktor penunjang dalam dunia pendidikan adalah keberadaan siswa-siswi karena kepada mereka merupakan bagian dari unsur-unsur yang sangat terpenting dalam proses pendidikan. Tanpa adanya siswa dan siswi maka mustahil pendidikan atau proses pembelajaran tidak akan bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu dengan keberadaan siswa-siswi merupakan salah satu faktor penunjang dalam sebuah lembaga pendidikan.

            Keberadaannya siswa pada suatu lembaga pendidikan sangatlah dibutuhkan terlebih dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses dalam dunia pendidikan untuk mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Demikian juga halnya di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin keberadaan siswa merupakan salah satu faktor penunjang terpenting dalam proses belajar dan mengajar. Adapun siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin tahun ajaran 2002- 2023 berjumlah 130 orang. Mengenai jumlah siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin terdapat 4 rombel atau 4 lokal yang dibagi kelas VII. A berjumlah 35 orang kelas VII. B berjumlah 29 orang kelas VIII berjumlah 28 orang dan kelas IX berjumlah 38 orang total keseluruhannya berjumlah 130 orang.

            Mengenai keadaan siswa di Madrasah Negeri 7 Merangin tahun ajaran 2022- 2023 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4: Keadaan siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin tahun ajaran 2022/2003

No

Kelas

Laki - Laki

Perempuan

Jumlah total

1

VII.A

13

22

35

2

VII.B

14

15

29

3

VIII

15

13

28

4

IX

18

20

38

JUMLAH

60

70

130

 

(Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022-2023)

 

6. Keadaan sarana dan prasarana MTsN 7 Merangin

                         Dalam proses belajar mengajar sarana dan prasarana sangatlah dibutuhkan sekali hal ini untuk dapat mendukung keberhasilan dalam proses pendidikan bagi anak didik dalam belajar. Disamping itu sarana dan prasarana merupakan syarat adanya suatu lembaga pendidikan yang telah diakui oleh pemerintah. Sarana pendidikan juga menjadi di sorotan masyarakat yang akan memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan tersebut dan juga menjadi kebanggaan siswa ketika masuk dalam lembaga pendidikan yang maju dan fasilitas yang lengkap.

                       Begitu juga di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, sarana dan prasarana sangatlah dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan memegang peranan yang sangat penting di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin. Mengenai sarana dan prasarana di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin sudah cukup untuk memadai dalam proses belajar mengajar meskipun terdapat kekurangan dalam perlengkapan proses mengajar mengajar hal ini Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin terus berupaya untuk mencari alternatif memenuhi sarana dan prasarana yang masih kurang.

          Namun dalam proses belajar mengajar sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin dari segi penggunaannya sudah cukup memadai hal ini dapat dilihat pada sarana dan prasarana yang sangat mendasar yaitu terdapat ruang kelas, ruangguru ataupun kantor, ruang tu, perpustakaan, wC, lapangan upacara halaman tempat berolahraga.

       Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat menunjang terselenggaranya program pendidikan atau proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin. Sedangkan sisa yang lainnya merupakan pekarangan sekolah yang sebagian besar digunakan untuk lapangan Badminton, lapangan Volly dan lapangan untuk kegiatan upacara Bendera setiap hari Senin.

       Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Pemerintah melalui menteri pendidikan menerbitkan peraturan pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

        Sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin ini kalau di tinjau dari segi kemampuan yang ada belum memadai karena masih masih terdapat kekuarangan fasilitas-fasiltas pendukung dalam proses pengajaran. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sarana dan prasarana di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

 

 

 

 

Tabel 5: Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin tahun 2022- 2023.

No

Jenis Sarana

Jumlah

Ket

  1.  

Ruang Kepsek

1

Baik

  1.  

Ruang TU

1

Baik

  1.  

Ruang Majlis Guru

1

Baik

  1.  

Ruang Belajar / Kelas

4

Baik

  1.  

Kursi dan Meja Siswa

130

Baik

  1.  

Papan Tulis

4

Baik

  1.  

Lemari Panjang

3

Baik

  1.  

Kursi Tamu

4

Baik

  1.  

Papan Pengumuman

1

Baik

  1.  

Rak Tempat Buku

1

Baik

  1.  

Lapangan Bola Volly

1

Baik

  1.  

Lapangan Bola Kaki

1

Baik

  1.  

Perpustakaan

1

Baik

  1.  

Ruang UKS

1

Baik

 

(Dokumentasi MTs Negeri 7 Merangin Tahun 2022-2023)

            Tabel di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin sudah memadai, namun disisi lain perlu adanya pengembangan sarana dan prasarana yang lebih sehingga dapat meningkkatkan kualitas proses pembelajaran.

            Sarana dan prasarana di atas jika kita lihat sudah memenuhi standar sebuah lembaga pendidikan. Akan tetapi begi pihak sekolah tentunya terus berupaya menambah sarana dan prasarana lain dalam rangka kemajuan sekolah baik dari sarana maupun sarana yang belum ada.

 

 

 

 

B. Temuan Khusus

1. Perilaku Kenakalan Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

Perilaku kenakalan siswa akan terbentuk dan ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari oleh pribadi anak. Keasadaran merupakan sebab dari tingkah laku, artinya bahwa apa yang difikirkan dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan diajarkan, adanya nilai-nilai keagamaan yang dominan mewarnai seluruh kepribadian. Perilaku keagamaan itu sendiri timbul diakibatkan oleh adanya dorongan-dorongan atau daya tarik baik disadari atau tidak disadari. 

Adapun perilku keagaamn siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin diataranya adalah :

a. Gemar Bermain Game

         Hasil observasi penulis di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin penulis menemukan bahwa perilaku siswa kurang baik, dimana adanya siswa yang cendrung bermain handphone ketimbang memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru, pihak sekolah telah melarang siswa membawa handphone karena dapat mengganggu saat proses pembelajaran maupun di luar jam istrihat. Disamping itu siswa lebih sibuk bermain handphone karena di dialam handphone terdapat fitur-fitur yang tersedia di handphone seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan bermain game bersama teman mereka pada saat jam istrihat. (Observasi, 23 September 2022).

      Penulis mewancarai Wakil Kepala Sekolah yaitu Bapak Yasmizan, S.Pd mengenai hal-hal yang menyebabkan terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, beliau mengatakan bahwa :

“Handphone bersifat ketergantungan bagi semua orang, namun pada sisi lain adalah dimana anak-anak di sekolah ini juga membawa Handphone yang dibairkan oeh orang tua mereka untuk membawa Handphone ke sekolah, padahal kami sudah melarang bagi siswa untuk tidak membawa Handphone ke sekolah, karena dapat memnggangu mereka saat belajar maupun di luar jam sekolah. Mereka lebih banyak bermain game jika diberikan Handphone. Bukannya untuk mencari tugas atau digunakan untuk belajar. Oleh karena itu kami selalu memantau dan mengambil alih jika terdapat siswa yang membawa Handphone ke sekolah dan kami kembalikan ke orang tuanya.”(Wawancara, 23 September 2022).

 

            Hasil wawancara penulis di atas denan bapak Yasmizan, S.Pd dapatlah dipahami bahwa Handphone pada sisi lain dapat bersifat positif namun juga ada sisi negatifnya. Namun semua itu tergantung pada siapa yang menggunakannya. Akan tetapi perlu adanya pengawasan bagi anak yang yang menggunakan Handphone dikarenakan takut disalah gunakan oleh anak-anak.

    Lebih lanjut penulis melakukan observasi yang mana penulis melihat adanya sebahagian siswa yang membawa handphone ke sekolah. Namun hal ini pihak sekolah telah memberikan sanksi bagi siswa yang membawa handphon. Pada sisi lain penulis juga melihat bahwa tidak semua siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin membawa Handphone kesekolah, mereka juga masih mengutamakan belajar dari pada harus main HP di sekolah (Observasi 24 September 2022)

    Berbeda dengan informan di atas, setelah penulis melakukan wawancara dan observasi dengan guru Akidah Akhlak mengenai penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone tidak semua anak yang ada di sekolah ini menggunakan HP untuk hal-hal yang negatif, mereka menggunakan Hp benar-benar untuk belajar bukan untuk yang lain. Untuk lebih jelasnya penulis mewawancari Tusniyanti, A.Ma beliau mengatakan:

Hanphone tentu bukan hal yang asing lagi bagi para siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, apalagi di tingkat Mts mereka sudah banyak mengenal Handphone, tetapi masih ada siswa menggunakan HP pada batasannya dan bisa membedakan yang mana negatif dan positifnya, dia tidak memperdulikan teman-temannya yang asyik maen HP, lebih baik dia belajar dari pada harus mengikuti teman-teman yang lainnya”(Wawancara, 25 September 2022)

 

 

   Hasil wawancara penulis di atas dapatlah dipahami bahwa siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin sudah banyak mengenal dan menggunakan Handphone dan membawa ke sekolah. Disisi lain perlu adanya pengontrolan bagi pihak sekolah agar siswa tidak salah dalam menggunakan Handphone.

   Penulis menanyakan hal yang sama kepada bapak kepala sekolah yaitu bapak Darul Qutni, S.Pd mengenai apa yang dia tahu tentang penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone, ia mengatakan bahwa :

Salah satu penyebab sering terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone ini adalah siswa membawa Handphone kesekolah tanpa sepengetahuan dari para guru yang artinya dia membawa Hp secara diam-diam, dengan membawa HP kesekolah secara diam-diam berarti dia melanggar peraturan yang di buat dari sekolah, maka disitulah siswa menggunakan HP bukan pada fungsi yang sebenarnya yakni siswa lebih cendrung bermain game sesama temannya”(Wawancara, 26 September 2022)

 

            Hasil wawancara penulis di atas dengan kepala sekolah dapatlah dipahami bahwa kepala sekolah dengan guru-guru telah sepakat untuk melarang siswa membawa handphone ke sekolah. Hal ini banyaknya siswa yang membawa handphone disalah gunakan.

            Pada kesempatan itu penulis juga mewawancarai ibu Nasriadi, A.Ma selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, tentang penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone, menurut dia:

“Penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone ini yaitu kurangnya komunikasi antara guru dan siswa, dengan kurangnya komunikasi tersebut maka siswa dengan senang hati melanggar peraturan yang dibuat, karena menurut mereka tidak ada guru yang menegur dan mengawasi kegiatan yang dilakukannya, sehingga disitulah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti saat jam istrirahat, siswa main game bersama teman-temannya”(Wawancara, 26 September 2022)

 

Hasil wawancara penulis di atas ibu Nasriadi, A.Ma selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menjelaskan bahwa handphone meripakan salah satu dampak negatif bagi siswa, karena siswa yang membawa handphone lebih dominan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Penulis juga melakukan observasi yang mana penulis menemukan memang benar adanya yang dikatakan, bahwasanya siswa yang membawa handphone lebih banyak bermain game dari pada mencari tugas sekolah, disamping itu kurangnya komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah, sebab tanpa adanya komunikasi ini jika di luar sekolah siswa bertemu muridnya hanya sebatas guru dan siswa saja, siswa menghormati gurunya sebab dia yang mengajar (Observasi, 29 September 2022).

Penulis juga menanyakan hal yang sama, masih mengenai apa yang diketahui tentang penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone, dan ditanyakan pada Sudirman siswa salah seorang siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengatakan :

Menurut saya, siswa yang membawa handphon ke sekolah lebih banyak main game dari pada mencari tugas sekolah. Oleh karena itu sebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone ini adalah siswa lebih mengutamakan bermain game dari pada mencari tugas. Disampig itu juga para guru kurang mengawasi kami,”(30 September 2022)

 

Hasil wawancara penulis di atas menjelaskan bahwa siswa yang membawa handphone ke sekolah lebih banyak dampak negatif ketimbang positifnya. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa lebih cendrung bermain game ketimbangan mencari tugas sekolah.

Kemudian lebih lanjut penulis mewawancarai Irawan salah saeorang siswa, tentang penyebab tarjadinya dampak negatif penggunaan Handphone, beliau mengatakan :

“Kalau menanyakan tentang hal itu saya kurang paham, karena saya sendiri tidak membawa HP kesekolah, dan di rumah juga saya tidak menggunaka HP, itu sebabnya saya kurang tau penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone ini, tetapi kalau saya lihat salah satu penyebabnya itu karena kurang pengawasan dari sekolah itu saja yang saya tau dan yang bisa saya katakan”(Wawancara, 3 Oktober 2022)

 

 

b. Kecendrungan membuka situs yang tidak pantas

Perkembangan Teknologi Informasi yaitu salah satunya dan yang paling sering di gunakan, yaitu Smartphone dan dampaknya bagi siswa kelas VIII masih dalam batas kewajaran. Artinya kembali pada individu atau siswa itu sendiri dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Sebagai  guru  hanya  bisa  mengawasi  dan  memberi  pengarahan didasari dengan pondasinya agama. Karena kalau salah dalam menggunakan ini akan berdampak negatif, walaupun memang ada dampak positifnya juga. Teknologi Informasi seperti  Smartphone disini bersifat ketergantungan, sudah menjadi kebutuhan juga. Jangan para siswa saya pun disini perlu dan membutuhkan teknologi informasi tersebut, karena kondisinya seperti itu.

Hasil pengamatan atau observasi penulis di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengenai sebab terjadinya dampak negatif ini adalah kecendrungan siswa membuka situs-situs negatif seperti vidio porno dan lain sebagainya. Hal ini dikarena kurangnya pengawasan dari orang tua yang membiarkan anaknya membawa handphon serta pihak sekolah sendiri.

Kecendrungan siswa membuka situs-situs negatif dikarenankan siswa lebih leluasa menggunakan handphon di sekolah ketimang di rumah, serta kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga banyak siswa-siswinya yang berani membawa Handphone kesekolah, (Observasi, 4 Oktober 2022)

Berdasarkan wawancara dan Observasi penulis, penulis mencari tau kembali tentang penyebab terjadinya dampak negatif penggunaan Handphone dan merugikan apa tidak bagi siswa. Untuk itu penulis lakukan wawancara kepada Bapak Darul Qutni, S.Pd selakuk kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

Banyak sekali kami temukan di HP siswa situs-situs porno yang dibuka oleh siswa saat jam istirahat sekolah. Lebih dari itu ada yang memang sengaja mengajak teman-teman ikut menonton vidio yang sudah di download oleh siswa. Jika hal ini terus menurus terjadi akan berakibat pada otak siswa yang kurang baik dan dapat menurunkan semangat dalam belajar oleh karenya tentu saja sangat merugikan bagi siswa, karena pada usia mereka harusnya tidak diperbolehkan memegang HP”(Wawancara, 25 Oktober 2022)

 

Perilaku keagamaan siswa penggunaan handphone seperti Smartphone di Madrasah Tsanawiyah Jauharul Ihsan Kota Jambi ada beberapa karakter, ada yang baik dan juga ada sedikit diluar kewajaran. Ada perilaku terhadap guru, ada juga perilaku terhadap sesama siswa itu sendiri. Namun semuanya memang kembali pada individu atau siswa masing-masing. Perilaku terhadap guru dan siswa itu sendiri tentu saja ketika berada di lingkungan sekolah, bagaimana mereka bersikap kepada guru, menaati segala peraturan yang di berikan guru, ketika berinteraksi terhadap guru dan sesama temannya dan sebagainya.

Menurut bapak Drs.  Edi Syamsuar selaku Waka kurikulum saat penulis mewawancarai beliau mengenai penyebab terjadinya dampak negatif bagi siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“Terkadang siswa ini lebih pintar dari pada guru, pengawasan sangat ketat, komunikasi lancar, dan juga peraturan tentang larangan membawa HP kesekolah telah dibuat, masih ada saja siswa yang berani membawa HP kesekolah secara diam-diam, dan juga teman-teman yang lain tidak mengadukan kepihak sekolah bahwa ada temannya yang membawa HP, makahan di biarkan begitu saja, dan mereka juga ikut-ikutan temannya yang membawa HP, tentu saja sangat-sangat merugikan bagi para pelajar, sebab di usia mereka itu masih sangat labil, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif”(Wawancara, 25 Oktober 2022)

Pada kesempatan itu penulis juga mewawancarai salah seorang siswa yang bernama Husniyah yang kebetulan kedapatan membawa HP ke sekolah beliau  mengatakan :

“HP kami ditahan oleh bapak kepala sekolah, karena kami tidak dibenarkan membawanya, sesuai aturan sekolah, siswa tidak diperbolehkan membawa HP, hal ini sering terjadi salah penggunaan HP oleh siswa, diataranya bermain game, membuka vidio yang tidak pantas, dari pihak sekolah menyuruh orang tua saya mengambil sendiri HP yang ditahan oleh pihak sekolah dengan bapak kepala sekolah. Bapak kepala sekolah sering mengingatkan kami untuk tidak membawa HP ke sekolah hal ini akan menyebabkan terjadinya dampak negatif pada kami dan kami sering tidak masuk waktu jam pelajaran itu karena kami asyik maen HP, hingga lupa waktu belajar”(Wawancara, 28 Oktober 2022)

Lebih lanjut penulis mewawancarai Irma Suryani salah seorang siswa Madarasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin saat penulis mewawancarai beliau mengatakan :

“Pihak sekolah telah membuat peraturan bagi siswa untuk tidak membawa HP ke sekolah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya dampak negatif bagi kami seperti main game, membuka vidio yang tidak pantas. Adanya sebagian siswa yang membawa HP kesekolah secara diam-diam dan tidak diketahui teman dan guru, saat jam pelajaran berlangsung siswa sibuk smsan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan, tentu itu sangat merugikan, siswa sendiri merasa merugikan, karena waktu siswa banyak terbuang untuk maen HP, dari pada harus belajar di rumah dan mengerjakan tugas yang di berikan guru”(Wawancara, 29 Oktober 2022)

 

Penulis melakukan observasi melihat adanya siswa yang tidak memiliki Handphone sama sekali, ada keinginannya untuk membeli Handphone sebagai mana teman-temannya, namun apa boleh buat, untuk sekolah saja itu sudah alhamdulillah bagi dia, makanya dia tidak terobsesi untuk membeli Handphone seperti yang lain, karena ia tahu untuk apa pakai Handphone tapi pelajaran saya menurun (Observasi, 01 Nopember 2022 )

Ada memang sebagian siswa yang terpengaruh terhadap penggunaan Handphone secara terus-menerus, dan ada juga siswa tidak mempunyai Handphone sama sekali baik di sekolah ataupun dirumah, itu semua tergantung kepada siswanya mau memanfatkan HP yang bagaimana, jika kepada hal-hal positif bagus untuk perkembangannya dalam belajar, dan bila digunakan pada hal yang negatif maka tanggung lah resiko yang didapatkannya.

 

2. Kendala Guru Dalam Mengatasi Prilaku kenakalan Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

       Kendala merupakan halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran atau mencegah pencapaian sasaran. Dalam hal ini kendala yang akan dikaji adalah kendala yang terjadi dalam pembelajaran. Kendala dalam pembelajaran adalah beberapa hambatan yang menghambat jalannya pembelajaran yang dilihat dari faktor manusiawi material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang menghalangi guru dan siswa dalam memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pelaksanaan pembelajaran.

          Adapun kendala guru dalam mengatasi prilaku keagamaan Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan diantaranya adalah :

a. Orang Tua Memberikan Handphone

             Penulis menemukan bahwa adanya kalangan siswa yang membawa Handphone  ke dikarenakan orang tua telah mengizinkan siswa untuk membawa handphone ke sekolah. Dari hasil observasi penulis di lapangan menemukanbahwa siswa yang membawa handphone ke sekolah lebih banyak menyalahgunakan handphone, dimana siswa bukanya menambah motivasi siswa dalam belajar, akan tetapi malah disalah gunakan oleh siswa seperti main game dan menonton vidio yang tidak pantas. Disisi lain adanya siswa yang salah dalam menggunaan Handphone yang diberikan orang tuanya untuk belajar dan mencari tugas-tugas namun mereka membuka game dan menonton vidio situs-situs yang tidak pantas. (Observasi, 27 Oktober 2022).

                       Penggunaan Handphone dizaman sekarang ini tidaklah lagi barang mewah atau sesuatu yang memabanggakan. Karena hampir seluruh masyarakat tak terkecuali kalangan menengah ke bawah, laki-laki mapun perempuan, muda maupun tua hampir memiliki Handphone. Memiliki  Handphone bukanlah hal istimewa, karena Handphone dapat mudah didapati dan dibeli dari harga yang murah sampai harga yang mahal.

        Sisi lain penggunaan Handphone bagi seseorang tentunya banyak hal yang positif, diantaranya dapat menyalin silaturrahim, mengirim pesan dengan cepat dan berbagi informasi hingga untuk bisnis. Namun pada sisi negatif juga banyak hal yang dilakukan seseorang, dimana meningkatnya tingkat kejahatan, pornografi dan lain sebagainya.

           Hasil wawancara penulis  dengan bapak Darul Qutni, S.Ag selaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengatakan bahwa :

“Dampak negatif yang ditimbulkan dalam penggunaan Handphone dikalangan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin adalah konsentrasi siswa terhadap pelajaran menjadi berkurang, sehingga siswa yang sering membaw HP ke sekolah kami pantau bukanya digunakan untuk belajar, namun lebih banyak bermain game, dan ada juga kami temukan di HP siswa yang membuka situs-situs yang tidak pantas. Oleh karenanya dampak yang terjadi pada siswa adalah kurangnya konsertasi siswa dalam belajar karena sibuk main HP baik waktu belajar maupun saat jam istirahat.”(Wawancara, 13 September 2022)

Konsentrasi terhadap pelajaran menjadi berkurang karena lebih mementingkan HP mereka yang digunkan untuk main game sama teman. Terlebih lagi sekolah yang memiliki pengawasan yang kurang ketat sehingga para siswa memiliki waktu luang untuk main game. Waktu belajar pun banyak digunakan untuk bermain handphone ataupun bermain game.

      Hasil wawncara penulis dengan Ibu Tusniyanti, A.Ma selaku guru bidang studi Aqidah Akhlah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengatakan bahwa :

Dampak Negatif yang timbul di kalakangan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin adalah kurangnya gairah belajar siswa, hal ini disebab siswa kalau sudah memegang HP, siswa sibuk bermain Game dan lupa pada pelajaran, disamping itu juga adaya siswa yang sudah terkonsentrasi membuka situs-situs yang tidak pantas. Oleh karenya sangat buruk dampak bagi siswa yang menggunaka Handphone jika tidak diawasi dengan baik”(Wawancara, 28 Oktober 2022)

 

 

     Lebih lanjut penulis mewawancari Bapak Yasmizan, S.Pd selaku waka sarana dan prasana mengenai dampak negatif penggunaan Handphone di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“kalau saya lihat dampaknya Handphone ada dampak negatif dan positifnya, namun kembali pada kesadaran siswa itu sendiri jika dia menggunakan Handphone dengan dampak positif tentu saja menjadi baik bagi anak itu, sebab Handphone dapat bisa berkomunikasi, jika dia menggunakan Handphone itu pada hal-hal negatif, tentu saja sangat rugi bagi anak, contohnya seperti ia menggunakan Handphone untuk menyimpan hal-hal yang bersifat porno, seperti vidio dan gambar-gambar yang tidak untuk dilihat”(Wawancara, 28 Oktober 2022)

 

        Kemudian penulis mewawancarai salah seorang siswa yang bernama Yuniwati di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengatakan :

Menurut saya, Handphone ini ada kalanya berdampak positif dan negatif. Dampak positif bisa mencari tugas, dan juga bisa negatif itu karena dia menggunakan Handphone pada fungsinya, misal Handphone digunakan untuk berkomunikasi, ini malahan Handphone ia gunakan untuk menyimpan hal-hal yang pornografi, itu berarti kan anak menggunakan Handphone pada fungsi yang sebenarnya”(Wawancara, 28 Oktober 2022)

 

        Lebih lanjut penulis juga mewawancarai siswa yang lain bernama Murtini di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengatakan :

Menurut saya, siswa yang menggunakan Handphone itu kebanyakan pada dampak negatifnya, seperti banyak bermain game dan lupa akan tugas, bukanya digunakan untuk membantu mencari tugas-tugas malah sebaliknya. Disamping  itu juga saya melihat sejak siswa megang Handphone pengeluaran anak ini bertambah boros, itu kan berarti berdampak pada ekonomi orang tuanya, karena pengeluaran anak ini semakin banyak” Wawancara, 28 Oktober 2022).

 

b. Kesulitan Memberantas Handphone

        Handphone ini ada kalanya berdampak positif, namun juga tak lepas dari dampka negatifnya, kalau di lihat Handphone ini kebanyakan berdampak negatif bagi anak, sebab di usianya yang masuk remaja, harusnya dikenali dengan hal-hal yang positif, namun karena emosi dan anak ini masi tergoling labil kadang ia bertingkah semaunya saja, dia tidak memikirkan orang tuanya ada uang atau tidak, yang penting bagi dia Handphone yang ia pegang harus ada pulsa, dan kalau bisa ia juga mau gonta-ganti Handphone, karena ia sering iri kepada temannya yang punya HP bagus.

         Internet telah mendorong munculnya jenis-jenis kejahatan baru yang tidak ada sebelumnya. Selain itu, cakupan dari kejahatan yang dilakukan melalui internet sulit di ukur dampak langsungnya karena jangkauan internet yang sedemikian luas.

               Penulis mewancarai bapak Drs. Edi Syamsuar selaku waka kurikulum di  Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, beliau mengatakan :

“Dampak negatif Handphone bagi anak memang sangat berbahaya, karena anak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat tabu, karena dia sering melihat di Handphone itu ada Film yang sifatnya itu tentang perkelahian, maka anak tersebuat akan mempraktekkannya di dunia nyata terhadap temannya, sering kita dengar itu adanya anak yang menikam temannya pakai pisau, karena ia mencontoh dari film yang ditontonnya melalui Handphone yang serba canggih tadi”(Wawancara, 29 Oktober 2022)

 

Handphone yang dibawa anak kesekolah, bukan untuk dijadikan sebagai alat pembelajaran, tetapi banyak siswa yang memanfaatkan Handphone tersebut untuk mencontek, ketika adanya ujian disekolah menjadi alat bagi siswa untuk mencari jawaban soal melalui Handphone

          Kembali penulis wawancara dengan Bapak Drs. Edi Syamsuar selaku waka kurikulum di  Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“Ada positif ada negatifnya dampak Handphone ini, dampak positifnya agar anak tidak GAPTEK dengan alat teknologi dan informasi, malah sebaliknya kejadian yang terjadi karena anak terlalu cepat di kenalkan pada Handphone ini, maka dia menggunakan Handphone untuk hal-hal yang bersifat kejahatan, karena ia salah menggunakan Handphone ini”( Wawancara, 29 Oktober 2022)

 

 

                  Lebih lanjut penulis mewawancarai Ibu Tusniyanti, A.Ma, di  Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

                   “Kalau saya lihat sebenarnya bagia anak Handphone ini ada dampak positif ada juga dampak negatifnya apalagi bagi anak usia sekolah. Mengapa saya katakana bisa berdampak positif karena sangat jelas dengan Handphone ini anak bisa berkomuikasi kepada teman yang jauh atau keluarganya yang jauh, namun jangan lupa ada dampak negatifnya diantaranya anak menggunakan Handphone saat ada ujian, tentu sangat mudah bagi siswa untuk mencari jawaban soal, apalagi kalau ujiannnya kurang ada pengawasan dari guru”(Wawancara, 24 September 2022).

 

                        Berdasarkan hasil observasi penulis di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin mengenai dampak negatif penggunaan Handphone, penulis melihat memang ada dampak negatif dan positifnya, namun yang sering penulis temui adalah dampak negatifnya, diantaranya adalah saat ada ulangan harian ada siswa yang mencari jawabannya melalui Handphone, apalgi gurunya sedang tidak ada di kelas, kemuadian ada lagi saya melihat ada segerombolan siswa yang lagi asyik main Handphone ternyata yang mereka tonton itu adalah vidio pornografi, terus ada lagi siswa yang asyik main Handphone lupa waktu belajar, terkadang ia harus bolos dari kelasnnya demi untuk main Handphone. (Observasi, 29 Oktober 2022)

                         Berdasarkan observasi dan wawancara penulis lakukan dampak negatif penggunaan Handphone anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, diantaranya adalah : Pertama, kurangnya konsetrasi belajar siswa kedua, rawan terhadap tindak kejahatan.

3. Solusi Guru Dalam Mengatasi Prilaku Kenakalan Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin

Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi dampak negatif penggunaan Handphone Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin melalui beberapa cara, sebagaimana yang telah penulis kumpulkan dari berbagai tanggapan diatas diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pengawasan dan Membuat Peraturan

     Upaya guru mengatasi prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin yang berdampak negatif penggunaan Handphone, di sana memang penulis melihat bahwa memang benar ada guru yang melakukan pengawasan terhadap siswa-siswinya apalagi disaat jam istirahat, sebab pada jam istirahata itulah terkadang ada siswa yang maen Handphone. (Observasi, 1 November 2022).

Adapun upaya yang dilakukan pihak sekolah mengatasi prilaku keagamaan siswa yang berdampak negatif penggunaan Handphone di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin adalah sebagai berikut :

Penulis mewawancarai Bapak Darul Qutni, S.Ag selaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, tentang upaya yang dilakukan Guru dalam mengatasi dampak negatif penggunaan Handphone, yang mana beliau menjawab sebagai berikut :

“Adapun yang kami lakukan dari pihak sekolah adalah melakukan pengawasan, contoh saat jam istirahat ada guru yang keliling sekolah malihat apa saja yang dilakukan siswa di waktu istirahat, begitupun saat jam pelajaran berlangsung, misal ada anak yang duduk dibelakang dia sibuk melihat kebawah, seperti nak kamu lagi ngapain dari tadi bapak perhatikan melihat kebawah terus apa yang kamu lihat, jika dia membawa Handphone harus diambil dan di proses dan di beri arahan dan saknsi”(Wawancara, 01 November 2022).

 

Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Edi Syamsuar, selaku waka kurikulum di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“Adapun upaya yang saya lakukan dalam mengatasi dampak negatif jelaslah saya melakukan pengawasan, seperti saat jam palajaran sebelum memulai pelajaran saya memeriksa dulu siswa-siswa saya, agar palajaran yang saya sampaikan nanti tidak ada hambatan, selain sebelum belajar, di saat saya menjelaskan pelajaran saya juga melakukan pengawasan dengan berkeliling kelas dan menegur siswa kalau ada yang tidak memperhatikan penjelasan saya”(Wawancara, 3 November 2022)

 

Hal lain juga disampiakan oleh Ibu Tusniyanti, A.Ma, saat wawancara penulis di  Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“Adapun usaha yang saya lakukan dalam mengatasi dampak negatif penggunaan Handphone dengan melakukan pengawasan, jadi dengan pengawasan saya bisa mengetahui yang mana siswa melanggar aturan sekolah yang mana tidak”(Wawancara,3 November 2022)

 

b. Berkuminiasi dengan Wali Murid

Selain memberikan pengawasan, upaya yang dilakukan guru mengatasi prilaku keagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 yang berdampak negatif penggunaan Handphone, guru mengadakan komunikasi  antara guru dan orang tua wali mudir serta siswa-siswinya, seperti yang penulis wawancarai Bapak Yasmizan, S.Pd di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“Sebagai guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin saya harus lebih banyak komunikasi kepada siswa-siswi saya, sebab jika komunikasi saya kurang terhadap siswa saya, takut nantinya ada hal-hal yang terjadi terhadap siswa yang tidak saya ingini seperti adanya siswa yang bermasalah di luar jam sekolah, maka dari itu saya lebih banyak komunikasi”(Wawancara, 5 Oktober 2022)

 

Selanjutnya penulis juga menanyakan hal yang sama pada Bapak Drs. Edi Syamsuar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin beliau mengatakan :

“Komunikasi itu sangat diperlukan, apalagi saya sebagai guru tanpa adanya komunikasi palajaran tidak akan berlajan dengan lancar, tidak mungkin dong saya mengajar anak-anak hanya memberi tugas terus tidak ada penjelasannya, itu juga membuat siswa-siswinya kurang mengerti, seperti nak kalian kerjakan tugas ini,halaman ini, begitu terus setiap kali saya mengajar, itu berarti kan saya kurang komunikasi terhadap siswa-siswi saya. Mereka juga perlu arahan dan bimbingan dari saya”(Wawancara, 6 November 2022)

 

Upaya selanjutnya seperti yang penulis wawancarai dengan Bapak Darul Qutni, S.Ag selaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, mengenai upaya mengatasi dampak Negatif penggunaan Handphone, beliau mengatakan:

“Kalau menurut saya membuat peraturan larangan membawa Hp kesekolah itu sangat bagus dan sangat baik, sebab jika ada siswa yang membawa Hp kesekolah akan mengganggu pelajarannya, seperti ada siswa yang secara diam-diam membawa HP kesekolah itu kan berarti dia melanggar peraturan yang di buat, maka dia harus diingatkan dengan peraturan tersebut, bahkan kalau bisa dia harus kaluar dari sekolah”(Wawancara, 6 November 2022)

 

Selanjutnya penulis mewawancarai Ibu Tusniyanti, A.Ma Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, mengenai upaya mengatasi dampak Negatif penggunaan Handphone, beliau mengatakan:

“memang bagus jika adanya peraturan yang melarang membawa Handphone kesekolah ini, kenapa demikian, sebab jika di perbolehkan membawa HP kesekolah para siswa lebih memilih untuk maen HP dari pada ia harus mendengar penjelasan dari guru, kan akhirnya disaat ujian siswa itu lebih memilih mencari jawaban dengan HP dari harus belajar dengan buku di rumah, seperti ay.. untuk apo kito capek-capek belajar, enak kito nengok HP be nalak jawaban ulangan tu”(Wawancara, 5 November 2022)

 

Penulis melakukan Observasi mengenai peraturan larangan membawa Handphone kesekolah, di sana penulis mendapatkan ternyata siswa nya itu masih ada yang membawa Handphone secara diam-diam kesekolah, saat mau masuk kelas, handphone yang dibawanya itu ditipkan pada orang yang jualan di sekitar sekolah. (Observasi, 6 November 2022)

Upaya yang selanjutnya seperti yang penulis wawancarai dengan Bapak Drs.  Edi Syamsuar tentang upaya mengatasi dampak negatif penggunaan Handphone, beliau mengatakan :

“Kalau menurut saya secara pribadi, tidak salah kita memberikan hukuman terhadap siswa yang melanggar aturan sekolah, apalgi ini melanggar peraturan tentang membawa HP kesekolah, itukan artinya anak ini susdah melewati batasnya, sudah jelas ada larangan tegas membawa HP kesekolah masih saja ia bawa juga, berarti dia memang benar-benar sengaja membawa HP tersebut. Maka perlunya hukuman bagi siswa yang melanggar aturan sekolah, orang tuanya di panggil oleh pihak sekolah, kalau bisa anak tersebut di skor dari sekolah” (Wawancara, 8 Oktober 2022)

 

Selanjutnya penulis wawancara Bapak Yasmizan, S.Pd mengenai upaya mengatasi dampak negatif penggunaan Handphone, yang mana hasilnya sebagai berikut :

    “Saya sebagai kepalas sekolah sangat memperhatikan sekolah ini, apalagi menyangkut siswa-siswinya, saya membuat larangan membawa Handphone kesekolah itu untuk dipatuhi bukan untuk di langgar, sudah jelas menggunakan Handphone itu banyak dampak negatifnya, apalagi kalau di bawa kesekolah, salah satunya itu menyebabkan gangguan terhadap pelajaran nya, kemudian di saat ulangan nanti anak itu dengan mudah mencari jawaban dari Hpnya. Makanya jika ada anak yang melanggar aturan tersebut dia wajib di keluarkan dari sekolah” (Wawancara, 7 November 2022)

 

Kemudian penulis melakukan pengamatan melalui Observasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin, penulis mendapatkan memang benar adanya hukuman yang di berikan pihak sekolah terhadap siswa yang membawa handphone kesekolah, bahkan anak tersebut di panggil orang tuanya, anak itu di berikan nasehat dari guru nya, dan orang tuanya diminta untuk selalu mengawasi anaknya, jangan sampai di ulangi, jika di ulangi maka dia harus di keluarkan dari sekolah (Observasi, 7 November 2022)

            Dari hasil observasi dan wawancara penulis tentang upaya Guru mengatasi dampak negatif penggunaan Handphone di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin diantaranya adalah : melakukan pengawasan, perlunya komunikasi, adanya peraturan larangan membawa Handphone, dan memberikan hukuman.

 

 

BAB V 

PENUTUP

 

C.   
Kesimpulan

                                Pembahasan penulis pada bab sebelumnya mengenai Dampak Teknologi Informasi Terhadap Perilaku Kenakalan  Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.      Perilaku Kenakalan  siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin. Perilaku Kenakalan  siswa akan terbentuk dan ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari oleh pribadi anak. Adapun perilku siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin diantaranya adalah a). Gemar Bermain Game dimana adanya siswa yang cendrung bermain handphone ketimbang memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru, pihak sekolah telah melarang siswa membawa handphone karena dapat mengganggu saat proses pembelajaran maupun di luar jam istrihat. b). Kecendrungan membuka situs yang tidak pantas. Kecendrungan siswa membuka situs-situs negatif dikarenankan siswa lebih leluasa menggunakan handphon di sekolah ketimang di rumah, serta kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga banyak siswa-siswinya yang berani membawa Handphone kesekolah

2.      Kendala guru dalam mengatasi prilaku Kenakalan  siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin diantara a). orang tua memberikan handphone kepada anaknya. Adanya kalangan siswa yang membawa Handphone  ke dikarenakan orang tua telah mengizinkan siswa untuk membawa handphone ke sekolah dimana siswa bukanya menambah motivasi siswa dalam belajar, akan tetapi malah disalah gunakan oleh siswa seperti main game dan menonton vidio yang tidak pantas. b). Kesulitan Memberantas Handphone. Handphone yang dibawa anak kesekolah, bukan untuk dijadikan sebagai alat pembelajaran, tetapi banyak siswa yang memanfaatkan Handphone tersebut untuk mencontek, ketika adanya ujian disekolah menjadi alat bagi siswa untuk mencari jawaban soal melalui Handphone

3.      Solusi guru dalam mengatasi prilaku Kenakalan  siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin diantaranya adalah a). Pengawasan dan Membuat Peraturan. Guru selalu melakukan pengawasan terhadap siswa-siswinya apalagi disaat jam istirahat, sebab pada jam istirahata itulah terkadang ada siswa yang maen Handphone b). Berkuminiasi dengan Wali Murid. Selain memberikan pengawasan, upaya yang dilakukan guru mengatasi prilaku Kenakalan  siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 yang berdampak negatif penggunaan Handphone, guru mengadakan komunikasi  antara guru dan orang tua wali mudir serta siswa-siswinya

 

B. Kritik dan Saran

       Kritik dan saran ini penulis tujukan kepada semua pihak terutama ktirik dan saran ini penulis tujukan pada :

1. Kepala Sekolah

       Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin hendak membuat peraturan yang ketat bagi siswa yang membawa handphone ke sekolah, diataranya perlu adanya koodinasi kepada para guru, wali kelas dan bahwa wali murid untuk sama-sama melarang siswa membawa handphone ke sekolah. Hal ini dapat mempengaruhi belajar siswa, karena banyak siswa yang salah dalam menggunakan handphone, bukan nya untuk belajar namun lebih banyak hal-hal yang negatif

2. Guru

       Kebijakan kepala sekolah tentunya harus didukung oleh semua pihak, tertutama para guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Merangin marilah sama-sama mendukung peraturan yang telah dibuat oleh kepala sekolah. Hal ini kiranya dapat mengurangi beban bagi kepala sekolah dan dapat menjadikan sekolah lebih baik. Karena aturan yang dibuat merupakan kesepakatan bersama dan harus dipatuhi oleh para guru dan siswa.

 

3. Siswa-siswi

       Bagi siswa taatilah aturan yang berlaku di sekolah, jika membawa handphone ke sekolah hendaklah digunakan dengan sebaik mungkin, jangan salah menggunakannya. Karena jika tidak diperhatikan dengan baik menggunakan handphone akan berdampak pada konsentrasi belajar. Oleh karenya pergunakanlah handphone dengan sebaik-baiknya.

 

C. Kata Penutup

            Alhamdulialh penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana berkat limpahan dan rahmahnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dalam penulisan skripsi ini banyak sekali kekurangan disana-sini. Oleh karenya penulis mengharap kritik dan saran bagi semua pihak untuk kesempurnaan dalam penulisan skripsi.

            Akhirnya kepada Allah-lah penulis berserah diri semoga karya ilmiyah ini bermanfaat bagi penulis khusus nya dan bagi pembaca umumnya. Amin ya robbal alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Al-Qur’an dan Terjemahannya (2005) Depag RI. Bandung :  Diponegaro

 

Abdullah, Andi Indri Abriani Muh Zein, And Marsia Sumule. "Perilaku Komunikasi Pengguna Game Online “Mobile Legends”(Studi Pada Mahasiswa Fisip Universitas Halu Oleo)." Journal Ilmu Komunikasi Uho 3.1 (2018).1-18

 

Agus Hakim, (1996), Perbandingan Agama, Bandung: Diponegoro

 

Anwar, (2015), Strategi Penyelesaian Konflik Antar Teman Sebaya Pada. Remaja. Seminar Psikologi dan Kemanusiaan. Malang : Universitas.

 

Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Remaja Rosdakarya

 

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Remaja Rosdakarya

 

Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, (1995), Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

 

Erlisa Dwi Ananda, (2016), Pemanfatan Teknologi, Yogyakarta: CV Budi Utama

 

Haryono, Amirul Hadi,  (2005).  Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

 

Hendro Puspito, (1984), Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius

 

Hikmah Arif, (2009), Pengertian Tentang Dampak, Bandung : Alfabet

 

H. Hamzah Ya‟qub, (1993), Etika Islam, Bandung: Diponegoro

 

Iskandar. (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.  Jakarta: GP

 

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2010

 

Kaelany, (2000), Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Aksara

 

Margono. (2010), Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

 

Moleong, Lexy J. (20109), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

 

Muhibbin Syah, (2006), Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada

 

Muhammad Alim, (2006), Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya

 

Mursal dan H.M. Taher, (1980), Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Bandung: Al-ma’arif

 

M. Yatimin Abdullah, (2007), Studi Akhlak Dalam Perspektif AlQuran, Jakarta: Amzah

 

Nasarudin, Histirisitas & Normalitas (2008)), Tasawuf, Semarang: Aktif Media

 

Poerwadarminta, W.J.S, (2010), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka

 

Rohmalina Wahab, (2015), Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo

 

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif.  Bandung : Alfabeta

 

Sukandarmidi. (2002). Metode Penelitian. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Syukur, Nico, (1995), Dister, Psikologi Agama, Jakarta: Kanisius

 

Waralah Rd Christo, (2008), Dampak Menurut Para Ahli. Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008)

 

Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta

 

Yusuf, LN Syamsu. (2015), Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 



0 $type={blogger}:

Postingan Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Kota Jambi, Indonesia

Putra Muaro Bungo

Putra Muaro Bungo
Jadilah Diri Sendiri Tanpa Berharap Kepada Manusia

Simpel Aja

Simpel Aja

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

My Famili

SELAMAT DATANG DI

BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN BLOG KHAIRUL AKMAN

Arsip Blog

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

TERIM KASIH

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT